Wednesday, January 30, 2013

BILA TELAH TAKBIRATULIHRAM....

      

   Semalam di surau tempat kerja, siap aku mengambil wudhu , ada seseorang tengah solat. Tiba-tiba handphone nya berbunyi. Lantas ia berhenti dan mengambil handphone dan menjawab panggilan itu. MasyaAllah kataku dalam hati. Sedih bertimpa-timpa dalam hatiku melihat kejahilan di depan mataku sendiri.

         Mungkin ramai yang tidak mengetahui, iaitu bila saja kita mula solat dengan lafaz takbiratul ihram, kita di haramkan  berbuat   sesuatu yang mungkin halal atau harus sewaktu diluar solat. Contohnya menjawab telefon halal, tapi bila sudah mula solat , haram menjawab telefon. Tegasnya selain dari perbuatan solat, haram di lakukan semasa solat , kecuali menyelamatkan nyawa. Kerana bila kita sudah takbir Allahu akbar, iaitu yang bermakna  Allah maha Besar, maka selainNya semua adalah kecil dan mesti/wajib ditinggalkan. Kerana makna  :

Takbiratul ihram ialah:
"Takbir yang mengharamkan perkara yang halal"

           Aku tidak dapat menahan hati dari melihat kejahilan ini, lalu para pembaca sekelian eloklah disebar-sebarkan perkara ini supaya tidaklah seseorang  mendapat dosa yang sia-sia saja.  Tegasnya apabila kita mula saja solat,  jangan, dilarang melakukan lain-lain perkara seperti menjawab telefon, menutup paip yang terbuka, memarahi anak atau apa saja selain menyelamatkan nyawa.

Wallua'lam.....

          


Tuesday, January 29, 2013

ILMU TERSEBUT ADA DI HURUF BA' (Sedikit kemudahan syari'at bagi wanita)




Tahukah anda
bahwa dalam bahasa arab, ada satu huruf yang menjadi sebab perbedaan pendapat para Ulama fiqih, ini mungkin hanya terjadi dalam bahasa arab, unik dan ajaib.

Dan tahukah anda bahwa ada perbedaan Ulama dalam masalah mengusap kepala ketika  wudhu, ada yang mengusap penuh dengan kedua telapak tangan dari depan ke belakang lalu balik lagi ke depan sebagaimana pendapat dalam mazhab Hambali, ada juga yang mengusap sebagian saja meskipun mereka akhirnya berbeda lagi tentang ukuran sebagian, dalam mazhab Syafi'i cukup ukuran tiga jari, dalan dalam mazhab Hanafi seukuran telapak tangan.

Yang unik adalah, para Ulama Besar itu berbeda pendapat gara-gara satu huruf, yaitu huruf Ba' sebagaimana tercantum dalam ayat tentang wudhu "وامسحوا برؤوسكم" yang artinya "dan usaplah kepala-kepala kalian".

Dalam bahasa arab
, terkadang huruf Ba' bila bersambung dengan kata lainnya, ia lantas memiliki keunikan dua erti, iaitu sebagian dan keseluruhan, oleh kerana itulah Ulama berbeda pendapat.

Dan justru di sinilah, kita akan mengetahui hikmah, betapa luasnya bahasa arab, yang kemudian berdampak pada
kenikmatan dalam menjalankan agama kita, terutama dalam masalah wudhu. Cuba kita bayangkan, bila ada seorang muslimah yang fanatik terhadap pendapatnya untuk mengusap kepala secara keseluruhan dalam berwudhu, dan ia tidak mau menerima pendapat lain, lalu tiba-tiba ia dihadapkan pada situasi, dimana tempat wudhu khusus wanita tidak ada, sedang ia harus berwudhu untuk melaksanakan sholat, apa yang mungkin akan ia lakukan?

Mungkin  saja ia mencari tempat wudhu lain, namun bila waktu tidak cukup boleh  jadi ia akan melewatkan waktu shalat yang sudah datang. Boleh  pula ia tayammum, tapi bila setiap hari ia bertayammum dalam kondisi seperti itu sedangkan air ada, sepertinya tidak afdhol kerana hal itu bukanlah sebuah pilihan fiqih yang disarankan. Kes ini mungkin jarang berlaku , namun kondisi di kota-kota besar, apalagi di tempat umum seperti  pejabat-pejabat, kondisi seperti ini sangat mungkin terjadi.

Nah, untuk mengatasi situasi di atas, alangkah baiknya bila seorang muslimah itu sedikit mengerti tentang persoalan agamanya, khususnya masalah di atas. Bila ia mengerti sebab perbedaan Ulama dalam masalah mengusap kepala, maka otomatik ia akan boleh mempertimbangkan untuk kemudian berpindah sementara ke mazhab Syafi'i, sehingga ia tak perlu bersusah membuka jilbabnya, cukup dengan mengusapkan tiga jarinya ke ujung kepala, selesai persoalan. Wallahu a'lam.



(Inspirasi dari : Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid Ibnu Rusyd)

sumber: zilzaal

Saturday, January 26, 2013

JANGAN HEBAHKAN PERBUATAN KEJI SENDIRI...



Kadang seseorang
melakukan dosa dalam keadaan tersembunyi, tak diketahui orang. Tiba-tiba kemudian ia dengan bangga mendedahkan amal nya yang buruk itu. Allah lebih murka kepadanya seperti yang di nukilkan dari hadis ini:


"Daripada Abu Hurairah r.a. katanya,

“Aku telah mendengar Rasulullah SAW katanya:
“Setiap umatku akan dimaafkan melainkan orang-orang yang menunjuk-nunjuk perbuatan dosa (supaya diketahui oleh orang lain).
Sesungguhnya antara perbuatan menunjuk-nunjuk itu ialah seseorang melakukan suatu perbuatan di waktu malam kemudian berpagi-pagi dia bercerita sedangkan Allah telah menutupinya”, tiba-tiba dia berkata, “Wahai fulan, semalam aku telah melakukan begini dan begini”. Orang itu semalam-malaman telah ditutupi celanya oleh Allah, tetapi pagi-pagi dia membuka tutupan Allah ke atas dirinya." (HR Bukhari dan Muslim)

ORANG-ORANG YANG AMALNYA TIDAK BERPAHALA..



Oleh: Hartono Ahmad Jaiz


Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad saw banyak yang menegaskan tidak adanya pahala bagi orang kafir, musyrik, munafiq, tidak beriman, dan bahkan orang Islam yang berbuat baiknya bukan kerana Allah swt tetapi kerana riya’, yaitu pamer kebaikan untuk dilihat orang lain

Bukan ikhlas kerana Allah swt. Sehingga dari ayat-ayat dan hadits Nabi saw telah jelas bahwa orang kafir, baik mereka itu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) yang tidak masuk Islam, maupun orang-orang kafir musyrik (bukan Ahli Kitab, beragama apapun) maka tidak ada pahala bagi mereka, dan kelak di akherat kekal di neraka. Itu jelas dalam Al-Qur’an Surat Al-Bayyinah ayat 6.

Selain orang kafir, orang yang mengaku Islam tetapi sebenarnya kafir (yaitu munafiq), mereka juga tidak ada pahala apa-apa di akherat.

Orang kafir dan munafiq (menampakkan dirinya Islam tetapi hatinya kafir) itu agamanya sama,  iaitu agama kekafiran. Orang kafir itu sendiri agamanya berbeda-beda, hanya saja di dalam istilah Islam sudah dikategorikan bahwa al-kufru millah waahidah, kekafiran itu adalah agama yang satu. Berbeda-beda agamanya (yakni selain Islam) tetapi sama kafirnya. Itu semua mereka tidak berpahala, dan di akherat kelak tempatnya di neraka selama-lamanya.

Itu jelas dalam Al-Qur’an:
'Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.' (QS Al-Bayyinah/ 98: 6).



Ayat-ayat tentang hapusnya amal
'Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.' (QS Al-Maaidah/ 5 : 5).

Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS Al-An’aam/ 6: 88).

Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan kerana akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS Al-Ahzab/ 33: 19).

Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/ 47: 9).

Yang demikian itu adalah kerana sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (kerana) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/ 47: 28).

Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah serta memusuhi rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/ 47: 32).

Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu): "Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?"

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS Hud/ 11 : 14, 15, 16).

Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani Israil berkata: "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)".

Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan. (QS Al-A’raaf/ 7 : 138, 139).

Hadits dan tafsir tentang batalnya amal hingga tak berpahala
Riwayat dari Abi Waqid Al Laitsi, ia berkata: “Kami keluar kota Madinah bersama Rasulullah menuju perang Hunain, maka kami melalui sebatang pohon, aku berkata: “Ya Rasulullah jadikanlah bagi kami pohon “dzatu anwaath” (pohon yang dianggap keramat) sebagaimana orang kafir mempunyai “dzatu anwaath”. Dan adalah orang-orang kafir menggantungkan senjata mereka di pohon dan beri’tikaf di sekitarnya. Maka Rasulullah menjawab: “Allah Maha Besar, permintaanmu ini seperti permintaan Bani Israil kepada Nabi Musa: (`Jadikanlah bagi kami suatu sembahan, sebagaimana mereka mempunyainya`), sesungguhnya kamu mengikuti kepercayaan orang sebelum kamu.” (HR Ahmad dan Al-Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, hadits no 267).

Tafsir Al-Qur’an keluaran Departemen Agama RI mengulas sebagai berikut:

Kenyataan tentang adanya kepercayaan itu diisyaratkan hadits di atas pada masa dahulu dan masa sekarang hendaknya merupakan peringatan bagi kaum muslimin agar berusaha sekuat tenaga untuk memberi pengertian dan penerangan, sehingga seluruh kaum muslimin mempunyai akidah dan kepercayaan sesuai dengan yang diajarkan agama Islam.
Masih banyak di antara kaum muslimin yang masih memuja kuburan, mempercayai adanya kekuatan ghaib pada batu-batu, pohon-pohon, gua-gua, dan sebagainya. Kerana itu mereka memuja dan menyembahnya dengan ketundukan dan kekhusyukan, yang kadang-kadang melebihi ketundukan dan kekhusyukan menyembah Allah sendiri.

Banyak juga di antara kaum muslimin yang menggunakan perantara (wasilah) dalam beribadah, seakan-akan mereka tidak percaya bahwa Allah Maha Dekat kepada hamba-Nya dan bahwa ibadah yang ditujukan kepada-Nya itu akan sampai tanpa perantara. Kepercayaan seperti ini tidak berbeda dengan kepercayaan syirik yang dianut oleh orang-orang Arab Jahiliyyah dahulu, kemungkinan yang berbeda hanyalah namanya saja. (Al-Qur’an dan Tafsirnya, Departemen Agama RI, Jakarta, 1985/ 1986, jilid 3, halaman 573-574).

Imam Al-Baghowi menjelaskan dalam tafsirnya:
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS Hud/ 11 : 16)

Para ulama berbeda pendapat dalam makna ayat ini. Mujahid berkata: Mereka itu adalah ahli riya’ (pemilik sikap riya’, sombong, pamer). Kami telah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:

“Sesungguhnya yang paling saya khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil”. Mereka (para sahabat) bertanya: “Ya Rasulallah, apakah syirik kecil itu?” Beliau menjawab: “Riya’” (sombong, pamer). Allah berfirman di hari qiyamat ketika membalas manusia dengan perbuatan-perbuatan mereka: “Pergilah kalian ke orang-orang yang kalian pameri di dunia, maka lihatlah apakah kalian dapati balasan (pahala) di sisi mereka?” (HR Ahmad).

(Pendapat lain) dikatakan: (Makna ayat) ini mengenai orang kafir. Adapun orang mukmin, maka menginginkan dunia dan akherat, sedang keinginannya untuk akherat itu dominan, maka dibalas kebaikan-kebaikannya di dunia, dan diberi pahala atas kebaikan-kebaikannya itu di akherat. Kami telah meriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak mendhalimi orang mukmin satu kebaikan pun, maka orang mukmin itu diberi atas perbuatan baiknya (berupa) rezeki di dunia, dan diganjar kebaikan-kebaikannya itu di akherat. Adapun orang kafir maka diberi (balasan) kebaikan-kebaikannya di dunia sehingga begitu habis (kebaikannya) lalu ke akherat tidak ada kebaikan lagi baginya yang akan diberikan sebagai (balasan) kebaikan. (HR Muslim dan Ahmad). (Al-Baghowi, Tafsir Al-Baghowi/ Ma’alimut Tanzil, Daru Thibah, Riyad, cetakan 4, 1417H/ 1997M, juz 4 halaman 166).

sumber: suara Islam online

SIFAT BABI YANG JELIK....

Allah mengharamkan babi. Tentu ada sebab atau hikmahnya. Kisah di bawah boleh memberikan sedikit gambaran.....

Suatu ketika Syeikh Muhammad Abduh mengunjungi Perancis. Beberapa mahasiswa menanyakan padanya tentang alasan ajaran Islam mengharamkan babi. "Umat Islam mengatakan babi itu haram kerana memakan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba, dan bakteria-bakteria berbahaya. Sekarang, semua itu sudah hampir tidak ada kerana babi dipelihara di peternakan modern, kebersihannya terjamin, dan proses sterilisasi yang sudah memadai. Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteria dan mikroba berbahaya?"


Syeikh Muhammad Abduh tidak terus  menjawab. Dengan cerdik beliau minta dihadirkan 2 ekor ayam jantan dan 1 ekor ayam betina, serta 2 ekor babi jantan dan 1 ekor babi betina.

Mereka bertanya, "Untuk apa semua ini?"

"Penuhi apa yang saya minta, maka akan saya perlihatkan satu rahsia," jawab Syeikh

Mereka memenuhi permintaan Muhammad Abduh. Pemikir Islam ini segera mengurung 2 ekor ayam jantan bersama 1 ekor ayam betina dalam 1 kandang. Apa yang terjadi? Dua ekor ayam jantan itu berkelahi dan
saling membunuh untuk mendapatkan ayam betina.

Setelah itu Muhammad Abduh melepas 2 ekor babi jantan dengan  1 ekor babi betina. Kali ini, mereka menyaksikan sebuah "keanehan". Tidak ada sedikit pun perkelahian untuk memperebutkan babi betina. Tanpa rasa cemburu dan harga diri, babi jantan yang satu justeru membantu babi jantan lainnya melaksanakan hajat seksualnya. Mengapa hal ini terjadi? "

Saudara-saudariku semua, daging babi membunuh 'ghairah' orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian.
Seorang lelaki dari kalian membiarkan isterinya bersama lelaki lain, tanpa rasa cemburu.

Atau seperti seorang bapa di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, tapi kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu dan was-was.
Sesungguhnya, daging babi itu menularkan sifat-sifat buruk pada orang yang memakannya.

Muhammad Abduh kemudian memberikan contoh-contoh baik dalam syariat Islam. Misalnya, Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran serta memakan kotorannya. Siapapun yang ingin menyembelihnya harus mengurungnya selama beberapa hari serta memberinya makan yang sesuai. Mengapa? Agar perutnya terbebas dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba berbahaya yang boleh  menular pada manusia. Itulah hukum Allah. Itulah perlindungan dan kasih sayang Al-Khaliq kepada manusia.

(Disalin dr buku "Haram Bikin Seram" karya Tauhid Nur Azhar)

sumber:  zilzaal

Thursday, January 24, 2013

SUBHANALLAH, PELUK ISLAM KERANA PAKAIAN DALAM...




Mungkin kedengaran aneh dan janggal. Hidayah memang boleh datang bila-bila saja dan pada siapa saja. Selama ini mungkin kita lebih sering mendengar masuk islamnya seorang non muslim kedalam islam di sebabkan hal-hal luar biasa dan penting. Seperti doktor Miller seorang penginjil Kanada yang masuk Islam setelah menjumpai I’jaz Qur’an dari berbagai segi. Tapi yang ini benar-benar tidak biasa. Ya,…masuk islam gara-gara pakaian dalam!!

Fakta ini dikisahkan doktor Sholeh, pengajar di sebuah perguruan Tinggi Islam di
Saudi, saat ditugaskan ke England . Ada seorang perempuan tua yang biasa mencuci pakaian para mahasiswa Inggeris termasuk pakaian dalam mereka.


Suatu hari wanita tua ini menceritakan kehairanannya selama bertugas, kepada doktor Sholeh, perihal adanya pakaian dalam yang ‘aneh’. Ada beberapa pakaian dalam yang tidak berbau seperti mahasiswa umumnya, apa sebabnya? Maka ustadz ini menceritakan kerana pemiliknya adalah muslim, agama kami mengajarkan bersuci setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar, tidak seperti mereka yang tidak perhatian dalam masalah seperti ini.

Betapa terkesan ibu tua ini dan tidak lama kemudian ia mengikrarkan syahadat, masuk Islam dengan perantaraan pakaian dalam!!!


Di petik dari : Majalah Al-Qawwam edisi 15, dzul qa’dah 1427 H Badiah, Riyadh.

RAHSIA SOLAT DHUHA...



Majoriti daripada kita mungkin tidak berkesempatan atau meringan-ringankan solat dhuha. Tetapi ada beberapa perkara yang mungkin kita tak ketahui atau terlepas pandang.....

Allah Ta'ala dalam beberapa ayat bersumpah dengan waktu Dhuha. Dalam pembukaan surat As-Syams, Allah berfirman, "Demi matahari dan demi waktu Dhuha." Bahkan, ada surat khusus di Alquran dengan nama Addhuha.

Pada pembukaannya, Allah berfirman, "Demi waktu Dhuha." Imam Arrazi menerangkan bahwa Allah Ta'ala setiap kali bersumpah dengan sesuatu, itu menunjukkan hal yang agung dan besar manfaatnya. Bila Allah bersumpah dengan waktu Dhuha, berarti waktu Dhuha adalah waktu yang sangat penting. Benar, waktu Dhuha adalah waktu yang sangat penting. Di antara doa Rasulullah SAW: Allahumma baarik ummatii fii bukuurihaa. Artinya, "Ya Allah berilah keberkahan kepada umatku di waktu pagi."


Ini menunjukkan
bahwa orang-orang yang aktif dan bangun di waktu pagi (waktu Subuh dan Dhuha) untuk beribadah kepada Allah dan mencari nafkah yang halal, ia akan mendapatkan keberkahan. Sebaliknya, mereka yang terlena dalam mimpi-mimpi dan tidak sempat shalat Subuh pada waktunya, ia tidak mendapat  bahagian keberkahan itu.

Abu Dzar meriwayatkan sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda, ''Bagi tiap-tiap
ruas anggota tubuh kalian hendaklah dikeluarkan sedekah baginya setiap pagi. Satu kali membaca tasbih (subhanallah) adalah sedekah, satu kali membaca tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, satu kali membaca takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh berbuat baik adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan, semua itu bisa diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha.'' (HR Muslim)

Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah SAW selalu melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat.
Dalam riwayat Ummu Hani', "Kadang Rasulullah SAW melaksanakan shalat Dhuha sampai lapan rakaat." (HR Muslim).

Imam Attirmidzi dan Imam Atthabrani meriwayatkan sebuah hadis yang menjelaskan bahwa bila seseorang melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu ia berdiam di tempat shalatnya sampai tiba waktu Dhuha, kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha, ia akan mendapatkan pahala seperti naik haji dan umrah diterima. Para ulama hadis merekomendasikan hadis ini kedudukannya hasan.

Jelaslah bahwa shalat Dhuha sangat penting bagi orang beriman. Penting bukan kerana--seperti yang banyak dipersepsikan-- shalat Dhuha ada hubungannya dengan mencari rezeki, melainkan ia penting kerana sumpah Allah SWT dalam Al-Qur'an. Maka, sungguh bahagia orang-orang beriman yang memulai waktu paginya dengan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu dilanjutkan dengan shalat Dhuha.


sumber:  zilzaal

Saturday, January 19, 2013

BASHAR ASSAD TINGGAL DI KAPAL PERANG....




Damaskus (SI ONLINE) -
Presiden Syria, Bashar Al Assad, dan keluarganya dikhabarkan telah tinggal di sebuah kapal perang yang dijaga Angkatan Laut Rusia. Demikian kata sejumlah laporan. Diktator yang dimusuhi itu dikatakan telah pindah bersama keluarganya dan sekelompok pembantu pilihan ke kapal perang di luar pantai Syria.

Langkah itu dikatakan terjadi setelah Assad kehilangan kepercayaan atas tentara keamanannya sendiri. Assad dilaporkan telah diangkut dengan helikopter ke Damaskus untuk menghadiri pertemuan di istana kepresidenan. Demikian dipetik Kompas.com.

Sumber-sumber intelijen mengatakan kepada harian Saudi, Al-Watan, Assad dilindungi Rusia. Menurut sumber-sumber itu, kata Al-Watan, ketakutan Assad akan kemajuan oposisi di Damaskus menjadi salah satu alasan mengapa dia pindah ke kapal perang.

Posisinya itu juga diduga demi memungkinkan evakuasi cepat ke Moscow  jika memang diperlukan. Rusia tetap menjadi sekutu rejim itu sejak pemberontakan rakyat pecah pada March 2011. Hingga saat ini, berdasarkan perkiraan PBB, lebih dari 60,000 orang terbunuh dalam konflik di negara itu.

Rusia juga mendukung pidato Assad minggu  lalu, saat dia menawarkan solusi untuk mengakhiri krisis, yaitu dengan menyerukan piliharaya nasional dan membentuk pemerintahan baru. Dalam pidato publik pertamanya selama enam bulan terakhir, Assad mendesak rakyat Syria untuk bergabung dalam "perang membela bangsa".

Pidato pembangkangannya itu berlangsung selama satu jam dan mendapat sambutan dari para loyalis di gedung opera di ibu kota Damaskus. Saat itu Assad menegaskan  apa yang dia klaim sebuah inisiatif perdamaian untuk mengakhiri pemberontakan terhadap pemerintahannya.

Namun, dia menyatakan tidak akan berbicara dengan orang-orang yang disebutnya sebagai ekstremis "yang hanya mengerti bahasa terorisme" atau "boneka" Barat.

Tidak berubah

Rusia sendiri pertengahan Disember lalu, untuk pertama kalinya secara terbuka mengakui bahwa Presiden Syria, Bashar al Assad, menghadapi kekalahan melawan pemberontak. Pernyataan itu disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, dalam pertemuan di lembaga penasihat Kremlin.

Dia mengatakan, Pemerintah Syria kehilangan kontrol ke atas wilayah demi wilayah, dan kemenangan oposisi tidak boleh dikesampingkan.

"Mengenai persiapan kemenangan bagi oposisi, tentu hal itu tidak boleh  dikesampingkan," kata Mikhail Bogdanov seperti dikutip pejabat  berita ITAR-TASS.

"Kita harus melihat kenyataan yang ada. Rejim pemerintah kehilangan kontrol atas wilayah demi wilayah di sebagian besar wilayah di negara itu," tambahnya.

Pada saat yang sama, Bogdanov menegaskan kembali seruan Rusia agar dicapai kompromi dengan mengatakan diperlukan waktu lama bagi oposisi untuk mengalahkan rejim, dan situasi itu akan menelan banyak korban.

"Pertempuran akan semakin sengit dan akan ada puluhan ribu, bahkan ratusan ribu korban nyawa," kata wakil menteri luar negeri.

Namun, Mikhail Bogdanov tidak mengeluarkan signal  bahwa Rusia boleh  mengubah pendirian dan berhenti memblokir boikot internasional terhadap Pemerintah Syria.

Wartawan BBC di Moskow, Steven Rosenberg, melaporkan posisi resmi Rusia terhadap sekutu pentingnya sejauh ini tidak berubah. "Rusia tetap berpendapat bahwa pengusiran  Presiden Assad akan memperdalam konflik," ujar Rosenberg.

Meskipun posisi Rusia belum berubah, wakil Menteri Luar Bogdanov mengatakan, Pemerintahan Rusia sedang merancang rencana aksi untuk mengevakuasi warganya di Syria  bila diperlukan.

Menurutnya, majoriti  warga Rusia di Syria adalah perempuan Rusia yang menikah dengan lelaki  Syria dan anak-anak mereka. Sampai saat ini belum ada rencana memulangkan para diplomat dan keluarga mereka.


red: shodiq ramadhan
sumber: wartakotalive.com

Wednesday, January 16, 2013

27 BAHAYA AKIBAT ZINA....

Dengan rasa sedih kita mendengar bayi dibuang sana-sini akibat perbuatan zina, namun masih berlaku hari demi hari. Beringat lah semua saudaraku beberapa perkara berikut:




Sangat  banyak efek negatif dari perbuatan zina.
Semua ini memberikan gambaran betapa buruk akibat  perbuatan nista ini dan alangkah rendah moral pelakunya.

Efek negatif perbuatan tak senonoh ini tidak hanya akan dirasakan oleh si pelaku tapi juga oleh si anak yang tidak tahu-menahu. Semoga Allah Azza wa jalla melindungi kita dan seluruh kaum muslimin dari perbuatan keji ini.

Diterjemahkan dari kitab "Khatarul Jarîmah al khuluqiya". Zina berisi seluruh kejelekan diantaranya:

1. Zina mengurangi agama seseorang

2. Zina menghilangkan sifat wara’

3. Zina merusak kehormatan dan harga diri

4. Zina mengurangi sifat cemburu

5. Penzina mendapatkan murka Allah Azza wa jalla.

6. Zina menghitamkan wajah dan menjadikannya gelap

7. Zina menggelapkan hati dan menghilang cahayanya

8. Zina mengakibatkan kefakiran yang terus menerus.

9. Zina menghilangkan kesucian pelakunya dan menjatuh nilainya dihadapan Rabbnya dan dihadapan manusia.

10. Zina menghilangkan  sifat dan julukan terpuji seperti ‘iffah, baik, adil, amanah dari pelakunya serta menyematkan sifat cela seperti fajir, pengkhianat, fasiq dan penzina.

11. Pezina menyeburkan diri pada adzab di sebuah tungku api neraka yang bagian atasnya sempit dan bawahnya luas. Sebuah tempat yang pernah disaksikan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menyiksa para pezina.
[HR al-Bukhâri dalam shahihnya dari sahabat Samurah bin Jundab Radhiyallahu anhu].

12. Zina menghilangkan nama baik dan menggantinya dengan al khabîts, sebuah gelar yang disematkan buat para pezina

13. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kegelisahan hati buat para pezina

14. Zina menghilangkan kewibawaan. Wibawanya akan di cabut dari hati keluarga, teman-temannya dan yang lain

15. Manusia memandangnya sebagai pengkhianat. Tidak ada seorangpun yang akan  mempercayainya mengurusi anak dan isterinya

16. Allah Azza wa jalla memberikan rasa resah-gelisah  dan susah dihati pezina

17. Penzina telah menghilangkan kesempatan dirinya untuk mendapatkan kenikmatan bersama bidadari di tempat tinggal indah di syurga

18. Perbuatan zina mendorong pelakunya berani durhaka kepada kedua orang tua, memutus kekerabatan, bisnes haram, menzhalimi orang lain dan menelantarkan isteri dan keluarga

19. Perbuatan zina dikelilingi oleh perbuatan maksiat lainnya. Jadi perbuatan nista ini tidak akan berlaku  kecuali dengan didahului, dibarengi dan diiringi beragam maksiat lainnya. Perbuatan keji menyebabkan keburukan dunia dan akhirat

20. Pelaku zina wajib diberi pemulauan; pezina yang belum menikah didera seratus kali dan diasingkan selama setahun dari daerahnya sedangkan pelaku yang pernah menikah atau masih berkeluarga direjam (dilempari) batu sampai mati

21. Zina merusak nasab

22. Zina menghancurkan kehormatan dan harga diri orang

23. Zina menyebabkan tersebarnya waba penyakit berbahaya, tha’un (lepra) dan tersebarnya penyakit kelamin yang umumnya sulit diubati, minimal penyakit syphilis

24. Perbuatan zina membuka peluang bagi keluarganya untuk terjerumus dalam perbuatan serupa. Dalam pepatah dikatakan :

كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ

Engkau akan dibalas sesuai dengan perbuatanmu


25. Zina menyebab balasan amalan shalihnya hilang sehingga ia bangkrap pada hari kiamat.

26. Dihari kiamat pelaku zina akan dihadapkan pada orang yang isterinya dizinai untuk diambil pahala kebaikannya sesuka si suami sehingga tidak tersisa kebaikan sedikitpun

27. Anggota tubuh seperti tangan, kaki, kulit, telinga, mata dan lisan akan memberikan persaksian yang menyakitkan. Allah Azza wa jalla berfirman :

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. [an-Nûr/ 24:24].


Diantara penyebab Zina adalah budaya berpasangan  yang merupakan budaya yang sangat diikuti  oleh anak muda zaman sekarang, bahkan ghairah hidup boleh  menjadi sirna jika tidak punya pasangan.

Cara berpasangan  sekarang sangat bervariasi dengan  adanya fasiliti handphone, telephon, komputer untuk chating atau face book. Bermula dari hubungan elektronik, lalu berjanji untuk bertemu dan akhirnya perjumpaan demi perjumpaan pun terjadi. Sehingga berakibat terjadinya perbuatan haram dan terkutuk. Awalnya, mereka lakukannya dengan penuh rasa takut, tapi akhirnya menjadi kebiasaan.

Syariat Islam sangat melarang budaya tersebut sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang melarang laki-laki dan wanita bukan mahram berdua-duan.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يَخْلُوَنَّ بِإمْرَأَةٍ لَيْسَ مَعَهَا ذِيْ مَحْرَمٍ مِنْهَا فإَِنَّ ثَالِثُهُمَا الشَّيْطَانُ

'Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah berdua-duaan dengan wanita yang tidak bersama mahramnya karena yang ketiga adalah syaitan.'
[Shahîh diriwayatkan Imam Bukhâri dalam Shahîhnya (1862) dan Imam Muslim dalam Shahîhnya (3259)]

Amir bin Rabi’ah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ إِلاَّ مَحْرَمٍ


'Ketahuilah, tidak boleh seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya, kerana yang ketiga adalah syaitan kecuali bersama mahramnya.'
(HR. Ahmad no:142) dan hadits serupa dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu telah dituturkan di atas.

sumber:  zilzaal

TINGGALKAN 10 PENGHAMBAT KEJAYAAN...





Saya taklah pandai sangat memotivasi ni, tapi, mungkin ini ada baiknya untuk kalian......

10 penghambat berikut perlu ditinggalkan untuk berjaya, iaitu:
1. Jangan biarkan pendapat atau cakap-cakap orang lain mengawal hidup kita.

2. Jangan malu dengan kegagalan masa lalu, sebaliknya jadikan ia sebagai panduan, pengajaran dan motivasi untuk berjaya.

3. Jangan tidak menetapkan matlamat, kedua-dua matlamat jangka pendek dan jangka panjang.

4. Jangan menunda-nunda tindakan atau usaha untuk mencapai matlamat yang ditetapkan.

5. Jangan buang masa begitu saja tanpa berbuat apa-apa yang berfaedah.

6. Jangan ingat diri sendiri saja yang betul, orang lain semua salah. Terima dengan senang hati pendapat atau nasihat orang lain yang berguna.

7. Jangan lari daripada masalah yang perlu diselesaikan.

8. Jangan pandai mencari alasan tetapi tidak pandai membuat keputusan yang baik.

9. Jangan terlepas pandang perkara-perkara positif dalam diri dan kehidupan.

10. Jangan tidak menghargai masa sekarang, sehingga disia-siakan.

tk: sitik's

 
Sumber

Tuesday, January 15, 2013

ROMANTIKA KEMISKINAN....



Oleh :Andi Wibisana

Romantika kemiskinan. Istilah ini baru saja saya dapatkan semalam. Sebuah istilah unik, cukup jenaka, namun cukup

tepat untuk menggambarkan mentaliti sebagian orang yang memang menyukai kemiskinan. Tidak senang hidup susah, tapi susah hatinya bila melihat orang hidup senang. Urat miskin, kata istilah orang di kampung tempat saya tinggal.


Mereka yang terpikat  dengan romantika kemiskinan ini menganggap bahwa umat Muslim harus miskin selama-lamanya. Para pemimpin kaum Muslimin pun dituduh  zalim bila kaya raya. Seorang Ahmadinejad 'penerima tuah' dari perspektif senget  ini terutama ketika  ia melelong Peugeot 504 tuanya untuk dihibahkan bagi tabung negara, tanpa ada yang  melihat prestasi pengurusannya sebagai presiden.

Mereka yang terpikat  dengan romantika kemiskinan ini menganggap harta harus dijauhi, kerana ia identik dengan hawa nafsu. Identik dengan hubbud dunya. Bersamaan dengan kenestapaan dihadapan mahkamah Yaumil Hisab. Kronisnya, asumsi ini dihubungkan dengan asumsi minor bahwa hanya dengan hidup miskin dan sederhana sajalah, kejayaan yang pernah dirasakan oleh umat ini di zaman dahulu dapat dicapai kembali.

Mungkin mereka lupa bahwa ketika Islam berjaya, umat ini sangat kaya-raya. Mungkin mereka lupa juga bahwa pernah ada masanya Khalifah Umar bin Abdul Aziz radhiyallaahu 'anhu kepayahan mencari penerima  zakat di seantero kekhilafahan Islam.

Atau mungkin banyak juga yang lupa bahwa selain orang-orang miskin yang hidup seadanya, di antara para sahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam juga ada saudagar-saudagar kaya seperti Abdurrahman bin 'Auf radhiyallaahu 'anhu dan 'Utsman bin 'Affan radhiyallaahu 'anhu yang dengan mudah dapat bersedekah dengan sekian ratus dinar, sepetak kebun atau sekian puluh ekor unta. Atau mungkin lupa  meneliti bahwa lapan dari sepuluh sahabat radhiyallahu 'anhuma yang dijamin masuk syurga oleh Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah saudagar kaya. Sejarah kaum Muslimin membuktikan bahwa APBN kekhilafahan ditopang oleh finansial beberapa orang saudagar saja. Sudah sejak lama.

Tidak semua orang punya duit, tapi semuanya punya cita-cita. Itulah sebabnya orang-orang miskin di zaman Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah 'protes', sebab mereka melihat para sahabat yang kaya dapat bersedekah banyak sekali, sedangkan mereka tidak mampu melakukannya. Meskipun akhirnya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam memberikan solusi berupa amalan-amalan yang dapat mereka lakukan untuk mengganti sedekah yang tak dapat mereka lakukan itu, hal ini menunjukkan pada kita bahwa mental mereka adalah mental orang kaya, bukan mental orang miskin. Mereka tidak suka terus-terusan menaruh tangannya di bawah, menerima zakat dan BLT. Semuanya punya mimpi besar agar di kemudian hari boleh  hidup berkecukupan dan membantu saudara-saudaranya yang masih kesusahan.

Sejak dulu memang ada orang-orang yang bakat bisnesnya begitu besar, sehingga apa pun yang ia usahakan selalu berhasil. Kekayaan mereka tidak mengandung dosa, kerana tidak diperoleh dengan cara-cara yang melanggar aturan agama, dan mereka pun selalu memenuhi hak-hak orang lain dari hartanya itu.

Masalah muncul ketika kita memelihara suatu penyakit yang sangat berpotensi mengundang penyakit-penyakit lainnya, iaitu hasad (iri dengki). Kalau sudah dengki, logika pun terancam mati. Menarik sekali menyemak penjelasan Dr. Mutawalli asy-Sya'rawi mengenai sifat hasad yang disebut dalam surah Al-Falaq. Menurut beliau, setiap Muslim harusnya tidak mengenal sifat hasad, dan kerana itu, mereka pun tak tahu bagaimana harus mengatasi hasad orang lain kepada dirinya. Oleh kerana itu, solusi satu-satunya hanyalah berlindung kepada Allah, sebagaimana pesan dalam surah Al-Falaq. Memang benar, kalau orang dengki pada kita, nampaknya tak ada yang boleh  kita lakukan selain berlindung kepada Allah.

Kesalahan pertama yang dilakukan oleh para pendengki ini adalah pemahamannya yang separuh2  tentang bagaimana Islam memposisikan harta. Mereka cenderung larut dalam ’romantika kemiskinan’ setelah membaca riwayat hidup Nabi saw. dan para sahabatnya yang hidup seakan 'serba kesusahan'. Mereka terkesan pada kisah ketika Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tidur di atas pelepah kurma, sehingga timbul bekas di badannya. Mereka menangis terharu mendengar bagaimana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam hanya meninggalkan secubit  harta ketika wafatnya, itu pun sebagiannya telah diwasiatkan untuk disedekahkan pada orang lain.

Akan tetapi
, ada riwayat-riwayat lain yang mereka lupakan. Mereka lupa bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam di Mekkah dahulu adalah seorang pedagang sukses sejak sebelum berusia 20 tahun, yang kemudian hidup berlimpah setelah menikah dengan Khadijah radhiyallaahu 'anha, seorang saudagar perempuan yang sangat terhormat. Mahar pernikahannya pun tidak main-main, mencapai jumlah yang cukup fantastik dan tak mungkin dipenuhi oleh orang miskin : 20 ekor unta merah. (Kurs harga seekor unta merah kini setara dengan harga satu unit Toyota Alphard ! Saat ini, amat jarang  dijumpai seorang pemuda usia 25 tahun yang memberikan mahar senilai 20 unit Toyota Alphard demi menikahi seorang janda usia 40 tahun). Itu belum termasuk catering dan bermacam-macam  biaya walimah lainnya.

Banyak juga yang lupa bahwa kaya dan miskin adalah fenomena yang sudah ada sejak dahulu kala. Adapun  Mush’ab bin

'Umair ra. yang gagah  dan kaya dahulunya, namun setelah berislam, ia hidup sederhana. Disebutkan dalam sejarah, ia tak mendapatkan kain kafan yang cukup untuk menutup tubuhnya ketika wafatnya. Di lain pihak ada pula para shahabat yang tetap menjadi saudagar kaya hingga akhir ajalnya, sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya.

Jika kita membaca riwayat yang mengatakan bahwa 'Umar radhiyallaahu 'anhu menyedekahkan sebuah kebun, ’Utsman radhiyallaahu 'anhu menyedekahkan sekian, Abu Bakar radhiyallaahu 'anhu menyedekahkan sekian, maka kita juga harus ingat bahwa harta yang disedekahkannya itu pernah menjadi miliknya. Artinya, sebelum menyedekahkan sepetak kebun, maka kebun itu adalah miliknya yang sah.

Jangan lupa : hanya dua dari lima Rukun Islam yang tidak perlu wang untuk melaksanakannya, yaitu syahadatain dan shalat. Bulan Ramadhan, demi melaksanakan puasa wajib dan kecantikan  tidak wajib seperti baju raya dan tambang-menambang , menjadikan anggaran belanja rumah tangga kaum Muslimin membengkak berkali lipat. Zakat harta tidak mungkin ditunaikan kecuali oleh mereka yang memeliki kelebihan harta. Apalagi ibadah haji ke Baitullaah, amat mustahil bila tidak dengan kekuatan finansial dan tubuh badan, kecuali bagi yang ditanggung orang lain.

Kerana itu, tak ada salahnya menjadi seorang taukeh  perkebunan, kerana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tak pernah melarang hal yang demikian. Orang tak mesti miskin, bahkan Islam membenci kemiskinan. ’Ali bin Abu Thalib radhiyallaahu 'anhu pernah berandai-andai : kalau kefakiran itu adalah seorang manusia, niscaya ia akan membunuhnya. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pun mencontohkan doa agar kita dijauhkan dari kefakiran dan kekufuran untuk dibaca sebagai wirid pagi dan petang.

Memang Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya selalu memelihara hidup yang zuhud dan selalu siap untuk hidup susah di jalan Allah, tapi mereka benar-benar mampu memenuhi keperluannya sendiri, paling anti menyusahkan orang lain, namun uniknya dapat  tetap membantu  orang lain.

Kesalahan kedua
adalah ketidakmampuan dalam memahami aspek fungsional dari harta yang dilihatnya. Blackberry, misalnya, bisa dikira  sebagai barang mewah atau pemborosan di tangan seorang siswa universiti atau murid sekolah. Akan tetapi di tangan seorang wirausahawan, ia boleh  menjadi sebuah alat yang sangat bermanfaat. Internet, bagi mereka yang hanya kenal Facebook dan chatting, memang cenderung disalahgunakan. Akan tetapi bagi mereka yang tahu bagaimana cara memanfaatkannya, ia dapat menjadi hal yang sangat positif.

Banyak orang tahu bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam punya unta merah yang sangat handal untuk tujuan  transportasinya, namun mereka ’gatal’ melihat seorang ustadz membeli kendaraan mewah. ”Wah, sudah banyak duit nih!”, sindir mereka. "Sudah tak sperti  dulu lagi ya, ... Mulai hubud dunya !", cemooh orang banyak. Padahal fungsi motor dan kereta  mereka sama saja dengan fungsi unta bagi Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Bezanya, unta tidak ada aircond atau alat keselamatan  airbag. Function. Not fashion. Kemewahan kereta  dibanding unta harus dilihat secara bersamaan dengan perbandingan kapasitinya. Kapasiti angkut kereta  jauh lebih besar daripada unta, demikian juga kecepatannya. Kalau orang susah untuk nyaman di atas punggung unta, sekarang orang boleh  tidur di dalam kereta , asalkan ada yang memandunya. Lebih mewah, asal menghasilkan hasilkerja yang lebih baik, tidaklah mengapa. Justru itulah yang disebut kemajuan zaman sekaligus wibawa ('izzah) seorang mu'min.

Kesalahan ketiga adalah membuat perbandingan yang tidak apple to apple. Dengan melihat kondisi kewangan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam ketika wafat, lantas orang berkesimpulan bahwa keadaan itulah yang paling baik buat kita. Padahal, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sendiri yang berpesan agar kita meninggalkan harta untuk keturunan kita, agar mereka tidak hidup susah sepeninggalan kita. Apakah ada kontradiksi dalam sikap Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam ? Yang terjadi bukanlah kontradiksi, melainkan kegagalan dalam memahami masalah. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mengetahui bahwa ajaran yang diwariskannya itu berlaku hingga akhir zaman. Oleh kerana itu, yang digunakan adalah standard kecukupan, bukan nilai nominal. Asalkan ahli waris dapat hidup ala kadar, maka itu sudah cukup. Kehidupan dizaman Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sangat berbeda dengan sekarang.

Dulu, kalau lapar, tinggal panjat pohon kurma di kebun sendiri, atau perah susu dari kambing milik sendiri, atau sembelih unta sendiri. Waktu itu belum ada sekolah, hanya ada shuffah yang 100% percuma. Oleh kerana itu, anak-anak tak perlu tabung pendidikan. Sekarang, segalanya harus dibeli dengan wang. Kecuali para taukeh, hampir tak ada yang punya kebun yang hasilnya boleh  dipetik sendiri atau ternak yang produktif di rumahnya. Untuk makan dan sekolah, semuanya harus dengan wang.

Kalau dulu orang naik unta, dan unta makan rumput, sekarang orang naik kereta  dan motor, sedangkan kereta  dan motor makannya petrol  dan gas. Semuanya perlu wang. Kerana itu, wafat dengan tidak mewariskan apa-apa akan sangat menyulitkan bagi ahli warisnya. Mengambil jenazah korban kecelakaan di hospital  pun hanya boleh  dengan membayar dengan wang. Nanti menguburnya pun harus keluar wang lagi. Apa yang cukup di zaman Rasulullah saw. belum tentu cukup dizaman sekarang.

Sudah masanya umat Islam meninggalkan cara berpikirnya yang dibumbui oleh romantika kemiskinan. Kita tidak harus miskin, bahkan seharusnya kita tidak miskin. Miskin adalah kondisi finansial aktual, yang boleh  saja berubah seiring waktu. Akan tetapi kalau miskin visi, miskin cita-cita, dan miskin keberanian, apalagi kalau dibumbui dengan dengki, kelihatannya memang tak ada masa depan bagi kalangan 'urat miskin' yang seperti ini.

Wallaahu a'lamu bish_shawaab.



sumber : zilzaal

Saturday, January 12, 2013

LALAT... MAKHLUK YANG BERMENAFAAT?




Semua kita pasti tahu, apa itu lalat! Ya, ia seekor makhluk Allah subhanahu wata’aala yang dikenal suka hinggap di tempat-tempat yang kotor  dan banyak membawa penyakit/kuman. Sekalipun begitu, ia ada disebutkan di dalam al-Qur`an dan juga hadits nabawi.
Lantas, apa keistimewaannya, sehingga Allah subhanahu wata’aala menyebut dan menyinggungnya? Adakah hikmah di balik itu? Bagaimana kedudukannya di dalam hadits nabi shallallahu ‘alahi wasallam? Adakah pernyataan ilmiah yang menunjukkan keistimewaannya? Melalui halaman yang singkat ini, Insya Allah subhanahu wata’aala kita akan menyinggung secara ringkas tema-tema tersebut.


Lalat di Dalam al-Qur`an

Lalat yang di dalam bahasa Arabnya, “adz-Dzubab” disinggung dalam satu ayat, iaitu ayat 73, surah al-Hajj. Allah subhanahu wata’aala berfirman, ertinya,
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun. Walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS.al-Hajj: 73)

Dalam ayat
ini terdapat seruan agar bertauhid kepada Allah subhanahu wata’aala dan kecaman terhadap kesyirikan dan orang-orang Musyrik. Sebagaimana dinyatakan Ibn Katsir rahimahullah dalam ayat ini Allah subhanahu wata’aala mengingatkan betapa hina-dinanya berhala-berhala itu dan betapa lemahnya akal para penyembahnya.

Apa yang disembah orang-orang jahil dan musyrik itu diberi perumpamaan dengan sesuatu yang hina, iaitu seekor lalat. Bahwa sekalipun semua sesembahan mereka yang berupa berhala-berhala dan patung-patung itu berkumpul untuk menciptakan seekor lalat saja, benda-benda mati itu tidak akan pernah mampu melakukannya.
Padahal apalah erti seekor lalat; makhluk yang sangat hina dan kotor. Bahkan, jangankan menciptakan, bila ada seekor lalat merampas sesuatu dari tubuhnya, berhala-berhala itu tak mampu untuk melindungi diri sendiri. Jadi alangkah lemah dan hinanya berhala-berhala itu, bilamana seekor lalat yang dikenal lemah dan kotor justeru lebih kuat darinya. Kerana itu, keduanya sama-sama lemah, baik lalat maupun berhala-berhala itu.

Syaikh Abu Bakar al-Jaza`iri
mengatakan, “Dibuatnya permisalan dengan seekor lalat itu merupakan sesuatu yang baik dalam bahasa Arab, kerana dapat lebih mendekatkan kepada pemahaman.”

Allah subhanahu wata’aala menyebutkan sesuatu di dalam al-Qur`an bukan asal sebut. Pasti ada nilai lebih dari apa yang disebutkan itu. Contohnya, Allah subhanahu wata’aala banyak bersumpah dengan makhluk ciptaan-Nya seperti matahari, waktu Dhuha, dan seterusnya. Itu semua kerana apa yang dijadikan objek sumpah itu memiliki nilai lebih di sisi Allah subhanahu wata’aala. Dan terbukti secara ilmiah kemanfaatannya bagi alam semesta ini, tak terkecuali penyebutan seekor lalat.

Lalat di Dalam Hadits Nabi shallallahu ‘alahi wasallam


Bilamana di dalam al-Qur`an hanya disebutkan dalam satu ayat saja, maka di dalam hadits nabi shallallahu ‘alahi wasallam penyebutannya lebih banyak. Salah satunya, terkait dengan adanya ‘dualisme’ dalam diri lalat itu. Ertinya, di satu sisi pada dirinya itu terdapat racun, namun di sisi yang lain justeru sebagai penawarnya alias pada kedua sayapnya.

Di antara hadits-hadits itu adalah sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,
“Jika lalat terjatuh di minuman salah seorang di antara kamu, maka benamkanlah ia, kemudian lepaskanlah (buanglah), kerana pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lainnya terdapat ubat (penawar).” (HR. al-Bukhari)

Hadits mengenai hal ini cukup banyak dan dipaparkan dengan redaksi yang hampir sama.

Sepintas lalu , hadits ini bagi kelompok yang berlebihan dalam mengkultuskan akal, seperti kelompok Mu’tazilah dan para Orientalis, hadits ini dianggap irrasional (tidak masuk akal). Sebab menurut akal mereka, bagaimana mungkin dapat diterima kenyataan bahwa lalat yang menjijikkan itu memiliki penyakit (racun) sekaligus ubat (penawar). Apalagi bila ia terjatuh pada minuman, maka harus dibenamkan semua badannya agar minuman tersebut dapat dikonsumsi lagi dan tidak membahayakan. Sungguh menjijikkan. !!

Tetapi realitinya, hadits tersebut dari sisi kualitinya adalah hadits yang shahih. Kerana itu, tidak ada tempat dan alasan untuk menolaknya, sebab yang mengucapkannya adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam yang tidak mengatakan sesuatu kecuali berdasarkan wahyu Allah subhanahu wata’aala (QS. an-Najm:3).

Bagi orang beriman, bilamana telah terbukti secara valid dan kuat keshahihan kualiti suatu hadits, maka terlebih dulu ia harus meyakini kebenarannya, terlepas apakah ada hikmah di balik itu ataukah tidak! Hadits ini termasuk mukjizat Nabi shallallahu ‘alahi wasallam dari sisi ilmiah. Lalu, apakah memang terbukti secara ilmiah demikian.?

Pernyataan Ilmiah Tentang Lalat

Seiring dengan perkembangan zaman dan majunya dunia ilmu pengetahuan, tampak jelaslah kebenaran hadits Nabi shallallahu ‘alahi wasallam tentang lalat. Dalam hal ini, dunia kedoktoran berhasil membuktikan keilmiahan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam itu.

Prof. Dr. Amin Ridha menjelaskan beberapa poin tentang kenyataan tersebut, di antaranya,
“… Ketiga, tidak benar kalau dikatakan bahwa dunia kedoktoran belum pernah mengadakan pengubatan suatu penyakit dengan menggunakan lalat. Lalat pernah digunakan sebagai ubat bagi penyakit ulser  menahun dan paru-paru (Frambosia Tropica), yang terjadi pada 30 tahun pertama abad ke-20, sebelum struktur kimia sulfa ditemukan.

Untuk keperluan itu, lalat dipelihara secara khusus. Penemuan membuktikan bahwa lalat mengandung virus pembunuh kuman (bakterial). Dari penelitian itu ditemukan, bahwa lalat di samping membawa kuman-kuman penyakit, ia juga membawa bakteria yang membunuh kuman-kuman. Penelitian ini terhenti kerana di saat yang bersamaan, ditemukan struktur kimia sulfa.

Keempat, Hadits tentang lalat menginformasikan adanya sejenis racun pada lalat. Kenyataan ini baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern dua abad belakangan. Sebelumnya, memang  orang tidak mempercayai kebenaran hadits tentang lalat ini. Jika sudah ditemukan bahwa lalat selain membawa penyakit, ia juga mengandung bakteria pembunuh kuman, maka ada beberapa hal yang perlu diketahui:

Tidak benar, kuman yang dibawa lalat berbahaya dan menyebabkan berbagai penyakit.

Tidak benar, banyaknya kuman yang dibawa oleh lalat cukup untuk menimbulkan penyakit bagi orang yang menelan kuman itu.

Tidak benar, tubuh manusia dapat terhindar sama sekali dari semua kuman berbahaya. Kalau seandainya begitu, justeru itulah yang sangat berbahaya bagi manusia. Sebab jika tubuh manusia berulang-ulang kemasukan kuman yang berbahaya dalam jumlah sedikit, maka kuman akan menjadi daya tahan terhadap kuman-kuman sejenisnya. Hadits tersebut memberikan informasi penting adanya kuman pada lalat, yang berlawanan dengan racun yang dibawanya.
Ini membuktikan bahwa bakteria, virus dan kuman sejenisnya saling berperang dan saling mematikan; yang satu membunuh yang lain dengan jalan mengeluarkan zat beracun. Zat beracun ini yang kemudian digunakan sebagai bahan pengubatan yang lazim disebut antibiotik, seperti: Penicilin dan Cloromicitin. Dan ini bukan saja ada pada lalat, hampir semua binatang berbisa ternyata bisanya itu malah menjadi penyembuh, jika dijadikan sebagai ubat. Segala sesuatu yang belum ditemukan dan belum diteliti oleh ilmu pengetahuan jangan diramalkan. Tetapi penelitian harus dilakukan selengkap dan sesempurna mungkin dan tidak boleh dihentikan. Oleh kerana itu, merupakan tindakan yang salah jika tergesa-gesa menilai ketidakrasionalan hadits tentang lalat ini tanpa bukti dari hasil penelitian ilmiah modern.”

Perlu diketahui, lalat hinggap pada barang-barang yang dipenuhi kuman-kuman, yang dapat menim-bulkan berbagai macam penyakit. Sebagian kuman itu berpindah ke organ tubuh lalat, dan sebagian lainnya dimakan. Dari kuman-kuman ini terbentuk unsur toxine di dalam tubuhnya, yang menurut istilah medik disebut antibakteria. Dialah yang bertugas membunuh berbagai kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini tidak mungkin bertahan hidup atau mempengaruhi tubuh manusia, selagi masih ada antibakteria, khususnya pada salah satu sayap lalat.

Kerananya, ia mampu mengarahkan bakteria ke arahnya, maka jika ada lalat yang jatuh pada makanan atau minuman, lalu kuman yang menempel pada sebagian organ tubuhnya berpindah ke makanan atau minuman, maka antibakteria yang juga dibawa lalat pada salah satu sayapnya akan bekerja membunuh kuman. Bila di sana ada penyakit, maka ubatnya juga tidak akan jauh dari penyakit itu. Maka lalat tersebut dapat dibenamkan secara keseluruhan, baru kemudian dibuang.
Hal ini sudah cukup untuk membunuh kuman yang dibawa lalat dan akan merusak kerja kuman tersebut. Selain itu, lalat boleh menyuburkan pembenihan kuman beberapa penyakit. Setelah beberapa saat kuman itu pun mati dan pengaruhnya tidak tampak. Kemudian dalam lalat itu terbentuk unsur yang membunuh kuman-kuman yang dinamakan anti-bakteria. Apabila inti lalat diletakkan pada larutan yang bersih, maka akan diketahui empat macam kuman yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, namun ada pula empat macam unsur yang mampu membunuh empat macam kuman itu, wallahu a’lam.

***

(Sumber: a. Tafsir Ibn Katsir, b. Aysar at-Tafasir karya Abu Bakar al-Jaza`iri, c. Majalah at-Tauhid,Vol. V, 1977; Musykilat al-Ahadits an-Nabawiyyah karya Abdullah Ibn Al Najdi al-Qushaimi [sasak].

MANFAAT LUAR BIASA LALAT YANG DICIPTAKAN ALLAH SWT

Selain mikrob atau cacing, ternyata ada haiwan lain yang dapat mengurai limbah/buangan  rumah tangga. Ini penting untuk mengurangi sampah bumi.

Sekelompok peneliti Universiti Alicante, Sepanyol, mengadakan projek penelitian yang membuktikan larva lalat dapat mengurai najis haiwan dan manusia. Artinya, larva lalat bermanfaat mengurangi jumlah limbah/buanagn biologi di muka bumi ini.

Kelompok peneliti riset terapan ini meneliti manfaat serangga dalam kehidupan sehari-hari. Dipimpin oleh Profesor Santos Rojo dan bekerja sama dengan perusahaan Flysoil SL, mereka bersama-sama mengembangbiakkan lalat Hermetia illucens untuk industri.

Lalat ini aslinya berasal dari wilayah tropika, tapi telah masuk ke kawasan Mediterania sejak 1960. Larva lalat ini mampu memakan dan mengurai berbagai material organik.

Mereka meneliti kotoran haiwan dari kebun binatang selama dua tahun di lokasi projek percontohan di Terra Natura Benidorm. Dari projek itu ditemukan bahwa larva lalat mampu mengurai 90% najis haiwan, sedangkan 10% sisanya dapat diubah menjadi pupuk kompos.

Projek ini terbagi menjadi dua kegiatan utama, iaini tempat pengembangbiakan dan penetasan larva, dan satu lagi adalah lokasi tempat larva bekerja mengurai najis.

Di tempat ini, sebanyak 20 juta larva dapat mengurai satu ton najis per hari. Ini menunjukkan cara tersebut jauh lebih efektif berbanding teknik komposting yang menggunakan cacing.

Sumber

Friday, January 11, 2013

BILAKAH NON-MUSLIM DIPERANGI?



Oleh : Dr. Mohd Asri Zainul Abidin

Sekalipun umat Islam di Malaysia telah hidup sekian lama bersama dengan mereka yang non-Muslim, namun di sana masih terdapat beberapa persoalan dasar yang tidak jelas dalam pemikiran sesetengah pihak. Ketidakjelasan itu boleh menatijahkan tindakan yang tidak tepat dalam keadaan tertentu. Dalam keadaan biasa, mungkin kesannya kurang kelihatan, tetapi apabila krisis tertentu melanda, kita akan merasai kesan salah tanggapan terhadap Islam dan prinsipnya khusus berkaitan hubungan Muslim dengan non-Muslim.

Saya ingin menggesakan pelbagai pihak untuk menganjurkan wacana dan dialog tentang hubungan Muslim dengan non-Muslim di sudut nas-nas Islam yang sebenar. Perbincangan yang bebas daripada ketamakan politik dan fanatik perkauman. Ini penting untuk nama baik Islam dan dakwah, serta masa depan negara ini.

Beberapa persoalan tentang prinsip interaksi antara Muslim dan non-Muslim seperti apakah asas hubungan antara Muslim dan non-Muslim; perdamaian ataupun permusuhan? Apakah sebabnya jihad dalam Islam difardukan; kerana kekufuran ataupun disebabkan permusuhan yang dilancarkan? Siapakah kafir zimmi dan harbi?, dan lain-lain lagi perlu didalami.

Disebabkan kegagalan memahami asas-asas ini dengan baik, maka sentimen agama yang kadangkala tidak tepat dimainkan. Apatah lagi ada pihak yang menangguk di air keruh mengambil kesempatan politik pilihanraya.

Kenapa non-Muslim diperangi?

Ini satu persoalan yang penting. Jika salah langkah, maka banyak darah yang dihalalkan atas nama Tuhan. Secara umumnya dua punca (‘illah) dibahaskan oleh sarjana ; non-Muslim diperangi atas sebab kekufuran ataupun peperangan yang mereka dilancarkan? Jawapan yang berbeza boleh memberikan implikasi yang berbeza terhadap sikap dan tindakan.

Para ulama usul al-Fiqh cuba untuk mencari `Illah (punca hukum) jihad disyariat. Maka para ulama dari mazhab al-Syafi`i dan al-Zahari berpendapat `illahnya ialah kerana kekufuran mereka. Ini bermaksud mereka diperangi kerana mereka kufur dengan Allah. Namun, pendapat ini dianggap lemah dan tidak boleh dipegang secara kefahaman dan praktikalnya. Sehingga Dr Yusuf al-Qaradawi dalam bukunya Fiqh al-Jihad meminta supaya ulama mazhab Syafi’i pada hari ini hendaklah menjelaskan kepada masyarakat awam bahawa pendapat al-Imam al-Syafi’i dalam hal ini adalah lemah dan ditolak. Ini bimbang digunakan oleh pihak tertentu untuk tujuan keganasan.

Senarai golongan non-Muslim yang tidak boleh dibunuh semasa peperangan yang disebut dalam nas-nas sahih seperti wanita dan kanak-kanak, ahli ibadah yang sedang beribadah dalam rumah ibadah mereka, pekerja dan petani yang tidak terlibat secara langsung dengan peperangan, para perwakilan diplomatik dan lain-lain menjadi bukti bahawa sekadar kekufuran atau tidak beriman belum melayakkan seseorang itu dibunuh. Islam tetap memelihara nyawa mereka. Jika kekufuran itu punca mereka diperangi, sudah tentu golongan tersebut juga diperangi.

Oleh itu jumhur (majoriti) ulama berpendapat `illah (punca) sebenar non-Muslim diperangi bukanlah kerana akidah mereka, tetapi kerana (al-Hirabah) iaitu menzahirkan permusuhan terhadap harta dan nyawa orang Muslim disebabkan Islam yang dianuti. Maka, bagi golongan non-Muslim yang tidak melancarkan peperangan dan permusuhan mereka terhadap umat Islam, mereka tidak diperangi. Kalaulah kekufuran yang menjadi alasan tentulah sewajar semua non-Muslim itu diperangi. Inilah pendapat yang dipegang dalam Islam. Antara dalil-dalil yang dikemukakan oleh majoriti ulama ialah firman Allah dalam Surah al-Baqarah, ayat 190 (maksudnya): “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai mereka yang melampaui batas”.

Juga firman Allah dalam Surah al-Taubah ayat 13: (maksudnya): “Mengapa kamu tidak memerangi golongan yang telah mencabuli perjanjian mereka, serta mereka pula telah berazam hendak mengusir Rasulullah, dan mereka jugalah yang mula-mula memerangi kamu? Apakah kamu takutkan kepada mereka padahal hanya Allah yang berhak kamu takuti, sekiranya kamu orang-orang yang beriman”.

Juga ayat 36 daripada Surah al-Taubah:(yang bermaksud): “Perangi golongan musyrikin itu keseluruhannya seperti mana mereka mereka memerangi kamu keseluruhan”.

Semua ayat-ayat di atas adalah jelas menunjukkan peperangan yang dilancarkan ke atas mereka adalah di atas sikap dan tindakan salah yang dilakukan mereka, bukan kerana kekufuran atau akidah mereka. Ayat-ayat ini menafikan hujah para ulama mazhab al-Syafi`i dan al-Zahiri.

Bersikap Baik

Bahkan dalam Surah al-Mumtahanah ayat 8-9 begitu jelas Allah menyatakan: (maksudnya) “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana agama (kamu), dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanyalah melarang kamu daripada menjadikan teman rapat orang-orang yang memerangi kamu kerana agama (kamu), dan mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu, serta membantu (orang lain) untuk mengusir kamu. Dan (ingatlah), sesiapa yang menjadikan mereka teman rapat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

Al-Imam al-Tabari
(meninggal 310H) setelah membentang pendapat-pendapat mengenai ayat di atas, berkata: “Pendapat yang lebih tepat ialah; ayat ini bermaksud Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan adil kepada sesiapa yang tidak memerangi kamu dari kalangan penganut semua agama. Ini kerana Allah menyebutnya secara umum dengan katanya “orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana agama (kamu), dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu” merangkumi sesiapa sahaja yang bersifat demikian” (Al-Tabari, Jami’ al-Bayan ‘an Takwil Aiy al-Quran 28/66 Beirut:Dar al-Fikr).

Juga telitilah firman Allah dalam Surah al-Taubah ayat 6-7 (maksudnya):“Dan jika seseorang dari kalangan musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka berilah perlindungan kepadanya sehingga ia sempat mendengar keterangan-keterangan Allah (tentang hakikat Islam itu), kemudian hantarlah dia ke tempat yang aman. Yang demikian itu (perintah tersebut) ialah kerana mereka itu kaum yang tidak mengetahui (hakikat Islam). Bagaimanakah dapat diakui adanya perjanjian (keamanan) di sisi Allah dan RasulNya bagi orang-orang musyrikin (sedang mereka mencabulinya)? Kecuali orang-orang (musyrikin) yang kamu telah mengikat perjanjian setia dengan mereka dekat Masjid Al-Haraam. Maka selagi mereka berlaku lurus terhadap kamu, hendaklah kamu berlaku lurus pula terhadap mereka; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang bertaqwa.

Pengarang al-Jihad fi al-Islam yang merupakan tokoh Mazhab Syafi’i di Syria iaitu Said Ramadan al-Buti dalam mengulas ayat di atas, berkata: “Dari dua ayat tersebut, kita dapat fahami dengan jelas ia meyanggahi apa yang difahami oleh ulama mazhab al-Syafi`i dan al-Zahiri. Dari sini kita kemukakan kepada mereka (para ulama tersebut) soalan-soalan yang mereka tidak mungkin dapat menjawabnya, iaitu; Sekiranya `illah (punca hukum) jihad atau peperangan ialah kekufuran, sedangkan perintah Allah agar kita melindungi kaum musyrikin sepanjang tempoh mereka berada di samping kita, dengan harapan mereka mendengar ayat-ayat Allah dan beriman denganNya. Kemudian diperintahkan agar kita menghantarkan mereka ke tempat yang aman sekiranya mereka ingin pergi tanpa beriman…andainya kekufuran adalah sebab yang membawa kepada kita membunuh mereka, apakah mungkin untuk kita membantu mereka dengan perlindungan yang seperti ini, sedangkan mereka itu musyrikin? Sekiranya kekufuran mewajibkan peperangan, apakah mungkin untuk kita berurusan seperti itu dengan golongan Allah perintahkan kita memerangi mereka?. Ternyata sebab (kita dibenarkan berurusan baik dengan mereka) kerana mereka tidak menzahirkan permusuhan dan cenderung kepada perdamaian”.( Sa`id Ramadhan al-Buti, al-Jihad fi al-Islam, m.s. 99, Beirut: Dar al-Fikr)

Dengan ini jelas, jihad berlaku hanya apabila mereka menzahirkan peperangan terhadap umat Islam kerana agama. Jika non-Muslim mengkritik atau mencabar Muslim melalui saluran undang-undang dalam negara Islam itu sendiri, ataupun membantah salahguna kuasa pihak umat Islam itu tidak dianggap memusuhi umat Islam kerana agama. Bahkan itu hak yang negara Islam berikan kepada mereka.

Siapakah Kafir Harbi?

Isu kafir harbi kadangkala disebut oleh sesetengah pihak tanpa memahami maksud sebenar istilah berkenaan. Istilah harb merujuk kepada peperangan. Dalam pembahagian silam tentang jenis-jenis negara; disebut Dar al-Islam dan Dar al-Harb. Juga ditambah oleh sebahagian penulis pembahagian ketiga Dar al- ‘Ahd.

Secara ringkasnya, Dar al-Islam mempunyai tiga ciri utama; kekuasaan politik berada di tangan Muslimin, zahir padanya hukum dan syiar Islam sekalipun tidak sempurna ataupun sebahagian sahaja dan kaum Muslimin aman beramal dengan agama mereka sementara ahl-zimmah aman berdasarkan perjanjian mereka. Manakala negara-negara yang mempunyai perjanjian dengan umat Islam maka mereka adalah Dar al-‘Ahd.

Atas asas ini Dr Yusuf al-Qaradawi menyimpulkan bahawa keseluruhan negara umat Islam yang wujud pada hari ini adalah Dar al-Islam ataupun negara Islam termasuklah Malaysia. Sementara kesemua negara bukan Dar al-Islam yang berada di bawah Bangsa-Bangsa Bersatu adalah Dar al-‘Ahd termasuklah Amerika. Hanya dikategori sebagai Dar al-Harb pada masa ini ialah Negara Zionis Israel disebabkan kerana permusuhan yang zahir dan berterusan dengan umat Islam (Lihat: al-Qaradawi, Fiqh al-Jihad, Cairo: Maktabah Wahbah, ms 888-908)

Setelah memahami hal tersebut, maka dalam istilah awal, warga non-Muslim yang hidup dalam masyarakat Muslim ataupun bawah Dar al-Islam (negara Islam) dengan mengikat perjanjian kewarganegaraan disebut sebagai ahl-zimmah. Dalam konteks moden setiap yang mendapat kerakyatan dalam Dar al-Islam itu seorang zimmi, bererti yang dipelihara atau dilindungi haknya. Walaupun begitu, istilah ahl-al-zimmah itu boleh elakkan di zaman kini dengan menyebut rakyat atau warga negara non-Muslim.

Sementara kafir harbi, berdasar yang dibincang di atas ialah non-Muslim yang menolak dan menentang seruan Islam, bersekongkol dengan musuh-musuh Islam, tiada sebarang perjanjian aman dengan Dar al-Islam dan mereka tinggal di negara mereka Dar al-Harb (Lihat: ibid, ms 912).

Maka non-Muslim yang mendapat kerakyatan dan dipelihara oleh undang-undang negara Muslim, tidak dinamakan dengan kafir harbi. Sehinggalah dia tiada lagi sebarang ikatan perjanjian dengan negara Islam dan tidak dilindungi lagi oleh undang-undang negara Islam. Dengan itu rakyat Malaysia yang bukan Muslim tidak boleh dikatagorikan kafir harbi yang boleh diperangi dan halal darahnya ditumpahkan selagi mereka mempunyai ikatan hubungan dengan negara!

sumber: Malaysiakini