tag:blogger.com,1999:blog-90362382224438497322024-03-18T11:02:51.009+08:00Peringatan Bagi Yang Lupaperingatan bagi yang lupa
ulangan bagi yang tahu
ilmu bagi yang baruAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.comBlogger418125tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-63504963970178047892016-01-20T15:40:00.001+08:002016-01-20T15:40:58.100+08:00KENAPA SAYA KELUAR DARI JEMAAH TABLIGH?<div>
<span style="font-size: large;"> Daku mengenali jemaah tabligh sejak berumur 20an lagi. Sempat juga 'keluar' beberapa kali. Tapi hati ku agak ragu dengan jemaah ini kerana ia menyempitkan agama kepada beberapa perkara yang mereka lakukan sahaja.Tambahan pula daku melihat para seniornya (bukan semua) amat tegar menghisap rokok walaupun sudah sampai IPB. Lantas daku mencari lagi satu jemaah atau perjuangan lain yang lebih murni dan paling dekat dengan kaedah Rasul dan sahabat.<br /><br /> Kisah dibawah sangat memberi kesan kepadaku kerana dapat mengenali dengan lebih mendalam mengenai jemaah tersebut. Daku tidaklah berniat mahu memburuk2kan jemaah tersebut dengan artikel ini, tapi lebih kepada mencari kebenaran kerana daku mahu berpandukan dari orang yang lebih tahu.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Tuan2 saya beri kebebasan menilai akan kisah ini. Kerana tiada paksaan dalam hal ini. Dipersilakan membaca:</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a name='more'></a><br /></div>
<span style="font-size: large;"><br /><br /><b>Ini</b> adalah sebuah kisah nyata yang saya alami sendiri bersama jamaah tabligh selama 6 tahun, dulu saya merupakan salah satu pengikut dan pembela mati-matian jamaah tabligh. Sebuah jamaah baru dari India yang didirikan oleh syaikh Maulana Ilyas al kandahlawi bersama teman dan keluarganya yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua.<br /><br /></span><img alt="Jamaah Tabligh - Khuruj" height="300" src="https://aslibumiayu.files.wordpress.com/2012/05/jamaah-tabligh-khuruj.jpg?w=300&h=225" width="400" /><span style="font-size: large;"><br /><br />Jamaah tabligh memang sangat handal dalam mempengaruhi orang-orang awam, Kyai, Ustadz, dan tentu dalam tanda petik “tidak semua”. Mereka dulu sangat menyejukkan hati dan pikiran saya, namun setelah saya masuk lebih dalam secara kritis ternyata saya temukan penyimpangan-penyimpangan yang luar biasa.<br /><br />Sebenarnya saya sudah merasakan ketidakberesan dengan jamaah ini, 3 tahun setelah saya ikut dengan aktifitas mereka, namun saya coba untuk berhusnudzon kepada mereka, karena mereka juga mengamalkan sunnah, dan mendakwahkan sunnah ( sunnah-sunnah tertentu yang lazim, itupun sudah terkotori oleh bid’ah ).<br /><br /><b>Mengapa saya keluar dari JT…???</b><br /><br />Ini berawal ketika saya berinteraksi dengan empat manhaj ( manhaj tabligh, manhaj NU , manhaj ikhwani/hizbi dan manhaj salaf), keberadaan saya dalam interaksi ketat antara keempat manhaj inilah yang membuat saya terpacu untuk mencari kebenaran yang lebih rojih diantara 4 itu. Silih berganti saya masuk kepada keempatnya, karena saya sejak dulu berkeyakinan, kebenaran hanya satu, dan golongan yang selamat pasti hanya satu ( berdalil dari hadits iftiraqul ummah), dan saya harus mencari satu kebenaran itu, satu golongan itu… ibaratnya saya seperti musafir yang mencari satu berlian yang langka di zaman ini.<br /><br />Di NU saya dilahirkan dan dibesarkan, keluarga saya dari umi dan abah adalah NU tulen dari generasi ke generasi, saya sangat terwarnai pada waktu itu, namun al hamdulillah meskipun demikian, saya berangkat dari pemikiran NU yang hanif, dimana abah tidak mau bertaklid dengan ke NU an meskipun beliau berpemahaman NU( asy’ariyah), beliau menolak sufiyah, dan tabaruk di kuburan.<br /><br />Alhamdulillah sejak awal saya sudah berbasic seperti ini. Walaupun pemahaman abah sedemikian itu, namun saya juga pernah ziarah kekuburan wali (yang dianggap wali oleh mereka), namun saya langsung timbul pertanyaan, masa orang yang sudah meninggal bisa ngasih bantuan, menghubungkan dengan allah? Itu yang langsung terbesit dari benak saya.<br /><br />Sampai pada titik klimaksnya saya kenal dengan Ikhwanul Muslimin di sekolah sma saya dulu, dan mulailah perbandingan pemahaman saya lakukan, melalui dialog dengan mereka dan berdiskusi dengan mereka, dan tibalah pada klimaksnya saya berittikad untuk keluar dari keyakinan NU dan beralih pada pemahaman ikhwanul muslimin yang pada waktu itu mendirikan PK (Partai Keadilan), mulailah saya dengan interaksi, aktifitas PK saya sering ikuti, mulai dari kajian liqo’ sampai turun kejalan untuk kampanye.<br /><br />Setelah saya mengenal PK lebih jauh, saya berfikir kenapa begitu militan sekali mereka ini, sampai bikin sistem partai, padahal secara logika umat islam akan semakin terkotak-kotak, maka dari sinilah saya mengenal Jamaah Tabligh di masjid kampung saya.<br /><br />Dan melaui diskusi panjang lebar otomatis dengan basic pemahaman ikhwani dan NU yang masih merwarnai saya, sampai titik akhir saya merasa kalah dengan bujukan JT, pada waktu itu saya melihat JT lebih simpel, sifatnya menyatukan umat baik dari NU, muhammadiyah, dll bisa masuk tanpa susah payah…<br /><br />Inilah yang membuat saya tertarik pada JT. Dan disinilah saya berlama-lama sampai 6 tahun bergabung dengan mereka…<br /><br />Suatu hari saya keluar 3 hari dengan karkun di daerah bawen bersama orang tua halaqoh bawen (ungaran-semarang) saat itu saya sudah bergabung selama 3 tahun dengan JT, dan saya sudah menikah. Saya mencari kontrakan rumah dan saya di tawari di rumah karkun juga yang sudah belasan tahun ikut JT, bahkan sudah pernah ke IP ( IP = India Pakistan, pada waktu itu tertib khuruj belum sampai ke bangladesh tapi ke India dan Pakistan, sekarang ada tertib keluar 4 bulan IPB, India, Pakistan dan bangladesh).<br /><br />Saya putuskan mengajak istri saya tinggal di rumah karkun itu, dan alangkah terkejutnya saya ketika saya, ketika karkun pemilik rumah itu menyodorkansecarik kertas yang berisi amalan wirid agar di baca sebelum mendiami rumahnya.<br /><br />Amalan itu adalah membaca allahumma anzilni mubarakan wa anta khairun munzilin sebanyak 4444 kali, tentu saya terima saja walaupun keyakinan saya berseberangan dengan dia, bahkan saya tidak mengamalkan amalan tersebut setelahnya.<br /><br />Dan semakin terkejut lagi ketika di rumahnya yang super besar itu terdapat rajah-rajah, jimat, hizib dan tulisan-tulisan tanpa terbaca di setiap pintu, jendela, dan kamar yang intinya sebagai tolak kebakaran, tolak maling, tolak jin dll.<br /><br />Istighfar saya tak habis-habis saat itu, dan lebih anehnya lagi ketika itu saya sampaikan pada senior lain mereka justru tersenyum dan berkata…<br /><br />“satu hati saja…ga masalah”, dari sinilah saya mulai ragu…<br /><br />Dan saya sampaikan pada teman-teman karkun sehingga merekapun menyuruh saya keluar lebih lama yaitu 40 hari, dan akhirnya terwujud di jogja, saya bergabung dengan beberapa karkun senior yang beristri wanita salafy ( murid ja’far umar tholib) yang menjadi dosen di uad jogja. Dari sana saya yakin bahwa JT lebih bagus dari salafy, buktinya istri karkun itu seorang salafy, pada waktu itu saya terus bertanya2, kok bisa ya???<br /><br />Padahal salafy kan kuat-kuat dalam berdalil dan menyesatkan JT, (pada waktu itu saya juga sudah kenal laskar jihad ja’far umar tholib) dan juga sering berdebat dengan mereka dalam masalah agama dan membela JT. Semua yang dituduhkan JT kepada salafy saya koreksi dan telusuri kebenarannya, demikian juga dengan tuduhan salafy pada JT juga saya telusuri kebenaranya. <br /><br />Saat saya dapat selebaran fatwa sesat JT dari ulama timur tengah, saya langsung ambil bantahan dari buku yang juga merupakan bantahan dari JT atas fatwa tersebut, yaitu sebuah buku karangan abdul kholiq pirzada dari mesir yang diterjemahkan oleh ust. Masrohan ahmad dari semarang (ust.JT) yang berjudul ” maulana ilyas diantara penentang dan para pengikutnya” (sekarang buku itu masih ada) berisi tentang fatwa terbaru dari ulama kibar timur tengah, disana juga disertakan ulama-ulama penentang dan pendukungnya,<br /><br />Saya tidak merasa puas dengan buku itu karena masih rancu dan simpang siur, maka saya tanya kepada salah satu salafy, namanya abu umar cilacap ( semoga allah memberkahi kehidupannya). Dari beliau saya belajar tentang manhaj salaf, belajar tauhid, belajar hadits shahih dan belajar tentang iftiraqul ummah, termasuk belajar amalan-amalan sunnah dan mengenali bid’ah.<br /><br />Ketika saya sampai pada masalah bid’ah dan sunnah/ tentang manhaj 4 imam, luar biasa detailnya pembahasan ilmu ini sehingga dibutuhkan kematangan akidah, kelurusan akidah dan pelepasan baju fanatik golongan. Saya pada waktu itu terus membuktikan ilmu yang saya dapatkan pada kajian salaf, kepada aktifitas JT selama ini dan saya mulai ragu dan ragu, semakin lama saya keluar khuruj dengan JT, semakin terbukti apa yang ada dalam ilmu salaf itu…<br /><br />Bahkan saya sering ngajak karkun ngaji salaf dan banyak dari mereka menolaknya, dengan congkak mereka berkata” saya tidak mau ngaji salaf karena bikin orang suka hujat dan membid’ahkan”<br /><br />Diantara mereka juga ada yang ngaji salaf namun berada pada kondisi seperti saya.. yaitu ragu-ragu terhadap JT. Suatu hari saya berdebat dengan seorang amir tentang masalah penyamaan rasulullah dengan kodok, dan saya terkejut ketika mereka bilang yang penting niatnya bagus, berikut nukilan tulisan saya atas kejengkelan saya pada penyamaan itu yang juga saya tulis di comment blog JT dan salafi :<br /><br />“saya punya banyak pengalaman di JT yang sangat membuat saya naik darah dan naik pitam, walaupun saya dulu belum keluar dari JT, yaitu ketika amir shaf bayan maghrib amir itu menyamakan nabi shallallahu’alaihi wasallam dengan kodok (na’udzubillah) mereka bilang” nabi muhammad ibarat kodok yang hidup pada dua alam yang memperingatkan ikan-ikan agar tidak mau terpancing kail manusia ( keduniaan), begitu juga nabi juga memperingatkan manusia karena ia pernah melihat neraka dan syurga, sekaligus hidup di dunia bercakap dengan manusia memberi nasehat pada manusia yang lain.”<br /><br />Alangkah murkanya saya ketika amir itu setelah saya luruskan malah bilang yang penting niatnya baik, dia bilang innamal a’malu biniyyat”<br /><br />Bahkan saya dituduh membuat tidak satu hatinya jamaah yang ikut khurujkarena mendebat amir. Ini pengalaman saya ketika saya khuruj di wilayah ungaran jawa tengah.<br /><br />Orang tua halaqah bawen (senior tabligh di bawen jateng semarang), pernah memberi saya amalan membaca allohumma anzilni munzalan mubarokan wanta khoirul munzilin sebanyak 4444, karena saya baru mau menempati rumah kontrakan miliknya.<br /><br />Dan saya juga mendapati di jendela-jendela, pintu-pintu, ada azimat dan rajah/hizib serta macam-macam lafadz tak terbaca yang katanya untuk tolak balak. Ini saya alami sendiri, jadi jika mereka menyangkal mereka tidak melakukan kebid’ahan dan kesyirikan dan bahkan pernah ngaku bukan sufi, itu karena mereka tidak tahu menahu dengan JT itu sendiri.<br /><br />Bagaimana mungkin jamaah yang mengaku menghidupkan sunnah mengajarkan wirid bid’ah, amalan kencing berdehem dan berjingkat, menjilati jari ala mereka dengan membaca doa tertentu setelah makan, katanya supaya tangannya bisa kuat saaat menghadapi lawan ( pukulan brojo musti ) ini saya dengar dan saya alami sendiri bahkan saya dulu ikut mendakwahkannya.<br /><br />Ketika ditanya ilmu jawabannya ngawur<br />*saya pernah bertanya pada mereka tentang islam, maka mereka menjawab islam itu : syariat, hakikat, ma’rifat. (sama dengan kitab bathil al hikam sufiyah) dan bahkan dalam takrir yang diulang ulang dalam tertib dan buku panduan tabligh mereka mengatakan ahli thariqoh (sufi) bagi mereka adalah termasuk tiang / pilar agama islam yang jika tidak ada maka akan robohlah islam, (na’udzubillah).<br /><br />Nah anehnya ketika saya tanyakan apakah mereka sufiyah mereka bilang tidak, kami hanya belajar dari thoriqohnya sufi. (bingung kan?)<br /><br />Dilain tempat saya tanya karkun jogja, apa antum tau bahwa kita harus menghormati orang sufi, mereka menjawab saya bukan sufi tapi orang islam.<br /><br />Tidak ada kaidah yang baku karena mereka berkata tanpa kesatuan hati dan fikir sebagaimana yang mereka gembar gemborkan, kalolah dia sehati dan sefikir itu apabila dalam tertib-tertib tabligh aja sedangkan masalah tauhid mereka menyerahkan pada masing-masing yang diyakininya, ini kan repot dan bahaya…<br /><br />Ya saya langsung mengadakan studi kritis dengan keluar 4o hari dan hasilnya saya semakin kuat untuk segera keluar dari JT, dan sampai sekarang saya sudah bertaubat dari pemikiran dan aktifitas JT (ini saya nukil dari perjalanan kisah saya bersama JT )”<br /><br />Demikian sebagaimana yang saya kutip dari : www.mantanjt.blogspot.com<br /><br /><b>Berbicara tentang jamaah tabligh… [1]</b></span><div>
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>Jama’ah tabligh mengamalkan hadits-hadits dha’if dan palsu<br /><br />Hal ini, salah satu hal berbahaya yang dimiliki oleh jama’atut tabligh.Mereka meriwayatkan segala hadits atau kabar yang ada, walaupun tanpa kendali dan tali kekang. Padahal rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :<br /><br />“barang siapa yang berkata atasku apa-apa yang tidak pernah aku katakan, maka tempatkanlah tempat duduknya di neraka” [2].<br /><br />Dalam hadits yang lain : “sesungguhnya kedustaan atasku tidak seperti kedustaan atas orang lain. Maka barang siapa yang berdusta atasku dengan sengaja, tempatkanlah tempat duduknya di neraka” [3].<br /><br />Dan dalam hadits yang keempat, beliau bersabda : “barang siapa yang mengatakan sebuah hadits dariku dia mengira (menyangka) hadits tersebut dusta, maka ia salah satu diantara dua pendusta” [4].<br /><br />“yura” artinya “yudzon”, yaitu “diperkirakan”. Maka, perhatikanlah! Sekedar penyangka/mengira saja (sudah dianggap dusta), apalagi orang yang jahil (tidak tahu menahu) terhadap hadits tersebut. Orang yang berkata : “saya belum yakin, apakah hadits ini shahih atau tidak shahih ?”. Hanya sekedar mengira saja, dan belum pasti dalam mengetahui apakah hadits tersebut shahih atau tidak shahih, hal ini telah memasukan pelakunya ke dalam golongan orang-orang yang tertuduh berdusta atas nabi,<br /><br />Oleh karena itu imam ibnu hibban menyebutkan hadis ini dalam muqodimah kitabnya al-majruhin dan muqaddimah kitab ash-shahih-nya, beliau berkata : “maka orang yang ragu-ragu terhadap apa yang diriwayatkannya sama seperti orang yang berdusta atas rasulullah”.<br /><br />Dalam hal ini, jama’attut-tabligh memiliki keajaiban-keajaiban dan keanehan-keanehan yang luar biasa hadits yang mereka sebutkan jika seandainya pun shahih kadang mereka tidak bisa mengucapkan lafazh-nya dan tidak memahami makna nya dengan baik dan benar.<br /><br />Dan hadits yang tidak shahih berupa hadits dha’ifun jiddan (lemah sekali), maudhu’ (palsu), dan yang tidak ada asal-usulnya sama sekali; pada mereka sangat banyak dan saya, bersama mereka dalam hal ini memiliki beberapa kisah dan khabar.<br /><br />Suatu saat salah seorang diantara mereka (jama’atut tablihg) menyebutkan sebuah hadits yang tidak ada asal usulnya sama sekali. Maka, saya katakan kepadanya: “hadits ini tidak ada asl-usulnya”.<br /><br />Dia pun dengan kebodohannya menjawab :”akan tetapi hadits dha’if boleh digunakan dalam fadha’ilul a’mal (keutamaan-keutamaan dalam beramal, pent)”.<br /><br />Lihatlah ,dia berkata haditsnya dha ,if …,padahal saya katakan-tadi-“ tidak ada asal – asulnya…” yakni , hadits tersebut dusta (palsu). Dia tidak bisa membedakan.<br /><br />Dia mengira bahwa kalimat “ haditsnya dho’if” itu berlaku pula pada hadits palsu, hadits yang tidak ada asal usulnya sama sekali, dan yang lemah sekali. Dia tidak mengetahui bahwa syarat pertama dari sekian syarat bolehnya berdalil dengan hadits dha’if adalah tidak boleh terlalu parah ke dha’f-annya.<br /><br />Pada saat yang lain, salah seorang di antara mereka, membaca hadits dari kitab riyadhush-shalihin. Kalian tahu bahwa kitab riyadhush-shalihin, tulisan (pada hadits-haditsnya) ber-harakat sempurna. Dia membacanya dengan tanpa kaidah sama sekali. Yang marfu’ (ber-harakat dhammah) dia baca manshub (ber-harakat fa-hah), yang manshub dibaca majrur (ber-harakat kasrah), dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya, ia sampai pada penyebutan sebuah hadits. Saya masih tetap diam memperhatikan. Ia pun menyebutkan hadits [5] dan berkata :<br /><br />(para malaikat akan bershalawat mendoakan kebaikan kepada salah seorang di antara kalian selama ia berada di mashlaahu..), sedangkan, lafazh hadits tersebut (seharusnya) : “fimushallahu”. Yakni. Di tempat shalatnya (masjidnya).<br /><br />Kalian tahu perbedaan arti mashla dan mushalla ?<br /><br />Apa arti al-mashla ? Al-masla artinya baitun-nar, yakni rumah api, atau tempat pembakaran. Itulah makna al-mashla secara bahasa.<br /><br />Saya pun tidak bisa diam dan lantas berteriak :<br /><br />“wahai saudaraku! Mushallahu.. bukan mashlahu!”.<br /><br />Akhirnya, setelah shalat ia menghampiri saya dan beralasan: “demi allah, sebenarnya saya sedang sakit,” saya pun berkata: “wahai saudaraku! Kamu sakit? Mengapa tadi duduk di depan (berceramah)? Jangan duduk disana berdusta atas nabi!” [6].<br /><br />Imam ibnu hibban telah menukil dalam muqaddimah kitabnya raudhatul-‘uqala, beliau betkata: “orang yang salah (keliru) dalam membaca hadits rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sama seperti orang yang berdusta atasnya, karena rasululah tidak pernah mengucapkan hadits dengan keliru”, apa yang dimaksud dengan keliru dalam pembacaan hadits? Yakni, ia merubah i’rab-nya (struktur bahasa) dan susunan katanya. Lihatlah, rasulillah berkata “fii mushallahu”, sedangkan dia berkata “fii mashlahu’!.<br /><br />Sebenarnya, saya masih banyak memiliki bermacam pengalaman bersama mereka. Sampai dalam masalah akidah sekalipun (mereka memiliki keanehan dan keajaiban). Dan tidak mengapa jika saya sebutkan lagi satu pengalaman saya bersama sebagian ikhwan saya, di salah satu masjid yang imam-nya salah seorang dari mereka (jama’atut-tabligh).<br /><br />Kawan-kawan kami, seperti biasa sering melakukan diskusi bersama imam masjid tersebut. Namun, ia pun sering menghindar dari kawan-kawan kami itu, dan tidak mau duduk-duduk bersama mereka. Sampai akhirnya datanglah sekelompok jama’atut-tabligh dari Pakistan ke masjid tersebut.<br /><br />Sang imam pun termotivasi oleh kedatangan mereka. Hingga akhirnya ia sendiri yang mendatangi sekelompok kawan-kawan kami para pemuda salafiyyin seraya berkata:<br /><br />“saya adalah seorang ‘alim dari para ulama dakwah”.<br /><br />Kemudian, datanglah seorang dari kawan kami dan berkata:<br /><br />“saya ingin bertanya sebuah pertanyaan saja”.<br /><br />Sang imam pun menjawab: “silahkan”.<br /><br />Pemuda tadi melanjutkan dan berkata: “dimanakah allah?”<br /><br />Sang imam terhenyak sejenak, ia melihat-lihat dan terdiam. Lalu tiba-tiba menjawab:<br /><br />“silahkan kamu tanya kepada para masyayikh (ulama) negeri kalian!”<br /><br />Pemuda itu pun langsung berkata:<br /><br />“apakah allah di negeri kalian berbeda dengan allah dinegeri kami?”<br /><br />Allah maha esa.. Allah itu satu! Allah berfirman : “apakah kamu merasa aman terhadap allah yang (berkuasa) di langit bahwa dia akan menjungkir balikan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?. (qs. Al-mulk/67:16).<br />Jama’ah tabligh dan bid’ah<br /><br />Pada mereka terdapat bid’ah yang banyak. Bahkan dakwah mereka terbangun di atas bid’ah-bid’ah. Karena tiang penyangga utama dakwah mereka adalah al-khuruj (keluar), dengan aturan-aturan sebagai berikut.<br /><br /><br />Yakni, dalam setiap bulan (keluar) tiga hari. Dalam setahun, empat puluh hari. Dalam seumur hidup, empat bulan. Dan dalam satu pekan terdapat dua jaulah (perjalanan).<br /><br />Yang pertama, dilakukan di masjid yang dilakukan shalat di dalamnya, dan yang kedua pindah-pindah. Dan dalam setiap hari terdapat dua halaqah semacam perjalanan)[7] yang pertama, dilakukan di masjid yang dilakukan shalat di dalamnya, dan yang kedua dilakukan di rumah.<br /><br />Dan mereka tidak akan ridha dengan seseorang, kecuali jika orang tersebut berpegang teguh dengan aturan-aturan seperti ini. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan bid’ah dalam agama yang sama sekali tidak diizinkan oleh allah.<br /><br />Selain keterangan di atas, sebenarnya masih banyak bentuk bid’ah pada mereka. Akan tetapi aturan-aturan seperti di atas telah menjerumuskan dalam sebuah bahaya besar.<br /><br />Yaitu, mewajibkan apa-apa yang semestinya tidak wajib. Maksudnya, mereka mengharuskan orang agar konsisten dengan aturan-aturan seperti ini. Bahkan mereka menjadikan hal ini sebagai simbol dan standar kebaikan dan keburukan seseorang.<br /><br />Jadi jika anda berpegang teguh dengan aturan-aturan mereka berupa khuruj selama empat bulan, tiga hari, atau empat puluh hari, maka kamu tidak demikan, maka kamu orang yang lalai dan lemah menurut mereka.<br /><br />Sampai-sampai, pernah suatu saat ketika kami berada di luar negeri (dalam rangka berdakwah, pent), dan berjumpa dengan sekelompok dari mereka. Lalu mereka berkata kepada kami: “khuruj-lah (keluar-lah) kalian!”.<br /><br />Kami pun menjawab: “ya kami sekarang sedang khuruj (keluar). Kami dari yordania, dan kini kami di eropa. Kami sedang khuruj fi sabilillah (keluar di jalan allah)!”.<br /><br />Ataukah khuruj yang mereka maksud harus dengan urutan-urutan dan batasan-batasan jama’atut-tabligh? Demikianlah, yang ternyata mereka inginkan.<br /><br />Sekarang kami di sini (indonesia), meninggalkan negeri kami arab dan datang ke sini. Ini disebut khuruj (keluar) atau dukhul (masuk)? Ini khuruj! Tapi khuruj kami adalah khuruj yang berdasarkan ilmu, khuruj yang sesuai dengan manhaj, dan khuruj yang sesuai dengan aqidah. Namun sayangnya, mereka (jama’atut tablig) tetap tidak menganggapnya sama sekali.<br /><br />Begitulah, bid’ah jam’atut tabligh sangat banyak.<br /><br />Diantara bid’ah mereka ialah bid’ah tashawwuf. Jama’atut tabligh membai’at pengikut mereka yang sudah lama dan konsisten dengan mereka dalam empat thariqat shufiyah, sebagaimana yang tertulis dengan tulisan syaikh dan tokoh besar mereka (yang bernama) in’am al hasan.<br /><br />Saya memiliki sebuah surat yang ia tulis langsung, yang ditujukan kepada syaikh saat al-husyayyin. Didalam surat tersebut, in’am hasan berkata:<br /><br /><br />”kami membaiat orang-orang lama dari para pengikut kami dalam berdakwah, atas empat tariqat shufiyah ; asy-syahrawardiyyah, an-naqsyabandiyyah, al-jisytiyyah, al-qodiriyyah”.<br /><br />Selain itu, merekapun memiliki kebiasaan mengusap-usap kuburan,bertabbaruk dengan orang-orang shaleh, dan al-murabathah (berdiam diri sambil menghadap ke satu arah tertentu, pent).<br /><br />Saya teringat peristiwa yang saya alami pada tahun 1982. Pada saat itu saya masih remaja. Saya pergi ke negeri al-haramain asy-syarifain (saudi arabia), dan itulah ziarah pertama saya ke negeri tersebut. Disana saya mencari sebagian masyayikh untuk mengambil ijazat hadits dari mereka. Sebagaimana sayapun mengambil faidah dari sebagian mereka. Saya bertanya : “dimana syaikh muhammad zakaria al-kandahlawi ?”.<br /><br />Dia berkata : “di sana, di darul- ‘ulumisy-syar’iyyah”. Dahulu dekat dengan al-haram, dan kini dipindahkan ke al_masjidun-nabawi.<br /><br />Maka saya pun pergi menuju ke tempat tersebut. Saya mengetuk pintu. Lalu keluarlah seseorang. Saya berkata kepadanya: “saya ingin bertemu dengan syaikh muhammad zakariya, saya dari yordania, saya seorang penuntut ilmu”.<br /><br />Orang itu berkata: “syaikh tidak bisa bertemu denganmu!”<br /><br />Saya bertanya: “mengapa?.<br /><br />Ia menjawab: “syaikh sedang ber-muabathah menghadap kuburan!<br /><br />Begitulah! Ternyata dia sedang duduk di dalam ruangannya yang dekat dengan al-haram sambil menghadap ke kuburan. Itulah yang disebut dengan al-murabathah.<br /><br /><br />Inilah kenyataannya! Ia (muhammad zakariya al kandahlawi) memiliki karya tulis dengan judul fadha-ilul a’mal dan juga disebut dengan tablghi nishab.<br /><br />Adapun oleh saya, maka saya namakan yablighi nashshab, karena dipenuhi oleh hadits-hadits dha’if, khurafat, bid’ah-bid’ah, dan kesesatan-kesesatan lainnya. Wal ‘iyaadzu billaah. Demikian keadaan jama’atut-tabligh dalam segala perkaranya.<br />Jama’ah tabligh dan tauhid uluhiyyah<br /><br />Mereka tidak pernah berbicara masalah tauhid, terutama tauhid al-uluhiyyah dan al-asma’ washshifat. Mereka tidak berbicara masalah tauhid, melainkan hanya tauhid ar-rububiyyah. Yakni, tentang siapakah yang maha pencipta? Allah. Yang memberi rizki? Yang maha menghidupkan? Yang maha mematikan? Allah.<br /><br />Inilah yang yang menjadi kebiasaan dan dengungan mereka. Padahal, tauhid ini tidak pernah diingkari sama sekali oleh orang-orang kafir dahulu. Allah berfirman : “dan sesungguhnya jika kamu yanyakan kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, Tentu mereka akan menjawabl allah..” (qs. Luqman/31:25). [8]<br /><br />Akan tetapi, mereka (orang-orang kafir dan musyrik dahulu) tidak mendapatkan manfaat dari keimanan mereka terhadap tauhid rububiyyah belum mengantaskannya dari lingkkaran kekufuran. Sebab, mereka hanya beriman terhadap tauhid ar-rububiyyah, akan tetapi keliru dalam ber-tauhid al-uluhiyyah (peribadatan kepada allah dengan segala macam bentuknya yang disyariatkan, pent), sebagaimana yang mereka ucapkan dalam firman allah berikut : “..Kami Tidak menyembah mereka (sesembahan-sesembahan selain allah) melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada allah dengan sedekat-dekatnya… (qs. Az-zumar/39:3)<br /><br />Lalu datanglah jama’atut-tabligh dan berkata:<br /><br />“tidak! Ini (tauhid) membuat umat lari. Ini membuat umat menjauh (dari dakwah)”.<br /><br />Oleh karena itu sekali lagi mereka tidak pernah menyinggung masalah tauhid ini. Mereka hanya berbicara masalah fadha-ilul a’mal.<br /><br />Jama’ah tabligh menganggap bid’ah lebih baik dari pada sunnah<br /><br />Amir (pemimpin) mereka yang berada di al-hudaidah pernah berkata:<br /><br />“bid’ah yang menyatukan umat lebih baik daripada sunnah yang memecah-belah umat”!<br /><br />Seorang yang ‘alim dan pandai dalam permasalahan agama seharusnya tidak berkata dengan sesuatu yang batil. Dia malah berkata: “(bid’ah yang menyatukan umat lebih baik daripada sunnah yang memecah-belah umat)”.<br /><br />Na’uzubillah!<br /><br />Sesungguhnya satu perkataan ini saja sudah cukup sebagai bukti tentang kebodohan mereka. Bagaimana mungkin sebuah bid’ah sapat mempersatukan umat? Lalu, apakah bid’ah memang dapat menyatukan umat?<br /><br />Seandainya pun sebuah bid’ah itu mampu menyatukan umat, sesungguhnya hal itu seperti firmanallah tentang bani israil (baca: kaum yahudi, pent) berikut : “…kamu kira mereka itu bersatu, padahal hati mereka berpecah belah…(qs. Al-hasyr/59:14).<br /><br />Sehingga seandainya pun sebuah bid’ah mampu menyatukan umat tetapi hal itu pada zhahir-nya saja. Adapun pada batinnya, justru memecah belah mereka. Ini berbeda halnya dengan sunnah, seandainya pun secara zhahir, terlihat memecah-belah umat, maka sungguh, pada hakikatnya justru menyatukan mereka.<br /><br />Bukanlah kalian tahu bahwa di antara nama-nama al-qur’an ialah al-furqan (pembeda)? Lalu mengapa (disebut) al-furqan? Karena al-qur’an membedakan antara yang haq dan yang batil.<br /><br />Dalam shahih al-bulhari :”.. dan muhammad memcah-belah antara manusia.” [9].<br /><br />Beliau memecah-belah manusia dengan al-haq atau dengan kebatilan? Tentu dengan al-haq, dan beliau pun memerangi kebatilan. Demikian pula dengan para pengikut beliau. Mereka memcah-belah umat dengan al-haq; karena dengan al-haq, jelaslah semua yang batil dan para pelakunya. Sedangkan bid’ah, jika pun menyatukan umat, maka sesungguhnya menyatukan di atas kebatilan. Dan hakikat persatuan tersebut adalah persatuan di atas kerusakan dan kebinasaan.<br />Jama’ah tabligh dan ahlus-sunnah<br /><br />Saya pernah mendengarkan ucapan salah seorang dari mereka, tatkala ia melihat sebuah kitab yang sedang saya baca yang membahas tentang jama’ah-jama’ah. Dalam kitab tersebut terdapat pembahasan tentang jama’atut-tabligh.<br /><br />Dia berkata: “kitab ini lebih berbahaya dari pada yahudi dan nasrani!.<br /><br />Saya yakin, orang itu belum membaca kitab tersebut; karena memang jama’atut –tabligh tidak suka membaca. Mereka tidak suka menuntut ilmu! Ilmu mereka hanya terbatas pada riyadhush-shalihin, fadha-ilul a’mal atau tablighi nashshab. Selain itu, tidak ada.<br /><br />Seandainya pun ada, maka sesungguhnya hal itu berasal dari kesungguhan usaha pribadi tertentu saja. Sungguh indah perkataan imam abu hatim ar-razi :<br /><br />“tanda ahlul-bida’ ialah mencela ahlul-atsar (ahlus-sunnah)” [10].<br /><br />Sebagian ulama salaf berkata: “tidaklah engkau melihat ulama salaf berkata: “tidaklah engkau melihat mubtadi’ (ahlul-bid’ah), melainkan pasti ia membenci ahlul-hadits (ahlus-sunnah)”. [11]<br /><br />Tidak syak lagi, tatkala kita mengingkari dan menentang jama’atut-tabligh, baik tentang kegiatan khuruj mereka, aturan-aturan mereka, maupu pemikiran-pemikiran mereka, dan segala penyimpangan mereka, maka pastilah mereka tidak akan ridha dengan kita. Mereka membenci kita. Mereka pun membenci apa yang kita dakwahkan kepada kaum muslimin. Padahal, tidaklah kita berdakwah, melainkan berdakwah supaya orang menuju sunnah.<br /><br />Tatkala mereka mendakwahkan dan mengajak orang lain menuju golongan dan kelompoknya, kita senantiasa mengajak dan mendakwahkan manusia menuju sunnah nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang penyair berkata: “maka cukuplah bagi kalian perbedaan ini di antara kita<br /><br />Dan setiap bangunan akan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya<br />Pandangan jama’ah tabligh tentang belajar ilmu syar’i<br /><br />Dalam pokok-pokok dakwah mereka yang enam, mereka menyatakan tentang “ilmu”. Akan tetapi , ilmu mereka hanya sebatas riyadhush-shalihin, hayatush-shahabah, dan fada-ilil a’mal.<br /><br />Hayatush-shahabah untuk kalangan orang-orang arab, sedangkan fada-ilil a’mal atau tablighi nashshab untuk orang-orang selain arab.<br /><br />Kitab hayatush-shahabah terdiri dari empat jilid besar. Kemudian sebagian kawan kami –para penuntut ilmu- mentahqiq dan menyaring kembali isi kitab itu. Sehingga jadilah kini, kitab tersebut hanya dalam satu jilid saja. Hadits-hadits yang shahih ternyata hanya dalam satu jilid, adapun tiga jilid lainnya berisi hadits-hadits dah’if, palsu, sangat lemah dan munkar.<br /><br />Kemudian, sebagian orang yang menginginkan kebaikan untuk kaum muslimin dengan mencetak ulang kitab yang sudah merupakan intisari dari hadits-hadits yang shahih saja dalam satu jilid tersebut. Dalam jilid tersebut. Dalam jilid kitab tersebut –sengaja- ditulis “cetakan umum untuk seluruh kaum muslimin, terkhusus untuk jama’atut tabligh”. Mengapa ditulis demikian? Dengan tujuan pendekatan kepada mereka.<br /><br />Akhirnya dicetaklah dengan jumlah yang sangat banyak, dan dikirimkan ke salah satu markaz terbesar jama’atut tabligh di yordania sebanyak seribu kitab. Ternyata, apa yang mereka lakukan? Mereka membakar seluruh kitab.<br /><br />Salah satu amir mereka berdiri sambil memegang kitab itu dan berkata:<br /><br />“kitab ini telah dipalsukan dengan mengatasnamakan jama’atut-tabligh!”<br /><br />Padahal. Seluruh yang ada dalam satu jilid kitab tersebut, hadits-haditsnya sudah disaring dan dipilih dalam keadaan shahih seluruhnya. Namun, ternyata warisan leluhur mereka jauh lebih mereka cintai daripada al-haq dan ahlul-haq, dan daripada sunnah-nya ahlul-sunnah. Sungguh amat disesalkan!<br /><br />Kemudian, salah satu bentuk kebencian mereka terhadap ilmu, jika kamu bertanya kepada salah satu tokoh ulama atau pembesar mereka dalam masalah fikih –misalnya-, lalu kamu berkata kepadanya:<br /><br />“terjadi pada diri saya begini dan begitu, bagaimana hukumnya?”<br /><br />Maka ia akan berkata kepadamu: “kami tidak membicarakan masa’il (permasalahan fiqih), kami hanya berbicara masalah fadha’il (keutamaan-keutamaan)!”<br /><br />Saya memiliki bantahan terhadap jawaban mereka itu, bukankah fadha’il (keutamaan-keutamaan) itu ada dengan sebab masa’il (permasalah fiqih)? Keutamaan segala sesuatu dapat kita ketahui dari kesimpulan pembahasan-pembahasan (fikih) yang ada.<br /><br />Tatkala kita membicarakan –misalnya- seseorang yang hafal dan faham benar tentang fadha’ilush-shalah (keutamaan-keutamaan shalat), apakah orang tersebut hanya sekedar hafal dan faham benar tentang fadha’ilush-shalah, dan ia tidak pernah melakukan shalat?<br /><br />Maka saya katakan disini, al-fadha’il (keutamaan-keutamaan dalam beramal), jika dibandingkan dengan al-masa’il (permasalahan fiqih), seperti wudhu’ jika dibandingkan dengan shalat; yakni, apakah ada seseorang yang selalu berwudhu’ tetapi sama sekali tidak pernah melakukan shalat? Kalau begitu, apa faidah dia berwudhu? Bahkan wudhu’ tersebut bisa menjadi penghujatnya kelak!<br /><br />Jadi apa fungsi seseorang mengetahui dan memahami al-fadha’il (keutamaan-keutamaan dalam beramal), jika ia tidak mau mengetahui, menerapkan dan mempraktekkan al-masa-il (permasalahan fikih)? Sedang nabi bersabda: “ barang siapa yang alla kehendaki kebaikan padanya, allah akan jadikan ia pandai dalam agama..”. [12]<br /><br />Berarti, jika mereka (jama;atut-tabligh) tidak mau mengetahui al-haq, dan tidak mau perhatikan terhadap al-haq, maka keadaan mereka yang jauh dari ilmu; merupakan salah satu tanda bahwa allah tidak memberikan taufiq-nya kepada mereka. Anggapan mereka, bahwa saat ini bukan waktu untuk menuntut ilmu! Mereka menyangka saat ini adalah waktu untuk berdakwah.<br /><br />Apakah ada sebuah dakwah yang dilakukan tanpa dasar ilmu? Apakah boleh berdakwah tanpa ilmu?<br />Pandangan jama’ah tabligh terhadap golongan lain<br /><br />Mereka beranggapan, tidak ada keselamatan bagi manusia kecuali dengan menempuh jalan mereka. Mereka mengumpamakannya seperti kapal nabu nuh. Orang yang menaikinya selamat, dan oarang yang tidak mau menaikinya binasa.<br /><br />Mereka berkata:<br /><br />“sesungguhnya dakwah kami seperti kapal nabi nuh”.<br /><br />Hal ini telah kami dengar sendiri dari mereka di yordania dan di yaman.<br /><br />Jama’atut-tabligh, bukan jama’ah sunnah. Dan sebenarnya, kalimat “safinatu nuh” “kapal nabi nuh”, kutipan dari imam malik, saat beliau membicarakan nilai penting sunnah bagi seorang muslim. Kata beliau: “(as-sunnah bagaikan kapal nabi nuh. Barang siapa menungganginya, ia selamat. Dan barang-siapa yang tertinggal darinya, ia binasa)”. [13]<br /><br />Ternyata, mereka (jama’atut-tabligh) menukilkan kalimat yang haq, untuk kemudian mereka letakkan pada sesuatu yang tidak haq. Sedangkan allah berfirman: “dan taatilah allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat. (qs. ’ali imran/3:132)<br /><br />Jadi, taat kepada allah dan rasul-nya itulah sunnah, yang jika seseorang tertinggal darinya, ia akan binasa, dan yang mengikutinya akan selamat. Bukan jama’atut-tabligh, yang tidak memahami al-haq dan tidak membersihkan hak yang semestinya kepada ahlul-haq.<br />Pandangan jama’ah tabligh terhadap penuntut ilmu syar’i<br /><br />Mereka tidak siap untuk menuntut ilmu. Mereka beranggapan bahwa waktu yang digunakan untuk menuntut ilmu adalah sia-sia. Padahal allah telah berfiman, yang artinya: katakanlah: “inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) menuju allah dengan hujjah yang nyata, maha suci allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik:. (qs. Yusuf/12:108).<br /><br />Yang dimaksud dengan al-bashirah, ialah hujjah dengan ilmu dan pengetahuan. Oleh karena itu, allah pun berfirman:<br /><br />“maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperhatikan kepadamu..” Qs. Hud/11 ayat 112- dan perintah allah tidak mungkin dipraktekan dan dilaksanakan tanpa ilmu.<br /><br />Sehingga bagaimanakah mereka berdakwah menuju allah, dan mengira bahwa mereka berada di atas kebenaran dan petunjuk, sementara itu mereka tidak menuntut dan tidak menghormati ilmu sama sekali?<br /><br />Saya pernah mendengar salah satu senior mereka memberikan perumpamaan untuk membuat orang tidak sedang terhadap ilm. Kurang lebih dia berkata:<br /><br />“perumpamaan orang-orang yang menuntut ilmu dan tidak berdakwah, bagaikan seseorang yang mempelajari buku tentang teori belajar berenang. Dia mempelajarinya sampai samapi benar-benar hafal dan menguasainya. Kemudian suatu saat, dia sedang berjalan di tepi pantai, lalu menjumpai seseorang yang sedang hampir tenggelam sambil berteriak-teriak meminta pertolongan.<br /><br />Tapi orang tadi (yang hafal buku teori berenang) justru berkata: “tunggulah sebentar, saya buka dulu buku teori belajar berenang. Saya akan baca cara menolong orang yang tenggelam”.<br /><br />Lihatlah perumpamaan batil yang buruk ini wal’iyadzu billah!<br /><br />Di manakah letak persamaan antara ilmu dan perumpamaan ini?<br /><br />Lagipula, apakah semua orang hanya sibuk dengan membaca dan belajar buku teori belajar berenang saja? Mereka mendapatkan perumpamaan seperti ini dari waswasatusy-syaithan (bisikan setan), sehinga membuat orang-orang tidak suka ilmu, dan akhirnya mereka pun jauh dari ilmu, dan akhirnya mereka pun jatuh dari ilmu dan para ulama.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /><b>Peringatan</b><br /><br />Salah satu hal yang berbahaya pula pada jama’atut tabligh adalah merubah-ubah makna hadits dari makna yang sesungguhnya. Contohnya hadits yang berbunyi: “dari (tanda-tanda) kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya”.[14]<br /><br />Apa yang mereka artikan dari makna hadits ini? Mereka berkata:<br /><br /><br />“jika kamu melihat apapun yang terjadi di masjid, maka jangan kamu ingkari; karena rasul telah bersabda.., “<br /><br />mereka pun membawakan hadits tadi.<br /><br />Lihatlah! Dengan pemahaman seperti itu, mereka membatalkan amar ma’ruf dan nahi minkar dengan hujjah hadits di atas. Ini adalah kebatilan!<br /><br />Lalu, apakah amar ma’ruf dan nahi munkar tidak bermanfaat bagi kita? Hingga bisa-bisanya mereka berhujjah dengan hadits di atas? Inilah substansi kebatilan.<br /><br />Demikianlah, sebagian bid’ah mereka wal ‘iyadzu tabaraka wa ta’ala.<br /><br />Dipublikasikan oleh : <a href="http://ibnuramadan.wordpress.com/">ibnuramadan.wordpress.com</a><br /><br /><b>Nasehat untuk jamaah tabligh… [15]</b><br />Agama adalah nasehat<br /><br />Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “agama adalah nasehat, kami (para sahabat) bertanya : untuk siapa wahai rasulullah ? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : untuk allah, kitab-naya, rasul-nya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan orang-orang muslim”. (hr.muslim).<br /><br />Sabagai aplikasi sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, maka saya ingin menyampaikan nasehat kepada seluruh kelompok dakwah islam, agar senantiasa berpegang teguh dengan al-qur’an dan hadits-hadits yang shahih berdasarkan pemahaman para ulama salaf, seperti : para sahabat, tabi’in, pata imam mujtahidin dan orang-orang yang senantiasa meniti jejak mereka.<br /><br /><b>Kepada jama’ah tabligh</b><br /><br /><br />Nasehat saya kepada mereka, agar perpegang teguh dalam dakwahnya dengan al-qur’an dan sunnah yang shahih, dan hendaklah mereka belajar al-qur’an, tafsir, dan hadits. Sehingga dakwah mereka benar-benar berdasarkan ilmu, sebagaimana firman allah ta’ala : “katakanlah : “inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada allah dengan hujjah yang nyata.” (qs.yusuf : 108).<br /><br />Dan sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “sesungguhnya ilmu (bisa diperoleh) hanya dengan belajar.” (hadits hasan, lihat shahihul jami)<br /><br /><br />Mereka harus berpegang teguh dengan hadits-hadits yang shahih dan menjauhi hadits-kadits yang dhaif (lemah) dan maudu’ (palsu), sehingga mereka tidak masuk pada yang disinyalir rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : ”cukup seseorang dikatakan berdusta jika menceritakan semua apa yang didengarnya.” (hr.muslim).<br /><br /><br />Kepada al-ahbab (orang-orang yang saya cintai) agar tidak memisahkan antara amar ma’ruf dan nahi munkar, karena allah banyak menyebutkan secara bersamaan dalam ayat-ayat al-qur’an, seperti firman allah ta’ala : “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (qs. Ali imran : 104).<br /><br />Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga punya perhatian serius dan memerintahkan kamum muslimin untuk merubah kemungkaran, sebagaimana sabdanya shallallahu ‘alaihi wa sallam : “barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran hendaklah merubah dengan lisannya, dan apabila tidak mampu, maka hendaklah merubah dengan lisannya, dan apabila tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.” (hr.muslim)<br /><br /><br />Hendaklah mereka memperhatikan dakwah kepada tauhid dengan serius, dan mendahulukannya atas yang lainnya, demi mengamalkan sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “jadikanlah per tama kali yang kalian dakwahkan kepada mereka adalah syahadat (kalimat tauhid) la ilaha illallah.” (hr.bukhari dan muslim). Dalam Riwayat lainnya, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “sampai mereka (benar-benar) mentauhidkan allah.” (hr.bukhari).<br /><br />“mentauhidkan allah”, maksudnya adalah : mengesakan allah dalam semua jenis ibada, lebih-lebih dalam hal do’a, karena rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “do’a adalah ibadah,” (hr.tirmidzi. Beliau berkata : hadits ini hasan shahih).<br /><br /><b>Nasihat umum kepada seluruh kelompok</b><br /><br />Saya sekarang sudah tua renta, umur saya sekarang telah mencapai 70 tahun, dan saya mengharapkan kebaikan bagi semua kelompok, oleh karena itu untuk mengamalkan hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “agama itu nasehat”, saya ingin menyampaikan bebrapa nasehat ini :<br /><br /><br />Agar semua kelompok berpegang teguh dengan al-qur’an dan sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bentuk ketaatan terhadap firman allah : “dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) allah, dan jangan kamu bercerai-berai..”(QS.ali imran : 103). Dan sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “telah saya tinggalkan kepada kalian dua perkara, selama kalian berpegang teguh dengan kedudukannya, maka tidak akan tersesat, yaitu (kitabullah al-qur’an dan sunnah nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam).” (hr.malik dan dishahihkan oleh al-albani dalam shahihul jami).<br /><br /><br />Apabila jama’ah-jama’ah yang ada berselisih, hendaknya mereka kembali kepada al-qur’an fan hadits serta amalan para sahabat, allah ta’ala berfirman : “kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada allah (al-qur’an) dan rasul (sunnahnya), jika kemu benar-benar beriman kepada allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya,”(qs.an-nisa : 59). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “wajib bagi kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnahnya para khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah dengannya.” (hadits shohih riwayat imam ahmad).<br /><br /><br />Hendaklah mereka memperhatikan dakwah tauhid yang menjadi prioritas dan pusat perhatian al-qur’an. Dan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai dakwahnya kepada tauhid dan memerintahkan para sahabatnya agar memulai dengannya.<br /><br /><br />Sesungguhnya saya telah masuk dan bergaul dengan kelompok-kelompok dakwah islam, dan saya lihat bahwa dakwah salafiyahlah yang konsisten dengan al-qur’an dan sunnah menurut pemahaman salafus shaleh, yaitu rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam para sahabatnya dan para tabiin. Dengan sungguh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi isyarat tentang kelompok tang satu ini dalam sabdanya : “ketahuilah bahwasanya orang-orang sebelum kamu dari ahlikitab berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua di dalam neraka dan yang satu di surga yaitu al-jama’ah.” (hr.ahmad dan dinyatakan holeh al-hafidz ibnu hajar). “semua di dalam neraka kecuali satu yaitu apa yang saya dan para sahabatku ada diatasnya.” (hr.tirmidzi dan dihasankan oleh al-albani). Dalam hadits diatas rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita, bahwasanya orang yahudi dan nasrani berpecah belah menjadi lebih banyak dari mereka, dan kelompok-kelompok yang banyak ini terancap masuk neraka, karena menyimpangnya dan jatuhnya dari kitab allah dan sunnah nabi-nya. Dan bawasanya hanya satu kelompok yang selamat dari neraka dan masuk surga, yaitu al-jama’ah (kelompok yang berpegang teguh dengan al-qur’an dan sunnah serta amalan para sahabat). Keistimewaan Dakwah salafiyah adalah dakwah kepada tauhid, memerangi syirik, mengetahui hadits-hadits yang shahih dan memperingatkan umat dari hadits yang dha’if (lemah) dan maudhu’ (palsu), serta memahami hokum-hukum syariat dengan dalil-dalilnya. Dan ini sungguh sangat penting bagi setiap muslim. Oleh karena itu, saya menasehati seluruh saudara-saudaraku kaum muslimin, agar senantiasa konsisten dengan dakwah salafiyah, karena dakwah tersebut adalah dakwah yang selamat dan kelompok yang mendapat pertolongan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “akan senantiasa ada dari umatku satu kelompok yang tanpak diatas kebenaran, tidak memudharatkan mereka orang yang menghinakan mereka sampai dating urusan allah.” (hr.muslim). Midah-midahan allah menjadikan kit ate rmasuk kelompok yang selamat dan mendapat pertolongan.<br /><br /><b>Footnote :</b><br /><br />[1] naskah ini merupakan ringkasan dari keterangan syaikh ‘ali hasan al-halabi terhadap kitab hadzihi d’watuna wa ‘aqidatuna (inikah dakwah dan aqidah kami), karya syaikh muqbil bin hadi al wadi’i pada point ke-16 tentang jama’ah tabligh. Penjelasan ini disampaikan syaikh ‘ali bin al-halabi pada acara daurah syar’iyyah viii, di trawas, mojokerto, yang berlangsung pada 29 muharram – 6 shafar 1429 h atau 7-13 februari 2008. Diterjemahkan oleh ustadz abu “abdillah arief budiman bin usman rozali dengan beberapa tambahan subjudul dan footnote dari penterjemah. Yang dimuat pada majalah as-sunnah edisi 01/thn.xii/1429h/2008m. Peringkasan dilakukan karena keterbatasan halaman. Mohon maaf.<br /><br />[2] hr al-bukhari (1/52 no. 109), dan lain-lain dari salmah bin al ‘akwa<br /><br />[3] hr al-bakhari (1/434 no. 1229), muslim (1/10 no.4), dan lain-lain, dari al-mughiirah bin syu’bah<br /><br />[4] muslim dalam muqaddimah shahih-nya (1/8), dari al-mughirah bin syu’bah<br /><br />[5] hr al-bukhari (1/171 no. 434), muslim (1/459 no. 649), dan lain-lain, dari abu hurairah. Dan lafazh hadits nabi di atas dalam shahih al-bakhari<br /><br />[6] apa hubungan antara penyakitnya dengan kesalahan dalam membaca harakat pada hadits nabi di atas? Sungguh sebuah alasan yang secara zhahirnya mengada-ada dan tidak tepat pula. Wallahul-musta’an<br /><br />[7] orang mungkin memahami; bukanlah ini hanya aturan untuk ketertiban seperti jam dan jadwal sekolaj? Jawabannya: tidak demikian, sebab aturan yang mereka buat sebagai disiplin beragama, sedangkan jam dan jadwal hanya aturan administrasi dan tidak terkait dengan disiplin beragama.<br /><br />[8] lihat pula ayat-ayat serupa dalam surat al-ankabut/29 ayat 61, az-zumar/39 ayat 38, dan az-zukhruf/43 ayat 9. (pent)<br /><br />[9] hr. al-bukhari (6/2655 no.6852) dari hadits jabir bin abdillah<br /><br />[10] lihat syarhu usull i’tiqadi ahlis-sunnati wal-jama’ah (1/200), karya al-imam abul-qasim hibatullah bin al-hasan bin manshur ath-thabari al-lalika’i (418 h)<br /><br />[11] lihat szammul-kalami wa ahlihi (2/72 no.229), karya abu ismail abdullah bin muhammad al-anshari al-harawi (396-481 h)<br /><br />[12] hr al-bukhari (1/39 no.71), muslim (2/718 no. 1073), dan lain-lain, dari hadits mu’awiyyah bin abi sufyan<br /><br />[13] lihat dzammul-kalami wa ahlihi (5/80-81 no. 872).<br /><br />[14] hr at-tirmidzi (4/558 no. 2317), ibnu majah (2/1315 no. 376), dan lain-lain, dari abu hurairah. Dan hadits ini dishahihkan oleh syaikh al-albani dan shahih sunan at-tarmidzi (2/530-531 no. 2317), shahih sunan ibnu majah (3/302 no.3226), dan kitab-kitab beliau lainnya.<br /><br />[15] dialihbahasakan oleh abdurrahman hadi lc. Dari kitab “kaifa ihtadaitu ila at-tauhid wa ash-shiratil mustaqim” oleh : syaikh muhammad bin jamil zainu<br /><br />Disalin dari majalah adz-dzakhiirah vol.6 no.6 edisi 38 – 1429h]<br /><br />Sumber artikel:<br /><br /><a href="http://mantanjt.blogspot.com/">Mantanjt.blogspot.com</a><br /><br /><a href="http://ibnuramadan.wordpress.com/">Ibnuramadan.wordpress.com</a><br /><br />Sumber :<a href="http://elhijrah.blogspot.co.id/2011/02/jamaah-tabligh-yang-kukenal.html">http://elhijrah.blogspot.co.id/2011/02/jamaah-tabligh-yang-kukenal.html</a><br /><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com44tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-26031804438596955372016-01-01T16:44:00.001+08:002016-01-01T16:44:44.450+08:00MAULID NABI: SATU SALAH FAHAM<img alt="maulid" height="184" src="https://muslim.or.id/wp-content/uploads/2011/02/maulid.jpg" width="320" /><span style="font-size: large;"><br /><br />Kita di nusantara ini memang biasa dengan perayaan maulid nabi. Ada orang mempertikaikannya. Daku pun hairan pada mulanya mengapa orang membid'ahkannya.<br /><br />Akhirnya dengan sedikit pengajian dan pembacaan, daku temui jawapannya. Tuan2 dipersilakan mau bersetuju atau tidak. Tapi bila daku dalami secara tekun, ada logiknya dan ada dalilnya. Dipersilakan membaca di bawah:</span><div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><a name='more'></a><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah. Wa ba’du.<br /><br />Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, di bulan Rabi’ul Awwal ini, banyak kaum muslimin yang merayakan maulid Nabi. Telah banyak pula tulisan yang menjelaskan bahwa perayaan maulid tidak ada tuntunannya di dalam Islam. Dengan memohon pertolongan Allah, sedikit bahasan ini akan memaparkan alasan mengapa maulid dikategorikan sebagai bid’ah sehingga tidak seyogyanya seorang muslim merayakannya. Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /><b>Pengertian ringkas bid’ah</b><br /><br />Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan bid’ah adalah setiap perbuatan yang diada-adakan dalam agama yang tidak ada dalil yang menunjukkan disyari’atkannya perbuatan tersebut” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam,2/127)<br /><br />Berdasarkan pengertian di atas, maka ada dua poin penting yang dapat diambil :<br />Bid’ah hanya berkaitan dengan masalah agama<br />Bid’ah adalah perbuatan yang tidak ada dasarnya dalam agama.<br />Mengapa maulid dikategorikan sebagai bid’ah?<br /><br />Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, tentu bagi saudara kita yang merayakannya, maulid adalah ibadah dan perayaan yang sangat agung yang dapat mendatangkan keridhoan Allah Ta’ala dan syafa’at Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maulid Nabi adalah perayaan yang rutin digelar setiap tahunnya sehingga maulid Nabi termasuk hari ‘ied dimana banyak dari kaum muslimin berkumpul di hari tersebut.<br />Definisi ‘ied<br /><br />Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “’Ied adalah istilah yang diambil karena berulangnya sesuatu untuk sebuah perkumpulan besar. Bisa jadi yang berulang adalah tahun, pekan, bulan, atau semisalnya” (Fathul Majid, hal. 267)<br /><br />Dengan demikian, maulid dapat dikategorikan sebagai hari ‘ied berdasarkan pengertian di atas karena kesesuaian sifat-sifatnya, sama-sama rutin dan sama-sama merupakan perkumpulan besar kaum muslimin.<br />Penentuan ibadah atau hari ‘ied kaum muslimin membutuhkan dalil<br /><br />Akan tetapi, untuk menentukan suatu hari itu adalah ‘ied atau bukan maka membutuhkan dalil dari Al Qur’an atau As Sunnah.<br /><br />Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Tidaklah disyari’atkan bagi kaum muslimin untuk menjadikan (suatu hari sebagai) ‘ied kecuali yang ditetapkan oleh syari’at sebagai hari ‘ied. Hari ‘ied (yang ditetapkan syari’at) tersebut adalah ‘iedul fithri, ‘iedul adha, hari-hari tasyrik dimana ketiga ‘ied tersebut adalah ‘ied tahunan, serta hari jum’at dimana hari jum’at adalah ‘ied pekanan. Selain dari hari-hari ‘iedtersebut, maka menetapkan suatu hari sebagai hari ‘ied yang lain adalah kebid’ahan yang tidak ada asalnya dalam syari’at” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 228)</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /><b>Adakah dalil dianjurkannya maulid?</b><br />Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, sayangnya tidaklah kita temukan satu dalil pun yang menunjukkan disyari’atkannya maulid Nabi setelah sempurnanya Islam. Tidak ada hadits Nabi, riwayat sahabat, serta ucapan 4 imam mazhab yang menunjukkan dianjurkannya merayakan maulid Nabi.<br />Kesimpulan hukum maulid<br /><br />Oleh karena itulah, dengan melihat definisi bid’ah di atas serta melihat penjelasan tentang ‘ied sebelumnya, maka yang dapat kita simpulkan adalah : Maulid adalah sebuah perayaan rutin (‘ied) yang tidak memiliki landasan sama sekali dalam agama sehingga tergolong perbuatan baru yang diada-adakan (baca : bid’ah).<br /><br />Inilah alasan pokok mengapa maulid dikategorikan sebagai bid’ah. Maulid adalah perkara baru dalam agama yang tidak ada dasarnya sama sekali, sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /><br />و إياكم و محدثات الأمور فإن كل بدعة صلالة<br /><br />“Waspadalah kalian dari perkara-perkara baru (dalam agama) karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, beliau berkata : “hadits ini hasan shahih”)<br />Terdapat kemiripan dengan perayaan orang kafir<br /><br />Selain tidak memiliki landasan agama, perayaan maulid Nabi juga menyerupai perayaan yang diadakan oleh orang nasrani yang merayakan hari kelahiran Nabi ‘Isa ‘alaihis salam sehingga dikategorikan sebagai bid’ah.<br /><br />Imam As Suyuthi rahimahullah berkata, “Termasuk ke dalam perbuatan bid’ah yang mungkar adalah : menyerupai orang kafir dan menyamai mereka dalam hari raya mereka dan perayaan mereka yang terlaknat sebagaimana yang dilakukan banyak orang awam dari kaum muslimin yang turut serta dalam perayaan orang nasrani pada Khamis al Baydh<a href="https://muslim.or.id/11394-mengapa-maulid-nabi-dikategorikan-sebagai-bidah.html#sdfootnote1sym">1</a> dan lainnya” (Al Amru bil Ittiba’, hal. 141, dinukil dari ‘Ilmu Ushul Al Bida’, hal. 80)<br />Mungkin saja Nabi dan para sahabat melakukannya jika mau<br /><br />Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, akan semakin menambah keyakinan kita untuk mengatakan bahwa maulid adalah bid’ah jika melihat perkataan Ibnu Taimiyyah berikut ini.<br /><br />Beliau rahimahullah berkata, “Sesungguhnya para salaf tidak merayakannya (maulid Nabi-pen) padahal ada faktor pendorong untuk merayakannya dan juga tidak ada halangan untuk merayakannya. Seandainya perbuatan itu isinya murni kebaikan, atau mayoritas isinya adalah kebaikan, niscaya para salaf radhiyallahu ‘anhum lebih berhak untuk merayakannya. Karena mereka adalah orang yang lebih besar kecintaannya dan pengagungannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan kita. Mereka -para salaf- lebih semangat untuk berbuat kebaikan” (lihat Iqtidho Shirothil Mustaqim, 2/612-616, dinukil dari Al Bida’ Al Hauliyah, hal. 198)<br /><br />Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, seandainya Rasulullah, <a href="https://muslim.or.id/manhaj/meneladani-sahabat-nabi-jalan-kebenaran.html">para sahabat</a>, tabi’in, maupun 4 imam mazhab mau merayakan maulid Nabi, tentu mudah bagi mereka untuk merayakannya. Faktor pendorong merayakan maulid sudah ada, yakni kecintaan mereka kepada Nabi yang teramat besar, ditambah lagi tidak ada faktor yang menghalangi mereka untuk merayakannya. Namun, mengapa mereka tidak merayakannya? Apa sih susahnya maulidan? Hal ini semata karena keyakinan mereka bahwa maulid bukanlah ajaran Rasul yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /><b>Penutup</b><br /><br />Sebagai penutup, marilah sejenak kita renungi bersama kisah berikut ini.<br /><br />Suatu ketika, Sa’id Ibnul Musayyib rahimahullah melihat seseorang yang shalat lebih dari 2 raka’at setelah terbitnya fajar. Orang tersebut memperbanyak ruku’ dan sujud. Kemudian beliau melarang orang tersebut meneruskan sholatnya. Orang tersebut pun berkata, “Hai Abu Muhammad (panggilan Sa’id Ibnul Musayyib-pen)! Apakah Allah akan menyiksa aku karena sholatku?” Beliau menjawab, “Tidak, akan tetapi Allah akan menyiksamu karena kamu menyelisihi sunnah!”<br /><br />Syaikh Al Albani berkomentar, “Ini adalah jawaban yang sangat indah dari Sa’id Ibnul Musayyib rahimahullahu Ta’ala. Jawaban ini adalah senjata ampuh bagi orang yang gemar berbuat bid’ah yang menganggap baik banyak bid’ah dengan alasan isinya adalah zikir dan sholat! Merekapun mengingkari ahlus sunnah dengan memanfaatkan alasan tersebut. Mereka menuduh bahwa ahlus sunnah mengingkari zikir dan sholat! Padahal sejatinya, yang mereka ingkari adalah penyelisihan mereka terhadap sunnah dalam berzikir, sholat, dan sejenisnya” (Irwa-ul Ghalil, 2/236, dinukil dari ‘Ilmu Ushul Al Bida’, hal. 71-72)<br /><br />Itulah kaum muslimin yang dimuliakan Allah, yang ahlus sunnah ingkari bukanlah zikir dan sholat itu sendiri, akan tetapi penyelisihan terhadap sunnah itulah yang menjadi poin penting pembahasan ini. Bagaimana tidak? Menyelisihi sunnah berarti menyelisihi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal Allah Ta’alamemerintahkan kita semua untuk selalu meneladani beliau. Semoga AllahSubhaanahu wa Ta’ala memberi petunjuk kepada kita semua dan membimbing kita untuk senantiasa berpegang kepada Al Qur’an dan As Sunnah.<br /><br />Ya Allah, kami memohon kepada-Mu hidayah, ketakwaan, kehormatan, dan kecukupan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Mengabulkan do’a<br /><br />Semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah. Wallahu a’lam.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><a href="https://muslim.or.id/11394-mengapa-maulid-nabi-dikategorikan-sebagai-bidah.html">sumber</a></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-51604152486842221712016-01-01T12:33:00.000+08:002016-01-01T12:33:57.622+08:00SYIRIK & HAL YANG DIADA-ADAKAN DALAM AGAMA<img height="400" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTC24hNMdtThJ_5_P_E0JjZSNblfYJ37nN36PU7EDtbsEMpONZnbA" width="400" /><span style="font-size: large;"><br /><br /><b>Syirik itu Kesesatan yang Paling Besar</b><br /><br />Syirik artinya menujukan sebagian ibadah kepada selain Allah, atau bisa katakan pula syirik adalah menduakan Allah dalam ibadah. Semacam menjadikan do’a, sembelihan dan tumbal pada selain Allah.<br /><br /><a name='more'></a><br />Orang yang berbuat syirik dikatakan dalam ayat sebagai orang yang telah jauh tersesat karena ia telah menginjak hak-hak Allah. Di antara hak Allah adalah menjadikan ibadah hanya pada Allah saja, bukan pada makhluk seperti malaikat, nabi, orang sholih atau pada pohon dan batu. Jika seorang muslim menjadikan wali yang telah mati sebagai perantara dalam do’a, lalu ia sampaikan do’a pada wali supaya hajatnya disampaikan pada Allah, ini namanya meminta do’a pada wali. Setiap yang meminta pada selain Allah, itu syirik walau yang diminta bukanlah berhala, batu atau pohon. Contoh tadi itulah bentuk kesyirikan yang terjadi di masa silam di kalangan orang-orang musyrik. Bukti bahwa perbuatan meminta semacam itu termasuk syirik dibuktikan dalam ayat berikut,<br /><br />وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ<br /><br />“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. Az Zumar: 3).</span><div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"> Bagaimana perbuatan tadi tidak disebut syirik sedangkan di akhir ayat disebut bahwa mereka termasuk dusta lagi ingkar. Namun inilah perbuatan syirik yang dibela oleh para pengagung kubur, wali dan sunan. Wallahul musta’an.<br /><br />Pelaku syirik itulah yang telah sesat sejauh-jauhnya. Allah Ta’ala berfirman,<br /><br />وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا<br /><br />“Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa’: 116).<br /><br />Dalam ayat lain dalam nasehat Lukman pada anaknya disebutkan,<br /><br />إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ<br /><br />“Sesungguhnya syirik adalah benar-benar kezholiman yang besar.” (QS. Lukman: 13).<br /><br />Coba renungkan ayat berikut pula,<br /><br />وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ<br /><br />“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am: 88).</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"> Kenapa syirik itu dibela padahal syirik bisa menghapus amalan? Juga disebutkan dalam ayat lain,<br /><br />وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ<br /><br />“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65).<br /><br />Lantas kenapa sampai ajaran syirik dibela dan terus dilestarikan? Dan biasanya pelaku syirik pun sudah tidak punya argumen lagi ketika syirik mereka dikritik. Mereka hanya bisa beralasan bahwa ajaran tersebut sudah menjadi tradisi turun temurun di tanah air. Hal ini pas seperti alasan orang-orang musyrik di masa silam. Tak jauh beda. Lihatlah ayat,<br /><br />وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آَبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آَثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ<br /><br />“Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka“.” (QS. Az Zukhruf: 23).</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"> Mereka tidak punya dalil untuk mendukung kesyirikan mereka. Yang ada cuma dalil yang tidak tegas atau dalil yang tidak shahih. Dan ujung-ujungnya, alasan mereka adalah warisan tradisi. Sama halnya ternyata dengan orang musyrik di masa silam.<br /><br />Demikianlah sebagian orang menganggap bahwa tindakan mesum masih lebih parah daripada tindakan menyekutukan Penciptanya dalam ibadah. Padahal dosa mesum masih berada di bawah kesyirikan. Allah Ta’ala berfirman,<br /><br />إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ<br /><br />“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang di bawah syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa’: 48). </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Apa mereka lebih senang masyarakat rusak dengan syirik dibanding dengan mesum? Padahal dosa mesum (jijik) masih di bawah kesyirikan. Sedangkan dosa syirik tidak diampuni jika dibawa mati.<br /><br />Jika dakwah anti syirik dikatakan sesat, maka seharusnya dakwah para Nabi pun dikatakan demikian. Karena setiap Rasul telah mengajarkan pada umatnya untuk menjauhi syirik dan mentauhidkan Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat,<br /><br />وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ<br /><br />“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu (segala sesuatu yang disembah selain Allah)” (QS. An Nahl: 36). </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Apa mereka mau menyesatkan para Nabi sebagai pendakwah anti syirik?</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /><br /><b>Bid’ah itu Sesat, Tidak Ada yang Hasanah</b><br /><br />Yang dibela kedua adalah berbagai ritual bid’ah, yaitu amalan yang dibuat-buat dalam hal agama yang tiada tuntunan karena tidak ada dalil pendukung. Perbuatan bid’ah inilah yang menyelisihi syahadat (pengingkaran) bahwa Nabi kita adalah hamba dan utusan Allah. Kalau dikatakan demikian, maka setiap akidah, amalan dan ibadah mesti mengikuti tuntunan nabi, bukan seenaknya membuat ibadah-ibadah baru sendiri.<br /><br />Ketika ada yang mengkritik ritual maulid Nabi, yasinan, tahlilan, serta ritual bid’ah lainnya, maka alasan pro-bid’ah tadi di antaranya ajaran ini semua baik (hasanah), kenapa dilarang?<br /><br />Padahal Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sendiri yang mengatakan setiap bid’ah itu sesat.<br /><br />وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ<br /><br />“Hati-hatilah dengan perkara yang diada-adakan karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Daud no. 4607 dan Tirmidzi no. 2676. </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Kata Al Hafizh Abu Thohir, sanad hadits ini shahih. Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih). </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Kalau Rasul katakan setiap amalan yang tiada tuntunan itu sesat, lantas mengapa masih dikatakan ada bid’ah hasanah. Apakah kita mau pertentangkan sabda Rasul dan perkataan manusia lainnya? </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Lihatlah kata Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,<br /><br />كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً<br /><br />“Setiap bid’ah itu sesat, walaupun manusia menganggapnya baik (hasanah).” (Lihat Al Ibanah Al Kubro li Ibni Baththoh, 1: 219, Asy Syamilah)<br /><br />Seorang ulama besar dalam madzhab Syafi’i berkata mengenai maksud bid’ah itu sesat,<br /><br />والمراد بقوله كل بدعة ضلالة ما أحدث ولا دليل له من الشرع بطريق خاص ولا عام<br /><br />“Yang dimaksud setiap bid’ah itu sesat adalah setiap amalan yang dibuat-buat dan tidak ada dalil pendukung baik dalil khusus atau umum” (Fathul Bari, 13: 254).<br /><br />Ibnu Rajab dari madzhab Hambali juga mengatakan,<br /><br />فكلُّ من أحدث شيئاً ، ونسبه إلى الدِّين ، ولم يكن له أصلٌ من الدِّين يرجع إليه ، فهو ضلالةٌ ، والدِّينُ بريءٌ منه ، وسواءٌ في ذلك مسائلُ الاعتقادات ، أو الأعمال ، أو الأقوال الظاهرة والباطنة .<br /><br />“Setiap yang dibuat-buat lalu disandarkan pada agama dan tidak memiliki dasar dalam Islam, itu termasuk kesesatan. Islam berlepas diri dari ajaran seperti itu termasuk dalam hal i’tiqod (keyakinan), amalan, perkataan yang lahir dan batin” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 128).<br /><br />Dan kami pun tidak asal menuduh sesatnya bid’ah kecuali jika memenuhi tiga syarat,<br /><br />1- Amalan tersebut baru, diada-adakan atau dibuat-buat.<br /><br />2- Amalan tersebut disandarkan sebagai bagian dari ajaran agama.<br /><br />3- Amalan tersebut tidak memiliki landasan dalil baik dari dalil yang sifatnya khusus atau umum. (Qowa’id Ma’rifatil Bida’, Muhammad bin Husain Al Jizaniy, hal. 18)<br /><br />Sehingga keliru jika ada yang menganggap bahwa naik pesawat, pakai laptop, pakai HP itu bid’ah dengan alasan di masa Nabi tidak ada komunikasi semacam itu dan kendaraannya hanya unta. Karena sekali lagi sebagaimana syarat yang disebutkan di atas, bid’ah itu dalam urusan agama, bukan urusan dunia.<br /><br />Jika Nabi sendiri yang katakan setiap bid’ah itu sesat (tidak ada yang hasanah), lalu bila ada yang mengingkari bid’ah, apa pantas disebut sesat?</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><a href="http://rumaysho.com/aqidah/saat-syirik-dan-bidah-dibela-3306">sumber</a></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-3936702238485674472015-12-05T22:35:00.000+08:002015-12-05T22:35:02.374+08:00Taubat Seorang Artis Dan Penari Terkenal Mesir, Haalah ash-Shaafy<span style="font-size: large;"> </span><img alt="Image result for jalan pulang" height="320" src="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxQTEhQSEhQUFRQVFhUVFBYUFRUYFRQXFhQXFhcUFBkYHCggGB0lHBcUITEiJiktLi4uFx8zODMsNygtLisBCgoKDg0OGhAQGi8fHxwsLCssLCwsLCwsLCw3LCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLDcsLCwsLDcsNywsNzcsN//AABEIAMgAhQMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAAEAAIDBQYBBwj/xAA9EAACAQMDAgQDBAkDBAMBAAABAhEAAyEEEjEFQQYiUWETMnEHgZHBFCMzQlJiobHRQ3LwgpKi4SSD8Rb/xAAZAQADAQEBAAAAAAAAAAAAAAAAAQIDBAX/xAAkEQACAgEFAQABBQAAAAAAAAAAAQIREgMhMUFREyIEFEJScf/aAAwDAQACEQMRAD8AqUSibS0y2KKtrXeeeSWkoywtDotFW1NA02FpbrvwaVg/hRyJSstRsCW3FFWkqY2qfZXtSbHGNAxt13ZRgt1ILQpZF4WV3wajdKt2tCKGuIDSUhuNIp3tUNet1bPaqC9amrsxaKV7dRlatGsVC9qmTTKxkpUcbIpUgplXZWjLa02zaii1SqZMeDiLRVuo1Spra0igqy0UUjj1NC21ohEpDTChcHFSbfShhbqa2tSaKRMgp9MVakApUUmOUCoNSp7VMaa4JpUVdgF3FQk0bdtUK1s1Rk20yF0oe4lGsKHu0A2BlaVdc0qdMmwxukiJWkvTG7iru0CKmDVlmzpelFlEemn0NN/RYq7dW5FOVT3UVSmzN6aKZLJ9KnS2atl4jbXP0X3p5E/PwACVIqUX+je9M1BS2pa4wVRyzEAD6k0ZDwYwV0Cm6PWWrg3WnR19UYMPxFTFxQFejIphmppphFMRA4qFhRDCoXWgTB7goW6KMcULcFBDBGWuU9xSqiTSgeldFNtUQhrmPQI94py3BXX0xOaQ0RqrRLyJFauxSSxXdsUyXY0r6V519sPTtTfXT2dOrOrMxdVU8hZUt6Dnmt/qdTsgevFVHhrXM9k72l0uXbZnk7LjBZ/6StKS2oI8nl32XdN1NjqItOr21KObqkGCNvlP/dGa9pNkVCb4B3QJ4nvHpNErckTTgqDUpvZDDbppSnmm7qsx2I2Wh7gohmqJ6AYG9D3RRdyhbopozkqBGFdpMa7VEWXyXhU6uKCtiiEFc9HapNhiNUoah0NSbqRpZNuFdJoQk1wO1OjNyKDxL1FFuqm4B/JCnkgkxH9fwqt6O5S/q7f8Rt31/wDst7T/AOSGqvxAWfq6q3yhFIHutp2n8atkga1MftdOyn3+E4ZR/wCb0oTck76Zpq6a03Gv5KwzVXYtkzgc+0ETNWnStalxfIwbbAMZAPpPFAavSlkuKVIDIwJwRwcmKpfspusbd5WzBUg/dH5UT1MZqPpUNBT0pT/rRtjTGp7CmNWyZxNELGh7lEvUDUydwdhUT1O7CoLl0UxWQMKVJnpUE7FjotZbuLuturCSJBnIMH+tEXNUiiWdVH8xj3r546T4i1FmRbvNbkgxCwSOJxFS9Q8Tam4T8W5IOGVcKfuFcX02O5n0TbuggEEEHIIMgipd9eGdM+0K/YthVCOqgAbtxKwIwQRjvmma/wC0XU3LbAMibgFYKhBjPBnHbNV9NiaZ7tvru/3rwLpnj3VoCBeJk4DqrDAAgHkVZ6L7Q9Uk7mt3JMw6/Lj92Ix7UfVdk0zadZCjq9olhL6ZzB/iC3QPxE/hWe6z4ssW7li7bv22eyzEhNz7lZCpUwI5jvVL1/xq18WXGxLtoyzKfm7+WeJ4ivPXbJilCdJpdnRrLPFt8I9gf7TQ1pt9p0W4txbV2PJvCxBzMAnMVc/ZztVtSEMqGXaQZBGTIP314OLjGFkkA4E4BPMCvTvAfizT6Ow9u87TIKgIxaCJO76MSPwok8pJscGoac0uz103KYXrA2vtR0pgNburkyYBgdjg5mpR9pWjIn9bM8be3rNbqcThdm0e6Kja6Kweq+07Tj5bdw/Xb+VV4+09Sf2JA7Sxn+1VlH0n8vD0S5dFD3Lq+ted3vtIJnbZ/Fm/xVTrPtA1JyqIo+hM/jQ5wXZOM30epNeHtSrx1vGuqByV/wC0UqX1iHx1fEUtrTN3gZ9QPzqVrSSSzDtwcnH8s06xoZkCSQJ7R+IrqWlA+UH3Mn+hrks9FRIkVIiZ9gp/9GnDSAiFV/f0z9aMRjwoGO8QBP8AWmi4cFpI7R/aky8ENtaICDsA/wBzknjmAKnWxkeVMeikn+rQfwoi1YBHp39Y/wAVJaspiSWJ4ArPOylBPoFTSiYifQBVH14FUOrtbXZfQ1udNo/KXchLYBLEkQo7boOT/L61jOr3ke67WwQhPlnmI5NaQFqxSG9NtbrqD3/tmthpr6km24BdYkQPMvO9PzHast0GPjLPv/atB1LTEjch86ZUrhh35PtSmr2YQX4htzTWX4BU+kfl3qt1IRWKDPAkDviiel60aldvF/kqMG4Bndb/AJu5Xvkj0pxUiHIDAMYYdm4z3B5waw+Tj2TLRhPdAGoslI/VsVOZjAplu6reQAc4lf6TV9Z16sIJE95GB99MvJbAMruE/uiuf6STqUTnf6Xcp3swuYiROQN30iotdo1iVB5GJxBGMk/lRVvTqZEEZx/Wotb0+7g7vLwo7ADsTWsZq+QWlRWXhtJVlJIPalUeqW7u7n3HBrtdCDFk9nHyknMR7fSib6T5+IhSsHnHH4VEmngCJA/eOcnmP71IFAIV2OBMKvm9ue9PvY2Sb4G27TYOPvnH1NPNtUjdJIPaYaeMipl1FsGAB8MATvB3E4mBHOKZpggO64Lu2CdoEE57T7UNs6FEK0pJMgEKvEqxg+hCiatdHprao1xm220/aMVdT/tQMmSfQV3S2ba2/jm7ft2RJhto3/yqBkn3rJ+IeuvqWAytpcIkmAP4m9T70KNjlPFEvWertqGFu2ClkHyWxyT3d45Y1XdS0oQqAZlQe/38gUd0i4tuS+4A/wConzIYxGRNN8Q6wXCkXnvBVMF02lZOV96pPczkvxt8jfDdtTcZm2wiFvMQByB3+prVFrRmLlqTyzXLcKJ/dEHt7VmPDJUO+9ii7YkKWzIIEDnitM+tt/DJ/SxuBJH/AMcq0kfLwKUuR6XBmer6b4bC5aYQDIKFsHGQSoNXnTdeNWAJC6oZI4TURycYDx+MUtfftOIuau4/GNgC8d5bNZO8m0hlbvKkYODzg4pxdqmKaxdo1motT2YZjZscweJJNB2tQ1sgKCCfLtK8mYmBx9Jqw6N1casIlx2TUIQVYMVW9tGA/af+e1T9R6uot3dK1gq24MbjgNc3bpncRxk8djUygnyNSyIn1imAy5OJiJjmPvp9vVLAADCOeCD/AFrO6jep8pPMZEAd8A8fdT31DLAYwR8xEZngfWueX6WL4B+MuLgttkClVfZ1LEeVSw9gRHsaVZftpekADszLgcZkCB7ia7pNLcukbEdzOY7evGP/AMqOYAMNt/mwBPv3qTRaxl8tswMGSD9JMGu7/C69LXT9J1SZW3cnmYXB9pPIo7RXr1oNqNZdcD5VQkbnHYMB2/vXLWpawnxNS5LT5LY7Txvzk+3A71k+rdUe+5Zz/tE4A/53pxXoTkuibrnW31LS2FHyqPlUf5qLpmhe4fIm+Ikek1Dp7IIJM+nbn6VbaPXPYHkuEY/25P7oI7/WiT22FBb3Lgs9HrLi/q7lkHEAMgOR2OKB1oF0qq2rSbpjYi7j6kmcRVtpvGF1SN0RhTvAaT/FxiptT4su7lCfC38j9WsFTwJ9ayWR0ScWuTPaG0tpmO2QCPmOGAMwYnFXWn6shUv+h6cmeQA3bk+b8qlveKb/AMOAqIxMF9iEDOdpP+KIt+I7u3/SBA72gTA/eJXGaszVdFXpepMkEafThiCQRaG45OFAniq/q+mv3TuezBC/6aAKAc52ire/4s1CsShtAQDAtjy4A7nAzQvUfEeocftXg9gqjd7LA4pbjeLVMyIJBkEiMgjkVteh+IPjp8G6+y7EK8Dz+zTisrqQSDKgZ9AGHrNBzBkH8K1u0cz/ABextH/TTNlyWQ4ON2PUcCPaqzUdHvlS3wWABnAwcdhmBU/SurreT4F8nd+685P39j/eodY92zCtduBf3CpbbH0n+lJprgvJPkr9NdCiIb3/APdKnXiwMzO7MgzP5g0qLAvdP1wMQPgoZ+VQZ7dhFFazqK213MttW9EAwewUxk+/AqjtulpSe8QW7tH7q+g9TVNrNW1wyfuHYD0oUEhy1GP6hrmutLH6DsKisWCxgffJjFRrRtw4UhYJB4aaGyEk+S16PoraHc6s42nywvPY8mtDaXQ3Ad1opHzEyDjnIY1jN8ndv83ofbmcRVlc09pbYcF3LcifJ9eJFZShe9nTDU2qjYN0vp1xR+s2gwAAwH3E+tL/APm+nwf1rCO5b5fvjiscjMgKKu4EblPIAJmIOB9BU3TOqEC4jBdjqQx2lnx/ASfKfvpKMvRuUe0aMdH0A8husCCeTgDmZjOD3oiz0fQEMfjSrjbO4ZHoIHOKxDoS4YXAJx826DGN3MTUdtyeWYbTJK8x6wP71Ti/TPNLo3bdE6eITexMEjkkCMkkCfSmW9J062g8xeYglmJP0NZJepwxb4rscDO7cwHYsDjmgHY3N2wEnkAAHE0sH6V9FeyNH15tINyKhV2B80AkEe5M1kbmmGSpkDuRH3Ubc05g7YYFQ8sxBWeR9f8AFRtuUALtzziRn6jFXFY9kTll1RWkxWg6T1fcBaumf4ScyewM8H3qmuWPmyCR37UPWlnO9jZam+wgBZAnKj19eKVUOj6wUWGlvQhoMe/rSoxRWbANTqC5k/cOwHoKhFKnhe/agkelpjwCfurTdL6Grqu7crRnOM/nVJpdYwwrMOwANWx1922Ya4ZiezH6cVjqZPZHXoqC3ZaWPDKBgbd2CZHAI96J1XhXAggt2JZgJ9SIM1W9O8R3SeVaBAkHj/NHL4xZSQ6LziCePesnmjVLTYPqfC15Rm6gWZA3kAfgs1yz4NvwPNbOZw7Zn/po654utsQGVSOeTPH04qSx4wBPyrtiBBM49oqrmQ1CwA+Erxn9mByIOS0RBMcVEPCWrA5tmcRuMQD2xmjNR4z/AFgKoCo+aTn08vpVgfGNvaXCNtB2zjk07miUoMzNvw1fuTBtmCykSRH3lcip7fhDULBQoD3l8EwZ4FW58ZWvmIbj5R6+1JPGFsySsgkAdiMd/eaG5jUYFYnhC78z3bY7kDcR+VdueHYkM5P8wAAz7TVjrfEg2ghQQ2BkkzFVV3qdxRtI2cc5yc9zUtz6KXz7M51fS/CfYCYHrGT3iKCZ/YfWrbqOvZyZAkYHlE1XuFiO9bwbrc5dSKvYGpV0ilVmR1VmnIe/Nd+UkUrbdj3oK4J7e0jdMMOAKk1VzcFMAFcH1PoaDCmYFFaXaJDgz7flU1uWpbUO013yxujNSkrILsSo5C/lNC3bQEEMCD2zI+tEXTbIgeVpyeZHtSoFJ1RG8fusSAMGMjnBorpOgu6m4bVmJOWLHaBkDJ+pA++hEdhgZ+uPvqx6B1x9NvKbt7wOBggyrAngg9xTE+SwHht7dhb5L2233QZI2kIVVRbx5mZiwA/lNc67pXFmbttQ3xCgdYAZkjcYGDEgfWam1fiTVzbDXDA3EqwUoZO4ypG2RGDGKruq+Ib2p8rNCEyyKBGDyMeU+sc96VsqkkP6f4duvZF1VUhg7IGMM5tTuCKJkjaf+GmDouoFz4bowm7btPBmGuAOFA7kKZPpRnU+rXU01i1ZZ0tqjrcCtBYteZ5LDIBkYmma7xnqWBUNtkqZVVBBAjcpHDEYJ7jFMlqjljpF1nvNZP6uw1zaX5f4YMjAyYBPpketLqvQtRbT411TB2CDE/rFlQFGfagr/ijUsAPjMoBLfqwqQTyRtA5OT6mmafxHfW4H+LcPlW2fNkohlVBIO2OZGZoEmN6p0h7Cq1zbLysAyUZYlW7TnsTmql+a0XU/EjXCmySFnN7Y7EsyvOFAGVAwM5nmqXWak3CC20ECPKoXuTmOTk5poGCzSpwpUyRzSTJphpUqQ2SLbJEgH608pOCYz3pUqAIozHan3MGB+NcpUw6J7F3ylTwfxqDdBkGlSqSnwSHUs3zEnsKYbmAB95pUqdE3sdN9tpWcVG2Oa7SpibbOFp5phpUqBBFu2Au6cjtUbGewpUqRQ4DbyK5SpUAf/9k=" width="212" /><span style="font-size: large;"><br /><br /> Di Malaysia ku khususnya, dan negara jiran seperti Indonesia, masih ramai mereka yang digelar artis, yang menghabiskan waktunya dalam kebencian Allah. Ada seorang artis Mesir yang telah diberi hidayah oleh Allah untuk kembali kepangkal jalan. Ikuti kisahnya:<br /><br /><br />Seo</span><span style="font-size: large;">rang artis terkenal yang juga penari, Haalah ash-Shaafy menceritakan kisah kenapa ia meninggalkan kariernya di dunia seni dan memilih untuk bertaubat serta bagaimana ketenangan jiwa yang ia rasakan ketika kembali ke rumahnya dan ke kehidupannya. Dengan gaya bahasa yang amat menyentuh, ia menceritakannya dalam sebuah wawancara di salah sebuah majalah,</span><div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><a name='more'></a><br />“Suatu hari, seperti biasa aku melakukan adegan menari di salah satu hotel terkenal di Cairo, Mesir. Saat menari, aku merasakan diriku seperti mayat dan boneka yang bergerak tanpa makna. Dan untuk pertama kalinya aku merasa malu ketika menyadari dalam pose setengah telanjang, menari di hadapan mata kaum lelaki dan di tengah-tengah gelas-gelas yang dihampar.<br /><br />Lalu aku tinggalkan arena tersebut dan cepat-cepat pergi sembari menangis secara histeris menuju kamar gantiku dan mengenakan pakaianku kembali.<br /><br />Selama hidupku, baru kali ini aku diliputi suatu perasaan yang belum pernah aku rasakan semenjak mulai menari dari usia 15 tahun lalu. Maka, aku pun segera berwudhu dan melakukan shalat. Ketika itu, untuk pertama kalinya pula aku merasakan kebahagiaan dan kedamaian. Dan sejak hari itu, aku mengenakan hijab sekalipun masih banyak sekali tawaran-tawaran menggiurkan yang disodorkan kepadaku atau pun beragam ejekan dari sebagian orang. Aku pun melaksanakan manasik haji seraya berdiri dan menangis di hadapan ka’bah memohon kepada Allah kiranya mengampuni dosa-dosa yang telah aku lakukan pada hari-hari hitamku..”<br /><br />Di akhir ceritanya yang menggugah hati, Halah berkata, “Haalah ash-Shaafy telah mati dan telah mengubur bersamanya masa lalunya. Ada pun saya sekarang ini adalah bernama Suhair ‘Abidin, Ummu Karim, pengasuh rumah, hidup bersama anak dan suamiku. Tetesan air mata penyesalan senantisa mendampingiku atas hari-hari yang dulu pernah aku lakukan dari usiaku, yang jauh dari Khaliq-ku Yang telah memberikan segala sesuatu kepadaku. Sesungguhnya, aku kini adalah bayi yang baru dilahirkan, aku merasakan ketenangan dan kedamaian setelah sebelumnya hanya perasaan cemas dan sedih yang menjadi temanku sekalipun kekayaan demikian melimpah, selalu bergadang malam dan bersenang-senang….Aku telah melakukan masa-masa yang lalu sebagai teman syetan, yang aku kenal hanya bersenang-senang dan menari. Aku telah hidup dalam kehidupan yang amat dibenci dan terhina. Syarafku selalu tegang tetapi sekarang aku merasa baru menjadi bayi kembali. Aku merasa berada di tangan yang begitu amanat, yang membelai kasih sayang dan mengucapkan selamat padaku…Yah, Tangan Allah SWT.,”<br /><br />(SUMBER: al-‘Aaidaat Ilallaah, karya Syaikh Muhammad bin ‘Abdul ‘Aziz al-Musnad, h.15-16, sebagai dinukil dari Majallah al-‘Arabiyyah, Volume 140)</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-19035591554085097362015-05-25T23:14:00.001+08:002015-05-25T23:14:54.118+08:00AMALAN YANG TERTOLAK<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<img src="http://muslimvillage.com/wp-content/uploads/2013/03/Sunnah_by_kekejaman.png" /><span style="font-size: large;"><br /><br /><b>Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah ‘Aisyah radhiyallahu’anha beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-adakan suatu perkara di dalam urusan [agama] kami ini yang bukan berasal darinya, maka ia pasti tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).</b><br /><a name='more'></a><br /><br />Di dalam riwayat Muslim, “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka ia pasti tertolak.”<br /><br /><b>Kedudukan Hadits</b><br /><br />Imam Ibnu Daqiq al-’Ied rahimahullah mengatakan, “Hadits ini merupakan salah satu kaedah agung di dalam agama. Ia termasuk salah satu Jawami’ al-Kalim (kalimat yang ringkas dan sarat makna) yang dianugerahkan kepada al-Mushthofa [Nabi] shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mengandung penegasan tertolaknya segala bentuk bid’ah dan perkara yang diada-adakan [dalam agama, pent]…” (lihat Syarh al-Arba’in Haditsan, hal. 25)<br /><br /> <br /><br />Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah berkata, “Hadits ini adalah kaedah untuk menimbang amalan secara lahiriah, bahwasanya amal tidak dianggap benar kecuali apabila bersesuaian dengan syari’at. Sebagaimana halnya hadits Innamal a’malu bin niyat adalah kaedah untuk menimbang amal batin…” (lihat Kutub wa Rosa’il Abdul Muhsin[2/114])<br /><br /><b>Faedah Hadits</b><br /><br />Hadits di atas memberikan pelajaran kepada kita, diantaranya:<br />Segala macam bid’ah di dalam agama -yang memang tidak dilandasi dalil al-Kitab maupun as-Sunnah- adalah tertolak, baik dalam hal keyakinan maupun amal ibadah. Pelakunya mendapatkan celaan sekadar dengan tingkat bid’ah dan sejauh mana penyimpangan mereka dari ajaran agama.</span><div>
<span style="font-size: large;"><br />Barangsiapa yang memberitakan suatu keyakinan yang tidak diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya maka dia adalah pelaku bid’ah.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br />Barangsiapa yang beribadah kepada Allah dengan sesuatu yang tidak diizinkan oleh Allah dan Rasul-Nya atau melakukan ibadah dengan suatu hal yang tidak disyari’atkan maka dia juga pelaku bid’ah.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br />Barangsiapa yang mengharamkan hal-hal yang mubah (boleh) atau beribadah kepada-Nya dengan amalan-amalan yang tidak diajarkan dalam syari’at maka dia adalah pelaku bid’ah.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br />Barangsiapa yang beribadah kepada Allah dengan landasan dalil dari Allah dan Rasul-Nya -baik dalam bentuk keyakinan ataupun amalan- maka hal itu akan diterima.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br />Segala bentuk ibadah yang dilakukan dengan cara-cara yang dilarang maka hukumnya adalah tidak sah, kerana ia tidak dilandasi oleh syari’at.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br />Segala bentuk transaksi muamalah yang dilakukan dengan cara-cara yang dilarang oleh agama juga termasuk akad transaksi yang tidak sah.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br />Larangan terhadap suatu bentuk ibadah atau muamalah melahirkan konsekuensi tidak sah atau tertolaknya ibadah atau muamalah yang dilakukan (lihat keterangan Syaikh as-Sa’di rahimahullah dalam al-Majmu’ah al-Kamilah [9/12-13])<br /><br /><b>Pengertian Bid’ah</b><br /><br />Imam asy-Syathibi rahimahullah menjelaskan bahwa bid’ah adalah suatu tata cara beragama yang diada-adakan dan menyerupai syari’at. Hal itu dilakukan dengan maksud untuk melebih-lebihkan dalam beribadah kepada Allah (lihat al-Arba’una Haditsan fi Minhaj ad-Da’wah, hal. 70 dan al-I’tisham, [1/50])<br /><br /><b>Dampak Negatif Bid’ah</b><br /><br />Bid’ah memiliki banyak dampak negatif dan konsekuensi yang jelek, diantaranya adalah:<br />Menimbulkan konsekuensi pendustaan terhadap firman Allah (yang artinya), “Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian.” (QS. Al-Ma’idah: 3). Kerana apabila seorang datang dengan membawa bid’ah dan dianggap termasuk dalam agama, maka itu artinya agama ini belum sempurna!</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br />Konsekuensi bid’ah adalah celaan terhadap syari’at Islam bahwa ia belum sempurna, kemudian baru sempurna dengan adanya bid’ah yang dibuat oleh pelaku bid’ah itu.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br />Konsekuensi bid’ah pula adalah celaan bagi seluruh umat Islam sebelumnya yang tidak melakukan bid’ah ini bahwasanya agama mereka tidak sempurna atau cacat, maka hal ini adalah dampak yang sangat membahayakan!</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br />Dampak bid’ah adalah orang yang sibuk dengannya niscaya akan tersibukkan dari melakukan hal-hal yang sunnah (ada tuntunannya). Sehingga mereka meninggalkan amalan yang ada tuntunannya dan sibuk dengan amalan yang tidak diajarkan.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br />Munculnya bid’ah adalah sebab perpecahan dan percerai-beraian umat Islam. Kerana para pembela bid’ah akan mengatakan bahwa merekalah yang berada di atas kebenaran sedangkan kelompok lain salah. Begitu pula para pembela kebenaran akan mengatakan bahwa merekalah yang berada di atas kebenaran sedangkan pelaku bid’ah itu adalah sesat, sehingga terjadilah perpecahan diantara umat (lihat Syarh al-’Aqidah al-Wasithiyah oleh Syaikh al-Utsaimin [2/316-317])<br /><br /> <br /><br /><b>Nasehat Para Ulama Ahlus Sunnah</b><br /><br />Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, “Ikutilah tuntunan dan janganlah kalian mengada-adakan bid’ah. Kerana sesungguhnya kalian telah dicukupkan. Dan setiap bid’ah adalah sesat.” (lihat al-Arba’una Haditsan fi Minhaj ad-Da’wah, hal. 68)<br /><br />Ibnul Majisyun berkata: Aku pernah mendengar Malik berkata, “Barangsiapa yang mengada-adakan di dalam Islam suatu bid’ah yang dia anggap baik (baca: bid’ah hasanah), maka sesungguhnya dia telah menuduh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhianati risalah. Sebab Allah berfirman (yang artinya), “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian.” Apa-apa yang pada hari itu bukan termasuk ajaran agama, maka hari ini hal itu bukan termasuk agama.” (lihat al-Arba’una Haditsan fi Minhaj ad-Da’wah, hal. 69 dan al-I’tisham, [1/64-65])<br /><br />Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, “Pokok-pokok as-Sunnah dalam pandangan kami adalah berpegang teguh dengan apa-apa yang diyakini oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, meneladani mereka dan meninggalkan bid’ah-bid’ah. Kami meyakini bahwa semua bid’ah adalah sesat.” (lihat ‘Aqa’id A’immah as-Salaf, hal. 19)<br /><br />Imam al-Barbahari rahimahullah berkata, “Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu- sesungguhnya ilmu bukanlah diraih semata-mata dengan memperbanyak riwayat dan kitab. Sesungguhnya orang yang berilmu [yang hakiki] adalah yang mengikuti ilmu dan Sunnah, meskipun ilmu dan kitabnya sedikit. Dan barangsiapa yang menyelisihi al-Kitab dan as-Sunnah, maka dia adalah penganut bid’ah, meskipun ilmu dan kitabnya banyak.” (lihat Da’a'im Minhaj Nubuwwah, hal. 163)<br /><br />Syaikhul Islam Abul ‘Abbas al-Harrani rahimahullah berkata, “Simpul pokok ajaran agama ada dua: kita tidak beribadah kecuali hanya kepada Allah, dan kita beribadah kepada-Nya hanya dengan syari’at-Nya. Kita tidak beribadah kepada-Nya dengan bid’ah-bid’ah. Hal itu sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan sesuatupun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (QS. al-Kahfi: 110).” (lihat Da’a'im Minhaj Nubuwwah, hal. 87)<br /><br /><b>Bid’ah Sumber Perpecahan</b><br /><br />Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya yang Kami perintahkan adalah jalan-Ku yang lurus ini. Ikutilah ia dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan yang lain, kerana hal itu akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.” (QS. Ali ‘Imran: 153)<br /><br />Imam asy-Syathibi rahimahullah berkata, “Shirathal mustaqim itu adalah jalan Allah yang diserukan oleh beliau [rasul]. Itulah as-Sunnah. Adapun yang dimaksud dengan jalan-jalan yang lain itu adalah jalan orang-orang yang menebarkan perselisihan yang menyimpang dari jalan yang lurus. Dan mereka itulah para pelaku bid’ah.” (lihat al-I’tisham [1/76])<br /><br />Mujahid rahimahullah ketika menjelaskan maksud ayat “dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lain’ maka beliau mengatakan, “Maksudnya adalah bid’ah dan syubhat-syubhat.” (lihat al-I’tisham [1/77])<br /><br />Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan janganlah kalian seperti halnya orang-orang yang berpecah-belah dan berselisih setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan.” (QS. Ali ‘Imran: 105)<br /><br />Qatadah rahimahullah menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang berpecah-belah dan berselisih itu adalah para pelaku bid’ah.” (lihat al-I’tisham [1/75])<br /><br />Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan mereka itu senantiasa berselisih kecuali orang-orang yang dirahmati Rabbmu.” (QS. Hud: 118)<br /><br />Ikrimah menafsirkan bahwa maksud dari mereka yang senantiasa berselisih itu adalah penganut hawa nafsu (bid’ah) sedangkan orang-orang yang dikecualikan itu adalah Ahlus Sunnah; yaitu orang yang berpegang-teguh dengan Sunnah (lihat al-I’tisham [1/83])<br /><br /><b>Penutup</b><br /><br />Demikianlah, paparan singkat mengenai kandungan hadits ‘Aisyah radhiyallahu’anhayang memperingatkan kita dari bahaya bid’ah dan dampak negatifnya. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang tulus ikhlas melestarikan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meninggalkan segala macam bid’ah dan penyimpangan.<br /><br /><br /><a href="http://abumushlih.com/amalan-yang-tertolak.html/">Sumber</a></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-27441008356478003442015-04-20T11:56:00.001+08:002015-04-20T11:58:05.291+08:00HUKUM ZIKIR SAMBIL MENARI<img src="http://i.ytimg.com/vi/DKInT6lgtdI/maxresdefault.jpg" height="225" width="400" /><span style="font-size: large;"><br /><br /><b>Mukadimah</b><br /><br />Isu ini hangat diperkatakan oleh semua pihak. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Facebook kami, kami mahu membincangkannya secara khusus seperti yang telah dijanjikan. Bersama dengan isu ini, banyak tajuk berkaitan yang lain dan kami tidaklah membincangkannya kecuali tajuk ini sahaja supaya ia lebih terfokus dan sampai kepada sasaran. Justeru, Bayan Linnas pada kali ini kami namakan dengan Penjelasan Berhubung Hukum Zikir Menari.<br /></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><br />Maka, kami kemukakan di sini pelbagai pandangan dan hujahan berdasarkan nas atau fatwa yang dikemukakan. Semoga pencerahan ini memberi kefahaman yang baik kepada kita. Amin.<br /><br /><b>Definisi Zikir</b><br /><br />Pelbagai maksud dan definisi dapat diberikan kepada pengertian zikir. Dari segi bahasa zikir bermaksud mengingati. Semantara dari segi istilah pula zikir merupakan mengingati Allah s.w.t. bilamana dan di mana sahaja berada dengan cara-cara yang dibolehkan oleh syarak seperti menerusi ucapan perbuatan atau dengan hati.<br /><br />Selain itu, zikir juga dapat diertikan sebagai sebahagian daripada rangkaian iman yang diperintahkan agar kita melakukannya setiap saat. Mengingati Allah mendorongkan seseorang melakukan suruhan-Nya dan meninggalkan laranganNya. Mengingati Allah adalah usaha yang berkesan untuk mempertingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah<br /><br />Zikir terbahagi kepada dua samada qalbi (dalam hati) atau lisani (iaitu pada lafaz lidah). Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, zikir yang terbaik adalah yang dilakukan bersama; hati dan lisan. Di antara zikir dengan hati dan zikir dengan lisan, zikir dengan hati adalah lebih baik.<br /><br />Zikir orang-orang soleh adalah dengan tasbih, tahmid, takbir dan tahlil sementara zikir orang yang berpaling daripada Allah iaitu dengan nyanyian yang melalaikan, ghibah (mengumpat orang lain), namimah (mengadu domba), dan kekejian. Seorang penyair menggambar golongan ini dengan menyatakan:<br /><br /><br /><b>Definisi Menari</b><br /><br />Definisi menari dalam Kamus Dewan menari bermaksud melakukan tari (gerakan badan serta tangan dan kaki berirama) mengikut rentak muzik manakala berdansa bermaksud menari cara Barat. Ini bermakna menari lebih luas konsepnya dan contoh-contoh ayat boleh dilihat dalam kamus, buku, majalah dan artikel yang berkaitan.<br /><br /><b>Hukum Gerakan Dalam Zikir</b><br /><br />Sebelum dibincangkan tajuk utama iaitu zikir dalam keadaan menari, suka dinyatakan bahawa zikir dalam keadaan bergerak adalah perkara yang dibolehkan kerana ia menyebabkan badan menjadi lebih bersemangat untuk melaksanakan ibadat zikir. Mereka berdalilkan kepada nas al-Qur’an dan hadith antaranya:<br /><br />Firman Allah SWT<br /><br />الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ<br /><br />Maksudnya: “…(Iaitu) orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring…”<br /><br />(Surah Ali Imran: 191)<br /><br /> Al-Maraghi berkata: “Sepanjang menjalani kehidupan, mereka tidak pernah lupa kepada Allah SWT malahan mereka sering mengingati Allah SWT dengan hati yang terang dan menyedari sepenuhnya bahawa Allah SWT sentiasa mengawasi dirinya.”<br /><br />Adapun dari segi hadith Ummu al-Mukminin Aisyah RAnha pernah melaporkan bahawa Rasulullah SAW berzikrullah (berzikir kepada Allah) dalam semua keadaan. Sedang berjalan, menaiki kenderaan, di atas kenderaan, berbaring, duduk dan bermacam lagi pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW.<br /><br /><b>Hukum Zikir Dalam Keadaan Menari</b><br /><br />Setelah melihat kepada isu yang begitu hangat ini, kami mendapati terdapat dua pandangan dengan masing-masing berhujah. Secara ringkasnya seperti berikut.<br /><br /><b>Pertama: Haram</b><br /><br />Antaranya firman Allah SWT:<br /><br />Antara hujah golongan ini adalah Rasulullah SAW tidak melakukannya begitu juga secara umumnya para Sahabat tidak melakukannya kecuali sebahagian kecil sahaja di kalangan mereka.<br /><br />اللَّـهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّـهِ<br /><br />Maksudnya: "Allah telah menurunkan sebaik-baik perkataan iaitu Kitab Suci Al-Quran yang bersamaan isi kandungannya antara satu dengan yang lain (tentang benarnya dan indahnya), yang berulang-ulang (keterangannya, dengan berbagai cara); yang (oleh kerana mendengarnya atau membacanya) kulit badan orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka menjadi seram; kemudian kulit badan mereka menjadi lembut serta tenang tenteram hati mereka menerima ajaran dan rahmat Allah..."l<br /><br /> (Surah al-Zumar: 23)<br /><br />Ayat ini juga membantah tarian-tarian atas nama ibadah kerana ia telah menjelaskan keadaan orang Mukmin saat mendengar zikir yang disyariatkan. Keadaan orang Mukmin yang mengenal Allah SWT, yang takut kepada hukuman-Nya, ketika mendengarkan firman-Nya, janji dan ancaman-Nya, hati mereka melunak, air mata bertitisan, bergementar kulit, tampak khusyuk dan penuh ketenangan. Bukannya dalam keadaan tarian yang seperti tidak sedarkan diri.<br /><br />Seterusnya mereka bersandarkan kepada ijma’ ulama’ yang melarang serta menganggap perbuatan tarian seperti itu adalah bid’ah yang ditegah. Antara tokoh yang tegas dengan pendapat ini adalah:<br />Imam Abu Bakar al-Turtusi<br />Imam Taqiyuddin al-Subki<br />Imam Ibn Hajar al-Haitami<br />Imam al-Qurtubi<br />Imam Ibn Kathir<br />Syeikh Ibrahim bin Muhammad al-Hanafi dan lain-lain lagi.<br /><br />Antara kaedah yang masyhur digunakan ialah:<br /><br />الأَصْلُ فِي الْعِبَادَاتِ الْحَظَرُ أَوِ التَّوَقُّفُ<br /><br />Maksudnya: Asal pada ibadat adalah haram atau tawaqquf<br /><br />Maksud tawaqquf adalah terhenti kepada dalil. Jika terdapat dalil hukumnya dibolehkan. Sebaliknya jika tiada dalil, hukumnya adalah haram. Kaedah ini telah digunakan oleh ramai tokoh ulama’ antaranya :<br />al-Hafiz Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari<br />Imam al-Zurqani dalam mensyarahkan kitab al-Muwatta’<br />Imam Ibn Muflih dalam al-Adab al-Syar’iyyah<br />Imam al-Syaukani dalam Nail al-Authar dan ramai lagi.<br /><br />Antara tokoh ulama’ terdahulu yang memfatwakan ketidakharusan berzikir dalam keadaan menari ialah:<br />Imam Ibn Qudamah al-Maqdisi ketika ditanya dalam isu ini beliau menyatakan: “Sesungguhnya pelaku perbuatan ini bersalah, kehormatan dirinya jatuh. Orang-orang yang mengamalkan perbuatan ini secara berterusan kesaksiannya ditolak disisi syara', perkataannya tidak diterima, rentetan daripada ini, tidak diterima periwayatannya dalam hadis Rasulullah SAW, tidak diterima juga kesaksiannya dalam melihat anak bulan Ramadhan, dan tidak diterima berita-berita agama yang dibawa. Manakala keyakinan bahawa dirinya cinta pada Allah, sesungguhnya kecintaan dan ketaatan tersebut mungkin terjadi selain dari amalan ini, dan mungkin dia mempunyai hubungan dan amalan yang baik dengan Allah selain daripada situasi yang disebutkan ini.Sedangkan amalan ini merupakan satu maksiat dan permainan senda gurau, yang dikeji oleh Allah dan Rasul-Nya, dibenci pula oleh ahli ilmu dan mereka menamakan berbuatan ini sebagai bid’ah dan melarang dari berlakunya. Tidak boleh bertaqarrub dengan Allah dengan melakukan maksiat kepada-Nya, tidak boleh juga ketaatan kepada Allah terjadi dengan melakukan larangan-Nya. Barangsiapa yang menjadikan wasilah kepada Allah dengan maksiat dia patut dipulau dan dijauhkan, dan barangsiapa menjadikan permainan dan persendaan sebagai agama, mereka adalah seperti orang yang berusaha menyebarkan kerosakan diatas muka bumi, dan orang-orang yang ingin sampai kepada Allah bukan dengan cara Rasulullah SAW dan sunnahnya, maka dia sangat jauh untuk mencapai apa yang diidamkannya". (sebahagian fatwa yang mengutuk penggunaan seruling, tarian dan pendengaran muzik oleh Imam Ibnu Qudamah. Rujuk http://majles.alukah.net/t36981/)<br />Sultan al-Ulama’ Izzuddin Abd al-Salam melalui kitabnya Qawa’id al-Ahkam fi Masalih al-Anam 2/349-350 antara lain menyebut: " …Manakala tarian dan tepukan : ianya adalah keringanan (akal) dan kebodohan menyerupai gerakan perempuan, tidak ada yang melakukan demikian itu kecuali orang yang cacat akalnya, atau berpura-pura lagi pembohong, bagaimana dia boleh menari mengikuti dengan irama nyanyian daripada orang yang telah hilang jiwanya, dan telah tiada hatinya! Sedangkan Rasulullah SAW telah pun bersabda : (Sebaik-baik kurun adalah kurunku, kemudian kurun yang selepasnya, kemudian yang selepasnya). Tidak pernah seorang pun yang boleh diikuti amalan mereka melakukan sebarang perbuatan demikian, sesungguhnya demikian itu hanyalah penguasaan syaitan keatas suatu kaum yang menyangka lenggokan mereka ketika mendengar(nyanyian yang dianggap zikir) adalah bentuk pergantungan dengan Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya mereka telah tertipu dengan apa yang mereka kata, dan menipu dalam apa yang mereka dakwa. Mereka mendakwa bahawa mereka mendapat dua kelazatan ketika mendengar apa yang didendangkan, Pertama. kelazatan ma'rifah dan keadaan bergantung pada Allah. Kedua, kelazatan suara, lenggokan nada, kata-kata yang tersusun yang membawa kepada kelazatan nafsu yang bukan dari agama dan tiada kaitan dengannya. Tatkala makin besar dua kelazatan ini yang mereka rasa, mereka tersilap dan menyangka bahawa terkumpulnya kelazatan itu berlaku dengan ilmu ma'rifat dan keadaan, akan tetapi tidak begitu, bahkan yang sering berlaku hanyalah kelazatan nafsu semata yang tiada kaitan dengan agama. Sebahagian ulama mengharamkan tepukan tangan, kerana hadis Rasulullah SAW (Sesungguhnya tepukan hanya untuk perempuan) dan Rasulullah melaknat perempuan yang menyerupai lelaki, begitu juga lelaki yang menyerupai perempuan. Barangsiapa yang merasai kehebatan Allah, dan menyedari kebesarannya, tidak dapat dibayangkan akan timbul dari dirinya tarian dan tepukan, dan tidak timbul tarian dan tepukan kecuali dari orang yang dungu lagi jahil, tidak akan berlaku pada yang berakal dan mulia. Bukti kejahilan pelaku kedua perbuatan ini ialah bahawasanya syari’at tidak mengajarkannya tidak dari Al-Quran, juga tidak dari Al-Sunnah, juga tidak dilakukan walau seorang dari nabi-nabi, dan tidak diendahkan oleh pengikut-pengikut para nabi, bahkan ianya hanya dilakukan oleh golongan jahil lagi bodoh yang terkeliru hakikat sesuatu dengan nafsu mereka. Sesungguhnya Allah telah berfirman: ("…Dan kami telah turunkan padamu sebuah kitab yang menerangkan segala perkara…). Ulama salaf terdahulu telah pergi, begitu juga dengan golongan terhormat dari golongan khalaf kemudian, tiada sebarang perkara yang mengelirukan mereka. Barangsiapa yang melakukan yang demikian, dan yakin bahawa itu merupakan suatu tujuan dirinya, demikian itu bukanlah suatu yang mendekatkan dirinya pada tuhannya, dan sekiranya dia meyakini bahawa demikian itu tidak dilakukan kecuali ingin bertaqarrub dengan Allah, sangat kejinya apa yang telah dilakukan, kerana dia menyangka perbuatan ini sebahagian dari ketaatan, sedangkan ianya hanya suatu bentuk kebodohan"<br /><br /><b>Kedua: Harus</b><br /><br />Mereka berhujahkan kepada umum ayat dan beberapa dalil daripada hadith antaranya firman Allah SWT:<br /><br />الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ<br /><br />Maksudnya: “…(Iaitu) orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring…”<br /><br />(Surah Ali Imran: 191)<br /><br />Imam al-Alusi dalam Ruh al-Ma’ani menyatakan bahawa sebagaimana yang diceritakan daripada Ibn Umar RA dan Urwah bin al-Zubair RA serta jamaah daripada sahabat RA, mereka telah keluar untuk menyambut hari raya di musolla dan berzikir kepada Allah. Tatkala dibacakan ayat di atas, mereka bangun berzikir dalam keadaan berdiri sebagai tabarruk muwaffiqh ayat tersebut.<br /><br />Firman Allah SWT:<br /><br />فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ<br /><br />Maksudnya: “Kemudian apabila kamu telah selesai mengerjakan sembahyang, maka hendaklah kamu menyebut dan mengingati Allah semasa kamu berdiri atau duduk, dan semasa kamu berbaring.”<br /><br /> (Surah Al-Nisa’: 103)<br /><br />Imam al-Qurtubi dalam al-Jami’ al-Ahkam menyebut: Dalam ayat di atas, Allah menyatakan anak Adam melakukan urusan mereka dalam tiga keadaan. Ianya seolah-olah membataskan mengikuti masa.<br /><br />Antara hadith yang digunakan oleh golongan yang mengharuskan adalah<br /><br />Daripada Aisyah RA berkata:<br /><br />جَاءَ حَبَشٌ يَزْفِنُونَ فِي يَوْمِ عِيدٍ فِي الْمَسْجِدِ، فَدَعَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَوَضَعْتُ رَأْسِي عَلَى مَنْكِبِهِ، فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ إِلَى لَعِبِهِمْ، حَتَّى كُنْتُ أَنَا الَّتِي أَنْصَرِفُ عَنِ النَّظَرِ إِلَيْهِمْ<br /><br />Maksudnya: “Telah datang orang Habsyah menari pada hari raya di masjid. Lalu Nabi SAW memanggilku dan aku meletakkan kepalaku di atas bahu Baginda. Aku menonton tarian mereka sehingga aku mengalihkan pandanganku daripada mereka.”<br /><br />Riwayat Muslim (892)<br /><br /> <br /><br />Daripada Saidina Ali RA berkata:<br /><br />زرت النبي صلى الله عليه وسلم مع جعفر وزيد بن حارثة ، فقال النبي صلى الله عليه وسلم لزيد : ( أنت مولاي ) فبدأ زيد يحجل ويقفز على رجل واحدة حول النبي صلى الله عليه وسلم ، ثم قال لجعفر : ( أما أنت فتشبهني في خَلقي وخُلقي ) فحجل جعفر كذلك ، ثم قال لي : ( أنت مني وأنا منك ) فحجل خلف جعفر<br /><br />Maksudnya: “Aku telah menziarahi Nabi SAW bersama Ja’far dan Zaid bin Harithah. Maka bersabda Nabi SAW kepada Zaid: ‘Awak adalah bekas hambaku.” Zaid kemudiannya merasa amat suka dan menggerakkan badan kerana kegirangan atas sebelah kaki di hadapan Nabi SAW. Kemudian Nabi berkata kepada Ja’afar: ‘Awak pula sama sepertiku dari segi rupa bentuk dan akhlak.’ Maka Ja’far menggerakkan badan kerana kegirangan kemudian Rasulullah SAW berkata kepadaku pula: ‘Awak daripadaku dan aku daripadamu.’. Lantas Saidina Ali menggerakkan badan kerana kegirangan di belakang Ja’far.”<br /><br /> Riwayat Ahmad (2/213)<br /><br />Al-Allamah al-Kattani menafsirkan perkataan (حجل) dengan menari dalam keadaan tertentu. Sama seperti pendapat Ibn Hajar al-Asqalani.<br /><br />Selain itu, diriwayatkan oleh Abu Naim, daripada al-Fudhail bin ‘Iyadh RH berkata:<br /><br />كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا ذكروا الله تعالى تمايلوا يمينا وشـمالا كما يتـمايل الشـجر في يوم الريح العاصف إلى إمام ثم إلى وراء.<br /><br />Maksudnya: “Bahawa sahabat Rasulullah SAW ketika berzikir bergoyang-goyang ke kanan dan ke kiri seperti mana pokok bergoyang ditiup angin kencang ke hadapan kemudian ke belakang.” (al-Tartib al-Idariyah, Abd al-Hayy al-Kattani, 2/134)<br /><br />Adapun pendapat ulama’ yang mengharuskannya pula antaranya ialah<br />Al-Allamah Ahmad Zaini Dahlan tatkala disebut hadith dan nas berkenaan dengan Ja’far, mengambil hukum bahawa Rasulullah tidak mengingkari perbuatannya dan atas dasar inilah ia dijadikan sumber hujah bagi golongan sufi menari ketika merasai keseronokan dalam majlis zikir.<br />Syeikh 'Attiyyah Saqar dalam kitabnya yang terkenal Fatawa min Ahsanil Kalam menyebut:<br /><br />وقد قال المحققون ان الكذر كأية عبادة لا يقبل الا اذا كان خالصا لوجه الله لا رياء فيه ولا سمعة<br /><br />Sungguh telah berkata oleh segala ulama' Muhaqqiq akan bahawasa zikir itu seperti ayat ibadat, tak diterima melainkan apabila ia ialah bersih semata - mata kerana Zat Allah, tiada jenis riak padanya dan tiada sum'ah.<br /><br />وكذلك اذا صحب الذكر أصوات صاخبة أو حركات خاصة تذهب الخشوع كان عبادة ظاهرية جوفاء خالية من الروح ومثل ذلك اذا كانت المجالس تؤذي الغير كالمرضى المحتاجين الى الراحة أو المشتغلين بمذاكرة علم أو عبادة أخرى اهـــ<br /><br />Demikian itu juga apabila bersama zikir ini suara-suara yang bingit atau gerakan-gerakan yang tertentu yang menghilangkan akan khusyuk nescaya adalah ia ialah ibadat zahir serta sunyi daripada ruh ibadat, dan seumpama demikian itu ialah apabila majlis-majlis ini ialah menyakiti orang lain seperti orang-orang sakit yang mmerlukan rehat atau orang-orang yang sibuk dgn muzakarah ilmu atau ibadat yg lain.<br />Syeikh Mutawalli al-Sya’rawi menyatakan di dalam Majalah al-Tasawwuf al-Islami:<br /><br />إذا لم تجد فيه نصاً فالأمر على الإباحة لأن النهى على التحريم افعل ولا تفعل فهو على مطلق الإباحة وإذا كان التمايل صناعيا كان نفاقا وإذا كان التمايل طبيعيا كان وجداً لا سيطرة للإنسان عليه والذكر راحة نفسية وعلى كل حال فالذاكرون وإن تمايلوا فهم خير من الذين يتمايلون فى حانات الرقص<br /><br />Apabila tak dijumpai satu nas pun pada masalah ini maka perkara ini adalah harus kerana larangan atas mengharamkan itu ialah sighah if'al dan la taf'al, maka ia semata - mata harus, dan apabila condong badan (bergerak) badan dibuat-buat nescaya adalah ia nifaq dan apabila condong tubuh itu dengan semulajadi, maka ia adalah rasa batin, tidak boleh dibuat-buat perasaan tersebut, dan zikir itu ialah kerehatan diri dan pada setiap kelakuan. Maka orang yang berzikir itu sekalipun bergerak badan mereka itu, lebih baik daripada mereka yang bergerak yakni bergerak - gerak mereka dalam tarian di kedai arak.<br /><br /><b>Tarjih</b><br /><br />Selepas meneliti beberapa hujah dari dua aliran yang mengharamkan dan yang membenarkannya, kami berpendapat:<br />Pengharaman zikir dalam keadaan menari adalah lebih kuat kerana kaedah yang digunakan amat jelas.<br />Hadith yang digunakan untuk mengharuskan zikir dalam keadaan menari lebih bersifat menggambarkan berita gembira yang diperolehi daripada Rasulullah SAW, bukannya mereka berzikir semasa itu. Ini adalah dua keadaan yang berbeza.<br />Begitu juga perlakuan itu adalah hanya beberapa orang sahabat sahaja, bukan keseluruhan dan ia tidak ada kena mengena dengan zikir.<br />Seterusnya mereka menggunakan perkataan tamayul yang memberi maksud menggoyangkan atau melenggokkan sedikit badan. Ia bukanlah seperti menari.<br />Kami juga berpendapat, maksud gerakan yang diharuskan itu hanya gerakan yang kecil atausedikit seperti kepala dihayun ke hadapan dan ke belakang atau ke kiri dan ke kanan sepertimana yang dilakukan oleh seseorang ketika asyik berzikir. Maka, ini tidak menjadi masalah dan dibolehkan.<br />Hujah yang mengharuskan itu telah dijawab oleh ramai ulama seperti nas-nas yang dikemukakan lebih bersifat umum dan bukan dimaksudkan secara khusus berdasarkan wajah istidlal yang digunakan.<br />Begitu juga kedudukan hadith seperti hadith Saidina Ali. Terdapat padanya dua illah.<br />Hani’ bin Hani’ dianggap jahalah dari segi halnya tau keadaannya.<br />Tadlis Ibn Ishaq al-Sabi’i.<br /><br />Justeru hadith ini dianggap lemah oleh kebanyakan ulama’ hadith.<br />Fatwa Sultan al-Ulama’ Izzuddin Abd al-Salam dan Ibn Qudamah al-Maqdisi begitu kukuh untuk menjadi penguat dan sandaran pengharaman zikir dalam keadaan menari.<br /><br /><b>Kenyataan JAKIM</b><br /><br />Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) menegaskan supaya orang Islam tidak meniru amalan berzikir ke atas Nabi Muhammad SAW sambil menari kerana perbuatan itu disifatkan sebagai ajaran yang menyeleweng.<br /><br />Ketua Pengarah Jakim, Datuk Othman Mustapha berkata, pihaknya telah mengeluarkan larangan tersebut dalam laman web e-fatwa menerusi keputusan Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam Kali Ke-48 pada 3 April 2000.<br /><br />“Beberapa tahun lalu budaya berzikir sambil menari ini tersebar di Malaysia dan ketika itu Jakim telah pun mengeluarkan larangan kepada umat Islam supaya tidak terpengaruh atau mengikut cara tersebut.<br /><br />“Bagaimanapun kejadian yang sama berlaku lagi, justeru Jakim menegaskan sekali lagi bahawa budaya berzikir sambil menari itu merupakan ajaran yang menyeleweng dan bertentangan dengan budaya masyarakat Islam di negara ini,” katanya.<br /><br /> <br /><br /><b>Kenyataan Mufti Wilayah Persekutuan</b><br /><br />Dalam isu seperti ini, amatlah perlu kita memahami hakikat tasawwuf sebenar dan juga tareqat supaya apa yang kita amalkan benar-benar mengikut yang diredhai Allah SWT.<br /><br />Syeikh Dahlan al-Qadiri dalam kitabnya Siraj al-Talibin telah menyebut bahawa hukum belajar tasawwuf adalah wajib iaini bagi setiap mukallaf. Ini kerana sebagaimana wajib mengislahkan yang zahir, begitu juga wajib mengislahkan yang batin. Benarlah kata Imam Malik:<br /><br />Siapa yang bertasawwuf tanpa faqih dia mungkin membawa kafir zindiq.<br /><br />Siapa yang mempelajajari feqah tanpa tasawwuf, dia boleh membawa fasiq.<br /><br />Siapa yang menghimpunkan kedua-duanya nescaya dia yang sebenarnya tahqiq.<br /><br />Tatkala kita ingin mendekatkan diri kepada Allah samada melalui ilmu atau penghayatan amalan maka hendaklah ia benar-benar mengikut apa yang disyariatkan oleh Allah.<br /><br />Syeikh Abdul Qadir al-Jailani pernah berkata dan mewasiatkan kepada anaknya: “Terbanglah kamu ketika kamu menuju kepada Allah dengan dua sayap iaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul.” Hal ini amat penting kerana sehebat mana manusia sekalipun, jika rujukannya bukan lagi Kitabullah dan Sunnah Rasul maka mudahlah terbelit dengan godaan syaitan.<br /><br />Justeru, amat wajar kita melakukan sesuatu benar-benar dengan kefahaman dan sebaliknya tanpa ilmu, seseorang itu mudah terpedaya dan tergelincir daripada hakikat Islam yang sebenar. Bacalah kitab-kitab tasawwuf seperti Minhaj al-Abidin oleh Imam al-Ghazali, Mukhtasar Minhaj al-Qasidin oleh Ibn Qudamah al-Maqdisi dan lain-lain ulama sufi yang muktabar.<br /><br />Sekali lagi kami tegaskan hukum zikir dalam bentuk tarian tidak dibolehkan sama sekali. Walaubagaimanapun, jika bentuk goyangan sebahagian kepala atau badan dalam keadaan sedar, waras, tidak dibuat-buat, disamping menjaga adab tatasusila dan tidak berlebihan, maka adalahdiharuskan.<br /><br />Kami menjawab persoalan berkaitan tasawwuf ini begitu banyak melalui buku kami, A – Z Tentang Tasawwuf dan juga kitab Ahasin al-Kalim Syarah al-Hikam. Semoga dengan sedikit pencerahan ini menjadikan kita benar-benar memahami akan hakikat Islam yang sebenar untuk kita amali yang akhirnya menuju kepada Allah SWT mengikut yang diredhai-Nya. Semoga kita semua menjadi hamba-hamba-Nya yang bernaung di bawah kehidupan Islam yang sebenar dan merasai kemanisan dalam hati ketika beramal. Amin.<br /><br /><b>Penutup</b><br /><br />Alhamdulillah, selesailah sudah Bayan Linnas Siri ke-17 berkenaan dengan hukum zikir dalam keadaan menari. Dengan menekuni kedua-dua pendapat dan hujah, alangkah baik kita melandasi bahtera kehidupan kita terutamanya pengamalan ibadat ‘ala basirah dan mengikut hadyun nabawi kerana sudah barang tentu mendapat keselamatan di dunia dan akhirat. Pada saat yang sama juga hendaklah kita melazimi dan membanyakkan zikir sebagaimana galakan Islam itu sendiri melalui nas al-Qur’an dan hadith supaya kita berzikir dengan sebanyak-banyaknya.<br /><br />Syariat Islam tidak menyebut secara jelas dan terang tentang kebolehan tarian ketika berzikir, baik dalam al-Qur’ann mahupun Hadith. Hal itu juga belum pernah dilakukan oleh mana-mana Rasul dan Nabi pun dan begitu juga mereka yang mengikut jejak langkah Rasulullah di kalangan sahabat. Atas asas inilah alangkah baiknya kita berpada dengan berzikir bersungguh-sungguh sepertimana yang dilakukan di kalangan khalayak masyarakat kita ketika ini dengan menjaga adab dan tatasusilanya.<br /><br />Tarian zikir yang dilakukan oleh sebahagian manusia penuh dengan keadaan yang kurang baik. Sementelahan lagi, ia membawa kepada tasyabbuh (penyerupaan) kepada penganut agama lain atau wanita dan kanak-kanak yang kecil begitu juga mencampur adukkan antara maksiat dan ibadat. Lebih dibimbangi lagi, sudah ada unsur muzik yang dimasukkan sama yang banyak melalaikan hati ketika berzikir.<br /><br />Akhir kalam, saya berdoa kepada Allah mudah-mudahan Allah menunjukkan kita kepada jalan keredhaan-Nya dan selamat daripada sebarang maksiat. Amin.<br /><br />Akhukum Fillah,<br /><br />DATUK DR. ZULKIFLI MOHAMAD AL-BAKRI<br /><br />Muft Wilayah Persekutuan.<br /><br />19 April 2015 bersamaan 29 Jamadil Akhir 1436H</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-45922402686125818372015-02-19T08:32:00.000+08:002015-02-19T08:32:16.886+08:00APAKAH TAWASSUL DAN HUKUMNYA<div class="navigation" id="nav-above" style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #777777; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, 'Nimbus Sans L', sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px 0px 18px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<img height="208" src="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBw8QDQ8PDw8PDw0NDQ0NDA0NDQ8NDA0MFBEWFhQRFBQYHCggGBolHBQUITEhJSktLi4uFx8zPTMtNygtLisBCgoKDg0OFQ8QFywcHBwsLCwsLCwsLCwsLCwsLSwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwtLCwsLCwsLCwsLP/AABEIALUBFgMBEQACEQEDEQH/xAAcAAADAQADAQEAAAAAAAAAAAAAAQIDBQYHBAj/xAA9EAACAgEBAwoDBQcDBQAAAAAAAQIDEQQFEiEGBxMxQVFhcYGRIjKhFCNCUvBicoKSscHRFVNjJENzorL/xAAaAQEBAQADAQAAAAAAAAAAAAAAAQIEBQYD/8QAMhEBAAICAQMCBAQGAgMBAAAAAAERAgMEBRIxIUETUXGxMmGB0SJCUqHB8BQjM5HhFf/aAAwDAQACEQMRAD8A6+joHpFJkVaYVaZFWjKqTI0tMDRMyLRJVaZlVoirRBojItEGiILiQWiDRGRcSC0QWgi0ZFIiKQRSQDRAwGAgABMCWUJgSwJZR56mdy+KkZVaDUKRFWjKwtEVaCtEzMi0ZVaIq0QWiK0iZFozI0iBoiC0ZGkSDSJBcSC0ZlFIg0QZUiCkiWHgB4CHgBYAMAS0AmgE0US0FS0UedJndPipEVaIq4kVSMy0tEFoiriJVpExKrRBoiSq0ZFoitImSmkSSNIkkaRMi4kGiIjrO3+WlWk1UaOjlc1HNyrfx1zeNyKT4NtPPqjn8fp+W7XOd18nC38zHVnGFX83bYnWy5jqnOPtqem0sIVT3LdTOUG02rI0qL3pRafB5cVnxOy6Zx427Jyyi4x+7hc7dOvCIxn1ltzebfnrNNON267tNKutyWczrcPhnLL+ZuMsvwMdS42OnZE4+Ml4e+duE93mHbkjrnLUkRFJBDwQPAHnXLPnCdFs9No4xlZW3C2+a3oRmuuMI9rXa37HdcLpkZ4xs2+J8Q6/kc3tmccPPzdEv5X7SnLL1t6f7ElXH2ikjtseFx4iowhwZ5W6f5jq5X7Si01rLnj87U17STE8Ljz6dkEcrdH8zuvJXnH6ScaddGMJTajDUw+GvefUpx/D5rh5HV8vpXbE56vX8v2c7j87unt2ek/N6GdK7EmBDRR5umd5L4qTMqtMjULTIq0yKtMyq0yKtMSrRMwLTIq4klWkTItEVpEyNYkGkTMjSJkaRINEEeJcr5P/AFLWNvitRNJ9yWEvZY9j1XDj/o1/R5zlf+bP6vYtjbV090rKKrekt0ijXdmMlLK+HOWuPFPijzO/RswrPKKjLw7zXtwyvDGbnHy6TzvwfSaOX4XDURXhJOD/AL/Q7Xo0x27I+jrupR64T9f8OL5sNqdDtFVP5NXDoX4WLMoP+q/iOR1TT36O73x9f3fHg7OzbX9Tuc+UdtG35aS+X/S6iumOlW6sQslFYeevjLfj7HWRxMdnDjbhH8WN25s78seR2ZeJ8O7JHVOYpIhZ4COD5Z7cWh0NlufvZp1aZdrvknh+S4yfkcvhced+2MfaPWfo+HI2/Dwmff2eASk222222223ltvrbZ690KSoAAD3Dm72lLU7Mqc3vTplLTzk+Le5jdb8d1xPK9S1Rr3zXifV3/E2TnqiZ8x6OyNHAclDRVeZpnfOOpMy0tMirTIsLTI0tMzKrTIq0yK0izMq0izKrTIrSLMjSLJItMyNYsitIszI1iZRpFkGsWQeS85ekVe0XJLhqKa7X3b/ABg//he56PpmfdoiPlNf5dD1DCt1/OGnIbayW2I2WPd+1QlVNtpJ2yjFrPnOPvInUNN8aYxj8PqcTb/33Pu7xzk7O6bZk5pfHpZRvj+6vhmv5ZN+h1PTNvZviPbL0/Zz+dr7tUz74+rxuqyUZRnFuM4SjOElwcZJ5TXqj08xExUujiam4c7tzlTZqtRpdVKqML9LGtSlBvdtlCzfTx+Hjnhx6zi6OHjqwz1xPpl/a4p99vInPLHOY9Ye9QeUn3pPB4+fSad6tERGovhXXOyySjXXCU7JPqjCKy2/Q1jjOWUYx6zKZZREXLxPl7yx/wBQnGquCjpaZ79cpL76yeGt5/lWH8vv3L1PA4P/AB47pm8p8/J03J5HxZqPEOoHYuKAgAAPYOaGlrZtkmuFmrslDxShCOfdM811jKJ3xHyj93ddPitX1l3Zo6pz0Mo8uTPQOOpMzSrTJLULTIq4sjS0ySLTMy1C4syq4skq0izKtIsitEzI0izKriyDWMjKtYskjSMjEjWLINYsko4TlhyeWt0+I4WpqzLTzfa+2tvuf0eGcvhcr4Gfr+GfP7uJy+N8bD08x4/Z41KMoyaacZRk008qUZp8V4NNHqIqY/J56Yqae08h9q/btnfffHZDf02oz/3Fur4n5xks+OTy3P0/8ffeHifWHfcTb8bV/F58S8j29suek1Vunnn7uXwSf46nxhL1WPXJ6TRujdrx2R7/AHdLt1zrznCfYtg6H7RrNPR/u3Vxlnq3M5l9Exv2fD15Z/KE1Y92eOPzl+jEeJehUgidSouuamoutwl0injccMPeUs8MYyXCZ7o7fLGVV6vzPfNSnOSioKU5NQi8xgm+EU+1LqPdRFREeXnpZlQAAH0bP0VuouhRTFzttluwiu/tb7klxb8DGzZjrxnPKaiG8MMs8oxx8v0HsHZcdJpKdNHiqa0pSxjfm+Mpesm2eN5G6d23LZPu9Dq1xrxjGPZ9kj4vrDNlV5WpHonGUpEVSkZWFpkaWmRVqRFWmZmFXFmaaaRZFXFklWkWYVpFklWiZlWkWSRomZVrFkkaxZiRrFmUaxZJGsWZHmHOhsuNWpr1EFhaqMukS6umhj4vVNezPQ9K3znrnCf5ftLo+o6YxzjOP5vu5Dmh2hFS1OmfCUtzUV+KXwzX1j9T49Z1TMYbI9vRvpufrlh+rkudbY3SaWGrgvvNK92zC4yom1xf7ssP+JnH6RyO3ZOqfGXj6vp1HVeMZx7fZ5hs3Wy099V8PnpshZFdWd15x5NZXqd/s1xswywnxMU6nDKcMoyj2fojZO0K9Tp676nmu2ClHvXfF+KeV6Hit2rLVnOGXmHoMcoyxjKPEvtR8iXy7Zs3dJqJbnSbunufR/7mIP4fXqProi9mEXXrDGf4ZfmpdXoe5l5+AEIAA9o5sOTten0cNXLEtRq4KW919HQ+MYLz4N+nceX6rystmydUeMfu7rh6YwwjL3l3RnVOazkabhm2VXk6Z6NxIUpEVSZFWpEpYXFmWoUmRpopEVakZpVxZlppFkVpGRmYVaZlWkZEpWkZGZVrFmVaxkQaxkZKaxZgbRZJSmsWYkda5x9F0uzZzxmWnnC6Pfu53ZfSX0Ow6Xs7d8R/V6OD1DX3aZn5erzLYG03pdXRqF1V2LfS/FU+E1/K39D0HI1Rt1ZYT7/7DpNOz4ezHP5Pe7K67qZQliVV1bi+1SrnH/DPGxOWvOJjzEvSZYxlExPiX582jo5UX20T+amydbffuvGfXr9T2uvZGzDHOPeLeY2YThlOM+zvXNNyhVVstFbLELnv6dv8N3VKHquPo+86jq/F7sY3Y+Y8/Rz+Bt9Z1z+n+XriPNuxlQR1mzkZsmuyWos09Ucycn0tj+zqUv2JPdXlg58c/lZYxhjlP6ef3fCdGqJ7pxh5Py+2ZRp9fNaadUqLUrIQpsjNUt8JVvDeOPFeDPRcDbs2aYnZExMenr7/AJus5WGOOf8AD4l1s5rjGkB27ZPOBr9PRXRDoJ10xUK3bVJyUF1LMZLOEddu6Xo25znNxM/Kf/jlYc3ZhjGMV6f783oXJDlpVr/u5R6HVRW86t7ehZFdcq32+K614nSc3p2XH/iibx+31dnxuVju9PEuyyZ17nQzkzSvJUz0lOCpMi2pMNKUiUq1Iy0tSIq1IjS4yMq0jIlNLjIzMLDRSMtNFIzMKuMjLTWMiTCtYyMTCtIyMjWMiK2hIzKNYSMDaLMyj5tu09JotTX+fT2pee48fU+nHy7duGXymHz3Yd2vLH5xLwldR7F5N7Jza7YV+hjVJ/e6X7qWet1/gftw/hPL9U4/w93dHjL1/X3eg4O34mqInzj6fs6jzq7M6PXR1CXwaqtZf/NBJS+m59Tsukbu/TOHvj9pdf1HX27Iy+f+HTKrJQlGcG4zhJShJdcZJ5TR2sxExMT4lwIymJuPL3zkVyijr9JGfBX14hqIZ4xsXb5PrR47ncWePsnH2nw77VtjbhGUfr9Xz8tOWlWz4xhCMb9VPOKt9KNUVj4rMcV18F28T68Hp+XIvKf4cY9/n9Hw5HJjVFeZeP7e5QarWz3tTa5pNuFS+GmrP5Y/3fHxPS8fja9EVhFfn7uq27ctk3lLiDkPmaiEtQQgNtLqJ12Rsrk4WVyUoTi8SjJdTRnLGMonHKLiWscpxmJifWHtvI/lAtdpFZJKN1cui1EV8vSJJ7y8Gmn7rsPJc7i/8fb2x4n1h6Pib/jYd3vHlzEpHFhy3kqkemp1tqUjNNRKlIlLEqTI1a1IlLalIlNWuMiUsSuMjNNLUiUttFMzTVrjMzTVtIzJSrjMzMNNYzMzCw0jMzMNNYzM0NYzMzCtYzMzA2hMxS02jMylNVLKx38GZr3R4TtDTOq+2p9dVs6/RSaX0PZa8+/DHKPeHktuHZnlj8pctyK2y9Jrq5t4qtapv48NyT4S9Hh+WTjc7j/G0zHvHrD78Pd8LbF+J9Jemc4WzPtOzbHFZs0+NRXjraivjX8rl7I8/wBN3/C3xE+MvSXbc7T36p+cerxU9Y885HYu29Ro5WS09jhK2qVU+34X1SX7S60+w+O7j690RGcXU2+mvblrvtny+Gc222225NuUm25Sb6232s+vj0fIilgMhsBZClgBoDufNftHo9dKlv4NTU0l/wAsPij9N86vq2nv09/vjP8AaXZdM2du2cP6vvH+y9TlM83Tv6eSKR6enUWpSItqUyUtqUyU1alMlLalMlNWtTJTVrUyUsStTM01ErjMzTVtI2EpqJXGZmmolopkpq1xmZmFaRsMzDVtY2GaatrGwzMK1jYYmBrGwzMK2hYZmFbQtMTBTzfnF2fuauN8V8Gpj8X/AJYYT91u+zPQdM292qcJ84/aXnuqae3ZGceMvvDqZ2TrHeNl84llOjjTKnpr4RdcbZzxBwxiLksZb7H346zqNvScc9s5xlUT7Ozw6lOOuMZxuY93SJvi3hLLbwuCXgvA7Z1iclQ4sJKmAgFkIAFkKYHI8n9Q69bpZp/LqKc/uuaUl7Nnx5GHdqzx+cS+3Gy7duE/nD2yVp5GnrqeUqR6anRWakSltSkSls94lLalIU1alMlLalMlLalMlNdylYZpYlasJTXctWE7WoyXGwzOLUZLVpO1q2itM9rVrjaZpq2kbTM4tRLSNpmcWolrG4zOLVtI3GZxW20bjM4rbWF5icWnE8r9L0+imkszp++h3/D8y/lbOXwdnw90X4n0cLqGn4mia8x6vMT0LywAGBIAEWmEIoQAAAMDbSSxbW/y2Vv2kjOcXjMN65rPH6w9lndxPJdr2jzVSPR085Z7xKWzUhS2akSltW+RbNTFLalIlLalIlLalMlNWpTJTVqUzNLalMlNRktTJTVrVhmmoyXGZmm4lorCU1GTSNhmm4lpGwzMNRLSNhmcViWkbDM4t21jaZnFbaxtMU06Ltfk1dG+Tor36ZPehuuK3M/hab7P6HdaOZhOEd81LzvJ6dsjZPw8bxlnp+Sesn1whX42WL+kcmsudpx97Yw6ZyMvMRH1lx+1dB9ntdXSQtcYrflXndjPjmHmv7n31bPiY91V9XG5Gn4WfZ3RP0+z4sH1fAYCFgCioQAAAMAzjj3cSLE09a6bKT71k8xONS9pE3Fug7x39PNWeSUtnvCls1IlLZ7xKWz3hS2e8SltW8Sls98UtqUzNNWpTFL3KUzNNdylMlL3KUyU13LVhKajJcbDPa3GS1YZnFqMmitJOLcZLjaZ7WoyaRtMzi1GTSNxntbjJrG4zOLUZNI3GJxaiWsbzM4rbreo5JwnZOfTyipzlPd6NPGXlrOTscefOOMROPh1OfSscs5y76v18FDkZDPHUSx2YqSfvkT1GfbD+6f/AI+P9f8AZx3KTYVWlrrnCycpTm4uM1Hqw3lY/XE5HE5WW7KYnGqcPncLDj44zjlMzLgDnOsAAEIAAABgej6S/NVT76q3/wCqOg2Y/wAeX1ev1Z3rx+kOo5O4ees94lLY3hRZ5FLZ7xKWz3hS2e8Sls1IlLZqQpbVvEpbPeJS2amSltSmSmrUpkpbUpkpruUpkpqMlqZKajJSsM01GS1YTtajIS1UY/NJLzaQjXM+IJ3YY+ZpjPbNMfxN/uxbNxxs59nynn6sfe2FnKKC+WEn5tRX9zccOfeXyy6pjH4cZl8tnKS78Ma4+alJ/wBUfSOHh7zMuPl1TbPiIhMeUmoX+2/OD/yWeFq/NI6pvj5f+n01cq7F81UH+7Jx/rk+WXAx9pfbHq+cfixiX3Ucq6X80bIeikvo8/Q+OXAz9piXKw6tqn8UTDiuU+0oXyq6OW9GEZ54OOJSa7H5I5XD0Zaoy7o8uB1Hk4bpx7JuIcEzmOtGQAIMAAAANgd501mK4LuhBe0UdPnF5TL1GvKsMY/KHXMnZOisZC2eQWeSLYyFs8gs8kpbPIpbGRRZ5JS2akSltW8Sls1IU1Z7xKWz3iUvcpTFLbO3WRh1vj3LrLjrnJjPfjh5fLZtSX4Ul4viz6xoj3cfLmZfyw+W3V2S65vyTwvofSNeMeIcfLdsy8ywybfMmyBNgLJQZAMgIACFgAAQDAMgIC645ko/mkl7vAmai2sYuYh23pDrKd/3OEyc504yCzyRRkFnkLYyCzyRbPIWxkFnkKeSUtnkUWMimrPJCzyRqzUiURLh9RW4zee1tp96OTjNw4OzGYlGSvmCoWQBgIBMBgIBgAAAihMgaAChEH1bOjm6Hg3L2RjZNYy+3Hi9kOdczh07S3FHLdcYBkB5IGA8kUZAMhTyABTyA8kUJhbPIU8kLPIW3Gaq3el4Lgj64xUOJsy7smJpiQVkgAAAQAAAIAAYAUAAiAKAD7NlL7xvui/q0fLb4cjjfimXKORx6c23wHJcIEAFADyAZAeSBgBFPIBkKeQHkKMkU8gDCuKlHDafWmfZxJippMgkkmVkwABAAAAgAAAAGUAAAJgAHJbOhiLf5nw8l+mfDZPrTl6IrG/m+rJh9rcf0p96cPuHSijuHTCjvHTeAo7x03gKXvHTeApO8+m8CUveOm8BR3jp/Adp3jp/Adp3n0/gO07yWo8B2nePtHgO1fiH9p8B2nxAtQ+4nafEP7R4DtX4jDUPe444ru7UaiKfPObYSZWJSVDyAwEAAIAAAAAAAGUACIGUfdDUNJJJYSSR8pwiXIjbMRRvUsdkHxZfOjb4DDAN0B7rAMBSwA91gJIIPQBMCsBSyA0vQB48UAbr7woaCFhgY2Rw/qVJQECAYAUBAgAAAAABANMAACioriBukZaJvwYLauL7AUWX1PIDw8f5Cllvu/lCWHF+gCa8ABr9YBRryfsAOL7UD9BhBSUvD6hFJ+GfIFpTz2MAcV3Y9Mgo2n2dvgFTifagnqp5XYBhPMn2d2EEn1ZMqFkB5AYAUJgBAAIAyAAIBgAGlc8dgWFu8lFnG/8AXEFtJ2Pr9MdhFtEZ544KltI2eAW1VSzns8CLEiXHswBC4rj/AIKiJ2YCW0psbRGolbmmur6gCWV2+4WkSS4cCspi+D4ALf8A1kJa+l4Lh9SNWnpOOEuvxKWc7cdmet8WCZQ7Xx4LqxgJZWNYylxzjOQJtSwEYsqEBQAAFAQACYAAAMBAAAAAAH//2Q==" width="320" /><br /><br /><br /><br /><b style="font-size: x-large;">TAWASSUL</b><br /><br /><span style="font-size: large;">Dalam kehidupan seharian kita, dua perkara terpenting yang wajib kita titik beratkan adalah ibadat dan doa, kerana dua perkara inilah yang menjadi tunjang utama bagi kebahagian kita di dunia dan juga di akhirat. Kehidupan kita seharian pun sebenarnya berlegar antara dua perkara ini: ibadat dan doa. Kepentingan ibadat dan doa ini Allah zahirkan melalui intipati surat Al-Fatihah, iaitu ayat kelima yang juga merupakan ayat terpenting di dalam surah ini.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Iyyaka Na’budu Waiyyaka Nasta’in</span><br /><br /><br /><span style="font-size: x-large;">إِيَّاكَ نَعْبُدُ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">"Hanya kepada Engkaulah kami sembah"</span><br /><br /><span style="font-size: x-large;">وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">"dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan."</span><br /><a name='more'></a><br /><br /><span style="font-size: large;">‘Sembah’ dalam ayat ini bermaksud ibadat, manakala ‘pertolongan’ di sini bermaksud doa. Inilah dua perkara terbesar yang membezakan penghuni syurga dan neraka. Kegagalan memahami maksud ayat ini telah menyebabkan ramai umat Nabi Muhammad saw tersungkur di pintu neraka, walaupun mereka sebenarnya berusaha bersungguh-sungguh untuk ke syurga.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Ayat kelima surah al-Fatihah ini menekankan agar kita mentauhidkan Allah dalam ibadat – ibadat dan doa-doa kita. Mentauhidkan Allah di sini bermaksud mentaati garis panduan yang sudah Allah tetapkan dalam melaksanakan ibadat dan dalam memohon doa. Kekeliruan dalam dua perkara inilah yang wajib kita perbetulkan. Ibadat yang kita lakukan itu wajib berlandaskan sunnah, kerana salah faham tentang ibadat menyebabkan kita melakukan bidaah, iaitu pembaharuan atau penambahan dalam ibadat. Apabila berdoa, wajib kita panjatkan doa itu terus kepada Allah, dan jika kita gagal mengEsakan Allah dalam berdoa menyebabkan kita melakukan tawassul, iaitu menggunakan perantara dalam memohon doa.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Apakah itu Tawassul?</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;">Tawassul adalah <b>perbuatan menggunakan perantaraan dalam berdoa. </b>Perantaraan di sini bermaksud menggunakan ‘orang tengah’ atau benda untuk membolehkan sesuatu hajat kita ditunaikan oleh Allah swt. Yang digunakan sebagai perantara itu dipanggil wasilah, iaitu sesuatu perkara yang dapat menyampaikan atau mendekatkan kita pada sesuatu. Sebagai contoh, ada kalangan masyarakat kita yang menggunakan Nabi, Malaikat atau wali sebagai wasilah dalam doa mereka.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Al Maidah ayat 35:</span><br /><span style="font-size: large;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah untuk mendekatkan diri kepadaNya, dan berjihadlah di jalan-Nya agar kamu beruntung”.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Perkataan الْوَسِيلَةَ wasilah dalam ayat di atas banyak menyebabkan umat Nabi SAW terkeliru, seterusnya terjerumus ke lembah kesesatan. Mereka kata, bukankah ayat ini menyuruh kita mengamalkan tawasul? Itu adalah kerana mereka salah dengan maksud wasilah dalam ayat itu. Apakah yang sebenarnya dimaksudkan dengan perkataan wasilah dalam ayat ini? Kenapakah ada sebahagian golongan agama yang membolehkan tawassul dan segolongan yang lain pula melarang?</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Wasilah dalam ayat ini bermaksud ‘jalan’, iaitu kaedah atau cara yang diajar oleh Nabi saw. “Mendekatkan diri kepadaNya” dalam ayat ini bermaksud ‘beribadat’ dan ‘berdoa’ kepada Allah. Kesilapan dalam mentafsir ayat inilah yang menyebabkan ramai umat Nabi saw melakukan syirik. Kekeliruan yang bagaimana yang mengelirukan? Iaitu dengan mengertikan wasilah sebagai orang tengah iaitu ‘perantara’, menyebabkan timbul pula pengertian bahwa untuk sampai atau mendekatkan kepada Allah harus dengan menggunakan perantara. Kemudian direka pula bahawa perantara itu merupakan roh-roh orang yang dianggap suci. Misalnya roh nabi-nabi, wali-wali, para syuhada’, dan orang-orang yang soleh. Kepada roh mereka yang telah meninggal itu, orang-orang yang berwasilah/menggunakan perantara tersebut memohon bantuan agar dapat menyampaikan do’a kepada Allah swt. Apakah ini yang dituntut oleh Rasulullah saw?</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Sudah tentu tidak. Jika Allah perlukan perantara dalam mengabulkan doa hamba-hambanya, pastilah Dia akan beritahu kepada kita siapakah perantara itu. Sebagaimana Allah beritahu kira dengan jelas di dalam Quran bahawa Nabi Muhammad saw adalah Rasul yang diutuskan untuk menyampaikan syariat Islam yang wajib untuk kita taati. Tapi tidak ada unjuran dari Allah untuk menggunakan sesiapa pun sebagai perantara untuk mendekatkan diri kita denganNya. Tidak ada dalil yang sahih yang mengajar kita bagaimana melakukan wasilah menggunakan perantara-perantara seperti Nabi, Wali dan Malikat. Sebaliknya Allah perintahkan kita berdoa terus kepadaNya. Sebaliknya, ada dalil-dalil yang sahih yang mengajar kita apakah wasilah yang dibenarkan.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Seperti yang dijelaskan dalam Surah Al-Maidah ayat 3, Islam sudah sempurna. Jika sekecil-kecil perkara seperti untuk buang air kecil, makan, minum dan tidur pun Nabi saw ada terangkan caranya, inikan pula perkara besar seperti beribadat dan cara berdoa ini.</span><br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Tawassul Adalah Syirik</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;">Tawassul adalah <b>dosa yang paling Allah murka</b>. Pada kebiasaannya, tujuan utama bertawassul adalah kerana mereka merasakan doa mereka tidak didengari Allah kerana merasa diri mereka kotor oleh dosa-dosa yang mereka lakukan. Ini adalah penyakit hati yang ada dalam diri mereka. Apakah penyakit itu? Itulah penyakit ‘buruk sangka’ kepada Allah. Mereka buruk sangka yang Allah tidak mendengar doa mereka, hanya dengar doa orang-orang tertentu sahaja. Penyakit inilah yang Allah sebut dalam ayat Baqarah:10</span><br /><br /><span style="font-size: large;">فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Penyakit yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah: penyakit sangka buruk kepada Allah. Kalau kita sangka buruk dengan sesama manusia pun, mereka akan marah, tambahan lagi kalau kita sangka buruk dengan Tuhan kita sendiri.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dan Allah akan tambah lagi penyakit itu: iaitu mereka akan melakukan syirik. Bagaimana ini boleh terjadi? Apabila ada fahaman yang kena guna perantaraan dalam berdoa, maka lama-kelamaan, mereka akan puja, sembah dan taat kepada perantara itu. Kerana mereka ingat, kalau mereka bodek perantara itu, maka perantara itu akan suka untuk menyampaikan doa kepada Allah. Lama-kelamaan, Allah mereka tak hiraukan dah, mereka akan tumpukan kepada perantara itu sahaja. Inilah asal kepada kesesatan agama-agama yang kafir.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Sebab kedua mereka melakukan tawasul adalah kerana mereka merasakan Allah lebih mendengar dan memakbulkan doa-doa orang tertentu. Sebagai contoh, kalau doa itu dibaca oleh golongan Habib, doa itu lebih makbul lagi. Atau kalau doa itu dibaca oleh guru agama, doa itu lebih makbul lagi.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Atau kerana diri mereka tidak mampu berdoa dengan baik, kerana tidak pandai berdoa dalam Bahasa Arab. Sedangkan Allah itu Maha Mendengar, Maha Mengetahui apa juga bahasa yang ada di dunia ini dan Maha memperkenankan doa permohonan. Ini ditambah dengan ajaran-ajaran salah guru yang sesat, yang mengajar syarat-syarat tertentu dalam berdoa. Sampaikan masyarakat yang jahil rasa mereka sendiri tak boleh buat doa seperti yang diajar itu, maka mereka memerlukan orang-orang tertentu untuk berdoa. Sebagai contoh, cara-cara tahlilan itu direka oleh manusia. Kebanyakan manusia tidak tahu cara itu. Jadi, mereka kena pakai lah golongan-golongan yang kononnya tahu dan mahir cara yang perlu dilakukan.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Mereka yang mengamalkan tawasul ini akhirnya akan menyembah perantara-perantara itu seperti yang disebut dalam Al-Maedah ayat 76</span><br /><span style="font-size: large;">قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ۚ وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Katakanlah (wahai Muhammad): “Patutkah kamu menyembah sesuatu yang lain dari Allah, yang tidak berkuasa memberi mudarat kepada kamu dan tidak juga berkuasa memberi manfaat? Padahal Allah Maha mendengar, lagi Maha Mengetahui.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Mereka akan meminta kepada perantara-perantara yang mereka anggap boleh menyampaikan doa kepada Allah. Antaranya, ada yang meminta kepada Sheikh Abdul Qadir Jailani, kepada Nabi Muhammad, kepada Syeikh ini dan Syeikh itu. Ada yang sampai meminta kepada kubur-kubur para wali. Mereka ingat yang wali-wali yang telah mati itu boleh mendengar permintaan mereka. Dari mana mereka dapat maklumat itu? Tentulah yang mati tidak dapat mendengar. Mereka sebenarnya telah ditipu oleh syaitan yang mengajar mereka perkara yang salah. Syaitan akan mula menyesatkan manusia dengan perkara-perrkara kecil sahaja dahulu. Lama kelamaan sampai manusia menyembah perantara-perantara itu.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dalam ayat ini, Allah menekankan sifatNya dengan firmanNya: وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. Bermaksud Allah lah yang maha mendengar doa makhlukNya. Dia juga Maha Tahu apakah kehedak hati manusia. Sebelum manusia minta kepadaNya pun Dia dah tahu dah. Dia cuma nak dengar sahaja permintaan kita.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Allah sahaja yang Maha Mendengar, seperti yang difirmanNya dalam Ibrahim ayat 39</span><br /><br /> <br /><span style="font-size: large;">الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ ۚ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Segala puji tertentu bagi Allah yang telah mengurniakan kepadaku semasa aku tua, Ismail dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanku Maha Mendengar dan Memperkenankan doa permohonan.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Maka, berdoalah terus sahaja kepada yang Maha Mendengar.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Tawassullah yang paling banyak menyesatkan umat Nabi saw. Kemurkaan Allah terhadap pelakuan tawassul ini dizahirkan di dalam ayat berikut:-</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Surah Maryam ayat 88 – 90</span><br /><span style="font-size: large;">وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَٰنُ وَلَدًا</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dan mereka yang kafir berkata: “(Allah) Ar-Rahman, mempunyai anak.”</span><br /><br /><span style="font-size: large;">‘Mempunyai anak’ dalam ayat ini bermaksud mempunyai wakil untuk menyampaikan hajat kepada Dia. ‘Anak’ disini, bermaksud ‘anak angkat’. Sebagaimana kalau seseorang mempunyai anak angkat, tentulah dia sayang anak angkat dia itu. Jadi, ada yang menggunakan anak angkat untuk memujuk, membodek bapa angkatnya itu.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Inilah dia tawassul yang dilarang. Sebagaimana Kristian mengatakan Nabi Isa anak Allah dan mereka berdoa kepada Nabi Isa. Pada sangkaan mereka, jika mahu meminta kepada bapa (Allah), kenalah minta melalui anak. Perlakuan sebegini adalah menyamakan kerajaan Allah dengan kerajaan manusia. Ketahuilah, Allah bukanlah seperti pemimpin kita yang perlu dibodek untuk mendapatkan sesebuah projek. Allah ada sifat Maha Pemurah. Perkataan MAHA di sini bermaksud keterlaluan, iaitu yang tiada bandingnya. Tidak akan ada perkataan yang mampu menzahirkan betapa tingginya tahap pemurah Allah ini. Kita tidak akan mampu menjelaskannya dengan kata-kata. Dan lihatlah bagaimana Allah memanggil mereka yang kata Dia ada anak ini sebagai kafir.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Perbuatan itu sangat teruk sekali sampai Allah sambung dalam ayat seterusnya:</span><br /><span style="font-size: large;">لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Demi sesungguhnya, kamu telah melakukan satu perkara yang besar salahnya!</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dosa yang besar salahnya dalam ayat ini bermaksud dosa syirik. Sebab pada ayat sebelumnya Allah menggunakan ganti nama kafir kepada mereka yang kata Allah ada anak. Jadi ayat ini adalah untuk menyatakan dengan jelas akan kesalahan mereka.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Bagaimanakah besar salah itu? Lihatlah apa yang hampir-hampir terjadi dalam ayat seterusnya:</span><br /><span style="font-size: large;">تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Langit nyaris-nyaris pecah disebabkan (anggapan mereka) yang demikian, dan bumi pula nyaris-nyaris terbelah, serta gunung-ganang pun nyaris-nyaris runtuh ranap</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dalam ayat ini, Allah menzahirkan kemurkaanNya kerana kita menyangka Dia perlu kepada perantaraan. Lihatlah betapa murkanya Allah terhadap sangkaan sebegini. Anggapan sedemikian tidak pernah diajar oleh Allah, dan tidak pernah disampaikan oleh Nabi. Maka, ianya hanyalah anggapan manusia yang sesat sahaja. Mereka memandai-mandai mengatakan tentang Allah yang tidak sepatutnya. Tentulah Allah marah kalau kita berbuat begitu, bukan?</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Langit, bumi dan gunung ganang sampai terkejut sangat dengan perbuatan manusia sampai mereka hendak memusnahkan diri mereka bersama dengan manusia yang berbuat tawasul itu. Tapi, itu tidak terjadi kerana tidak dibenarkan oleh Allah. Allah masih lagi beri peluang kepada manusia yang engkar itu untuk bertaubat dan memperbetulkan kesalahan diri mereka. Begitulah tingginya sifat Rahmat Allah.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Orang-orang yang mengamalkan tawasul disifatkan dalam Quran sebagai mereka yang ‘rugi’. Di dalam quran, jika Allah sebut perkataan rugi, seperti dalam ayat berikut, ia sudah membawa maksud hidup kekal di dalam neraka.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Ali Imran ayat 85:</span><br /><span style="font-size: large;">وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dan sesiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima daripadanya, dan ia pada hari akhirat kelak dari orang-orang yang rugi.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Jika perkataan rugi sahaja sudah menyebabkan kita kekal di dalam neraka, bayangkan bagaimana nasib kita di akhirat nanti apabila Allah murka seperti ayat ke 90 surah Maryam itu.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Surah Maryam ayat 91 – 92:</span><br /><span style="font-size: large;">أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدًا</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Kerana mereka mendakwa mengatakan: (Allah) Ar-Rahman mempunyai anak.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Inilah sebab kemurkaan Allah di dalam ayat 90 tadi, iaitu sangkaan kita bahawa Allah perlukan ‘wakil’ dalam menyampaikan hajat makhlukNya.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَٰنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Padahal tiadalah layak bagi (Allah) Ar-Rahman, bahawa Ia mempunyai anak.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Jika Allah perlukan wakil untuk menyampaikan hajat makhluk-makhluknya, pasti Dia akan beritahu siapa wakilnya. Sebagaimana Allah mewakilkan Nabi SAW untuk menyampaikan syariat Islam kepada umat baginda, banyak ayat-ayat quran yang memberitahu kita tentang Nabi SAW. Allah telah kata, kalau Dia memerlukan perantaraan, tentu Dia dah beritahu. Ini ada disebut dalam Zumar:4</span><br /><br /><span style="font-size: large;">لَوْ أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا لَاصْطَفَىٰ مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ سُبْحَانَهُ ۖ هُوَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-size: large;">Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Ingatlah, dalam perihal berdoa, Allah perintah kita minta terus kepada Dia jika mempunyai sebarang hajat. Perintah ini Dia sampaikan dalam Surah Ghafir ayat 60:-</span><br /><br /><span style="font-size: large;">وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Allah telah berfirman dalam ayat ini bahawa Dia bersedia memberi apa sahaja yang makhlukNya minta. Asalkan jangan ‘sombong’. Apakah maksud ‘sombong’ dalam ayat ini? Contohnya, kita ada beri maklumkan kepada masyarakat yang kita nak beri duit kepada siapa yang datang. Kita kata, siapa yang datang sahaja ke rumah, kita akan beri duit kepada mereka. Ramailah yang datang dan kita beri duit kepada dia. Tapi ada seorang yang datang dan bagitahu, dia wakilkan anak dia untuk ambil duit itu. Kita akan kata kepada orang itu: “sombongnya dia, nak datang ambil sendiri pun tak mahu. Kan saya dah cakap kena datang sendiri?”. Begitulah perumpaan mereka yang sombong nak minta sendiri kepada Allah. Mereka meminta kepada Allah melalui perantaraan. Melalui broker.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Orang yang beragama Hindu, kalau kita jumpa mereka, dan kita tanya mereka samada berhala mereka itu tuhan mereka, mereka akan jawap itu bukan tuhan mereka. Mereka sedar yang mereka sendiri yang buat berhala itu. Mereka tahu yang itu adalah hanya barang buatan sahaja. Mereka kata, mereka pun tidak bodoh sampai menganggap itu tuhan mereka. Jadi apakah dia berhala itu? Apa yang patung itu lambangkan? Apakah yang mereka sembah itu? Mereka akan kata itu adalah mewakili ‘dewa’ mereka. Tanya lagi kepada mereka: adakah dewa awak ini tuhan? Mereka akan kata, tidak. Mereka kata dewa itulah yang akan bawa doa mereka kepada tuhan yang satu. Nama tuhan itu? Mereka tak tahu nama tuhan itu. Jadi, dewa itu bukan tuhan pada pemahaman mereka. Jadi, kepada mereka, tuhanlah yang menyempurnakan doa itu. Kenapa tidak doa sendiri kepada tuhan? Mereka akan kata, mereka banyak dosa, dan doa mereka tidak akan dimakbulkan. Tapi oleh kerana tok sami itu orang yang baik, maka doa sami itu akan sampai. Mereka ada sekali semasa sami itu berdoa. Tok sami akan doa kepada dewa dan dewa akan bawa doa kepada tuhan. Selepas itu mereka akan beri duit kepada tok sami itu.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Tanya kepada Kristian pula. Jesus bukan tuhan kepada mereka tapi ‘anak tuhan’. Tuhan bagi kuasa kepada dia untuk menyelesaikan masalah yang kecil-kecil. Kalau yang besar-besar, terus kena minta kepada ‘Tuhan Bapa’. Tapi kenapa tidak doa terus kepada tuhan? Sebab mereka banyak dosa. Mereka sampaikan kepada paderi, paderi akan sampaikan kepada Jesus dan Jesus akan sampaikan kepada Tuhan Bapa. Lepas itu mereka kasi akan duit juga lagi. Kita sebut tentang upah duit itu kerana memang itulah yang dilakukan oleh semua agama, termasuk oleh mereka yang Islam yang mengamalkan tawasul ini.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Tanya kepada Cina pula. Tokkong itu bukan tuhan mereka. Tokkong itu adalah ‘tok nenek’ mereka yang baik-baik semasa hidup di dunia dulu. Mereka berdoa kepada tok nenek mereka yang alim, yang pada mereka sudah dapat duduk dalam syurga kerana mereka orang yang baik-baik. Mereka anggap kerajaan tuhan macam kerajaan dunia. Mereka sangka tentulah tok nenek mereka ada kerja di istana tuhan. Apabila minta tolong tok nenek, mereka anggap boleh sampaikan kepada tuhan. Macam boleh ketuk pintu tuhan dan sampaikan hajat manusia. Begitulah anggapan mereka.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Itu semua adalah dinamakan ‘perantaraan’. Apa sahaja perantaan yang digunakan adalah syirik kepada Allah. Tidak ada makhluk yang ada sifat Tuhan. Jadi kenapa kita seru wali, malaikat dan Nabi? Itu adalah syirik. Mereka adalah orang mulia disisi Allah tapi kita telah salah dalam menggunakan mereka.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dalam ayat ini juga, Allah telah terangkan bahawa mereka yang mengamalkan perbuatan yang salah ini, akan dimasukkan ke dalam neraka dalam keadaan ‘hina dina’. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan itu hendaknya. Maka, hendaklah kita faham benar-benar dengan kesalahan tawasul dan apakah cara doa yang betul.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Contoh-Contoh Tawassul</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b>1) Bertawassul dengan Nabi Muhammad saw</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;">Ini adalah antara tawassul yang paling popular. Umat Islam yang tersilap faham tentang Nabi saw, akan menyangka baginda memiliki sifat-sifat Tuhan seperti tahu perkara ghaib, boleh memberi syafaat kepada sesiapa yang baginda kehendaki, boleh kembali ke dunia untuk mendengar rintihan doa-doa umatnya, mampu menyembuhkan penyakit dan sebagainya. Bagaimanakah boleh jadi sebegini? Sedangkan baginda saw tidak pernah mengajar umatnya untuk bertawassul. Nabi tidak pernah mengajar umatnya untuk menggunakan baginda sebagai tempat tujuan ibadat. Seperti yang dijelaskan oleh ayat berikut:</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Ali Imran ayat 79</span><br /><br /><span style="font-size: large;">مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Tidaklah patut bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Kitab ugama dan hikmat serta pangkat Nabi, kemudian ia tergamak mengatakan kepada orang ramai, “Hendaklah kami menjadi orang-orang yang menyembahkan dengan meninggalkan perbuatan menyembah Allah”. Tetapi (sepatutnya ia berkata): Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbaniyyin (yang hanya menyembah Allah Taala – dengan ilmu dan amal yang sempurna), kerana kamu sentiasa mengajarkan isi Kitab Allah itu, dan kerana kamu selalu mempelajarinya.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Nabi Muhammad bukanlah tempat dilakukan ibadat kepadanya. Tapi ada orang Islam yang menyebut-nyebut nama baginda sampai ke tahap memuja baginda. Ada orang berzikir dengan menyebut-nyebut nama baginda. Ada yang beri salam kepada baginda. Ada yang sedekah/hadiahkan fatihah kepada baginda. Dan macam-macam lagi perkara yang kita tidak tahu apa lagi yang dilakukan oleh masyarakat kita.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Ali Imran ayat 80</span><br /><br /><span style="font-size: large;">وَلَا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا ۗ أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dan ia tidak pula patut menyuruh kamu menjadikan malaikat dan Nabi-Nabi sebagai tuhan-tuhan. Patutkah ia menyuruh kamu dengan kekufuran sesudah kamu menjadi orang Islam?</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;"><b>2) Berselawat</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;">Cara mereka bertawassul yang paling utama adalah dengan berselawat. Contohnya ketika mahu berubat atau makan ubat, lebih-lebih lagi ubat-ubatan kampung atau tradisional. Bismillah akan dibaca sekali, manakala selawat pula 3 kali, 7 kali, 9 kali atau lebih lagi, dan jumlahnya pula mestilah ganjil. Lafaz selawat pula biasanya ditambah Sayyidina, kononnya untuk memuliakan Nabi saw, walhal sebenarnya mereka sudah menyamakan Nabi saw dengan para sahabat yang dipanggil Sayyidina yang bermaksud ‘penghulu’. Ini bukan memuliakan, sebaliknya merendah-rendahkan pangkat yang Allah beri kepada Nabi saw. 3 pangkat/gelaran yang Allah berikan kepada nabi saw ialah:-</span><br /><span style="font-size: large;">Nabi Allah</span><br /><span style="font-size: large;">Rasul Allah dan</span><br /><span style="font-size: large;">Hamba Allah</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dalilnya adalah seperti dalam ayat-ayat berikut:</span><br /><br /><br /><span style="font-size: large;">Al Ahzab ayat 40</span><br /><span style="font-size: large;">مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Bukanlah Nabi Muhammad itu menjadi bapa yang sebenar bagi seseorang dari orang lelaki kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan kesudahan Nabi-Nabi. Dan Allah adalah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.</span><br /><br /> <br /><br /><br /><span style="font-size: large;">Al-Jinn ayat 19</span><br /><br /><span style="font-size: large;">وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dan bahawa sesungguhnya ketika hamba Allah (Nabi Muhammad) berdiri mengerjakan ibadat kepadaNya, mereka hampir-hampir menindih satu sama lain mengerumuninya.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Selain menambah-nambah lafaz selawat, mereka juga mereka-reka selawat yang tidak pernah Nabi saw ajar kepada umatnya. Contohnya adalah:-</span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b>3) Selawat Syifa</b></span><br /><br /><br /><span style="font-size: large;">Ya Allah, berilah rahmat ke atas penghulu kami, Muhammad saw yang menyembuhkan hati-hati kami, penawarnya dan kesejahteraan badan, kesembuhan juga cahaya penglihatan dan berilah rahmat keberkatan dan kesejahteraan atas keluarga dan sahabatnya.</span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b>4) Selawat Tafrijiyyah</b></span><br /><br /><br /><span style="font-size: large;">Ya Allah Tuhan kami, limpahkanlah rahmat yang sempurna dan limpahkanlah kesejahteraan yang sempurnan ke atas penghulu kami Nabi Muhammad, yang dengannya akan terurailah segala simpul ikatan dan dengannya akan terhapuslah segala kesusahan dan dengannya akan tertunailah segala hajat, dan dengannya akan tercapailah segala maksud dan kesudahan umur yang baik (mati dalam iman), serta terkabullah permohonan meminta hujan dengan zatnya yang mulia dan ke atas keluarga dan sahabat-sahabatnya pada setiap kelipan mata dan tarikan nafas dengan bilangan segala apa juga yang engkau ketahui</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Kedua-dua selawat di atas ini sudahlah bukan daripada Quran mahupun hadith, maksudnya sahaja sudah melambangkan kekufuran apabila memberikan sifat Tuhan kepada Nabi saw iaitu sifat menyembuh dan menawar penyakit, menyelesai masalah dan menunaikan hajat.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Nabi saw hanyalah manusia biasa seperti kita. Baginda makan seperti kita, tidur seperti kita, mempunyai isteri dan anak seperti kita dan baginda tiada sebarang kuasa untuk melihat perkara ghaib, dan tiada kuasa untuk memberi manfaat dan mudharat. Bezanya, baginda dipilih Allah sebagai utusanNya untuk menyampaikan syariat Islam. Lihat pengakuan baginda dalam ayat-ayat berikut:</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Al-Araf ayat 188:</span><br /><br /><span style="font-size: large;">قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Katakahlah:”Aku tidak berkuasa mendatangkan manfaat bagi diriku dan tidak dapat menolak mudharat kecuali apa yang dikehendaki Allah. Dan kalaulah aku mengetahui perkara-perkara yang ghaib, tentulah aku akan mengumpulkan dengan banyaknya benda-benda yang mendatangkan faedah dan (tentulah) aku tidak ditimpa kesusahan. Aku ini tidak lain hanyalah (pesuruh Allah) yang memberi amaran (kepada yang engkar) dan membawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman."</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Sedekah Al-Fatihah / Beri Salam</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;">Jika kita perasan, setiap kali bermulanya majlis-majlis doa selamat atau tahlil arwah, kita seringkali mendengar lafaz seperti ini:-</span><br /><br /><span style="font-size: large;">“Ila Hadratin Nabiyyil Mustofa Rasulullahi Saw Wa Ala Alihi Wa Ashabihi Wa Azwajihi Wa Zurriyatihi Wa Ahli Baitihi Wa Atba’ihi Syai’un Lillahi Lahum Al-fatihah”</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Lafaz seperti ini bukanlah diambil daripada Quran mahupun Hadith. Ia adalah lafaz rekaan manusia yang bertujuan untuk bodek Nabi saw, supaya Nabi SAW akan sampaikan hajat mereka kepada Allah. Mereka yang beramal dengan amalan seperti ini menyangka Nabi SAW yang sudah ribuan tahun wafat boleh dengar apa yang mereka kata. Sedangkan itu adalah mustahil. Nabi sudah lama wafat. Mana mungkin Nabi saw boleh mendengar. Lagi pula Roh manusia yang sudah wafat berada di alam barzakh, bukan di dunia. Kalau ada dalil yang shaih mengatakan yang Nabi tidak wafat, atau sudah wafat tapi masih dengar lagi permintaan kita, maka mereka yang kata begitu, kena bawa dalil. Kerana ini adalah perkara ghaib, perkara akidah, bukan perkata main-main. Bukan senang-senang boleh cakap. Tidak boleh kita kata: “Nabi Muhammad adalah manusia paling mulia, ‘takkanlah’ Allah tidak boleh begitu dengan Nabi?”. Itu hanya kata-kata sahaja. Ingatlah bahawa agama ini kena ada dalil. Kalau kita terima sesuatu perkara tanpa dalil, maka akan sesatlah manusia kerana sesiapa sahaja boleh kata apa-apa sahaja.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Padahal, yang ada dalil adalah mereka yang telah mati, tidak boleh kembali lagi ke dunia:</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Al-Mukminun ayat 100</span><br /><br /><br /><span style="font-size: large;"> لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">“Supaya aku mengerjakan amal-amal yang soleh dalam perkara-perkara yang telah aku tinggalkan”. Tidak! Masakan dapat? Sesungguhnya perkataannya itu hanyalah kata-kata yang ia sahaja mengatakannya, sedang di hadapan mereka ada alam barzakh (yang mereka tinggal tetap di dalamnya) hingga hari mereka dibangkitkan semula (pada hari kiamat)</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Ayat ini adalah ayat yang umum – orang yang mati tidak dapat kembali. Kerana ada batasan yang tidak dapat dilepasti oleh makhluk. Walaupun ianya berkenaan orang yang tidak beriman, tapi ianya juga sama juga kepada orang beriman. Kerana tidak ada dalil yang mengatakan orang beriman boleh kembali ke dunia.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Ada juga yang memberi salam kepada Nabi saw di kubur baginda. Contohnya jika ada seseorang ingin ke Mekah menunaikan haji atau umrah, ramai yang akan berkirim salam kepada Nabi saw. Ramai juga yang berdoa di kubur Nabi saw. Ini kononnya untuk mendapat keberkatan. Sedangkan berkat itu milik Allah. Lihatlah dalil ini:</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Al-Furqaan ayat 1</span><br /><br /><span style="font-size: large;">تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Maha berkat Tuhan yang menurunkan Al-Furqaan kepada hambaNya (Muhammad), untuk menjadi peringatan dan amaran bagi seluruh penduduk alam.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Al-Furqaan ayat 61</span><br /><br /><br /><span style="font-size: large;"> تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Maha berkat Tuhan yang telah menjadikan di langit, tempat-tempat peredaran bintang, dan menjadikan padanya matahari serta bulan yang menerangi.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Bertawassul Dengan Nabi-Nabi, Malaikat-Malaikat, Orang-Orang Alim, Benda Seperti Tangkal, Garam, Lada Hitam, Kayu Kokka, dan tempat seperti Kubur dan Gambar para Wali</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Antara nabi-nabi yang popular dibuat tawassul ialah Nabi Khidir (kononnya penjaga air) dan Nabi Ilyas (kononnya penjaga tumbuh-tumbuhan). Tidaklah pernah mereka itu suruh kita bertawasul kepada mereka. Melainkan ianya adalah ajaran dari tok-tok nenek kita dahulu. Mereka tidak bawa dalil dengan membawa ajaran itu. Dan kita ramai-ramai ini pula tidak pernah pun tanya dalil samada benar atau tidak.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Kebiasaannya tawassul jenis ini adalah untuk golongan pesilat atau pengamal perubatan ‘Islam’. Pengamal-pengamal perubatan ‘Islam’ itu pun mengamalkan amalan salah mereka itu tanpa dalil juga.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Nabi Khidir – Jika nak masuk dalam laut atau sungai, kena bagi salam seperti ini “Assalamualaikum Ya Nabi Khidir”. Tujuannya adalah supaya Nabi Khidir yang mereka pandai-pandai beri tugas sebagai penjaga air ini memberi izin kepada mereka, seterusnya melindungi mereka agar tidak berlaku kecelakaan sewaktu berada di dalam air, atau mendoakan keselamatan mereka, atau pelbagai alasan-alasan tak masuk akal yang lain.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Nabi Ilyas – Jika nak masuk gelanggang silat, atau masuk hutan, atau memetik buah untuk digunakan dalam perubatan seperti buah delima, kena beri salam seperti ini “Assalamualaikum Ya Nabi Ilyas”. Tujuannya adalah supaya Nabi Ilyas yang mereka pandai-pandai beri tugas sebagai penjaga tanah dan tumbuh-tumbuhan memberi izin kepada mereka, seterusnya akan melindungi mereka agar tidak berlaku kecelakaan sewaktu berada di dalam gelanggang silat kerana biasanya di dalam gelanggang silat ini ada tanah atau rumput atau daun-daun, atau mendoakan keselamatan mereka sewaktu berada di dalam hutan, atau pelbagai alasan-alasan tak masuk akal yang lain.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Malaikat-malaikat – menyeru/menyebut nama malaikat sewaktu keluar dari rumah dengan beberapa lafaz tertentu. Contohnya “Allah Tuhanku, Jibril di kananku, Mikail di kananku, Israfil di depanku, Ad Dahil di belakangku. Kononnya apabila kita sudah menyeru, maka malaikat akan menjaga kita daripada sebarang kecelakaan. Sedangkan malaikat hanya mengikut perintah Allah. Malaikat tidak bertugas untuk manusia.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Orang-orang Alim – Seperti Sheikh Abdul Kadir Jailani dan Tok Kenali (golongan tarekat/sufi), Imam 12 (Syiah), serta Latta, Uzza dan Mannan (musyrikin Mekah). Mereka yang bertawassul ini biasanya akan menyebut nama orang-orang alim ni dalam doa mereka.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Tawassul Yang Dibenarkan</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;">Memang Allah telah suruh kita mencari wasilah (perantara) kepadaNya. Ini disebut dalam Ayat Maidah:35</span><br /><br /><br /><span style="font-size: large;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-size: large;">Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dan juga dalam al-Isra':57</span><br /><br /><br /><span style="font-size: large;">أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-size: large;">Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Oleh, itu, ada beberapa kaedah yang boleh diguna pakai, kerana ada dalil sahih mengenainya, iaitu:</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Berdoa kepada Allah dengan menggunakan perantara/tawassul nama Allah atau sifatNya. Contohnya lafaz seperti ini. “Ya Allah, atas sifatMu yang Maha Mengampunkan Dosa, aku mohon agar kau ampunkan semua dosa-dosa yang telah aku lakukan”</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Al-A’raaf ayat 180</span><br /><br /> <br /><span style="font-size: large;">وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia), maka serulah (dan berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu, dan pulaukanlah orang-orang yang berpaling dari kebenaran dalam masa menggunakan nama-namaNya. Mereka akan mendapat balasan mengenai apa yang mereka telah kerjakan.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Berdoa kepada Allah dengan menggunakan perantara/tawassul amalan shalih yang dilakukan oleh orang yang berdoa. Contohnya lafaz seperti ini, “Ya Allah, Rasulmu bersabda antara waktu mustajab untuk berdoa adalah selepas melakukan ibadah, oleh itu atas sedekah yang aku lakukan ini, aku mohon agar Kau makbulkan doa aku”.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Ali Imraan ayat 193:</span><br /><span style="font-size: large;">رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا ۚ رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya kami telah mendengar seorang Penyeru (Rasul) yang menyeru kepada iman, katanya: ` Berimanlah kamu kepada Tuhan kamu ‘, maka kami pun beriman. Wahai Tuhan kami, ampunkanlah dosa-dosa kami, dan hapuskanlah daripada kami kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami bersama orang-orang yang berbakti;</span><br /><br /> <br /><br /> <br /><b><br /><span style="font-size: large;">Kesimpulan</span></b><br /><br /><br /><span style="font-size: large;">Berhati-hatilah wahai muslimin dan muslimat. Agama Islam adalah milik mutlak Allah. Hanya Dia yang layak menentukan segala-galanya. Dia tidak berkongsi dalam mencipta makhluknya, Dia tidak berkongsi dalam membuat hukum-hakam, dan Dia tidak berkongsi dalam mentadbir sekelian alam. Oleh itu, taatlah kepadaNya, beribadatlah kepada Dia semata-mata, dan berdoalah kepada Dia sahaja. Kita wajib mengambil-berat perihal agama, kerana kita ditegah melakukan perkara yang kita tidak tahu asal-usulnya.</span><br /><br /> <br /><br /><span style="font-size: large;">Al-Hujuraat ayat 1</span><br /><br /> <br /><span style="font-size: large;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memandai-mandai (melakukan sesuatu perkara) sebelum (mendapat hukum atau kebenaran) Allah dan RasulNya; dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Agama Islam adalah agama syariat, bukan agama yang berdasarkan niat. Niat yang baik, wajib menggunakan kaedah perlaksanaan yang baik.</span><br /><br /><br /><span style="font-size: large;"><a href="https://tafsirsunnah.wordpress.com/2014/09/20/apakah-tawasul-dan-hukumnya/">Sumber</a></span><br /> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-46961507054279090992015-02-16T20:12:00.001+08:002015-02-16T20:13:15.765+08:0010 AMALAN YANG AKAN MENGUBAH HIDUP ANDA!<span style="font-size: large;">Semua orang mahu berubah menjadi baik, tapi mungkin tak tau jalan mana harus diikut. Nah ! Ini saya tunjukkan jalan yang akan mengubah hidup anda kelak......<br /><br />1) Berusahalah untuk bertahajjud (kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya). Solat Tahajud biasanya dilakukan semasa Qiamullail. Ibadah Qiamullail adalah kebiasaan para salaful soleh dan syiar para kekasih Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadis:<br /></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><br />“Hendaklah kamu mengerjakan qiamullail kerana qiamullail adalah kebiasan orang soleh sebelum kamu. Qiamullail mendekatkan diri kepada Allah SWT, menghapuskan dosa dan mengusir penyakit daripada tubuh.” ( Riwayat At-Tirmidzi)<br /><br />Solat malam merupakan ibadah yang paling afdal kerana ia lebih mendekatkan diri kepada rasa keikhlasan dan menjauhkan diri daripada riak. Latihan ini sangat baik untuk mendidik diri agar sentiasa bersih, jernih dan suci.<br /><br /><img src="http://amekaw.com/wp-content/uploads/2014/05/Gambar-Wanita-Sholehah-Cantik.jpg" height="213" width="320" /><br /><br />2) Melazimi membaca Al-Qur’an dan zikir al-mathurat sebelum terbit matahari (sumber ketenangan seorang mukmin). Al-Quran adalah motivasi terulung bagi seorang mukmin. Ia merupakan penggerak utama kepada kekuatan seorang insan untuk melaksanakan segala bentuk kebaikan dan mencegah kemungkaran.</span><span style="font-size: large;">Tegas Allah SWT dalam Firmannya yang bermaksud:</span><br />
<div>
<span style="font-size: large;"><br /><br />“Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra 17 : 82)<br /><br />3) Memelihara kesempurnaan solat (kekuatan mukmin muslim yang utuh). Solat merupakan talian hayat utama bagai seorang hamba kepada Tuhannya. Solat juga menghubungkan jiwa, ruh dan hati seseorang insan terus kepada RabbNya.<br /><br />Kesempurnaan solat akan memberi pelbagai bentuk suntikan tenaga yang mampu menggerakkan dan melonjakkan produktiviti serta amal proaktif semua insan. Solat juga menjadi kecintaan dan kerinduaannya kerana ia mendapat manfaat bersama ibadah solat sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:<br /><br /><br />“Dan dijadikan mataku sejuk dalam solat.” (HR Nasai)<br /><br /><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-JbKjuhUkito/U0_wGG_IvHI/AAAAAAAAEYc/LlxNywVeCiY/s1600/solat-berjemaah.jpg" /><br /><br />4) Jaga solat dhuha (kunci rezeki terletak pada solat dhuha). Rasulullah SAW bersabda:<br /><br /><br />“ Pada tiap-tiap pagi ada kewajipan ke atas setiap orang perseorangan (individu) untuk bersedeqah, dan cukuplah menggantikan semuanya dengan mengerjakan dua rakaat sunat Dhuha.” ( Riwayat Abu Dzar RA)<br /><br />Sejujurnya, kita akan merasai kelainan yang berbeza dalam menjalani kehidupan seharian apabila solat sunat ini telah menjadi malakah (darah daging) kita. Rasa janggal kalau ter’miss’ atau tertinggal walaupun sehari.<br /><br />5. Sentiasa bersedekah setiap hari walau hanya dengan sekuntum senyuman (penyubur kasih sayang). Sedekah membersihkan diri daripada sifat-sifat mazmumah dan menyuburkan sifat kasih sayang dalam diri manusia. Dan ganjarannya di sisi Allah SWT amatlah besar dan lumayan. Allah SWT berfirman:<br /><br /><br />“Perumpamaan orang-orang yang menafqahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas ( kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah 2 : 261)<br /><br />6) Sentiasa memelihara wudhuk terus menerus (Allah menyayangi hamba yang berwudhu’). Imam Al Banna selalu berpesan kepada sahabat-sahabatnya bahawa Rasulullah SAW bersabda:<br /><br /><br />“Wudhuk adalah senjata mukmin, kerana itu setiap Ikhwan mengambil berat soal memperbaharui wudhuk apabila terbatal walaupun di kala malam yang dingin menusuk tulang.”<br /><br />Saidina Umar Al-Khattab RA:<br /><br /><br />“Sesungguhnya wudhuk yang baik, mengusir syaitan dari dirimu.”<br /><br /><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-6hWQ7Me7Jf0/U0_wsvRlLGI/AAAAAAAAEYk/ONc7NuGdhk8/s320/astagfirullah.jpg" height="174" width="320" /><br /><br />7) Amalkan istighfar setiap masa (agar terhapus segala dosa dan noda). Istighfar menunjukkan kemampunan seseorang untuk mengenali kesalahan, dosa, dan kemaksiatan yang telah dilakukan. Kemudian, muncul perasaan menyesal dan tekad yang kuat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.<br /><br /><br />“Dan bersitighfarlah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Al-Muzamil 73 : 20)<br /><br />Nasihat Nabi Muhammad SAW kepada kita, sabda baginda:<br /><br /><br />“Sesungguhnya hatiku selalu lupa, padahal aku beristighfar kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR Muslim dan Abu Daud)<br /><br />8) Perbaharui azam dan tekad untuk terus berkhidmat kerana Allah SWT. Saban hari, pastinya jiwa dan hati kita akan diuji oleh Allah SWT dengan pelbagai bentuk ujian dan cabaran. Dan semestinya, jiwa kita itu harus disegarkan dengan memperbaharui azam dan tekad agar ia tidak layu dan kendur.<br /><br />Terus bersemangat dan mengobarkan cita-cita serta harapan adalah ciri yang harus pada ada seorang yang ingin melaksanakan tugas yang berat ini. Iaitu tugas mendaulatkan deen Allah SWT. Dengan sedikit kemampuan yang Allah SWT berikan kita boleh menyebarkan syiar Islam melalui pelbagai wasilah dan cara dengan kadar kepakaran serta kebolehan yang kita miliki.<br /><br /><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-WzoCSEH2Z8E/U0_x10HMz7I/AAAAAAAAEYw/oXnUSlGLvXw/s1600/berpikir-positif1-300x225.jpg" /><br /><br />9) Sentiasa ceria, bermanis muka dan berfikiran positif (watak sahsiah seorang mukmin sejati). Rasulullah SAW mengalakkan agar budaya senyum itu dihidupkan oleh para sahabat dengan ungkapannya:<br /><br /><br />“Senyum itu adalah sedekah.”<br /><br />Senyuman itu akan membahagiakan sesiapa sahaja yang melihat kita dan pastinya ia akan membenihkan bibit-bibit kasih sayang di dalam jiwa manusia. Sahsiah inilah yang harus dihidupkan bagi melahirkan masyarakat yang harmoni hidup berkasih sayang di bawah naungan Islam.<br /><br />Di samping itu, seseorang mukmin haruslah memelihara kesentiasaan positif dan meninggalkan pengaruh yang baik terhadap individu disekitarnya. Imam Al-Banna berkata:<br /><br /><br />“Orang soleh sentiasa meninggalkan pengaruh yang positif di mana pun ia pernah berada.”<br /><br />10) Memelihara Diri dengan keikhlasan yang tulus kerana Allah SWT (di situ terletaknya nilai amalan di sisi Allah SWT). Ikhlas adalah ibadah hati yang pertama, terpenting, tertinggi dan merupakan asas utamanya. Firman Allah SWT :<br /><br /><br />“Dan mereka tidak diperintahkan, selain untuk beribadah kepada Allah SWT mengikhlaskan agama hanya untuk-Nya dengan penuh ketundukan.” ( Surah Al-Bayyinah 98 : 5)<br /><br />Ibnu Qayyim berbicara mengenai ikhlas:<br /><br /><br />“Ikhlas adalah menjadikan Allah SWT sebagai matlamat dalam melakukan ketaatan, iaitu anda memiliki matlamat hanya pada Dia sahaja, bukan kepada selain-Nya.”<br /><br />Andaikata sudah lama kekosongan jiwa kita terlopong tanpa apa-apa sentuhan, maka marilah kita isinya dengan Super 10 ini. Ia akan benar-benar menjadi dan berkesan apabila kita sendiri yang melaksana sebagai agenda serta amalan kehidupan kita. Jom sahabat-sahabatku kita jadikan 10 amalan ini sebagai kekuatan diri dalam rangka menjadi hamba Allah SWT. Amin<br /><br />sumber: <a href="http://aniqbukhary.blogspot.com/2014/04/10-amalan-yang-boleh-mengubah-kehidupan.html">aniqbukhary.blogspot.com</a></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-11142245945945529512015-01-20T16:42:00.003+08:002015-01-20T16:44:41.478+08:00KISAH WANITA TUA DAN SESEKOR KUCING<br />
<img height="223" src="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQSERQUEhQWFRUWGBgYFxgXFxUYFhkXGBcYFxcdFxgYHCYeGBkkGRcUHy8gIycpLCwsFx4xNTAqNSYrLCkBCQoKDgwOGg8PGiwkHyUsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCkpLCksLCwsLCwsLCwsKSwsLCwsLP/AABEIAKgBLAMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAAEAAIDBQYBBwj/xAA/EAABAwICBwYFAQcDBAMAAAABAAIRAyEEMQUSQVFhcYEGIpGh0fATMrHB4fEHFBUWQlKSI1NiM3KC0kOisv/EABoBAAIDAQEAAAAAAAAAAAAAAAECAAMEBQb/xAApEQACAgICAgICAgEFAAAAAAAAAQIRAyEEMRJBIlEUYRNCBRUyUoGR/9oADAMBAAIRAxEAPwDynGMGoeDT5EKma0nK6v8AGiwAjvB8+E+NkL2ZpTWna1pI5yB90JOlZIq3RDgmlhlzSAciRbzU+kWkMadmsfot1owNcdV4JB6j/HIhD9ouxJdT/wBAQZ1g3JrrEd0n5TwNuSpjyF1Islga2jBtB1gNxTglimFtQgggg3BzBnakFeVEuJuxvvYhC1T4onVEb/sUCXFAIqi4U5wXCFCCakVworRmjKmIqNp0xLneAG0ncAg9bYUr6JKTC6AASTEAXKtcX2axDaBe6mWiQ6+cQZsvT+zHYmlhaYJGvUi7ovybuHLqmafqjUqf2hryd0Bhn7rJLkO/ijRHCvZ4ilC4uLYZjsJQuJKEOwjMP8nVBIzD/L1UISu+R3L7hAQjn/K7kq9Qh2F2ExdChB0JaqS4VCB2Cy8VOw/Q/RD4E28UQDnyP0UAVMLoCauqBJAxEYNwDu8YBDmk7g4FsxtiZhBykVCEow3eiRnnPdjfO7zVvo/Ch4eNcA6zAAZGtrEiZPdAG0uIiVRK0w5jW6KEH4mlAcLGJEggjOLEZjiq/URlap3HD3mgWtuFAE1N0ZKLFPly6Reyjq5qELKtTqOADrRO3OeSWhMYKdRhjbDuRz9eit/4cXAnWY0DOSQdhsIuqyvox1MHVeHZ2DT9SEjnG/Fsujhy15KLN3hIDg4XHOB47lqcPFRkas7tWbc5hee9l8Q51PUeDLPEtOXhl4La6O1WtsI4w8eZcPosElTaNjTrein7T9kRW7zRq1W/KTA1wNh47ivOq9Ite5pBBBIIOdjt4r1fSOkAMi22UOdPUR91HpbsxhsUBWIc18DX1SO9bMgi/wBUcWfw1LoTJhc9rs8rrN7o5oR7F7dofsvhaZgUwTq2L+8eOdlcVdH0S0AU2HaZaD9lY+ZH0hFxX7Z8+VWRmm/DX0EdD0zqnUpwBJ7rZ+irsV2ew1Qf6lGmdzQwCdmbYKX8xe0N+L+zxHC4J1Wo1lNpc9xAaBtJXtXY7sizB0rw6q753cf7R/xHnmrDRXZPD4VpfTptbUIzuSJ4m6No1I2lLkzeel0GGLw2FOa+P6QNkmVgP2i4k0cK+Pmqu1Lbs3+Vv/Jb2oxsS0gu45ryf9qOPLqvw5tSaw/+TzrHy1R0TwjckLN1FmBZTLjAzTXNIzTtczKRqH2FvMZHKS6QkGqEEjMMO51KhZg3nJpWk0T2UqOaC7uz4qqeWEFcmXQwzn/tRSPPdPJCCmdy3lDsNrSC624fcqywn7P6TblpeY25bstyzS5uJfs0Lg5H3SPLiF0N4L2Cl2RoC5picrjLkMoUtbstRi9NsfU/dU/6jD6ZZ+A/+R42Quaq9dq9lKDiB8MdJSd2GouaWhgYd52cTmiv8jj+mR/4+S/sjy3B5eKmG3qtZiv2evZOoZ3W+6oMXoaqwmWnbda4cjHPpmafGyQ20UNN0EE3XajshuXXUimFhV5mHsE7E5rQTCjpvhOcdsoEJMSxga3V1te+vMasW1dW075lEUv6ufqq8mVYYYWKJBtb5T72hQNz5Iqr8p97QgnGBzUIPouvJ4qAlLWSAUIaymHN+IKrSHNjVgEhw2wWgg7D4ojSFJvwWupt75EkF1weR93Wa/eDvSbXI2qv+KP0bHz+Q+5v/wBZd9mXVxiALgOBGQ5j6LbaODqjnNfrlo4kG334LzjAaSfSqMqAyWuDrnODl1XpuitJ/FJIbGtDgRH9QyKz54qOw48sp35O2G/wqhtbyMkg7iQcj5FS/BI+UXy9Psp6OC/KsKtMMZJ97vuFz5Jz7NCfiUmCrvNZocJsRbiNpV5QrhjJPAchmSq3BMd8ZpIE1CY4MH3NkcwBz7/KNYmNwv5wq4qi6bs7Uc6S0XHzHcZO/wAESKbpBj9FBQxLjVDiIY9oAHj5q8FFFQ8hZSqgAM1szCY7ADWJAmyKdh7qah3TCug/sql+iopucH6oYI2i+XVeV9vcNSGMxDC5wd3IgAgHUabmeWxev1S7Xc4juiTbgvFdLaMxGKr1Kz23qOncMrAcgAOi145xTtspyQlJVFGbOAH+7/8AU+q63RwP/wAh/wAfytFQ7FVXbgBvO1X2iuzFOkJfDib/AKJp8zHFadiw4eST3owrNBTHfdfLuZ+avtEdir6ziSBkIi/iVtsLh6QyaJIieHDci34KAYMC5jaeHv1WHJzpTVR0bsXEhjlctlJhtFMYPlABy9fM+KtPgBoBHv8ACix1I2m+87rbEThage2AcrCd5z97lz22+zoPqyXAv1Scr5cr+AzR3x7CL8lWOolsxPEqwww1mwPflmlTK5r2RjFAHbCnNWW+/JRP0aSZPQbPfviivhard/l+iGxXXoDFIgyBHE3ReHomDrc/1lMp1Drcdm5FuAiczz+2xBbDJgld5yGXW3VCYnC03AhzQensIsv3/ceX3UzGtPXYgg9GI0l2RZU7zWxy/CyukdDNpTrMds1YgjjO5eyO1QII+k/VVekNHtqAgtEe9v5W7DzJ49PaKMuCGX1T+zxU4alOTvH8KU4eh/a//Iei1HaDsg4S6kBG4LJ1KRaYOa7eLNHKrizkZcE8Tpo6cPSGx3j+ETh8Y1kwwX3koMlKVcZwrEYljhBZHUodzGbj4pi4VCDvg09x8Vw06f8Aa7/L8JhXESDQU9rtm9RhdCACWF6f2RcBQpu/438SB915bK3/AGafrso0tYhrheLHM2lZeVuKNXGXyZuamncLSgVKrZ4SfonaQ0nSr0Wmg8VGgx3TP6Hms/2g7Jg1DHca5gDSLCQTZx4g58OSzOBwFbAVviEwxxAdJsQbZbTtCzvGmvEuU6kmenHDgupR/SDfpAUeGwry2qBYkwOSZodr24ggklpbIV1WwkNcRaclS8d7LFOtAemaWqaMe7i/1VjU0jSBDalVjTsBcAT02qs7SVTh8NrvMus1vAugE9BJ6LKUux7xiaddjhUa4OJc8NfOsLEawIzhPGNN37Fc14o9HlrhLXhw4EKMYgRI2Kq0LoRo+M/5QQ0NI7vebMkAWi42bEK/Sb2Eh3fGxwseqqyvxZZjj5GieA5ruIXmzfnc28Auidgn0C2+ExwdEHos/peg1tZxG2/VZ8srSZqwfFtGfqtO8jegdcj+o/nhvVzWwusBn79hBVMCJHvwVUWjbZJgHGQZv+qtzTJnkI49CqunSLJtx9lH4fSYvOaR9izTe0SNouLYPHn7j6qLAgsN4zKn+OCZAMn34LlbCucO74bz6KP9CJ+mF1KJI8TPD9E3AAh0bOKgo4h7P+o3bs2xb7fRWmHeDfPjnxQoVtpUOc/8+indBHpdDYwf29dwHjZS4KXiM/t4orUqEa1ZEzDSbow4eG227DB+qfVZqze+3ehzjBt2dfVTUQW5DRgNpj6fdSlzWDdu2+SixOPEC8n3uQNLDOqu7zjG4eqDpdDLe5BVZsnWGW+3ldQOxLcrk8pVn/DDF58VDU0Pu6qOEl6JGcX2AVKQjIcsjCyvaDsyytcd13P1W1qaPge5UNXDiILJ8fqjCcsbtaH+MlT2jxXSGin0iQ4dUEvY9KaGp1WFpaB5ea820/2fdh3bSOX3Xb4vMWX4vs5PJ4nh8odFKmkJy45bznjYXE8rkKEIAnQvRmfssp7a7/8ABvqo8T+zWm0SKlR3RvoVNAPPwFtOzbNegSM22+4U2F7C0ye8arRvJZ9C1W38s/ApkUS5wzI7p/8AyqM8fKGi/BPxkWGhe07o1KwDm8c/HaiNL6OwlRhLGDXAkSJ1eMZGFmGYR2sBJzuFsMNgwaWVo3rmtzWkdF+D2WXZh3xA15zAA8PVakubqAFZbss8hh2XPgFdYiqdQla4t+FmaUfmVulcQ2vVNNzdZgiZ2AZnnldDUcBhqEinrkC+rrO1B0JjwVhh8CXDX27dnJV2lNEuM6pg5xsKxylkSs0pQ6BsTpqrUOo0tYzYBn5/VXGCwP8ApgOuTtKztAVG/wBFMEbYJVhhdIucImc7+ioUt3LZZJaqJYUaYDjGQCzeksTrVCTv8tiu8SHNZab5zI53KzmIpkuEAHq3LxSTT+i3DV2S0qMtJlA4lhm1zNgLngiMTXNJhkGdiL0dhopic3Xcd/AcNiqSrsv8q2CYWiXCH2J9+4RtHRTNnTem1GQS42sU7R1f+ooWBttWginhWt2b/BFCi0Rbohq2NAM5lKlitbahaEpvZYCkHi/n7zUf8Oj5PfBQUXGfVF0nElTyT7QKa6YNXoRc/dFYCwOzz9lSufIgiecIGhU1SR76bEemmDtUTY7E2OrHl9Ss1jtJEODW/NzJ8Sc1YaUx4aIy4DfzKodGHXqudExEewmq9seCpFzSBOqMybH79FqtGaP1WDeqPRtFszt4bv1WlwlYEZqY6u2V5XqkEakDJMdT4SpCTsUL4MzmrygEq1BMCZ4iCmNpyJuffBSFoygRvzhSAiFXVsssq6mFk5nkPysp2s0T8RpDR3tknPwyW5NGMlW6Twktn7bUI3CSki1ST0zxj+VcTJii8+Hqu/yjiv8AZd4t9V6nTrDIiFytSbtkL0OPIpxtHByweOTizy3+T8V/sn/Jn/snfyXiv9o/5M/9l6Q6mNjk3vKwrOU8U8m7wRuA+8/ZSnEzkfoqJukN58FI3FzknoSy1fBzJPSfNPpavHxb6qrZiN/gpG44D9Y+n5UIWrgNtxuOofCDIROBhvdJtsBz6bCM7qobpXjA8/KFOzFEi2XP12rFmhTs1Yp2qCNF6W+C51GrII+VwjVc25ngd6samlKtT4VOkCQ5wl3d1QzaYIknlFyFRYusHDvwYy3qXQukvhtDZgj3mkV3+jWmnG/ZvQfhCxBJixKGcQ46xIPBuXiRAVfQ0oDeQTvAHoo6ukBJJJB2Q4j37slltladDtIU2tuaDnzxcR1iAo244BkwGxmBIA5hpFlW4jTOqS5xj/k4CP8AJsOB6Kvf2mNY/D1dZv8AU4EPBHEO7zesKppeiyKbJ6uN+JLnBsbLvFup5eKFpVWyTqxFhBt0UuLYwi1g0QdSbDZLTfwKBNI6pIPd3ifMZjqsUk70dCFURaTxYMCDAuL8f+3qn4TTosLxs9wgtIAkAC0wTyUWHw2sbbNyjSa2WRo1bsUHtsc+qhqEiw98UJS7ltgsOO+6lrV3EGB4cOHvJZ2RL6CMNhiYNjzRz8NulpiclTYbGPbY3jzBVhh8QS6x4wbHjHoloMk7CcFVE6pz3hHyQRCHdhxIPv3EKes2W25+G6fpxUS9Fbauw2s2WqsxBgzJ5BHnEQ08I9FV6R1ptlmCPMXVrXsrX0Z3TrpdLp5Zfqm6BI+GeJ5bc+IzXNOUTc3nKPXf0T9AtHw2yNpvGU2un/qW+jSUIY223dH0KtdH1hGXis8akNtOzbsy6H1Vlo0uj3kqVqQkl8TRNcIkH3x4IGvinT/bGYIkGdxOSecQAIy32kA8hcA8EM9w32yBFxy/RaJvWiiH7HU2Hb+vVTU2AGT0OX6JlGIuMuvgUU7YN/vxQikM2QVHTYTIKgxTe6bIo0kNizDTN1GGJncVR2/TMeoQBM8Srx+GmwPviq80CHEELVwctScWU82HlFSBBSKjLzxVhUond5lQupncF1/I5PiZZmj3bypGYJ+8ra/w9ieNHU09CWY79wftJTTo13FbNuCZxT3YVg3fdCiWYlujXTtRNGk9pz6Fas0me4+yhdQZt6JWgplZSdbvCd6Jp4mi25BnYIRX7uwAnJVmIoAmyzZIuPRohK+zuK0u4t7gDRwztv8AJV9XS79WBB+o9dqLbTgxHsi6Cx8Mbb5s/Xr6LM2zVBIzeNxj9fvumJOdtwBG6Ubo55Y3Xi5I6EeYkFU1VwfVg7SJ/CvqTe81uzyJmPIz4JZ9GjHosdYNYHZHPZad2USjsPUAbrN8rKvbDu8LRw7w84OfuFLRxNs8vdr28lkaNFkePqFxsII5QeQGR+vkRNGYgBxBMSbffrmpsTVkGCCeW/cTkqfFBxE7Z2b+mZ/KdR8kS60aTEkubDdaOZH5Umhy5jiHwWnKJJ+noqbDOOpd2QkDPPbforvAmRczvj0KpkqHvRYUntMCATlMDruRTsK2ZDuX59Qh6OjxO7nb7KwfQts38iNxi/IqtRYjml0ztB+w5jPl6gj6qNrpqSD3SCDu3tPmRxCVgLu2dCpaVIQN/H3wKKQLEahAnOLn34qqw7ySXEmJ2kxfZZG4+tqiP7rWNp9yEKykAL+IQYy6AdMnWbbLcY+v5TtF4eKcZWPL8G66+jrnOI8+X6bUbQbDImOEXkZRPKPd2A3SoZg3l2s0kkwRluMg/XoSFcYeiQ0OHO3mUJgcMJ1xu8Y/PuyMrVg0MItAMgeDus35EqRj7Yk5ekdrYoEgZg3a7ZllOxOpuiSTnf8AKGwzu9B+UwRbImfCxROtYapmMwdnESi97BVaCKdOe8Db3nwROsZvs9+CHpCNnH34IvVJgpoitkVWrbYUJiRa0omqwuOwJhpxnnCVq2OnQJSb3oTm4UFxldDQ11svMbURRgOuruLrKirkbgyP9wBt0Tv4cPYRcBI1Oa7qRx7MX+/zwXHaQtmgvinaITfiJysPOkNo9+q47SQi+fvcql1XVESfv4qD4+7qiQvTpHoo348bbrO4h4c7bPBPLzGZ980CF5U0hzKDGOIdMGAIM35XVU7SOyPyiNHYiXQ4fMI5bVTl3HRbi1LYe/SgLZ2ggDrmqbGGpVPdmN9+v38FdM0a2crTlzU/wA2w2AnxsesLlSmzrR8V0ZFmhfhu1nGTfx2eaLa3aBcb95k2PgrbE4eWkEZfSIy32VfVaGiBcgnxvHSzfFTysZDG4jVbGcXHIj3dS0MaA0yRne3BRRqNJ/Ue/shWg1CABA3iN9kKHsOrVtYgNGzcR5FD1MO4TtNttxB6DajNVrB3jsgD3fYhq2Ge4HUkA5Ta1r/UILQbskw+Dm5JE57B3r+nirLD4C+sD+d99qr6Gjqn9RFoB5FH4XDtFi8ZyYO33PnvVchvL9ltg3vAgSI33COOktVpDjDsxz99FX/vrQ06rpjlY8vBMpvD+98x9bfdKkxG0+w3RtMuOu7IzyAVl8SCQdplvgJH18VA1wY0CMxfqPtbxUGArhze8bZycwcul79VHGloHleyXGd47w0XBt4fVRVKfG2d9k7ZHvmiHU5Dt82J3wY+46rmEoyCTlJHQ+mR6qrxH8ivbT70GfmiNxkQQeo8UdjKPywL6pI4ybjoI8tyVGlNbUORBLT0FjyVhUZJv/T94nzunSuxZSpoHfTLWBswTI5EmQfGVE5+3lIJvAhvjcIr4RJJOc28lX4h0T/cJ+8qS+gRZJq5GYgQTvAO3ln0R9AiIEz6Kpp1SdnIbDsKOp1NUgyOvJJexmWlKpbPLMbff5Tv3i8eYyyzjehnukybH3PvkpWvaZj3kfunsQe03F59/RPr1gJnrsuhQ3Vcm6RxcyG3MXjxz8UE6Q1Wxvxu/fKFOwSZQTaLhGtN5VhQZIEWhXcXeVFXI1jZMbZLt0teTCcPd13zjHnRJ2lL4lspPJJwJnVaecHNMZhXuN0whDVeZNrfZB12zl4Qrt2GGUevTems0eOKATPdesJNEyCZV2/RsbOqacFGzikYyKb9zvIsnNbqmbq2qYex3qsxNE/kjehYyLbA40FpJz9wpPjWmZAz8FmBWNM5yDb3xVjgaznB0NJ2RxMfZYMuLdo248mqYW7EkgumZIAPC8lVziC6Se7M849gKWrRqxAbAVPicHVkax6DJVKK+zR5P0T4zHtJDRfOR0lLC6QsLATl4+iiOjYufe9POi7zs4I/EOyy1mmCM+J2yimYoCAIjhnaJQGH0fIid5up3UdQfMR0H3VTVj2kR4/SDhMA3z99UtC4d1Umdh6womYphMF2tutnzCtMCW6wLRqmwkZnmmcGl0BZEFN0MWuJORt0zyR2GYG+/e5MdXAJBPDytKaCdaY3cRB+026qvxJ5eXZPicS7XECRkQcvxmfeROqGkiI1r9dx9eCjaR0/Xb7+qnqPl87I89oPUylkiRZLUYNVu63lI+8qctinO0PBnfb6FCUWlxMi1j78Poj8SbADePH9QlS7ZG/QJo+lBMk2kDiPUKxa2QSdpg9B78EJhJ1ZduM+vgn0sQXEcHQeMDPwgpox0LJ2wwi99v1Wb0xpFrXF22Nl8s58Fp69OR4T5flU2k302gw0HO8iT1JRnSWw49so8HpxjgO9Byg2KsRimkRrNNjaRsMhVVPDgukiBuER4yPqrKhWoggarJOcjLdwPis+n0aZKgxmkAB3nZbr5fr5LtHGaxga275T7kFTtxjQB8NrDFptboENhdJnXIdGqN1tZ1pLuW5BxQqb9ItvgvqMGbRvjP8AEIzD4VrQbc952XQOI7RMsyRJG76cEBW0yAXazshs2k/qrG4x62IoykWuLeA5o9i8eOSloVQLkKrwU1e/fd0kn8q3FIALdwsbb/kf/Rj5Ukl4ErHg5eCjeeCe0ZBRvbx+q6qOeZkSBkPWOAAhMLZzClpvky2CJ5DjwKeymDcuFuKcrB24YnMcOnHeumkRFo35eZ6IxlUEZcuPIJwY8nYG8c/AIBBhhTtIPRddggfQ5KzpUGznJ45eSf8ABE38kKIVAwjB83092UOJ0cH2a3qVfnCAm4ldbTA2dEviNZj3dlXEzs27P0Q+Bd+71TTeIGc5+K25p+/1S/dxuzzSShaoZTozT8dSfUFMESRPTKy6/QjXOgxwVnX7JYeo7WLAHDIt7p8QuP7MtBBFas2Ii7D9WrLLit9GmPISKEaKDSWnJKtQptMOIHhey0j9ByBL3Ho0eYCGd2XpTOpJ3m/mUkeLL2O+Sn0ZGppii092XcgT5+CoNLY2rVgAao3C88V6aOzrNjR4Iap2bZrC2d1fHColLyuR5do/R1UOaeInxlGsxFZsW+WN8TJ/C9C/l8DLM+uxEs7PtIu0R78EzhYIzoo9CYtlW7yASIuI+97rUUcFSLcxwI+ygZ2PpzOrHK30SOgTTgtLzsj5gOazvDJF38sWdOhNrTIvM+pVZUp6jx3xH4iArr+H1i2PiX4tEDkJjxQFbss8u79R7ovMgA5GNXrt3LPLjzfRfDPBdstMA2nGsSMufL6KWaYuTEb+G/yKBHZyzdZ7iM4BiTG2Nospf4GzJzduZnnM7JMDbknjx51sSWaF6ANK6cY06tOPTfKrMLpt5MNk7yGuPQQCtZS0PSBlrGdAJndkiWYUDYBNz1TfiN9sP5UUqUTHYnSmJcIZSed7i36SQVVObi3nv03QNhLGzum5I5WW70g402Etu6duQBJudwH1QmCxYd3Xgl7jDTk3ruVi4cPYn5c/SRkndncU4Ew0CbDXiBx1RfknYfsZjHX1mEWBBJm//cVu6OEqapIDQ4gTe06vDcdsmyeMQW/9RhbvObT1HinXGxr0CXMyv2Y2l2ErZ/HNN24NjbzIVlg+yTwQHYguEZ6oB6H1Wip4pr/lLXHIidosb+CWGoltnW2gDJN+NjfaE/Ky/ZQjsU1rtY1ah3gn6Wz/AArN3Z6iHA6ricjcn/K/uys3CbDhG/Z76prjIuLxefUbUywY1/VCvkZH3JjaDWsEBoAGUJVa4GcT+E2CSDbVvaM/uE17RsAPvPKytWil7HgqRsJjaQ2Em/gc1E8Gc/r6p0KZyjQ1cgVIKIOzxiN+xJJOVhNOmNg8AiqTYGUb1xJQJwVACLqfX2A9bJJIEH/GE71w3G7ckkoQ4GG9xykKdrBwP0SSUId14NoTapJj1hJJREZ3WnP8eBUTtINkgG4zjYDvSSQYyJKeJZvXHVQUkkthIy7aIv79bqehTJ4fQpJKEJw6Fxl77OaSSICRjRM7V1zwF1JAI9mUJrxw6rqSBED0atr746z+nmpyGxeJSSUGB62HMHVa0mMnZHmotH6PY0a5pCm+9pmOWwTwSSUFD2sTKtOLnwmySSJAQaKAeXs7pcO9AGqeJG/ZKQZ/dmINjY3XElKISVMTqHKZ2m3D7rormL3tf7ffwXUkAjWweYj3G1OczaupIkG6wB2XTvhhJJMgH//Z" width="400" /><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;">Wanita ini, kerana sudah tua dan uzur, lutut pun lemah dan sentiasa sakit, menggunakan kerusi roda semasa tawaf dan saie. Dia mengupah petugas Arab menolaknya, tujuh kali pusingan tawaf dan tujuh kali berulang alik antara Bukit Safa dan Marwah.<br /><br /><br />Beliau menunaikan tawaf rukun dan saie saja. Yang sunat tak mampu kerana uzur. Lagi pun wangnya hanya cukup-cukup saja.<br /><br />Namun, ada satu amalan mulia dimiliki muslimah ini. Yakni mencontohi sunnah Nabi s.a.w., mengasihani dan menyayangi kucing di desanya.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><br />Dia amat suka memelihara kucing. Di rumahnya banyak kucing. Dia melayan makan dan minum kucing. Dia pungut kucing yang dibuang orang, diberikan makan dan minum, dirawat dan dimandikan dengan sabun wangi.<br /><br />Walaupun banyak kucing jalanan itu lemah, sakit, kurus kering atau lumpuh, tetap diambilnya untuk dirawat di rumahnya. Ada yang berkudis dan sakit serius. Pendeknya rumahnya menjadi pusat kucing kurap.<br /><br />Maka terkenal lah rumahnya jadi pusat rawatan kucing. Mana-mana kucing yang mati dikuburkan di kebunnya. Demikian begitu kasih Muslimah ini kepada makhluk Allah yang lemah lembut itu.<br /><br />Justeru, ada kucing-kucing peliharaannya manja, gemuk dan sihat, serta cantik-cantik belaka, berkat khidmatnya yang ikhlas.<br /><br />Tahun itu beliau berangkat, menunaikan haji dengan menggunakan perkhidmatan Tabung Haji. Gembira dan sayu nian kalbunya, kerana hajatnya untuk ke Tanah Suci, solat di Masjidilharam dan melihat Baitullah di depan mata sudah terkabul sudah.<br /><br />Ingin di hatinya untuk tawaf banyak-banyak seperti orang muda dan sihat. Tetapi apakan daya, lututnya sakit manakala badan uzur. Setelah solat fardu sentiasalah beliau memanjatkan doa dan pertolongan Allah, agar hajatnya dimakbulkan.<br /><br />Pada suatu hari, semasa hendak pergi solat di Masjidilharam dengan keadaan bertongkat, beliau terjumpa seekor kucing yang kurus, comot, lemah dan lapar.<br /><br />Apabila kucing itu hendak bangun berjalan, ia jatuh berkali-kali. Kasihan nian wanita tua itu melihat makhluk Allah itu menderita dan sengsara di kota suci Makkah.<br /><br />Lantas diambilnya kucing itu, diurutnya tubuhnya yang lemah itu. Dibelikan sebungkus nasi berlauk dan diberikan minum air zam-zam yang murni.<br /><br />Dengan takdir Allah, kucing itu pulih dan sihat. Kucing itu telah menggesel kaki muslimah tadi, lalu menjilat kedua-kedua tapak kakinya. Ajaib sungguh, kaki dan lututnya yang sakit tadi, tiba-tiba menjadi sihat dan kuat, seperti orang muda.<br /><br />Muslimah tua tadi dapat tawaf sebanyak-banyaknya, ikut suka hatinya. Tertunailah hajat yang terbuku di hatinya selama ini, berkat menolong seekor kucing di Makkah yang mulia itu..<br /><br />Setelah tawaf wida (selamat tinggal) dan menziarahi Masjid Nabawi, hajah yang solehah tadi berserta rombongannya bersiaplah untuk pulang ke Malaysia.<br /><br />Sewaktu hendak menaiki tangga pesawat di Jeddah, Muslimah tua tadi terlopong melihat seekor kucing yang mirip kucing yang ditolongnya sewaktu di Makkah dulu.<br /><br />Kucing itu duduk di sisi tangga pesawat itu sambil matanya merenung sayu padanya. Apabila Muslimah tadi sampai ke anak tangga teratas, kucing tadi ghaiblah daripada pandangannya.<br /><br />Demikianlah ganjaran dan berkat orang yang mengasihi kucing, seperti Nabi kita s.a.w. mengasihinya di dunia ini, lebih-lebih besarlah pahala menunggunya di alam akhirat nanti.<br /><br />Allah wu'llam...</span><br />
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #666666; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 15.3599996566772px;">
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
<span style="font-size: large;">*Sumber dari <a href="http://islampelitahidup.blogspot.com/" rel="nofollow" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;" target="_blank">islampelitahidup.blogspot.com</a></span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-10765821542067718182014-12-24T20:13:00.000+08:002014-12-24T20:13:52.027+08:00KEBAIKAN YANG MUNGKIN MEMBAWA KE NERAKA<span style="font-size: large;"><br /></span><img src="http://1.bp.blogspot.com/_NOuivbMciGM/TMxyrbAhZZI/AAAAAAAABaI/ZqKQAxT6FlU/s1600/ujub,+berbangga+diri.jpeg" /><span style="font-size: large;"><br /><br />Oleh: Dr. MAZA<br /><br />DOSA membawa insan ke neraka. Perbuatan baik pula membawa insan ke syurga. Itulah hasil yang sepatutnya. Dosa adalah perbuatan salah yang dimurkai ALLAH SWT. Kebaikan adalah perbuatan baik yang disukai ALLAH.<br /><br />Pun begitu dalam kehidupan insan tidak mustahil untuk dosa menyebabkan seseorang itu mendampingi ALLAH sehingga membawanya ke syurga. Juga tidak mustahil kebaikan membuatkan seseorang melupai ALLAH sehingga membawa pengamalnya ke neraka.<br /><br /><a name='more'></a><br /><br /><b>UJUB</b><br /><br />Ujub atau kagum dengan diri sendiri adalah penyakit rohani yang kronik. Dalam kalangan manusia, ada yang merasa sombong dengan amalan agamanya sehingga melihat orang lain hina di sisi ALLAH dibandingkan dirinya. Dengan kesombongan itu dia meminta orang mencium tangannya atau meminum bekasnya ataupun mengambil syafaat darinya. Jika itu perkara berlaku<br /><br />tanpa permintaannya, tidak mengapa. Tidak dinafikan pun keberkatan ALLAH yang diturunkan untuk orang-orang soleh. Namun apabila ada manusia berasa merekalah merupakan orang soleh yang diturunkan keberkatan itu, bagai sudah pasti ahli syurga sementara orang lain adalah pendosa yang memerlukan syafaat mereka untuk ke syurga, maka itu adalah tanda ujub, sombong dan riyak. Ia mengheret ramai yang bersolek dengan solekan agama ke neraka.<br /><br />Sabda Nabi Muhammad SAW: “Tiga pembinasa; iaitu: kebakhilan yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti dan kekaguman seseorang dengan dirinya sendiri” (Riwayat al-Bazzar, al-Tabarani, al-‘Uqaili dll. Hadis berstatus hasan)</span><div>
<span style="font-size: large;"><br /><br /><b>DOSA KE SYURGA?</b><br /><br />Jangan hairan bahawa jika nanti di akhirat ada dalam kalangan mereka yang kelihatan pernah melakukan dosa di dunia ini menuju ke syurga. Bagaimana?<br /><br />Ya, terdapat insan yang apabila dia melakukan dosa, dia tersangat menyesal. Dia bertaubat dan sentiasa merasa hina diri di hadapan ALLAH Yang Maha Agung. Terasa kesalahan itu mengikuti setiap langkahnya. Malu kepada ALLAH meliputi perasaannya. Segala ibadah yang dia lakukan dirasakan kerdil dan kecil. Dia bertungkus lumus membaiki diri lebih dari keadaannya sebelum terjatuh ke dalam dosa tersebut.<br /><br />Timbul rasa tawaduk dalam jiwanya. Apabila dia melihat orang lain dia merasa betapa mereka lebih mulia daripadanya di sisi ALLAH kerana dia seorang yang berdosa. Segala kesombongan dalaman jiwanya dikikis apabila dia mengenangkan dosa-dosanya itu. Mungkin orang lain tidak tahu tentang dosanya, namun dia sendiri tahu dan ALLAH Maha Mengetahui. Betapa dia bersyukur kerana ALLAH menutupkan keaibannya, ataupun memberikan ruang untuk dia terus hidup sekalipun dengan dosa-dosa yang pernah dilakukan. Maka kalau demikianlah keadaan, dosa-dosanya itu membawanya ke syurga dengan izin ALLAH.<br /><br />Kata al-Hafizd al-Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah (meninggal 751H) dalam karyanya Miftah Dar al-Sa’adah: “ Antaranya, bahawa sesungguhnya ALLAH apabila mengkehendaki kebaikan untuk seseorang hamba-Nya, Dia jadikan hamba itu lupa gambaran ketaatan yang telah dia lakukan.<br /><br />Diangkat itu semua dari jantung hati dan lidahnya (tidak membangkit-bangkitkannya). Apabila dia diuji dengan dosa, ALLAH jadikan dosa itu memenuhi ruang matanya, dia lupa segala amalan baiknya dan dia jadikan segala ingatan dukanya terhadap dosanya. Sentiasa dosanya itu berada di hadapannya, semasa dia berdiri, duduk ataupun berjalan. Maka inilah sumber rahmat pada dirinya. Ini seperti kata sebahagian Salaf Soleh:<br /><br />“Sesungguhnya ada hamba ALLAH melakukan dosa, lantas dengan dosa itu dia masuk syurga. Ada pula yang beramal dengan kebaikan lantas dengannya dia masuk neraka”. Bagaimana demikian? Sebabnya, dia melakukan dosa lalu sentiasa dosa itu memenuhi matanya, setiap kali dia ingat dia akan menangis, menyesal, beristighfar, merendah diri kepada ALLAH, kembali kepada-Nya, merasa hina dan pasrah. Lantas dia beramal dengan amalan-amalan soleh maka itu menjadi sebab kerahmatan untuk dirinya” (1/445-446. Beirut: Muassasah Fuaad).</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /><br /><b>PAHALA KE NERAKA?</b><br /><br />Kebaikan sepatutnya membawa ke syurga. Namun jika pengamal kebaikan itu menjadi riak, sombong, takjub dengan dirinya sendiri sehingga merasa dia tiada cacat di hadapan ALLAH. Hilang dari jiwanya perasaan tawaduk, kerendahan diri sebagai hamba dan seakan pasti dirinya ke syurga. Di tambah lagi, dia memandang lekeh kepada orang lain. Orang lain bagaikan pendosa, dialah bagaikan sumber pahala. Ini merupakan musibah terhadap kerohaniannya. Ini telah menimpa ramai golongan yang berpakaian agama sehingga mereka bagaikan penentu siapa ke syurga dan siapa ke neraka. Berjalan dengan sombong sambil menghulur tangan untuk dicium oleh orang lain dengan bangganya.<br /><br /> Inilah yang dinukil oleh al-Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah tadi: “Ada pula yang beramal dengan kebaikan lantas dengannya dia masuk neraka”.<br /><br />Ibn Qayyim menjelaskan maksud hal ini dengan menyebut: “Dia beramal dengan kebaikan lalu sentiasa fikirannya mengungkit, mengingat dan menghitung-hitung kebaikan itu terhadap tuhannya dan manusia. Dia takbur dengannya, dia merasa pelik jika orang tidak mengagungkan, memuliakan dan membesarkan kebaikannya. Sentiasalah keadaannya begitu sehingga bertambah kuasa pengaruh perasaan itu lalu ia memasukkannya ke dalam neraka.<br /><br />Tanda kebahagiaan itu apabila kebaikan-kebaikan seseorang hamba ALLAH itu berada di belakangnya (dia tidak mengingatinya) sementara kejahatan-kejahatannya pula berada dalam ruangan matanya (mengingatinya). Tanda kecelakaan pula apabila hamba itu menjadikan kebaikan-kebaikannya memenuhi ruang matanya sementara kejahatan-kejahatannya berada di belakangnya (dia melupainya)” (ibid, 1/446).</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /><br /><b>PAKAIAN AGAMA</b><br /><br />Maka janganlah kita sangka semua yang berpakaian agama itu akan ke syurga. Tidak mustahil lenggangan jubah, rida, serban dan segala lambing-lambang agama yang dipakai dengan kesombongan sehingga merasa dirinya lebih baik dan sempurna di banding orang lain, itu semua hanya mengheret pengamalnya ke dalam neraka.<br /><br />Ibn Ataillah dalam hikamnya menyebut: “Boleh jadi ALLAH membuka untukmu pintu ketaatan tapi tidak dibuka pintu penerimaan amalan. Boleh jadi ditakdirkan untukmu maksiat maka itu menjadi sebab jalan sampai kepada ALLAH. Maksiat yang menyebabkan seseorang rendah diri dan pasrah lebih baik daripada ketaatan yang membawa kepada ujub dan takabbur”.<br /><br />Apatah lagi mereka yang ujub dan sombong dengan keturunan seperti yang mendakwa dirinya dari keturunan Nabi SAW ataupun wali ataupun ulama sehingga dia memandang lekeh kepada orang lain. Ini sama dengan slogan Iblis ketika membantah ALLAH: “Aku lebih baik daripadanya (Adam), aku diciptakan dari api sedangkan dia diciptakan dari tanah.” (Surah al-A’raf: 12)<br /><br /><a href="http://www.sinarharian.com.my/rencana/kebaikan-mungkin-bawa-ke-neraka-1.250768">Sumber</a></span><div style="background-color: white; color: #1d1d1b; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 13px; margin-top: 20px;">
<div class="addthis_toolbox addthis_default_style">
<a class="addthis_button_facebook_like at300b" fb:like:layout="button_count" href="https://www.blogger.com/null" style="cursor: pointer; float: left; padding: 0px 2px;"><div class="fb-like fb_iframe_widget" data-action="like" data-font="arial" data-href="http://www.sinarharian.com.my/rencana/kebaikan-mungkin-bawa-ke-neraka-1.250768" data-layout="button_count" data-ref=".VJqo3e5EQCg.like" data-send="false" data-show_faces="false" data-width="90" fb-iframe-plugin-query="action=like&app_id=177961315633864&font=arial&href=http%3A%2F%2Fwww.sinarharian.com.my%2Frencana%2Fkebaikan-mungkin-bawa-ke-neraka-1.250768&layout=button_count&locale=en_GB&ref=.VJqo3e5EQCg.like&sdk=joey&send=false&show_faces=false&width=90" fb-xfbml-state="rendered" style="display: inline-block; line-height: 13px; position: relative;">
<span style="display: inline-block; height: 20px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 79px;"></span></div>
</a></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-40063392228217888352014-10-28T11:13:00.000+08:002014-10-28T11:15:01.693+08:0011 AMALAN BID'AH DI BULAN MUHARRAM<span style="font-size: large;"><br /></span><img height="215" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRb0ygmfG4A3fsbtN_I7iT3IiTxP-3bg71A1g3zsMbBVQ8Gr5kqkw" width="400" /><span style="font-size: large;"><br /><br /><br />Berikut adalah beberapa amalan bid’ah (tidak ada tuntunan) yang ada di bulan Muharram yang masih laris manis di tengah-tengah kaum muslimin di tanah air.<br /><br /><br /><b>Pertama: Keyakinan bahwa bulan Muharram bulan keramat</b><br /><br />Keyakinan semacam ini masih bercokol pada sebagian masyarakat. Atas dasar keyakinan ala jahiliyyah inilah banyak di kalangan masyarakat yang enggan menikahkan putrinya pada bulan ini karena alasan akan membawa sial dan kegagalan dalam berumah tangga<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn1">[1]</a>!!. Ketahuilah saudaraku, hal ini adalah keyakinan jahiliyyah yang telah dibatalkan oleh Islam. Kesialan tidak ada sangkut pautnya dengan bulan, baik Muharram, Shafar atau bulan-bulan lainnya.<br /></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><br /><b>Kedua: Doa awal dan akhir tahun<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn2">[2]</a></b><br />Syaikh Bakr Bin Abdillah Abu Zaid berkata:<br /> “Tidak ada dalam syariat ini sedikitpun doa’ atau dzikir untuk awal tahun. Manusia zaman sekarang banyak membuat bid’ah berupa do’a, dzikir atau tukar menukar ucapan selamat, demikian pula puasa awal tahun baru, menghidupkan malam pertama bulan Muharram dengan shalat, dzikir atau do’a, puasa akhir tahun dan sebagainya yang semua ini tidak ada dalilnya sama sekali!!”.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn3">[3]</a><br /><br /><br /><b>Ketiga: Peringatan tahun baru hijriyyah</b><br /><br />Tidak ragu lagi perkara ini termasuk bid’ah. Tidak ada keterangan dalam as-Sunnah anjuran mengadakan peringatan tahun baru hijriyyah. Perkara ini termasuk bid’ah yang jelek.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn4">[4]</a><br /><br /><br /><b>Keempat: Puasa awal tahun baru hijriyyah<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn5">[5]</a></b><br />Perkara ini termasuk bid’ah yang mungkar. Demikian pula puasa akhir tahun, termasuk bid’ah. Hanya dibuat-buat yang tidak berpijak pada dalil sama sekali!. Barangkali mereka berdalil dengan sebuah hadits yang berbunyi;<br /><br />مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ, وَأَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ, فَقَدْ خَتَمَ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ بِصَوْمٍ وَافْتَتَحَ السَّنَةَ الْمُسْتَقْبَلَةَ بِصَوْمٍ, جَعَلَ اللهُ لَهُ كَفَّارَةً خَمْسِيْنَ سَنَةً<br /><br />Barangsiapa yang puasa pada akhir hari Dzulhijjah dan puasa awal tahun pada bulan Muharram, maka dia telah menutup akhir tahun dengan puasa dan membuka awal tahunnya dengan puasa. Semoga Allah manghapuskan dosanya selama lima puluh tahun!!”. Hadits ini adalah hadits yang palsu menurut timbangan para ahli hadits.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn6">[6]</a><br /><br /><br /><b>Kelima: Menghidupkan malam pertama bulan Muharram<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn7">[7]</a></b><br />Syaikh Abu Syamah berkata: “Tidak ada keutamaan sama sekali pada malam pertama bulan Muharram. Aku sudah meneliti atsar-atsar yang shahih maupun yang lemah dalam masalah ini. Bahkan dalam hadits-hadits yang palsu juga tidak disebutkan!!, aku khawatir -aku berlindung kepada Allah- bahwa perkara ini hanya muncul dari seorang pendusta yang membuat-buat hadits!!.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn8">[8]</a><br /><br /><br /><b>Keenam: Menghidupkan malam hari ‘Asyuro</b><br />Sangat banyak sekali kemungkaran dan bid’ah-bid’ah yang dibuat pada hari ‘Asyuro<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn9">[9]</a>. Kita mulai dari malam harinya. Banyak manusia yang menghidupkan malam hari ‘Asyuro, baik dengan shalat, do’a dan dzikir atau sekedar berkumpul-kumpul. Perkara ini jelas tidak ada tuntunan yang menganjurkannya.<br /><br />Syaikh Bakr Abu Zaid berkata:<br />“Termasuk bentuk bid’ah dzikir dan doa adalah menghidupkan malam hari ‘Asyuro dengan dzikir dan ibadah. Mengkhususkan do’a pada malam hari ini dengan nama do’a hari Asyuro, yang konon katanya barangsiapa yang membaca doa ini tidak akan mati tahun tersebut. Atau membaca surat al-Qur’an yang disebutkan nama Musa pada shalat subuh hari ‘Asyuro<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn10">[10]</a>. Semua ini adalah perkara yang tidak dikehendaki oleh Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin!!”.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn11">[11]</a><br /><br /><br /><b>Ketujuh: Shalat ‘Asyuro</b><br />Shalat ‘Asyuro adalah shalat yang dikerjakan antara waktu zhuhur dan ashar, empat rakaat, setiap rakaat membaca al-Fatihah sekali, kemudian membaca ayat kursi sepuluh kali, Qul HuwAllahu Ahad sepuluh kali, al-Falaq dan an-Nas lima kali. Apabila selesai salam, istighfar tujuh puluh kali. Orang-orang yang menganjurkan shalat ini dasarnya hanyalah sebuah hadits palsu!!<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn12">[12]</a><br /><br />As-Syuqoiry berkata: “Hadits shalat ‘Asyuro adalah hadits palsu. Para perowinya majhul, sebagaimana disebutkan oleh as-Suyuti dalam al-Aala’I al-Mashnu’ah. Tidak boleh meriwayatkan hadits ini, lebih-lebih sampai mengamalkannya!!”.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn13">[13]</a><br /><br /><br /><b>Kelapan: Do’a hari ‘Asyuro</b><br /><br />Diantara contoh do’a ‘Asyuro adalah; “Barangsiapa yang mengucapkan HasbiyAllah wa Ni’mal Wakil an-Nashir sebanyak tujuh puluh kali pada hari ‘Asyuro maka Allah akan menjaganya dari kejelekan pada hari itu”.<br /><br />Doa ini tidak ada asalnya dari Nabi, para sahabat maupun para tabi’in. Tidak disebutkan dalam hadits-hadits yang lemah apalagi hadits yang shahih. Do’a ini hanya berasal dari ucapan sebagian manusia!!. Bahkan sebagian syaikh sufi ada yang berlebihan bahwa barangsiapa yang membaca doa ini pada hari ‘Asyuro dia tidak akan mati pada tahun tersebut!!.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn14">[14]</a> Ucapan ini jelas batil dan mungkar, karena Allah telah berfirman:<br /><br />إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ<br /><br />Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu Mengetahui. (QS.Nuh: 4)<br /><br /><br /><b>Kesembilan: Memperingati hari kematian Husein<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn15">[15]</a></b><br /><br />Pada bulan Muharram, kelompok Syi’ah setiap tahunnya mengadakan upacara kesedihan dan ratapan dengan berdemontrasi ke jalan-jalan dan lapangan, memakai pakaian serba hitam untuk mengenang gugurnya Husain. Mereka juga memukuli pipi mereka sendiri, dada dan punggung mereka, menyobek saku, menangis berteriak histeris dengan menyebut: Ya Husain. Ya Husain!!!”<br /><br />Lebih-lebih pada tanggal 10 Muharram, mereka lakukan lebih dari itu, mereka memukuli diri sendiri dengan cemeti dan pedang sehingga berlumuran darah!!! Anehnya, mereka menganggap semua itu merupakan amalan ibadah dan syi’ar Islam!! Hanya kepada Allah kita mengadu semua ini<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn16">[16]</a>.<br /><br />Alangkah bagusnya ucapan al-Hafizh Ibnu Rojab: “Adapun menjadikan hari asyuro sebagai hari kesedihan/ratapan sebagaimana dilakukan oleh kaum Rofidhah karena terbunuhnya Husain bin Ali, maka hal itu termasuk perbuatan orang yang tersesat usahanya dalama kehidupan dunia sedangkan dia mengira berbuat baik. Allah dan rasulNya saja tidak pernah memerintahkan agar hari mushibah dan kematian para Nabi dijadikan ratapan, lantas bagaimana dengan orang yang selain mereka?!”.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn17">[17]</a><br /><br />Husein bin Ali bin Abi Thalib adalah cucu Rasulullah dari perkawinan Ali bin Abi Thalib dengan putrinya Fatimah binti Rasulullah. Husein sangat dicintai oleh Rasulullah. Beliau bersabda:<br /><br />حُسَيْنٌ مِنِّي وَأَنَا مِنْ حُسَيْنٍ أَحَبَّ اللَّهُ مَنْ أَحَبَّ حُسَيْنًا حُسَيْنٌ سِبْطٌ مِنَ اْلأَسْبَاطِ<br /><br />Husein adalah bagianku juga dan Aku adalah bagian Husein. Semoga Allah mencintai orang yang mencintai Husein. Husein termasuk cucu keturunanku.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn18">[18]</a><br /><br />Husein terbunuh pada peristiwa yang sangat tragis, yaitu pada tanggal 10 Muharram tahun 61 H, di sebuah tempat bernama Karbala, karenanya peristiwa ini kemudian lebih dikenal dengan peristiwa Karbala.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn19">[19]</a><br /><br />Namun, apapun musibah yang terjadi dan betapapun kita sangat mencintai keluarga Rasulullah bukan alasan untuk bertindak melanggar aturan syariat dengan memperingati hari kematian Husein!!. Sebab, peristiwa terbunuhnya orang yang dicintai Rasulullah sebelum Husein juga pernah terjadi seperti terbunuhnya Hamzah bin Abdil Muthollib, dan hal itu tidak menjadikan Rasulullah dan para sahabatnya mengenang atau memperingati hari peristiwa tersebut, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Syi’ah untuk mengenang terbunuhnya Husein!!.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn20">[20]</a><br /><br /><br /><b>Kesepuluh: Peringatan hari suka cita</b><br /><br />Yang dimaksud hari suka cita adalah hari menampakkan kegembiraan, menghidangkan makanan lebih dari biasanya dan memakai pakaian bagus. Mereka yang membuat acara ini, ingin menyaingi dan mengganti hari kesedihan atas peristiwa terbunuhnya Husein dengan kegembiraan, kontra dengan apa yang dilakukan orang-orang Syiah. Tentunya, acara semacam ini tidak dibenarkan, karena bid’ah tidak boleh dilawan dengan bid’ah yang baru!! Dan tidak ada satu dalilpun yang membolehkan acara semacam ini.<a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn21">[21]</a><br /><br /><br /><b>Kesebelas: Berbagai ritual dan adat istiadat di tanah Air</b><br /><br />Di tanah air, bila tiba hari ‘Asyuro kita akan melihat berbagai adat dan ritual yang beraneka ragam dalam rangka menyambut hari istimewa ini. Apabila kita lihat secara kacamata syar’i, adat dan ritual ini tidak lepas dari kesyirikan! Seperti meminta berkah dari benda-benda yang dianggap sakti dan keramat, bahkan yang lebih mengenaskan sampai kotoran sapi-pun tidak luput untuk dijadikan alat pencari berkah!!. <a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftn22">[22]</a><br /><br />Wallahu waliyyut taufiq.<br /><br />—<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref1">[1]</a> Syarh Masail al-Jahiliyyah, DR.Sholih al-Fauzan hal.302<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref2">[2]</a> Ishlahul Masajid, al-Qoshimi hal.129, as-Sunan wal Mubtada’at, Muhammad Ahmad Abdus Salam hal.155<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref3">[3]</a> Tashih ad-Duu’a, Bakr Abu Zaid hal.107<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref4">[4]</a> Bida’ wa Akhtho’ hal.218. Lihat secara luas masalah ini dalam risalah Al- Ihtifal bi Ra’si Sanah wa Musyabahati Ashabil Jahim oleh Abdullah bin Abdul Hamid al-Atsari.<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref5">[5]</a> as-Sunan wal Mubtada’at hal.191, Tashihud Du’a hal.107<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref6">[6]</a> al-A’lai al-Mashnu’ah, as-Suyuti 2/108, Tanziihus Syari’ah, Ibnu Arroq 2/148, al-Fawaid al-Majmu’ah, as-Syaukani no.280. Kritik Hadits-Hadits Dho’if Populer, Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi hal.114<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref7">[7]</a> Tashihud Du’a hal.107, Bida’ wa Akhtho hal.221<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref8">[8]</a> al-Ba’its Ala Inkaril Bida’ wal Hawadits hal.239<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref9">[9]</a> Iqthido as-Sirath al-Mustaqim 2/129-134, Majmu’ Fatawa 25/307-314 keduanya oleh Ibnu Taimiyyah, al-Ibda’ Fi Madhoril Ibtida’ Ali Mahfuzh hal.56, 269, as-Sunan wal Mubtada’at hal.154-158, 191.<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref10">[10]</a> Bida’ al-Qurro Bakr Abu Zaid hal.9<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref11">[11]</a> Tashihud Du’a hal.109<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref12">[12]</a> al-Fawaid al-Majmu’ah no.60 al-Aala’I al-Masnu’ah 2/92.<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref13">[13]</a> as-Sunan wal Mubtada’at hal.154<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref14">[14]</a> Du’a Khotmil Qur’an, Ahmad Muhammad al-Barrok, buku ini sarat dengan khurafat dan kedustaan!!. (Bida’ wa Akhtho hal.230).<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref15">[15]</a> Iqthidho as-Siroth al-Mustaqiem 2/131-132<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref16">[16]</a> Lihat Min Aqoid Syi’ah/Membongkar Kesesatan Aqidah Syi’ah hlm. 57-58, Syaikh Abdullah bin Muhammad<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref17">[17]</a> Lathoiful Ma’arif hlm. 113<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref18">[18]</a> HR.Tirmidzi: 3775, Ibnu Majah: 144. Ibnu Hibban: 2240, Hakim 3/177, Ahmad: 4/172, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shahihah: 1227.<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref19">[19]</a> Lihat kisah lengkapnya dalam al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir 8/172-191.<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref20">[20]</a> Syahr al-Muharram wa Yaum ‘Asyuro, Abdullah Haidir hal.29<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref21">[21]</a> Majmu’ Fatawa 25/309-310, Iqtidho as-Siroth al-Mustaqiem 2/133, Tamamul Minnah, al-Albani hal.412<br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html#_ftnref22">[22]</a> Diantara adat ritual yang sering dilakukan di daratan Jawa adalah yang dikenal dengan istilah Kirab 1 Syuro. Acara ini sarat dengan kesyirikan, mulai dari keyakinan mereka terhadap benda pusaka keraton, keyakinan kerbau yang punya kekuatan ghaib, tirakatan dengan doa dan dzikir pada malam harinya dan kemungkaran-kemungkaran lainnya yang sangat jelas!!. WAllahul Musta’an.<br /><br />—<br /><br />Penulis: Ustadz Syahrul Fatwa bin Luqman (Penulis Majalah Al Furqon Gresik)<br /><br />Artikel <a href="http://muslim.or.id/">Muslim.Or.Id</a><br /><br /><a href="http://muslim.or.id/manhaj/11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html">sumber</a></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-37884786697771539662014-10-24T20:19:00.000+08:002014-10-28T11:15:49.635+08:00NASIHAT KEPADA IBU-BAPA YANG SUKA MARAH-MARAH<br style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;" />
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">.</span><img height="257" src="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxQSEhUUExQUFRUXFxcXGBYYGBQXGBUVFxcYGBQXFRcYHSggGBolHRQUITEhJSkrLi4uGB8zODMtNygtLisBCgoKDg0OGxAQGywkICQsLC8sLCwsLCwsLDQsLSwwLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLP/AABEIAMkA+gMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAAEAgMFBgcBAAj/xABMEAACAQIDBAUHBQ0HBAMBAAABAhEAAwQSIQUxQVEGBxNhcSIygZGhsdJCUnKSwRQXI1NUYnOCk7LR4fAzNUOjs8LxJCVjohY0RBX/xAAaAQACAwEBAAAAAAAAAAAAAAACBAEDBQYA/8QANREAAQQABAQEBAUDBQAAAAAAAQACAxEEEiExBUFRcRMzYZEVIjLBFIGh0fAjNEIkUrHh8f/aAAwDAQACEQMRAD8Aw4VLWNiFkRjdtrnXMARcJiSuuVSN6mokVbLI/BWP0Q/1LlUzSFg0TmCgbM8td0UevR0n/Hteq98FLHRhvx1r1XfgqatJRdq3SDsZIOa2BwuD191XB0Uf8da9V34KV/8AEn/G2vVd+CrdYsUcmF0pd3EpAp+F4f191R16G3T/AItr/N+ClDoReP8Ai2v8z4K0XD7OJ4GpbZex87gHQce4caXdxeUbUq3cPwzRZv3WTjoJf/GWv8z4KUOgF/8AGWv8z4a27FbHUIxgCIKxMxr52vh66iUsCgPFsT6eyqbhMM4aX7rKh1eYj8ZZ9b/DXfvdYn8ZZ9b/AA1r1uwKJt4QGo+LYn09kJwmHHX3WNDq3xXz7Prf4aWOrPF/Ps+t/hrbLeBohMBXvi2K9PZAcPB/CsM+9hi/n2frP8Nd+9fjPn2PrP8ADW7jA0sYCp+KYz09kHgwdP1WC/euxnzrH1n+Gvfevxnz7H1n+Gt5fBxVe6UbVTCWjcYryAJjMeQ5mrGcQxrjQr2UGGAa1+qyU9WWLHy7H1n+Gvfeyxfz7H1n+Gj8Z1mXifItW1H5xZvdFC2+szEDzrdlh3Z1+008PiNf4qn/AE3qmh1Y4z59j6z/AA0sdVuM+fY+s/w0XY6z73GxbP6zD+NWro/09sX3CPNpzAGaMpPIN/ECqpZeIxi6B7ImtwzlTB1VY352H+u3w11eqjGn5WH+u3wVt1tZGlEJYrOPGMWOnsrTh4lho6oceflYf67fDSx1ObQ54f8AaN8NbuqU8lG3jGI517Kp0DOSwL7ze0eeH/aN8NJPU/tDnh/2jfDX0FmrgWpPGMRyr2QiFnNfP33n9oc8P+0b4a7953aHPD/tD8NfQRWkxUji2J9PZe8Fi+UOkuwruBvmxey5wATlMiGEjWBUVV666P70ufQt/u1Ra6KB5fE1x3ISsgAcQF0VdsDamzYP/iH771SRWg7LX/p7H6IfvvS+OdTB3Wjwnzj2TlqzR1jD0vDWakrNisGSVdETSFUgeNHYKZBptMGc2oqXweEpaRwpUvkVq2OwZZVj3qY00+TpqK7jsT2asVRSToT5pAOh7ifVUdglKEMNKNBFxgY3bxwnhp3UeEwzp3hjf56rHneIyXHULwd37gRxGv8AKvYXZasYCz46++jBZJqX2QABwn0TXWxYSCBtBoJ6ndZbpJHm7Uamwl+bHhp7qdOxoEqSCOB3HuneDViyg0opQyQxSCi0KGyObsSq7g7c0cuGr2Isdm4I3Ex4Hh9vqo+0JFIjAtBpWmUkWhBh649mKkMtRW28clm2zuwVQNSf61qz8I0BCJCVWumPSG3g7RdtWOiJMF25dw5msA29tW5i7puXWk7gOCjko4D31KdNdrnF4hmUuVmEznXLxMfJHd6+6vu4UacI9dMwQNjF80L3k6IK8h3R/X2UxFTWAwZusqKCzNA9Zj7Yq7YDq2uXH7NRlI8523LPdziDHfVrnAIQwlZpbtT3U8En7auPSToPiMJnfL+CW4RPJSTB8IA9dU+6cpM7/sqQ4HZeLSN1qPVl0vckYa+Zgfg3J8qPmNO/uNa7ZWRXy5gcRlu22GoDAnwnX019P7EcPaQjcVBHqrGx+DbmzNG6YjkNUUR2ddy0QUpOSsp2HpWZ0zFKjSlEUkUuWUUVpNeBpRFJodQVK+dOun+9Ln0Lf7tUSr310/3pc+hb/dqiV2OE8hnYJKX6yuitI2Kk4fD/AKIfvvWbitQ6PpOGw/6L/e9LcTNRDv8AZaHCfOPZS2FtVaOjeAzMWI0AJ9QqHwNiYq94LDC3bVdxYSdD6INcs91lamKlptDcoO7soFCDqw1BO8j5QPrHtofCYOpW5i1R0Dz5UrCjMdRvIHDdRNoKPNT0sY9gmrWMa7mkTI8DXmgHsQKa2NbzM/ADUnkNTNEY7EXJ0RMmuZhIgRwJOp7o403gCEs3SUa5mYKUUSWCgQsd5I36V0XCow1rpB0pIYkklrSp+xYDDu5fa3M+6nzYWIgVRtibRtX8Tl+4uxe00ZrdxcyRoC6W48gtKzrqDMb6vxpsg38yC+iZXE9lo7eTwJOo/jR1xpUkHgdfRWYbexOGt4kWRg1vuxgveuEKXMlVGafKbKQNACRE7qt/RjFgp2fYvYCkp2TCOzYfJUjQpyI0o2ktq0Dm3qFK4rykP0VPpEtTmBeRQwYyg4s5P6qjKPXApWD8livI6eHCjcKIVbdQpE1X+lFpmtOEyZiNM4JUd5A31YBQO0bGZSDuIqHjRS3dfJ21cRF1/KzHMQWAgETEgcBFGdHuj743E2bIkBzmZuSb2P1R66munnQ+/buXsQtkJZDGADJC7sxHfyG6rb1f7XsYbC27iYe9evlFDuqhbduY8lrrkKDABIExQl+miIN11Vt6EdB7eDzMyqXDsVbfCwMsT6am9o7es2H7JZuX23WbYzOe9uCDvNIs9KsOUDF1NzLJs2yL12RvCpakt6Krt/YV02jdwxe2boe63ZFRdbMJRWunUtJBIXKAAR5Rg1XRKO1ZMU3a2HXF20s22Uhs11dBHHSB66+YeliW/um79zt2lpTAcA5RJMAE79OPGK3S/wBXaYvCdnfLrdZlY3WCvcAUgnUyQSMwjMRqOVEdJehOHTZV7C2LQGVGdOLNdVZDM29mMR7KKwwqKLlkb9BLtnZlvaBuAyyM1rL5tp2ARi079QSI3Nv0reOhtxmw9vtFyuFAI4SBvB4g76q3SjB9lsbEAwo+5rS5edwC0oI5agCrx0dsZLNtTvCKPUBVZ/qDVS4BuykSlIK0UVptlpeSBCHIVkpoii3FMMtZssNK5rk1FJcUtqbY0k9tKwL5y66P70ufQt/u1RavPXP/AHnc+hb/AHao1dTg/IZ2CUl+srorW+jFqcLh/wBEP33rJBWu9Fr0YTD8T2f+5qT4vfgiuv2Kf4X5p7K3bIAVgSKncHaMk3L9y7yGVVjmCROnhFQGzL4Yxu5d9WXBW65pjbNJ/EEgovEW0HZEKASWHjuOpOvOjbOE11BC693hSLmBW6EDZoRw4gxJHA91SF9tK2cPgmElxHT9FlSSGgB6qB2/dhYHhHdx9k0Nsi72d8IfNurmHc4GvrHuprab57gHCQvpO/2RRu1cPlZWXekR410mHjAio/5fwJJ7vmvopqzhUVmZUUM3nMAAWjdJ3mnQ4Jik4a6HUMNxE/yodboBLZGDHeNJMacDFKOu0yBacvYC0zB2tozr5rFQWWN0E6ivXD5Sxz9wmn505UFtFots/wCqPT53uj10bBmcAgccoJXsI+e9mHmqIHgKW94Bkb5wj0j/AJ9lZ/0i6x7WBV7NoG5iCsCIyW2PzzzG+B7JrPH61sblCNkIUkghYYypEHhxmrpRegVLDS+lbN0EUthNYp0V64bWSMYDbYfKVWZWBngskRWobB6R2MUuaxdS4PzSCR9Ib1PjVd9UVdFzpBs/PauAAElWAkSJIMSOImqNsHoaGwaW2lby2pHaMWKXGAkKymEVWLGE0mJndWpOuYVD4q32bhxw3+HGgeMuoRtN6FMbF2MbIQs5ZlV1OrEEOVMAtrAyD1mpHC4ZEEIMokmBuliWYx3kk+mnA2ZdDvGhpqySg8tgfAVWXao60RMUxiEkGnlMiaYxL6QN9C/ZS27WXdZGPvNicDgQoGHvPbuOwktcNpwWQ8AoARu8kctdU2aRFU7p5s78At5f7TDHtEPLySrg90GY/NFBdDuk93tOyxDK2fW2wAWG42zz01B7jURyAUCmfwUkkbpW6ge602kkU1YxAIp6aZIBCztky4ph1ophTT0hPGrGlButD3jRVxqDvmsTECtk0xfOvXGf+5v9C37qo9Xjrj/vJ/oW/dVHrpcH/bs7BKzfWV0VrvRi3OFw/wCiH77VkNbX0JwxfC4YD8X/ALmpHjJqEd/sU7ws1KT6Ke2XaUMGZgI3CDvq47OhhIIIquYTB23ErcnhIVo9BjUd4qxbCwwSVzoSTIG5vUawcISZctJzGOBF3qpuylVvpXinY9mjsgG8qYJblPADTdVmZso1qn4L8Kxc7pLHvJJIHt91b743PLImGrOvYLMjcG3IeSHuB07LUMwIZp+VAJO7cSQKN21tVSxCzPIgju0neJB17qbyh7haAezBIBETBEgEjdpqR30Jewzl2eELPp5QmBplUcxlmefpradPFE8Bx5aJQRve0kBHbHx72t8sp1I5d4qfTaVlhnzp6SAR4zqKp+AC5Y8q4VganyN3ADfy15VN7J2Kbz573mjULwJ76smiY75johje5uim8G/beUJ7Pg27P9H83v48OdV/rQ2sMPgjlJVmOVCOBg6+irTiLuotrvPsWs464sPev2Et2VBHa20nk7kIg8CXMnupdoDdUZJcsg2dsfEYnM9jDXbqqfLeNJ3mCfOPGBJ3UHtro/etmGtsrASUIIYDfqPCvpnZGDs4Gxaw6keQoG9QztvZoJ1JMmiLuDsX5LW1ZsuUllhgp1iSJA0qvxNUeRfHzWmG/u9sx7jVl6BbXbCYq3eBIUEC4B8q2fOHo3+ity6R9W2GxGYqAhYodAIAQMsepvYKxrbexRhsRdsjXs2jx0BHsog4O0QlpGq+nMDigyggggiQeYNcxbKRWSYzrDtYDDWrSDtbq20XIDAUhB/aNwPcJPhVFx/WttC5mh0tAiAEUad4LSaAW4IjQK+gLeM7MwfN938qPGVgCCI36bq+asP1k44KFN1XjiyKSfEiCfGpvZ/WIzgLfQgcTaJG/f5JnhyJql0bhyVrXtPOlueL2tbtwpaWO4DxA+0UrDkmWPoqI6P4SwyretQ4ZQVeZJHp3U70i2r2FuF/tG0UcubHuHviqSb1TMcWZ2RupKgem+0834BDpp2h7t4T06T3acaqR9XfyjjRly2eJJJ1JO+TzpnDW87FeAIn3x7vbQ0utw0TYIso/P1UnsXb17DLEC5bJkKxYMoPAMZnnBHHfVs2V01sXIDN2bH5NyFk8g3mt6DVTv4aRFB3tniIq0FzdkjNw/DT2ToT0WvWsUDXWM1kOzsfiMLpbaU+YwJUfR4r4bu6rJgenSSBfVrU/K85J72Gq+JEd9C9+YarGn4TNFq35h6fsrjcWhbiU5axIYAggg6gjUEcxSLrVj4hoSrLC+c+uUf9zf6Fv3GqNV565TO03+gnuNUat/B+QzsErN9ZXRW0dDcQUwmGI3i2P3mrFq3XoRYRsHhp39kOP57Ujxkf0B3+xTvDSBIb6K5bEvC7oFCtxO5ST7j4VJXY1VvCKicPjezJCpHfun1VJX8etxfmkcPnHvrnmOblpp+ZNStdmutFHbSu3mXs7V1kkga+VAnWJ3CJ0o2ygtoFXcP61pjCIZLN6PCl33rsOFYYsiD36k9eQWTi5szso2CEKsMzKqnzRvgkloGuvMUNbwGIvOls21VQTmvhvKYRAWI0MaSPZUlhBOn50+oGPaRVgwY7NO805Nh43PzkapduILG5b0TGC6PBCOQ3CpXFX1tJPqFRl/GxpEn0++hLl93O5SPzpb37qPI5xsqj8S0aUjsPcKW3ukF3YeSgKgsdyqCxABJgamhdmDtDme3dttmINu7k8l0jykKmHBDjyhI0jQyKdw90vAYAagEekZYpnDIe2YvmD2V7KfkvZch7dwDgQRlPeNeFLy3RtMwua6iE5t/YVvFqEuFgAwY5SBmiYV5Go1nuIB4VIBcqwJMCBzMDmeNN4q5lG5vFYJHeBxpeGnKJbN3xE+Iqi0zSgOj+2vul7mVbiZCQQTmtuRAbI0AggmCDHdIgn5+6S467dxeJusuQm64ynesMQB4gCvp7GXxbRmMaCddB6TwHfXzZ0rtKMTiEQgqtw+VIOclFd3kbwWZj4EVLSAShcCQqleRieNcXZt0uEyPnJMLBnyd9fQHV91f2raJiLyBnOV0B+TIkaen2Vf8AD7NtJqttAYiYEkabz6BReJ0Q+HW6+R12e4ALIwDQVJB1B0mfQa9mI0IkgnTw86vq7auFwmXLfWyFM+flHqnxNY91qdEEwyLicOo7EwHg6KWIAK8w2ah8TWii8IVYQvVX0m+5rr27jxZdHeOC3EBYkDhmUMO8gVYW2s9+4bzcdAnJeAB5/wA6y7AWpuIJ4gesRWjYC3EchS8n1LouCxNMT3ncGlKXLqi2bg8qBMd/LuNB4VcigDUnyiebHUmiDh1fNpAjLpOp3mecae2kMfKFR6rWZzCexF8jKq+cx38hxNM4zE5YA50Pn0Nw8d3cKDtuXYeIoS5Wxwg6qYxDaTGhEfwoBnmpY25WKhb9vK1S4L0NGwrN0MxmUvZnTz0HIHRgO6YP61W1n0rM8Fiezu27nANlb6L6H1GD6K0BbulZWMFFYHEYMk9jmsD64T/3J/oJ9tUirp1uH/uL/QX7apdbuD8hnYLAn8wrorZuh7f9JhuHkD99qxkVr3RK6fubDjh2X+5qR4yLhHf7FPcK809v2V0u48EggennTtpDcYDULvPhwHpqGF4TqJ7hpPdVowluABEcSOXd6KzOE4AYmbM/Yan9kzxCYQMAbuUVuFDXqIJoe+a7hq5sozY1uAXPCQPHST7B66l800Dgo7JOQWf/AGNEWrmbd6J51W7UpUuty7cws0kWiKfAO5dTzO4erj3V0DTyoDHnx+iePvqvxBdIjCazUgrwAmd32VFbP2wbaqIVyAyi7cdxILEZWZhD+UIALTqDEamYa13zw3cKA2LaKWriESFuvA0MrM8fE0bwC217CvyS0RYKMbbFgMAz5Qc0Z1YBSoJPliQBAbfyO+utt2zlzdthgp+UbyAcPiX1ihRsrDk3GZM/asrPnzOJWcsA+aBmb10db2Vacy1pD5snKATkIKAkbwIGm7SlCxq1s7fVSOECsqvIYMJBHm5SNInuNYL1nbJCbVZYC27jWWgCBluFEcwO8PX0HWfdbnRlr9pcRajtLSlW70JlT+q37x5ULmgN0QtdbtVM4+1iFYFcRas2VAVVZAcxHFmLCO4CprBFigzlWMasvmnvEk6emqxtbo4u0Fw9/PkcBWBIzhQyrmCqTE+cNZBzHui0YXDrbUIgCqNAo3AchVIaBratLidKVa6VpgLTLdxNlb1xyFUMoc6kCfL8m2gkSxIApe0tl2sTs+/Zt2jbVrbZUKxDZcyFQNInKdNKmtp7Hs4gAXra3APnD+tNd1FunkkDlHsqcrVGZ3VfMnRTZb3LttspyoAznkeHtIFaMlrygg4QSeXIVIWtmJgMMLfkk5YchgSxzBgAN5IKx6aFwKkLmYQW1Pif4aCqjqVv8MBbET1KXeAAgcKBtCWPcD6zReLbSmsGm/vrx3WszRtoRY7JVPBAfGRTGBXyh40Rf8wD5py/qnd9nqpWDsQarAtXNdTCpYCo3adnSpM0xjFkVa4WErE6nWoK2oYFTxkGrZsHHl7YzHy18lvpDj6RB9NVM+S3dRmAxPZ3lPybnkn6QkofePSOVZ+LjzxnqEfEIfEjsbjX91nXWwZ2g30F97VTat3Wi045j+YvvaqjWpg/IZ2C4nEea7uuitb6LkDC4c/+L/c1ZHWt9H9cJhgN/ZgeMu9KcWFxAev2Kc4W4CU30Vs2Fhg7dprC7hwzcI8Ks9tYFA7Kwgtoq8t/ex3mpA1rYHDDDwhnPc91n4yczSl3LkksaBxNzeaKunSo3GtArQYNUm4qa2ZcnDqfpKZ+kTr6DRGJx1uyoa7dS2p8kMSB5R80WxxJkeznTWwoGHUNENm36jUmJ7qcubFt4qwq3hLRqwiQ8y+WRA1nhy5UpiH5dPVDBBbySpPZV221sGyQya6yTrOszrMzM0B0s2ouHsF3ttd4BFIE+JJAFSeDwwtW1QEkKAJYyzQIljxPfTzW1cQwBHIgEeo0jpstJQmzsd2lkXGBFsgFWzZwynQMGMMRp8oTuqQw1gSwHifE7/cPXS8dYHZlQBEQABpHICg+jObKc5l2Yu2s+eZWO6IA8KYY4lpSjo2iUEdET9wkGRAHh7qJF4KI3Hd3k93OiMVeyAcyYHvJPcACfRTGIeQB6f4eFVvNBXtFle7Q8m/9f41y6udSriVIIKtlgg8NKQE+h6p+2nUAGgj0VUC4qwgBD4DCiygtrOVRCyZIXgJ4xu9FOX3GgzQd47436UFtbHNYZHIm2ZVoksCfNPeN+lGIy3FkEEcxXnNIC814JS1ugmOI3769eeAT/XdXUSKavtMDfqKjWkXNZftWyLV+6GJOVmIB3jMc5aePnb6DuYpmcImoGh8B/Qq29PNmmVvLu81xz+YfXp6RVR2GIBJ3ktPjmOlL86XX4ORskAeOlIy9uil4Tj4UjEHWu4ZoHjRc1efpTe0LI9DCD3cjSsC2gnfGtLZ5BBoaycpjlUbG1IBLaKlxTeIWRFKRtK45qzklhoVX8SkE0nFAm2SN4hh4qZHup3aPnT30vDDSl6uwtE6sFrNOsK6HxQYbmtqfWWqsVP8ATURicpEZVC+jMxX2EVAU/h25Ymj0XA4xuWd49Suir0213sYTCG3GaFInkjsxkcQdB4E1RRVm2gpOFwx4Kn7zNr7PbUuY10kYdtm+xQxFwY8t/wBv3C2Tof0ss41YHkXQJa0Tr3lT8pe/11ZTXzTZvMhDoxVlMqykgg8wRurReh3WUxdbOME5iFW8ogydB2ijQ/SHq41rPbWqz2m1pOINRO0GqUvMDBGoiZFQ+L1aOf8AxRR9UD1YpyYZB+YPaP50fsLaAdQD5w08eRnmf41F7deAqipTA4XsrSgrJOrD3ClpWBzNd7U+Jkdalb504nw30i1c5DTn3+FItMY0Mjv84dx50otAmIHvrOMbs2yeE0eW7ThMke2q2rXLUBQCc7qvDyA5IE9wIFWC0d5PChmUZM3GWg+J/lTsQyaFZOKcZtRombO0M7eWJOWCpgGJkjlqQs+FPtiioTMjuzkTkiFJBJJJIgcK7i0BgcT/AEadu29I7opbEkWMqdwHiEHOb6FNsoZlzFVSJC/KY8ZbkJGg50SG+Sogeo/yFBWsTmdLZ0LW8wI7sufw3r66k1ZE0kAnmRJ9epoGOLh6JlwDT6pnE4UNkB3Bwx7ysx7Yrl/AalkORjvjc3iN099P3txPLX1f8U4HETwiauc0EUVU11OJQFtWOjE6bxpHspVtpuQOGp7uVcvB2uQFIWB5R3ej+FPlAgOUTPrJ76oZGcyvfIA1A7TwqurWyCRAnwMxB7svurOsfsi5ZvwUbsys5x5padZI3GI31qiCkXLXGvSwWbamcDxJ+H05FZe9ma5cWBzrRrmCtOxVkUmATKg6EkDWO40OejWFP+Ba9Cge6qC0rXbxdvMFZ0oJNN4kQw036fwNaK/RXCn/AAo8HuL7mpK9FMKP8OfFrh97UJaVcOMRdD+n7qj4dtK6tyTA9Jq8r0aw43Wx62/jXbnR2x8yPBnHuNe1QHisROxWb7VE6V7AJv8ARV1xfRC23ms6nhJzD26+2oTE7GfDg5hp84aj+VDWtp6LiEMjcgOvqsa6yVjGD9GvvaqpVs6y/wD7Y/Rr72qp0+z6QuTx39w/uV6rpbt5sPZU8bP+99apdXSw34Gx+iH770viiQGkdVfw1odI4HooPIRKkQRoR30yZUyNI19PCpLa41Vu4Kf1fN/9YH6tR5M1txSCaMOWTNE6CUsPJa10L29mtqG1RhofmN8oHumasCGbqd7L+8Kx/optHJc7InRtV7m4+sD2VpPR9Lj3UC6nMInmNTPoFYwxr8FL4DxbTsedH/laT8I3FReOw0eY9VoGGwou4gs2q24AHN9/s+0VIbSvFSI7vf8AzoPYr+QzfOuMfsHuovaglQfH17/sNaZ+pc6992lW33GuPcFyVU7jqe+lIqxrvIFOZgkAeoDT00KiiRqUPjjCBJ1aAT3UQtnRBwBk+AB+2KBY5rgnnPq0FH41otMxBIAkhRJIG8CvO0C9D87j6JuxeS4VKj50E72A0kd00WxoCytp1UAhtBGUyfERqKefZwZgWLkDcpYxuiTxn00hTnuJC2RlY0BJIQeSsyBErvC74zDcK9awdt1kAZWhpA8puIljQ+z8QOwdyAoGcQOASR69KJ2ChGHtA78i+6rhBQ1VXjlx0UjQ+EXycvIkeiaIUVxEijQ1qnCaGuMSY3CPT/W+nmpjmeeg8B/RqQocloI0rk6+HvP9e2kWTMmkYi8LazvJMAcWY7h/PkCa8TW6ga1S9YuTJPziPqkj+NLNzgNT7B/XKmUsEIFLEHSSOJmW389fXUBt/pCbVzsraBgoGbUjU6gacII8ZpFztbWjBA6Q5GalWOwIEST+cd5POnaqVnpgPl23HhDD2xRlrpRYPyyvcysPaBFB4gV7sDO3dpVhrxFRdna1tt1xD+sKfGKB4r6xU5wqTE4bhGZaS6AiCARQ/ak01i8atpS1xlQDixA/5qC8KAw2vnvrywiWtpAIMoNi2Y4SWeY5bqzyrx1v7UXE48XFBC9kiid7AM/lRwmd1UemoyCwEKiUEPObddFWtbkW8P8AoR/qXKqgq1IB2eHJ/Ej/AFLlVYn6QneGeaey7fTOpHq8eFRCLU/axIiAJ9VROOtw5PBtfTxq3hk1OMZ/JWcZw9tEreWhWgdBtsYfH2V2ZiwiXV1wmICqCrjVUJ4tP1hodd9v6LYS9Z2ktm6pBVGfTVSpWAynlJiedYds3Avdv2rds5Xe4iq0xlZmAVp7jr6K+rReyuoZGZgoU3guhOmYE/JGgPKo4hh2l7XHraRwk5axzRzCBVMiECPOYiJ0Ekx7KMxJ/s15k+oKf40zcSRAMiDB7jMe+nwslG4BW9Zj+dOtNtBWAfNf3Q+Ic8OArrYkxrHjTtwRNCSCI40Y1QOsGkVgbWZp9HoqXIoDAwMvefbE0fVMhsp3CMDWFJAprFuVRiBJAMAc6fqH6RuxRbaE53YCBvy65ieS0LRZTLjQQ2ItZcGE+cAPrHManbSwAOQigMcslEA4gnuAqSUUTjogZ9RS64u816uqKrVybvbqHz6Hu3UU9AJrPOaNqqeaK85YIAkZm3E7gOJPgKYTBsPLe4zOFMExAkawAPbRl2xI0MNlIDb4nunWmcSHyENbFwEEMFIk9wV4HtqmYF2yugpu6HuYEXXD9q2hUgKVyGBy4+uqd0/eMSpt7wgD95klfSB7xVl29tcWLKGGt3LiwiGDk5lokBgIHHX01S7lwOxzNLHUyZM99JvA25roOExHP4x2Fjv/ANIOxjgdG08aMWDuNC38HQotFDpNV2QujyNd9JUzbsiuYm0CN1B4bH8GFHvcETNWAghLua5rtVGdkWm3mKzGomRx0jwpzE7EUwzX2k/KuBiD4tGnpNJs3R2yZfKJdRA3kT5R9AJNS22cdYRctx4/NXym8CeHtrF4gXiQZTp05pbE2JR25LHusvZ72sSmYaG2sEbjq26PEVUKuvWdtbtr1pVEItpco36SwHsFUqt3BZvAbm3pcvi/Ocuip7EtCYf9CP8AUuVAip3EnycP+gH+pcq2XkiwZp5ReHbSnsRZzrHHh40xhzpRls0gXFjsw3C6Tw2yR5XbFRNm05dVQMbhYBAoJYvPk5QN5mvqHZ968cLbbEjs75RQ4tq1zJcOkiAdOe8DXU76+fdn458PdF202S4PlDiORHEV9BdDtonE4O1iDlzOpzBZgFWKsBOo3HT3760nYoYkgVS5ufAOwgzXYJRrWw0Ds2M6GRAA5maULeWPCTvIJ476NdaAW6bjXUGhRgB3gqpn2n1VcwUFmyAE3S79yZhI0412xs0L52snQcuO+jLQgU5Ulx2UCFpNndB28GtslhoNWI74/wCfXRZNcYaUFcxDKwVUzKBrrqBu0B3+uo1KPRmyMFQuARw11yMzuxynko0UdwipTtBcBAMc5BBHoO6nUthRAqQaQuaXITB4crLNqx393cKMt0mKWoqCbRMbWi7XppVcIoUaQ1Re0bvYWrj/ACjov0joo9dST1HbTTN2RG4XU8CJ3+6rGKmTZSCpIE7xB/jS7nDx/wCaTacHjxj0jfThFArBsovaSgOASPK3A8YiR/XOonE7Gstvs2m8UWfdSNpbfw7XGVri+SxWJ3FTB9Mg0Ne21bVSReRgATBJDQOXM90VjyuDpDS2YI5GsFWozbezMPYtswGRvkks58reFAJjWDTWG2Ut9c9i8rru1WNRvBIoQbdJtO10rcNtbfBRLs1xQSskSGCyJ4GjdjbYNwMxUJDMGCjeZ0IUbvJygDuHOpdGWDU6p3xcRGd9P51Qx2BenVNPnAgj2a+yn8NsZSxDvMLOQSDMgeVmEx5XCpltoldCjE6cQBx4zwgzTd7HSSXFsKAJ8lnaCw0mRxgwAaFmeQ03VDLxYgU54CoOI2qLYK2tGbz2+Ueag8FHKoe7cLak686m9rk2rrdmVNtmYQY1RgN3IkMNdDMVEWcA2knQiZ3nuGm87qH4ZiQbyHXn39U/h8RG8WDd+5VN6Zn8Lb/RL+89V+rD01SLyDlaUep3qvVpwCowFzOM89/crtS67QtFLYdLmZEySrIARmZgYKmPOqHr1WOaDuqWPLDYU4m0rA+Te+tb+Gnl21ZHyLv1k+Gq7XqrMDDumG46duxVk/8A7tn5l36yfDV16E9bVrZ9hrJw925NxnB7RQFzBRlAy7vJJ9JrJq9UshYw2EMuLllblebC3h+v20f/AMVz9qvw0NY68rKs7fcd0lyD/aroAAAPN7vbWIV6rbKULQVu69fln8ju/tU+Glff+s/kVz9qvw1g1er1qaW8nr+s/kVz9qvw0yevi1IIwdzjP4VdZ/VrDK9XrXi0Fbyev2z+RXP2qfDSB19Wp0wl2ORuof8AbWE16vWvUFu/3/LX5Fc/ar8NKHX9Z/Irn7VfhrBq9XrXqW8/f+s/kd39qnw149f1n8iuftV+GsGr1Qppbrc6+bJBH3HdE/8AlXdx+TTT9elo5v8Ao7kECB2q6EbiPJrD69RZihLAVulvr3siT9xXJO/8Ku/j8mlnr8tfkdz9qvw1hFeqLUhoC1fF9cbE/g8OFHNmzE+gRFB4nrO7VYurdOqnKptqmjBt2Usd3E1mlepcYaMG6TYxko2P6BaFsrbuExLdjiAyoxEZiIIUkpbzKRBliZaQY3VeV+5dnpdvStq3cY3MmdSzOZMW1DtM6CABECd1YJXq8+HNpenRS7Fue4veAXdf/NFrjdbttvPwz6fNe2OM/N8fWabvdaeHbT7lvxv/ALVN8z8ysnr1HDCyE3GKKSkjZIbe0H8lfMV06tFyy2bgEyAXUkaIOC/mD200vTa2I/AvpA88bh6P6k1SK9TRxEpFZj7piKd8QAZopPb20hfuBlXIAoUCQdxJ4D86oyvV6qAABQVb3l7i47lf/9k=" width="320" /><br />
<span style="font-size: large;"><b>Bagi mereka yang suka marah-marah pada anak sendiri kerana sayang dan untuk mendidik.</b><br />.<br />1. Kita adalah orang matang, anak kita masih tak matang, mengapa yang matang perlu marah pada yang tak matang?<br />.<br />2. Kita orang besar, mereka orang kecil, mengapakah orang yang besar perlu marah pada orang yang kecil?</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><br />3. Kita adalah orang yang berpengalaman, anak-anak tidak pernah lagi melihat dunia, mengapakah harus kita harapkan anak-anak kita faham dan selari dengan pandangan kita?<br />.<br />Pernahkah terfikir mengapa dua orang marah perlu berjerit antara satu sama lain walaupun duduk bersebelah?<br />.<br />Pernahkah terfikir mengapa dua orang yang saling menyayangi lebih suka membisik antara satu sama lain walaupun duduk berjauhan atau di telefon?<br />.<br />Apabila kita marah, dua hati adalah berjauhan, oleh itu, mereka memerlukan suara/nada yang kuat untuk berhubung. Masalahnya, makin dijerit, makin berjauhan.<br />.<br />Bagi mereka yang kita sayang, dua hati adalah dekat, jadi tidak perlu untuk menjerit-jerit, hanya perlu membisik sudah terasa dekat. Makin dibisik, makin terasa sayang.<br />.<br />Itulah keajaiban ciptaan Allah pada sistem badan manusia.<br />.<br />Maka, persoalannya, jika kita ingin mendidik anak-anak kita. Perlukah kita marah-marah padanya walaupun mereka berbuat silap?<br />.<br />Sekiranya menggunakan pendekatan marah-marah, tanya pula diri, adakah kita mahukan anak kita mendengar kata-kata dengan hati mereka berjauhan dengan kita?<br />.<br />Atau kita mendidik dengan berbisik, supaya mereka faham dengar dan hati mereka kekal dekat dengan kita?<br />.<br />Apabila kita sudah mula marah-marah pada anak, tanyalah diri sendiri adakah hati kita dan anak kita sudah berjauhan?<br />.<br />Hubungan ibubapa dengan anak-anak yang terbaik ialah anak-anak menganggap ibubapa sebagai sahabat karib dengan penuh penghormatan tanpa rasa segan silu untuk berbincang segala masalah dengan ibubapa.<br />.<br />– nota Tuan Ibrahim Tuan Man. Semoga bermanfaat! <br />Dipetik daripada Sanura Yazid. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-49234528469934025532014-08-16T23:33:00.003+08:002014-08-16T23:33:49.149+08:00Wajah Sebenar ISIS Terbongkar!<span style="font-size: large;"><br /> <br /> <br /> <br /><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-rR3NAYmci1k/U7q0tR8vFMI/AAAAAAAAArE/ggi6mTq-ezs/s320/Flag_of_the_Islamic_State_in_Iraq_and_the_Levant.svg.png" width="320" /> <br />Bendera ISIL <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Nama ISIS atau ISIL tetiba popular dan menjadi sebutan harian media apabila mereka didakwa menakluk Mosul pada 10 Jun 2014. ISIL (Islamic State in Iraq and Lavent) atau juga dikenali sebagai ISIS (Islamic State in Iraq and Syria). Dua istilah ini terjadi apabila diterjemahkan dari nama Arabnya “al-Dawlah al-Islāmīyah fī al-ʻIrāq wa-al-Shām”. Syams secara mudahnya diterjemahkan kepada Syria tetapi secara sejarahnya meliputi Syria, Jordan, Lebanon bahkan Palestin. Sebelum terbentuknya Negara-negara tersebut selepas Perang Dunia Pertama, kawasan ini dikenali sebagai Levant atau Mediterranean Timur.<br /> <br /> <a name='more'></a><br /> <br /> Ia menjadi sangat menarik apabila kumpulan ISIS yang dikatakan tidak lebih dari 1000 anggota mampu menghalau keluar lebih 30,000 tentera Iraq yang dilatih oleh Amerika. Bahkan tentera Iraq dikatakan lari lintang-pukang meninggalkan senjata dan kenderaan tentera. Keanggotaan ISIS di seluruh Iraq pada akhir 2012 dianggarkan hanya 2500 orang. <br /> <br /> <br /> Perkara ini menarik perhatian Perdana Menteri DS Najib sendiri apabila dalam ucapan beliau sempena 20 tahun UMNO Bahagian Cheras meminta ahli UMNO mencontohi keberanian ISIS “yang hanya 1300 orang berjaya mengalahkan 30,000 tentera Iraq, bahkan general Iraq lari ikut tingkap di waktu malam”. <br /> <br /> <br /> Lebih menghairankan, kumpulan ISIS yang dikatakan sedikit itu terus mara dengan pantasnya menguasai utara dan barat Iraq. Dalam masa seminggu mereka telah berada di sekitar Baghdad, hampir 400 km dari Mosul. CNN pada 18 Jun 2014 melaporkan pertempuran dengan ISIS berlaku di Baquba, 40 minit dari Baghdad. <br /> <br /> <br /> Hampir semua media utama banyak memberi liputan kepada kejayaan ISIS `menguasai’ bandar-bandar Iraq diselang-seli dengan imej ISIs sebagai golongan pengganas yang kejam, memotong kepala dan anggota badan, membunuh orang awam tanpa sebab serta melaksanakan `undang-undang Islam yang ketat dan tidak berperikemanusiaan’. Ringkasnya media menggambarkan bahawa Iraq kini sedang diancam oleh segolongan pengganas yang jahat. <br /> <br /> <br /> Namun media terlupa atau seolah-oleh sengaja mengelak untuk menilai bagaimana mungkin ISIS mampu berbuat itu semua, itu pun jika ia benar dilakukan oleh ISIS. Atau logikkah untuk ISIS berbuat itu semua? <br /> <br /> <br /> Media faham benar psikologi masyarakat yang hanya mengambil tajuk besar (headlines) dan gambaran umum yang disogokkan. Masyarakat tidak begitu memberi perhatian kepada perkara detil. <br /> Keadaan umat Islam diseluruh dunia yang ditindas, dizalimi bahkan dibunuh tanpa ada pembela pula menyebabkan wujudkan kekosongan dalam keberanian melawan musuh Islam. Umat Islam ketandusan `hero’. Sebab itu bilamana ada saja sesiapa atau segolongan yang berani melawan musuh Islam atas nama Islam, ramai umat Islam dengan mudah menyokong mereka tanpa mengenali siapakah `hero’ itu sebenarnya. Ini berlaku sejak kejayaan revolusi Iran. Iran tiba-tiba menjadi kiblat pejuang Islam sehinggalah mereka kenal siapakah Syiah sebenarnya. Begitu juga tidak kurang yang menyokong Saddam Hussin melawan Amerika dalam Perang Iraq Pertama dan Kedua. Dia menjadi hero kerana berani melawan Amerika walaupun dia sendiri seorang yang zalim terhadap rakyatnya. Kini konflik di Iraq begitu teruk dan bercelaru sehingga seolah-olah tiada harapan untuk umat Islam Iraq. Tiba-tiba nama `ISIS’ keluar sebagai pembebas dari kerajaan Syiah Maliki. Ramai yang terus menyokong tanpa mengenali siapakah ISIS. <br /> <br /> <br /> <b>[Sejarah ISIL]</b> <br /> <br /> <br /> Kebanyakan analisa mengatakan ISIS berasal dari kumpulan `al Qaeda in Iraq’ (aQI) yang ditubuhkan setelah Amerika menakluk Iraq pada 2003. Diketuai oleh Abu Musab Al Zarqawi, yang berasal dari Jordan, aQI mengambil pendekatan yang keras bahkan kekadang menyalahi syara’ seperti membunuh secara kejam tanpa bicara sesiapa yang disyaki menjadi tali-barut Amerika, cuba menggagalkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Iraq dengan menculik dan membunuh aktivis kemanusiaan serta melakukan serangan untuk melagakan Sunni dan Syiah di Iraq. Fahaman mereka yang keras langsung menolak Syiah sebagai kafir. Tindakan ekstrim ini menyebabkan mereka ditolak oleh rakyat Iraq bahkan tidak dipersetujui oleh pimpinan Al Qaeda Global (aQG) termasuk Osama bin Laden sendiri. Hubungan aQI dengan aQG mulai renggang dan akhirnya diputuskan pada Februari 2014. <br /> <br /><img border="0" height="222" src="http://2.bp.blogspot.com/-ikoVzmX8bOw/U7q1XvuynfI/AAAAAAAAArM/OqLBN_oXb9g/s320/zarqawi_a01.jpg" width="320" /> <br />Abu Musab Al Zarqawi <br /> <br /> <br /> <br /> Zarqawi terbunuh dalam serangan udara Amerika pada Jun 2006 dan diganti oleh Abu Ayyub Al Masri yang kemudiannya menguna-pakai nama Islamic State of Iraq (ISI). Namun Abu Ayub pula terbunuh dalam operasi US-Iraq pada April 2010. Kepimpinan ISI diganti oleh Abu Bakar al Baghdadi yang kini menjadi ketua ISIS. Apabila krisis Syria bermula pada 2011 dan sempadan Syria-Iraq yang tidak terkawal akibat perang, ISI meluaskan cita-citanya ke Syria dan mula mengguna-pakai nama `Islamic State in Iraq and Syria’ (ISIS). Namun kemasukan ISIS ke Syria tidak dipersetujui oleh kumpulan Jabat An Nusra yang mewakili alQaeda Global di Syria. Kedegilan ISIS membawa kepada pertempuran antara kedua pihak dan menyebabkan ISIS semakin terasing di kalangan mujahidin Iraq dan Syria. <br /> <br /> <br /> <br /><img border="0" height="178" src="http://2.bp.blogspot.com/-eOF7qwDsT58/U7q2V5YJ-jI/AAAAAAAAArY/QRDW2TK_F8U/s320/AbuBakrBagdadi.jpg" width="320" /> <br />Abu Bakr Al-Baghdadi <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <b>[Penentangan ISIL dengan pejuang Iraq dan Syria] </b><br /> <br /> <br /> Perbuatan ISIL yang melakukan pembunuhan kejam dan tanpa pengadilan telah ditentang oleh gerakan pembebasan dan mujahidin Iraq yang lain seawal 2005. Anbar Salvation Council (ASC) yang merupakan gabungan 30 qabilah Sunni di daerah Al Anbar yang ditubuhkan pada tahun 2005 khusus untuk menentang keganasan aQI, kumpulan asal ISIS, telah mengistiharkan penentangan secara terbuka terhadap ISIS. Kerjasama antara tentera Amerika dan Iraq berjaya menekan aQI untuk sementara waktu sehingga mereka bangkit semula pada 2012 apabila tentera Amerika mula meninggalkan Iraq. <br /> <br /> <br /> Pada penghujung 2013, penduduk Al Anbar terutama di Ramadi dan Falujjah telah mengadakan protes aman terhadap kerajaan Iraq pimpinan Nuri al-Maliki yang dilihat menyebelahi golongan Syiah dan menganak-tirikan golongan Sunni. Persetujuan akhirnya dicapai untuk Tentera Iraq berundur dari Al Anbar dan menyerahkan kuasa kepada polis tempatan. Sebaik tentera Iraq berundur, ISIS tiba-tiba muncul mengambil kesempatan untuk menguasai Al-Anbar. Menurut pemimpin ASC Sheikh Hameed al-Hayes, lebih 8000 keluarga terpaksa lari dari Ramadi dan Falujjah akibat serangan ISIS. <br /> <br /> <br /> aQI secara terbuka membunuh ulama’ Sunni yang berani mempersoalkan mereka. Antaranya Sheikh Hamza Abbas Al-Issawi, Mufti dan Pengerusi Majlis Ulama Falujjah dibunuh oleh aQI pada tahun 2005. Antara ulama’ lain yang menerima nasib yang sama adalah Sheikh Abdul Aleem al Sa’di Mufti Ramadi, Sheikh Shawkat al-Sa’ab, Sheikh Kamal al-Tikriti dan Sheikh Omar Sa’ed Horan. Seorang lagi ulama’ besar Iraq, Sheikh Mahdi al-Sumaidaie cedera parah dalam percubaan membunuh beliau pada Ogos 2012. Mufti Besar Sunni Iraq, Sheikh Khaled al-Mulla dalam wawancara al-Mayadeen TV pada 1 Julai 2014, dengan tegas mendakwa aQI atau ISIS telah membunuh lebih 300 ulama’ Sunni. <br /> <br /> <br /> <br /><img border="0" height="180" src="http://2.bp.blogspot.com/-SZk72zWbjzE/U7q6mogNzGI/AAAAAAAAAro/PCken0vn1No/s320/iraqmullah.jpg" width="320" /> <br />Sheikh Khaled Al-Mulla <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Umumnya ISIS mempunyai hubungan buruk dan ditentang oleh hampir ulama’, masyarakat dan semua kumpulan pembebasan Iraq samada yang berasaskan Islam, syiah, sekular, kabilah mahupun bekas anggota Baaths seperti Islamic Army of Iraq, HAMAS of Iraq, Brigade Revolusi 1920, Jamaa Ansar al-Sunnah, Tentera Mujahiddin dan Tentera al Mahdi. <br /> <br /> <br /> Bukan sahaja di Iraq, ISIL juga menimbulkan kemarahan kumpulan pejuang di Syria. Percubaan ISIS untuk mengembangkan sayap ke Syria ditentang oleh semua kumpulan pejuang Syria, samada yang berasaskan Islam mahupun secular. Pada awal tahun 2014, kumpulan pejuang Syria telah bergabung melawan ISIS menyebabkan ISIS terpaksa berundur ke kubu kuat mereka di ar-Raqqah, utara Syria. <br /><br /><br /> ISIS pernah mendakwa mereka telah bergabung dengan Jabhat an-Nusra, kumpulan yang mewakili al Qaeda di Syria. Namun dinafikan oleh Jabhat an Nusra. Dalam sepucuk surat yang dikeluarkan oleh al Jazerra, pemimpin al Qaeda Ayman al Zahawiri cuba mendamaikan antara 2 kumpulan itu tetapi tidak diendahkan oleh ISIS. Akhirnya pada Februari 2014, aQG secara terbuka mengisytiharkan ISIS bukan dari kalangan mereka. Ini berlaku hanya beberapa bulan sebelum ISIS didakwa kononya mempunyai kekuatan yang berjaya menawan Mosul sedangkan ISIS tinggal bersendirian. <br /> <br /> <br /> <br /><a href="http://1.bp.blogspot.com/-pmeZUq7DoJo/U7rHGFAnVfI/AAAAAAAAAr0/dBBKBnAd_VI/s1600/ayman_al_zawahiri_1.jpg"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-pmeZUq7DoJo/U7rHGFAnVfI/AAAAAAAAAr0/dBBKBnAd_VI/s1600/ayman_al_zawahiri_1.jpg" /></a> <br />Ayman al Zahawiri <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Situasi sebegini menimbulkan tanda-tanya bagaimana ISIS yang dianggap `budak jahat’ dan disisih oleh kumpulan pejuang Iraq dan Syria serta dibenci dan ditakuti oleh rakyat Iraq, tiba-tiba mempunyai kekuatan untuk menakluk utara Iraq dan mara dengan pantas ke Baghdad. Kejayaan seperti ini logiknya memerlukan tentera yang ramai dan terlatih serta mendapat sokongan penduduk tempatan. <br /> <br /> <br /> Lebih menghairankan, ISIS yang kononnya ingin menegakkan Islam dan mendirikan Khilafah sering bertindak jauh luar dibatas-batas Islam dan kemanusiaan. Mana mungkin seorang yang ikhlas ingin melaksanakan Islam terpesong begitu jauh membunuh sewenang-wenangnya dan dengan cara yang kejam. Mana mungkin seorang pejuang Islam berakhlak seperti mereka. Perbuatan mereka bukan saja jauh dari sifat Islam bahkan memberi gambaran yang amat buruk kepada Islam dan pejuang-pejuang Islam. <br /> <br /> <br /> Kalau begitu apakah niat mereka sebenarnya? Kenapa meraka menggunakan label Islam? Apakah yang mereka ingin capai? Atau siapakah ISIS sebenarnya? <br /> <br /> <br /> <b>[Siapakah ISIS sebenarnya?] </b><br /> <br /> <br /> Tidakkah kita pelik apabila mengentahui kerajaan Basyar membeli bekalan eletrik daripada stesyen janakuasa yang dikendalikan ISIS ? Dengan wang itulah antara sumber ISIS untuk membiayai kegiatannya. Bukankah sepatutnya ISIS berperang dengan kerajaan Basyar jika benar mereka pejuang Islam dan membela rakyat? Akhbar New York Times (NYT) pada 11 Jun 2014 melaporkan ISIS terus mengeluarkan minyak dari telaga minyak yang mereka kuasai di timur Syria. Mereka juga menjual kembali eletrik kepada kerajaan Basyar dari stesyen janakuasa yang mereka tawan. Dalam laporan yang sama NYT juga memetik Sheikh Hasan, pemimpin Free Syria Army sebagai berkata “anggota mereka (ISIS) dibayar lebih tinggi, lebih terlatih bahkan persenjataan mereka lebih baik dari tentera Syria dan Iraq.” NYT terus melaporkan bahawa ISIS mengelak dari bertempur dengan tentera Basyar dan tentera Basyar seolah-olah sengaja membiarkan kumpulan ini dalam masa yang sama menumpukan peperangan terhadap kumpulan mujahiddin yang lain. <br /> <br /> <br /> Ketua Biro politik Ikhwanul Muslimun Syria, Hassan Hasyimi dalam temubual dengan akhbar dalam talian al-Monitor pada 12 June 2014 mendakwa mereka mempunyai banyak bukti bahawa ISIS di Syria didokong oleh pihak keselamatan Syria dan Iran. Bahkan ISIS jarang bertempur dengan tentera Syria telah lebih banyak berperang dengan kumpulan mujahiddin yang lain. “Kami mengenali mereka. Mereka yang selama ini berada didalam tentera Syria tiba-tiba menyimpan janggut yang panjang dan menjadi ahli ISIS atau al-Nusra.” Kata Hassan. Yang pastinya bagi beliau “ …. apa yang mereka lakukan tiada kena-mengena dengan Islam, dari segi perbuatannya, ideologinya dan pemikiran mereka.” <br /> <br /> <br /> <b>Inikah Islam yang dibawa aQI / ISIS ……. </b><br /> <br /> <br /> Rekod penglibatan ISIS dalam keganasan sangat panjang. Bermula dari alQaeda in Iraq, kemudiannya Islamic State of Iraq dan seterusnya menjadi Islamic State in Iraq and Levant, sikap melampau ISIS dan keganasan mereka semakin jauh dari Islam. Samada dalam bentuk pengeboman kereta ditempat awam, pembunuhan tokoh dan ulama’, penculikan wanita dan aktivis kemanusiaan, hukuman tanpa bicara, pembunuhan kejam dengan memeotong kepala dan menembak mangsa yang tidak berdaya – senarai kekejaman mereka hampir tiada penghujung. <br /> <br /> <br /> Pada 25 Oktober 2009, pengeboman di Baghdad membunuh 155 nyawa dan mencederakan lebih 720 orang. Pada 8 Disember sekali lagi Baghdad dibom membunuh 127 nyawa dan mencederakan 448 orang. ISIS, atau ketika itu ISI, mengaku bertanggungjawab. <br /> <br /> <br /> ISIS juga tidak teragak-agak untuk membunuh sesiapa saja, termasuk ulama’, yang menentang mereka. ISIS dipercayai terlibat dalam serangan bom chlorine pada March 2007 yang membunuh 8 dan ratusan cedera di Fallujah dan Ramadi dimana pemimpin tempatannya menentang aQI. Sebulan sebelumnya satu letupan bom berhampiran sebiah masjid di Fallujah telah membunuh 35 orang. Imam di masjid tersebut diketahui menentang ISIL. ISIL juga didakwa membunuh pemimpin kumpulan mujahiddin lain yang mereka. Mereka juga dipercayai terlibat dalam serangan bom sebuah masjid di Baaquba yang membunuh 28 orang termasuk pemimpim kumpulan Hamas of Iraq dan 1920 Brigades. ISIL juga cuba melagakan antara golongan Sunni dan Syiah dengan menyerang tempat suci golongan Syiah. <br /> <br /> <br /> Sebaik mengisytiharkan `Khilafah Islam’, satu sumber yang dipetik dari media Turki memetik seorag wakil ISIS, Abu Turab al Mugaddasi mengatakan mereka akan menakluk Arab Saudi dan akan memusnahkan Kaabah. Ini kerana mereka mendakwa umat Islam pergi ke Mekah untuk menyembah batu, bukannya Allah. Tidak sampai seminggu mendirikan `daulah’ mereka telah memusnahkan sekurang-kurangnya 4 maqam ulama’ Sunni yang didakwa sebagai sumber khurafat serta 6 masjid Syiah. <br /> <br /> <br /> ISIS juga dalam tempuh peperangan terbaru ini dilaporkan telah mengeluarkan `fatwa’ meminta semua keluarga menyerahkan anak perempuan mereka kepada anggota ISIS untuk memberi khidmat sex. Arahan ini didapati didalam risalah-risalah yang ditemui di di Mosul dan Tikrit. <br /> <br /> <b><br /> Kalau bukan ISIS, siapa kuasai utara Iraq sebenarnya …… </b><br /> <br /> <br /> Pertubuhan Ulama Iraq (Association fo Muslim Scholars of Iraq – AMSI) dalam kenyataannya bertarikh 9 Julai 2014 mengambarkan kemenangan di Mosul adalah hasil dari kebangkitan rakyat dari pelbagai kumpulan penentang. Kemenangan tidak langsung ditujukan kepada ISIS sepertimana yang digembar-gemburkan oleh media antarabangsa. Dalam kenyataan tersebut juga AMSI mengingatkan pejuang pembebasan Iraq untuk mengutamakan kemaafan daripada membalas dendam dan menjaga kemuliaan darah orang yang tidak berdosa. Sikap ini jelas bertentangan dengan amalan ISIS yang telalu mudah menjatuhkan hukuman mati kepada semua yang dilihat menentang mereka. <br /> <br /> <br /> Sekali lagi dalam kenyataan mereka pada 12 Jun 2014, walaupun tidak menyebut nama ISIS, AMSI secara lebih jelas menyatakan kemenangan terbaru ini adalah hasil pengorbanan seluruh rakyat Iraq dan tidak ada satu pihak yang boleh mendakwa ia adalah kemenangan mereka walau begitu yang cuba digambarkan oleh media antarabangsa. <br /> <br /> <br /> <br /><a href="http://2.bp.blogspot.com/-nydXGpRo64Q/U7rIIiGbqxI/AAAAAAAAAsA/PFyKBPu5TzE/s1600/Struan_Stevenson.jpeg.jpeg"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-nydXGpRo64Q/U7rIIiGbqxI/AAAAAAAAAsA/PFyKBPu5TzE/s320/Struan_Stevenson.jpeg.jpeg" width="211" /></a> <br />Struan Stevenson <br /> <br /> <br /> <br /> <b>Persoalannya …. </b><br /> Struan Stevenson, Presiden Delegasi Parlimen Eropah untuk Hubungan dengan Iraq menulis pada 16 Julai, 6 hari selepas kejatuhan Mosul “ Maliki dan penaungnya di Tehran mendakwa bahawa daerah-daerah Iraq telah jatuh ketangan pengganas ekstrim ISIS. Tetapi dakwaan ini adalah melucuka dan tidak masuk akal. Pembebasan 100,000 km persegi (¾ dari keluasan Semenanjung Malaysia) jajahan Iraq dengan yang diduduki beberapa juta rakyat dalam masa beberapa hari tidak mungkin dilakukan oleh kumpulan ekstrimis yang terpencil dengan tidak lebih beberapa ribu atau hanya beberapa ratus anggota ….. pelbagai petanda menunjukkan qabilah-qabilah Arab dan penduduk tempatan telah bangkit dengan kemarahan menentang Maliki.” <br /> <br /> <a href="http://1.bp.blogspot.com/-pWiGOANxWrw/U7rIuVOHBXI/AAAAAAAAAsM/MdglWZaaBfA/s1600/iums_name.jpg"><br /></a> <br /> <br /> <br /> <br /> VICE News pula memetik temubual seorang penduduk, Sahib, 60, yang menafikan ISIS berada di Mosul. “Rakyat Iraq sendiri yang menguasai bandar ini, mereka yang menghalau keluar tentera Maliki …… Saya tidak melihat seorang orang asing pun, hanya orang Iraq. Ini adalah kebangkitan melawan kezaliman presiden (Maliki). Rakyat sudah bosan dengan beliau dan mereka tidak dapat bersabar lagi.” <br /><br /><br /> Liputan berita oleh media utama seperti CNN, BBC dan alJazeera melaporkan dari wilayah yang dibebaskan seperti Nineveh dan Salahaddin, menunjukkan tidak berlakunya sebarang kekacauan dan pencerobohan hak terhadap penduduk tempatan. Keadaan ini berbeza jika dikuasai oleh kumpulan ektrimis yang selalunya melakukan pelbagai kekacauan dan ugutan. <br /> <br /> <b><br /> [Apakah agenda mereka ?] </b><br /> <br /> <br /> Sebab media antarabangsa cuba menggambarkan kemenangan ini adalah kemenangan satu puak yang esktrim (ISIS) adalah jelas; untuk menimbulkan kemarahan dunia kepada revolusi rakyat dan cuba merencatkannya. Apabila dunia melihat kebangkitan rakyat Iraq sebagai pengganas dan ektrimis, maka mudah saja untuk kuasa luar campur tangan dan membantu kerajaan Maliki menekan kebangkitan rakyat. Amerika dan Rusia telah menghantar kapal terbang pejuang untuk membantu tentera Maliki. Tentera elit Iran pula dilaporkan telah memasuki Iraq untuk sama-sama menyekat kebangkitan rakyat. Kerajaan Maliki cuba menggambarkan semua keganasan dan kezaliman berpunca dari ISIS dan semua umat Sunni adalah ISIS. Masyarakat dunia tidak akan membantah kerana mereka dilihat sebagai menentang kumpulan pengganas dan ektrimis. <br /> <br /> <br /> Struan Stevenson juga melaporkan “ …. dakwaan ini bukanlah kerana salah-faham bahkan jelas mempunyai niat yang jahat. Atas nama menentang keganasan, Maliki dan regim Iran cuba membuat alasan untuk campurtangan Tentera al Quds dari Iran dan penaklukan Iraq oleh tentera Pengawal Republikan Iran. Pada masa yang sama mereka mahukan campurtangan tentera Amerika menyebelahi Maliki.” <br /> <br /> <br /> Pada 12 Jun, Wall Street Jounal melaporkan 3 batalions tentera elit al Quds telah dihantar membantu tentera Iraq. Satu battalion telah telah menyertai pertempuran bersama tentera Iraq dan membantu menawan semula sebahagian besar bandar Tikrit pada hari Khamis. Manakala 2 batalion lagi ditugaskan mempertahankan Baghdad dan tempat suci Syiah di Karbala dan Najaf. <br /> <br /> <b><br /> [Pengisytiharan Khilafah Islam] </b><br /> <br /> <br /> ISIS berterusan melakukan perkara yang pelik dan tidak dapat diterima oleh umat Islam umumnya. Pada 29 Julai 2014 bersempena 1 Ramadhan 1435, ISIS telah mengisytiharkan berdirinya Khilafah Islam di kawasan yang dikuasai mereka dari timur Syria hingga ke utara Iraq. Namum sebahagian besar kawasan ini adalah padang-pasir dan tidak berpenghuni. Pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi dilantik sebagai `khalifah’ mereka. Mereka juga mengeluarkan fatwa mewajibkan seluruh umat Islam di dunia melafazkan bai’ah (taat setia) kepada mereka. Pengistiharan kahlifah ini juga bererti semua jamaah Islam dan kumpulan mujahiddin hendaklah dibubarkan kerana semua umat Islam mesti berada dibawa satu khalifah. <br /> <br /> <br /> Sebenarnya ini bukan perkara baru di Iraq. Pada tahun 2007, Abu Musab al Zarqawi, bekas pemimpin aQI yang ketika itu memimpin gerakan ‘Tauhid dan Jihad di Mesopotamia’ telah pernah mengisytiharkan penubuhan Negara Islam di Iraq. <br /> <br /> <br /> Negara Islam memang menjadi idaman setiap muslim dan gerakan Islam. Tetapi pengisyiharan Negara Islam oleh kumpulan yang membawa imej penganas, pembunuh dan mempunyai rekod kemanusiaan yang buruk – hanya merosakkan agenda Negara Islam. <br /> <br /> <br /> Pengisytiharan ini juga tidak membawa apa-apa kebaikan dan tidak menyelesaikan sebarang masalah umat Islam bahkan masyarakat dunia kini melihat Islam melalui kacamata `Negara Islam’ yang kasar, ekstrim, tanpa undang-undang dan tidak berperikemanusiaan. Perbuatan ini hanya memberi keuntungan dan menjadi hujah kepada mereka yang menentang Islam. <br /> <br /> <br /> Persatuan Ulama Sedunia (International Union of Muslim Scholars - IUMS) yang dipengerusikan oleh Sheikh Yusuf Qardawi dalam kenyataan pada 4 Julai 2014 menolak pengistiharan tersebut sebagai tidak sah, tidak realistik dan tiada sandaran hukum Islam. IUMS memberi amaran perbuatan ini hanya memberi keuntungan kepada musuh Islam di Iraq dan Syria. Khilafah Islam berdiri atas dasar persepakatan ummah bukan hanya dengan pengisytiharan golongan tertentu. ISIS juga dikecam kenara cuba merampas kejayan kebangkitan rakyat Iraq dengan mendakwa kemenangan milik mereka. <br /> <br /> <br /> <a href="http://1.bp.blogspot.com/-pWiGOANxWrw/U7rIuVOHBXI/AAAAAAAAAsM/MdglWZaaBfA/s1600/iums_name.jpg"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-pWiGOANxWrw/U7rIuVOHBXI/AAAAAAAAAsM/MdglWZaaBfA/s1600/iums_name.jpg" /></a> <br /> <br /> Persatuan Ulama’ Iraq (Association of Muslim Scholars in Iraq - AMSI) pula dalam kenyataan No 1003 bertarikh 1 Julai 2014 berkata, dalam keadaan Iraq sekarang, pengumuman seperti itu tidak memberi kebaikkan kepada Iraq dan perpaduan rakyatnya. Bahkan perbuatan seperti itu boleh dianggap cuba memecah-belahkan Iraq dan kepentingan rakyat. <br /> <br /> <br /> Sheikh Abbas Shuman, seorang ulama al Azhar berkata “mereka yang bercakap tentang penubuhan Negara Islam itu sebenarnya pengganas. Khilafah Islam tidak ditegakkan secara paksaan. Menakluk sebuah negara dan membunuh separuh penduduknya …… ini bukan Negara Islam. Ini adalah keganasan.” <br /> <br /> <br /> Pengisytiharan itu juga ditolak oleh pelbagai kumpulan mujahidin di Syria. Abu Maria al-Qahtani yang menjadi rujukan Jabat an Nusra dalam perundangan Islam mencatatkan didalam Twitternya tindakan ISIS adalah “semangat yang keterlaluan” dan “musibah kepada ummah”. Bahkan golongan salafi seperti gerakan Salafi Lebanon juga menolaknya. Pemimpin gerakan tersebut, Daii Islam al Shahhal berkata “Kami pun mahukan negara Islam, itu adalah asas kefahaman kami. Tetapi Negara Islam mesti tertegak atas beberapa kriteria dan kriteria tersebut belum dipenuhi.” Manakala Jamaah Islamiyah Lebanon mengecam pengumuman tersebut menganggapnya terkeluar dari landasan Islam. Bagi mereka ISIS merosakkan Islam dan dikeji oleh penduduk di Timur Tengah. <br /> <br /> <br /> Sehingga artikel ini ditulis, alQaeda Global (aQG) masih belum mengeluarkan apa-apa kenyataan terhadap pengisytiharan ISIS, namun ia tentunya sukar diterima oleh aQG kerana ia bererti pemimpin aQG Ayman al Zawahiri pula terpaksa memberi taat-setia kepada ISIS. <br /> <br /> <b><br /> [Kesimpulan] </b><br /> <br /> <br /> Dalam meneliti fakta-fakta yang berlaku di Iraq dan Syria serta sebagai panduan memahami pergolakan Irqa-Syria dimasa akan datang, kita boleh mengambil beberapa kesimpulan : <br /> <br /> <br /> 1. ISIS mempunyai asal-usul dari al Qaeda in Iraq (aQI). Walaupun alQaeda sendiri sudah dianggap pelampau dan ekstrim, ISIS telah menjadi lebih ekstrim hinggakan alQaeda sendiri menjauhkab diri dari mereka. <br /> <br /> <br /> 2. Selain nama yang bersandar Islam, ISIS tidak menunjuk sebarang karakter perjuangan Islam dari segi akhlak, kefahaman, pendekatan syariat, kasih-sayang, adab di medan perang, teliti dalam menghukum dan sebagainya. <br /> <br /> <br /> 3. Penonjolan ISIS sebagai kumpulan yang terlampau ekstrim, hanya memberi keburukan kepada Islam amnya dan kepada perjuangan membebaskan Syria dan Iraq khususnya. <br /> <br /> <br /> 4. Strategi ISIS hanya memberi keuntungan kepada musuh Islam di Syria dan Iraq. Imej militan ekstrim ISIS menjadi alasan untuk campurtangan kuasa asing seperti Amerika dan Rusia bahkan Iran dalam urusan Syria dan Iraq. Beralasankan menentang pengganas, mereka memasuki Iraq dan Syria; tetapi yang ditentang bukan pengganas bahkan revolusi rakyat. <br /> <br /> <br /> 5. ISIS ditolak oleh semua pihak, samada yang sepatutnya menjadi kawan apalagi lawan. Samada golongan Islam mahupun secular. <br /> <br /> <br /> 6. Kejayaan yg dinisbahkan kpd ISIS yang berlaku secara tiba-tiba dan begitu cepat menimbulkan pelbagai tanda-tanya; apakah kejayaan itu betul milik ISIS ataukah mereka memang sengaja diberi ‘laluan’ oleh pihak tertentu dan berkepentingan. <br /> <br /> <br /> 7. Kejayaan membebaskan utara dan barat Iraq terutama daerah Sunni Ninawa dan al Anbar bukan milik ISIS bahkan hasil kebangkitan rakyat Iraq terharap kerajaan Syiah Nuri Maliki. Protes besar-besaran terharap kerajaan Maliki telah bermula sejak akhir 2013 bukannya bermula dengan penaklukan Mosul pada Jun 2014. <br /> <br /> <br /> 8. Dakwaan bahawa ISIS ciptaan pihak luar yang sengaja ingin memburukkan Islam dan perjuangan rakyat atau sekurang-kurangnya telah diresapi oleh anasir jahat sukar ditolak kerana tindakan ISIS hanya merugikan Islam dan menguntungkan musuh Islam. <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Ar. Hj. Syed Mohd Radhi Syed Sakkaf <br /> Jkuasa Pembelaan Ummah <br /> Pertubuhan IKRAM Negeri Selangor<br /> <br /> ----------------------------------------<br /> <br /> Mohon sebarkan artikel ini sebanyak mungkin. Ramai sudah salah faham mengenai isu ini. Jalankan tanggungjawab anda. Pastikan sahabat-sahabat anda tidak tertipu dengan kebangkitan Islam palsu ini. Sebarkan! <br /> <br /><br /><a href="http://www.viraliyat.com/2014/07/wajah-sebenar-isis-terbongkar-rupanya.html?m=1#">sumber</a><br /> </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com75tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-31373896507038609032014-08-02T16:29:00.002+08:002014-08-02T16:29:42.481+08:00SEBAHAGIAN DARIPADA KISAH-KISAH LUAR BIASA DI GAZA...<br /><span style="font-size: large;"><img alt="" class="spotlight" src="https://scontent-b-lax.xx.fbcdn.net/hphotos-xfp1/t1.0-9/10481002_759930114048497_2090313345962707598_n.jpg" style="height: 320px; width: 555px;" /><b><br /><br /><br />Perang Hari ke-22</b><br /> <br /> Sebahagian kisah di medan perang diceritakan oleh sebahagian para pejuang Palestin ketika bertempur di barisan hadapan selama 22 hari pertempuran darat.<br /> <b><br /><br /> Kisah Komando 1</b><br /> Skuad khas komando Briged Izzuddin Al-Qassam ketika ditugaskan menyerang tentera penjajah Israel di pinggir Bandar Gaza, mereka menunggu masa untuk menyerang di dalam sebuah lubang, namun pintu lubang tersebut dijadikan tempat parking segerombolan kereta kebal tentera penjajah Israel(tanpa mereka sedari kewujudan pejuang di bawahnya). 4 orang komando yang terperangkap berpuasa selama 10 hari tanpa minuman dan makanan serta bertahan menunggu kereta kebal tersebut beredar supaya mereka dapat keluar, akhirnya mereka berjaya keluar selepas hari yang ke 10.<br /> <a name='more'></a><br /><b><br /> Kisah Komando 2</b><br /> Ketua skuad komando mengarahkan seorang ahlinya yang keletihan supaya berundur dan mencari ganti namun ditolak seraya berkata "aku tidak akan berundur kecuali aku dapat membunuh 2 orang tentera penceroboh(Israel) atau aku akan pulang setelah syahid.."<br /> <br /><b><br /> Kisah Komando 3</b><br /> Seorang komando Al-Qassam menceritakan ketika dia melihat gelagat tentera penjajah Israel di hadapan barisan perang medan pertempuran yang berlari sambil menjerit selepas sebuah peranti meletup berdekatannya sedang dia mampu membalas dengan segala kelengkapan perang canggih yang dia miliki serta kereta kebal yang mereka berlindung "Sesungguhnya aku tidak sangka mereka pengecut hingga ke tahap ini..!?" <br /> <br /><b><br /> Kisah Komando 4</b><br /> Aku melihat daya juang rakan-rakanku para pejuang sangat kuat dan jitu, setiap daripada mereka berlumba dan bersaing untuk dipilih melakukan misi di barisan hadapan, aku sendiri berjaya membunuh 2 orang tentera Israel dalam satu pertempuran yang tidak lebih daripada 10 meter. Aku juga diceritakan oleh rakan komando ku di sebelah kawasan yang sama bahawa mereka berjaya meletupkan sebuah pasukan tentera Israel yang duduk berhimpit di dinding sebuah rumah, kami berjaya meletupkan mereka dengan sebuah peranti letupan menyebabkan sebahagian badan mereka hancur berkecai dan menunggu lebih dari beberapa jam untuk tentera lain datang menyelamatkan mereka. Itu pun selepas seluruh kawasan berdekatan dibom sehancur-hancurnya.<br /> <br /> Aku sifatkan mereka adalah tentera yang tidak mahu berperang, bayangkan seorang tentera mereka yang sedang bersembunyi di sebalik dinding terus meniarap selepas mendengar bunyi tingkap rumah yang tertutup kemudian melepaskan tembakan seperti orang gila, sehinggalah dia menyedari bahawa tingkap tersebut bergerak disebabkan angin.<br /> <br /><b><br /> Kisah Komando 5</b><br /> Di dalam satu misi kami untuk menyerang dari barisan belakang musuh, kami mensasarkan 2 buah kereta perisai yang dipenuhi tentera mereka, kemudian kami menyerang 1 daripadanya dengan semua yang ada di dalamnya, perkara yang sangat pelik bila tentera di dalam kereta perisai di hadapan tidak mahu turun menyelamatkan rakannya di belakang walaupun pintu kereta mereka sudah terbuka. Jarak antara kedua buah jentera tersebut adalah 20 meter.<br /> <br /> Selepas kami menyelesaikan kereta perisai tersebut serta semua yang berada di dalamnya, kami segera ke arah sebuah kereta lagi, ketika jarak menjadi sangat dekat ketua pasukan tersebut keluar dalam keadaan yang sangat pelik sambil membawa senjata tetapi seakan menggeletar untuk menekan picu senjatanya, lagi-lagi selepas mendengar laungan takbir kami. Kami pun tidak mengambil masa yang lama terus menembak dan membunuh mereka di lokasi tersebut.<br /> <br /><b><br /> Kisah Komando 6</b><br /> Dalam satu pertempuran ketika pasukan kami mengambil bahagian dalam satu serangan hendap yang mengorbankan 8 tentera Israel di daerah Hayyu Tuffah beberapa hari lalu, kami mengintip mereka dari jarak 700 m sambil bergerak ke arah mereka, selepas jarak menjadi semakin dekat kurang daripada 1 meter kami menghujani mereka dengan peluru dan bom RPG secara mengejut.<br /> <br /> Ketika itu aku melihat salah seorang daripada mereka melompat dan melarikan diri sambil menjerit: "Tuhan, Tuhan, mama, mama!" <br /> Setelah selesai misi tersebut kami segera cepat meninggalkan tempat tersebut mengikut arahan bilik taklimat.<br /> <br /> Ini adalah sebahagian cerita para pejuang yang bertempur di barisan hadapan peperangan, dan sehingga kini statistik di dalam nota pejuang mengesahkan sebanyak 91 tentera penjajah yang berjaya dibunuh di dalam pertempuran di pinggir Gaza, walaupun Yahudi hanya mengiktiraf separuh daripadanya. Itu tidak termasuk tentera dan askar mereka di dalam jentera yang dibom oleh para pejuang(kerana tidak dipastikan sama ada terkorban atau cedera)<br /> <b><br /> Doakan kemenangan para pejuang Palestin.</b><br /> <br /> Gaza 2:27 PM<br /> Perang Hari ke-22<br /> <br /> Sumber;<br /> iaanews</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-48099068650004908162014-07-30T09:48:00.002+08:002014-07-30T09:48:43.285+08:0010 KESILAPAN BESAR ISTERI TERHADAP SUAMI...<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /><span style="font-size: large;"><img class="irc_mut" height="267" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ6dvGzOEwqCAZrmbh_emmtK6gTwTmDiS10-rCW3TzviP45CZqe" style="margin-top: 103px;" width="400" /><br /><br /> Rumahtangga adalah satu bentuk hubungan mesra diantara seorang lelaki dan wanita sebagai suami dan isteri dalam perjalanan menuju kebahagiaan dalam kehidupan dan untuk mendapatkan redha Allah.<br /><br /> Tetapi ramai yang tidak menyedari akan beberapa perkara yang merupakan satu kesilapan besar dilakukan oleh isteri terhadap suami mereka. Iaitu: <br /><br /> 1.<b> Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna</b><br /> Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel mahupun ia saksikan dalam drama sinetron.<br /><br /><a name='more'></a><br /> Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Segala masalah dalam perkahwinan seperti perselisihan pendapat, masalah kewangan, dan masalah anak-anak seolah-olah tidak difikirkannya.<br /><br /> Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan seronok dalam sebuah perkahwinan.<br /><br /> Akhirnya, ketika ia menghadapi semua itu, ia tidak bersedia. Ia tidak mampu menerima keadaan itu, dan selalu menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa diimpikan sejak muda. <br /><br /> Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat suasana perkawinan dengan pemahaman yang lebih terperinci, beserta masalah yang ada di dalamnya.<br /><br /> <b>2. Nusyus (tidak taat kepada suami)</b><br /><br /> Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.<br /><br /> Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:<br /><br /> - Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.<br /> - Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan lelaki lain.<br /> - Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah tanpa izin.<br /> - Lalai dalam melayani suami<br /> - Membazir dan membelanjakan wang pada yang bukan tempatnya<br /> - Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya<br /> - Keluar rumah tanpa izin suami<br /> - Menyebarkan dan mencela rahsia-rahsia suami.<br /><br /> Seorang isteri solehah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, kerana tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat walau dalam situasi apapun, senang mahupun susah, suka ataupun duka.<br /><br /> Ketaatan isteri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.<br /><br /> <b>3. Tidak menyukai keluarga suami</b><br /><br /> Terkadang seorang isteri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami.<br /><br /> Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.<br /> Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya.<br /><br /> Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebahagian isteri berani menghina dan merendahkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya.<br /><br /> Terkadang isteri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.<br /><br /> Ada juga seorang isteri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga isteri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.<br /><br /> Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah perkahwinan, namun juga ‘pernikahan antara keluarga’. Kedua orang tua suami adalah orang tua isteri, keluarga suami adalah keluarga isteri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan salah satu keharmonian keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika isterinya mampu meletakkan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.<br /><br /> <b>4. Tidak menjaga penampilan</b><br /><br /> Terkadang, seorang isteri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak menghadiri undangan, ke pejabat, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah.<br /><br /> Keadaan ini sungguh terbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.<br /><br /> Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh isteri, jangan hairan jika suami tidak balik di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami. Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.<br /><br /> <b>5. Kurang berterima kasih</b><br /> Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan si isteri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara sebaik mungkin untuk memenuhi keperluan keluarga dan keinginan-keinginan isterinya.<br /><br /> Isteri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas kurnia Allah yang diberikan kepadanya melalui suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat bersyukur dan redha terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.<br /><br /> Seorang isteri yang solehah tentunya mampu memahami tahap kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikurniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.<br /><br /> “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”<br /><br /> <b>6. Mengingkari kebaikan suami</b><br /><br /> “Wanita merupakan kebanyakan penduduk neraka.”<br /><br /> Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah solat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.<br /><br /> Ajaib !! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar berbanding ayah. Seseorang yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni kebanyakan neraka. Bagaimana ini terjadi?<br /><br /> “Kerana kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu boleh terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?<br /><br /> Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang isteri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si isteri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).<br /><br /> Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!<br /><br /> Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling mengingati, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?<br /><br /> Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.<br /><br /> Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya, maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertaubat, satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkong, masih ada waktu untuk bertaubat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?<br /><br /> Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku; kejarlah ajalmu, bukankah engkau tidak tahu bila engkau akan menemui Robb mu?<br /><br /> “Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami bagimu hanyalah seorang tamu yang boleh segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)<br /><br /> Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita lakukan selama ini, jangan pernah bosan dan henti untuk muhasabah diri, jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sedari membawa kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.<br /><br /> Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan.<br /><br /> “Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah syurga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)<br /><br /> <b>7. Mengungkit-ungkit kebaikan</b><br /><br /> Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang isteri. Yang jadi masalah adalah jika seorang isteri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.<br /> “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]<br /><br /> Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”<br /><br /> Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]<br /><br /> <b>8. Sibuk di luar rumah</b><br /><br /> Seorang isteri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.<br /><br /> Jangan sampai aktivit tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang isteri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya diabaikan.<br /><br /> Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, pakaian belum dicuci, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hal ini terjadi terus menerus, boleh jadi suami tidak balik di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di pejabat.<br /><br /> <b>9. Cemburu buta</b><br /><br /> Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang isteri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak meunasabah dan hanya berasal dari sangkaan buruk; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.<br /><br /> Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya isteri terhadap suami kerana kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzaliminya, atau lebih mendahulukan isteri lain berbanding dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.<br /><br /> Jika kecurigaan isteri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan buruk sangka suami. Ia tidak akan pernah merasa aman ketika ada di rumah. Bahkan, kemungkinan, si suami akan melakukan atau mengambil kesempatan seperti mana sangkaan isteri terhadapnya.<br /><br /> <b>10. Kurang menjaga perasaan suami</b><br /><br /> Kepekaan suami mahupun isteri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahfahaman, dan perasaan tersinggung.<br /><br /> Seorang isteri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara keterlaluan. Isteri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.<br /><br /> Demikian beberapa kesalahan-kesalahan isteri yang kebanyakannya dilakukan kepada suami yang sepatutnya kita hindari agar suami semakin sayang pada setiap isteri. Semoga keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.<br /><br /> Aamiiin.<br /><br /> Semoga bermanfaat<br /><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-59566875675952841682014-07-25T23:33:00.001+08:002014-07-25T23:33:41.315+08:00CARA (SUNNAH) MENYAMBUT AIDILFITRI<br /><span style="font-size: large;"><img class="irc_mut" height="303" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQOZ-ht7PKc6ZUdUZ2VAhwk3lAbp5Ai1XZ3fjt3UqkUxUnfjhIv" style="margin-top: 45px;" width="495" /><br /><br /><br /><b>Assalamualaikum,</b><br /><br />Menjelang tiba 1 syawal 1435H tak berapa lama lagi, eloklah kita semak kembali cara Rasulullah menyambut Aidilfitri kerana ianya adalah cara yang yang paling tepat untuk kita jadikan panduan. Dan sudah tentu kita mendapat pahala jika kita mengikuti cara (sunnah) tersebut. Ini lah yang Rasulullah lakukan:<br /><br /><b>Bertakbir</b><br /><br />Bertakbir pada tarikh 1 Syawal bersempena Aidilfitri merupakan suatu amalan yang disyariatkan. Takbir pada hari Aidilfitri bermula ketika terlihatnya hilal (anak bulan) dan berakhir setelah selesainya kemuncak hari raya, iaitu ketika imam selesai berkhutbah. Firman Allah yang bermaksud :<br /><br /><a name='more'></a><br />“Supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan Ramadan), dan supaya kamu membesarkan Allah kerana mendapat petunjukNya, dan supaya kamu bersyukur.” (Al-Baqarah : 185)<br /><br />Adalah juga disunnahkan untuk kita bertakbir disepanjang perjalanan dari rumah kita menuju ke masjid untuk menunaikan solat Aidilfitri. Menurut Syeikh Muhammad Nasiruddin al-Albani dalam Kitab Meneladani Rasulullah saw Dalam Berhari Raya :<br /><br />“Mengenai syariat bertakbir (pada hari raya Aidilfitri) yang perlu dilakukan oleh kaum muslimin ialah bertakbir dengan suara lantang ketika dalam perjalanan menuju ke tempat solat walaupun kebanyakan umat Islam mula memandang remeh sunnah ini.”<br /><br />Bertakbir sejak mula keluar dari rumah bertujuan menyerlahkan syiar Islam di setiap pelusuk jalan yang dilalui ketika menuju ke masjid.<br /><br /><b>Lafaz Ucapan Selamat Pada Hari Raya Aidilfitri</b><br /><br />Majoriti amalan umat Islam di Malaysia akan mengucapkan antara satu sama lain pada hari lebaran dengan ucapan “Selamat Hari Raya Aidilfitri Maaf Zahir dan Batin”. Namun, apa yang lebih bertepatan dengan amalan para salafussoleh dalam meneladani sunnah Nabi saw adalah sebagaimana yang diceritakan oleh al-Hafiz Ibn Hajar al-Asqalani yang dinukilkan daripada Jubair bin Nufair ra dalam Kitab Fath Al-Bari :<br /><br />“Apabila para sahabat Rasulullah saw bertemu di hari raya, sebahagian mereka mengucapkan kepada yang lain ‘taqabbalullah minna waminka’ (Semoga Allah menerima amalan kami dan amalanmu).”<br /><br /><b>Meneruskan Qiamullail</b><br /><br />Jika sepanjang bulan Ramadan kita telah bersungguh-sungguh menghidupkan malam kita dengan pelbagai ibadah terutamanya solat qiyam Ramadan (solat tarawih), ia seharusnya diteruskan juga pada hari-hari berikutnya dengan mengerjakan solat tahajjud. Saranan ini tidak bermaksud mengkhususkan pada malam Aidilfitri untuk dikerjakan qiamullail. Apa yang cuba ditekankan di sini adalah semangat mengerjakan qiyam Ramadan (solat tarawih) haruslah diteruskan dengan mengerjakan qiamullail pada hari-hari berikutnya sesudah bulan Ramadan.<br /><br /><br /><b>Mandi Pada Pagi Hari Raya</b><br /><br />Disunnahkan mandi di pagi hari raya sebagaimana mandi wajib, iaitu sebelum berangkat menuju ke masjid. Ali bin Abi Thalib ra pernah ditanya mengenai mandi : <br /><br />“Adakah diharuskan mandi setiap hari? Beliau menjawab : Tidak harus melakukannya. Namun, mandi yang diharuskan ialah mandi pada hari Jumaat, hari Arafah, hari Aidiladha dan Aidilfitri.” (Riwayat Imam Syafie di dalam Musnad al-Syafi’i)<br /><br /><b>Makan Sebelum Solat Aidilfitri</b><br /><br />Disunnahkan kaum muslimin menjamah makanan sebelum berangkat menunaikan solat Aidilfitri. Perbuatan ini bertujuan menutup segala andaian bahawa dibenarkan berpuasa pada hari raya. Menurut al-Muhallab dalam Kitab Fath Al-Bari :<br /><br />“Mengenai hikmah menjamah makanan sebelum mengerjakan solat hari raya adalah agar seseorang tidak berpendapat bahawa dia boleh berpuasa sehingga solat hari raya Aidilfitri dilaksanakan. Seolah-olah Rasulullah s.a.w ingin menutup prasangka semacam ini.”<br /><br />Kebiasaannya, Rasulullah saw akan memakan kurma dalam jumlah yang ganjil pada pagi hari raya. Namun, tidak bermakna umat Islam perlu menyediakan buah kurma untuk dimakan pada pagi hari raya Aidilfitri. Mereka bebas memakan apa sahaja. Tetapi, mengikut sunnah itu lebih baik daripada menyanggahinya. Sedangkan, sunnah itu termasuk perkara tauqifi (tidak boleh dipersoalkan). Anas bin Malik ra berkata :<br /><br />“Rasulullah saw tidak akan pergi ke tempat solat pada pagi Aidilfitri sebelum memakan beberapa biji kurma. Murajja bin Raja berkata : Ubaidillah menceritakan kepadaku bahawa Anas r.a berkata : Rasulullah saw memakannya dalam jumlah yang ganjil.” (Riwayat al-Bukhari)<br /><br />Namun, jika tidak memiliki kurma maka dibolehkan untuk mengisi perut dengan makanan lain terutamanya makanan yang manis-manis seperti madu. Sekiranya tidak ada makanan sama sekali, memadai dengan hanya meminum air.<br /><br /><b>Memakai Pakaian Yang Indah</b><br /><br />Disunnahkan kaum muslimin menghiaskan diri dengan pakaian yang indah-indah pada hari raya. Imam Syafi’i berkata dalam Kitab Al-Umm :<br /><br />“Aku lebih menyukai seseorang memakai pakaian terbaik yang dimilikinya pada hari-hari raya, iaitu pada hari Jumaat, dua hari raya (Aidiladha dan Aidilfitri) dan tempat diadakan majlis (seperti majlis perkahwinan). Dia hendaklah memakai baju yang bersih dan memakai wangi-wangian.”<br /><br /> Bagi kaum wanita pula walaupun disunnahkan memakai pakaian yang terbaik, namun mereka hendaklah menghindari dari memakai pakaian yang bercorak-corak serta perhiasan yang berlebih-lebihan sehingga menarik perhatian golongan lelaki. Bagi golongan kanak-kanak pula, Imam Syafi’i menambah :<br /><br />“Mengenai golongan kanak-kanak pula, mereka boleh memakai pakaian paling bagus yang dimilikinya, baik lelaki mahupun perempuan dan mereka juga boleh memakai perhiasan emas atau apa sahaja perhiasan.”<br /><br />Semoga di pagi hari raya kita akan memilih pakaian yang terbaik serta paling mahal mengikut kemampuan masing-masing menuju ke tempat solat hari raya. Disunnahkan juga bagi kaum lelaki memakai wangi-wangian tetapi tidak disunnahkan kepada kaum wanita. Sabda Rasulullah saw :<br /><br />“Mana-mana wanita yang memakai wangian lalu dia melintas di hadapan lelaki supaya mereka dapat menghidu kewangiannya, dia adalah penzina.”(Riwayat al-An-Nasai)<br /><br /><b>Berjalan Kaki Menuju Tempat Dikerjakan Solat Hari Raya</b><br /><br />Umat Islam dianjurkan berjalan kaki menuju ke tempat solat Aidilfitri jika tidak keberatan. Ali bin Abi Thalib ra :<br /><br />“Termasuk sunnah, iaitu engkau berjalan kaki menuju ke tempat solat hari raya dan memakan sesuatu sebelum berangkat.” (Riwayat al-Tirmizi)<br /><br />Namun begitu bagi yang sesiapa yang perlu menggunakan kenderaan kerana tempat solat terlalu jauh, ia dibolehkan dalam syarak. Tetapi, berjalan kaki menuju ke tempat solat lebih afdal berbanding menaiki kenderaan.<br /><br /><br /><b>Mengikuti Jalan Yang Berbeza Ketika Pergi Dan Kembali Dari Mengerjakan Solat Hari Raya</b><br /><br />Disunnahkan juga mengikuti jalan yang berbeza ketika pergi dan balik dari mengerjakan solat hari raya. Jabir bin Abdullah ra berkata :<br /><br />“Nabi saw melalui jalan yang berbeza pada hari raya.” (Riwayat al-Bukhari)<br /><br />Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah berkata dalam Kitabnya Zaadul Maad :<br /><br />“Baginda saw selalu melalui jalan yang berbeza ketika menuju dan pulang dari tempat solat pada hari raya. Ada yang berpendapat, hal ini dilakukan agar dapat bersalaman dengan orang-orang yang melalui kedua-dua jalan itu. Sebahagian lain berpendapat untuk memberikan barakah kepada mereka. Ada juga berpendapat untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang memerlukannya di kedua-dua jalan itu. Menurut pendapat lain pula untuk menampakkan syiar Islam di jalan-jalan. Pendapat yang lebih tepat adalah supaya perjalanan yang ditempuh lebih jauh (banyak langkahnya). Orang yang berjalan ke masjid atau tempat solat, salah satu langkah kakinya akan meninggikandarjat. Sedangkan langkah kaki yang lain akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya.” <br /><br /><b>Tempat Perlaksanaan Solat Hari Raya</b><br /><br />Sunnah mengerjakan solat hari raya di kawasan lapang atau musholla (tempat terbuka seperti padang sehingga khatib dapat melihat semua hadirin) merupakan satu amalan yang jarang dilakukan di Malaysia melainkan beberapa kelompok kecil yang benar-benar kuat berpegang kepada sunnah Nabi saw. Apakah musholla itu berbeza dengan masjid? Abu Said al-Khudri ra berkata :<br /><br />“Pada hari Aidilfitri dan Aidiladha, Rasulullah s.a.w keluar menuju ke musholla. Ketika itu, perkara pertama yang dilakukan oleh baginda ialah mengerjakan solat hari raya (tanpa ada sebarang solat sunat).” (Riwayat al-Bukhari)<br /><br />Tentang hikmah mengerjakan solat hari raya di musolla, Syeikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan telah berkata dalam Kitabnya Koreksi Total Ritual Solat :<br /><br />“Sesungguhnya mengerjakan kedua-dua solat hari raya di tanah lapang mengandungi hikmah yang besar. Di antaranya adalah seluruh kaum muslimin setidak-tidaknya mereka boleh berkumpul bersama (bersua muka) dua kali dalam setahun. Semua orang dariseluruh pelusuk negeri akan berkumpul di sebuah tempat sama ada lelaki, perempuan atau kanak-kanak. Mereka semua menghadap Allah dengan hati yang penuh konsentrasi, dikumpulkan dengan satu kalimat (tauhid), solat di belakang seorang imam, membaca takbir dan tahlil bersama dan berdoa kepada Allah dengan penuh ikhlas. Seakan-akan hati mereka terikat menjadi satu, merasa bahagia dan mensyukuri nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka. Dengan itu, hari raya benar-benar bermakna bagi mereka.”<br /><br /><b>Mengerjakan Solat Aidilfitri</b><br /><br />Di antara syiar yang paling utama dalam menyambut Aidilfitri adalah perlakasanaan solat Aidilfitri sebanyak 2 rakaat oleh seluruh umat Islam. Ibn Abbas ra berkata :<br /><br />“Rasulullah s.a.w telah keluar pada hari raya Aidilfitri kemudian terus mengerjakan solat hari raya sebanyak dua rakaat. Baginda tidak melakukan sebarang solat sebelumnya dan sesudahnya.” (Riwayat al-Bukhari)<br /><br />Disunnahkan menyampaikan khutbah sesudah mengerjakan solat hari raya Aidilfitri. Abu Said al-Khudri ra berkata :<br /><br />“Pada hari raya Aidilfitri dan Aidiladha, Rasulullah saw akan keluar menuju musolla. Perkara pertama yang dilakukan oleh baginda (apabila tiba di masjid) baginda akan mengimami solat. Kemudian, baginda akan berpusing dan menghadap ke arah makmum yang sedang duduk di dalam saf mereka. Seterusnya, baginda akan memberikan nasihat, wasiat dan perintah kepada mereka (khutbah).” (Riwayat al-Bukhari)<br /><br />Para jemaah tidak diwajibkan menghadiri atau mendengar khutbah hari raya. Sebaik sahaja selesai mengerjakan solat hari raya, sesiapa yang tidak ingin turut serta mendengar khutbah maka dia dibenarkan meninggalkan majlis itu. Abdullah bin al-Saib ra berkata :<br /><br />“Aku pernah menghadiri solat hari raya bersama Nabi saw. Setelah selesai solat baginda bersabda : Sesungguhnya kami akan berkhutbah. Oleh itu, sesiapa ingin duduk mendengar khutbah, dia boleh duduk. Sesiapa yang ingin pergi, dia boleh beredar.” (Riwayat Abu Daud)<br /><br /><b>Bergembira Pada Hari Raya Aidilfitri</b><br /><br />Islam adalah agama yang begitu praktikal lagi munasabah. Setelah sebulan umat Islam memberi tumpuan sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah, maka kini tiba masanya untuk menyambut kejayaan itu dengan kegembiraan dan kemeriahan. Oleh itu, usaha-usaha untuk menimbulkan suasana kegembiraan di dalam keluarga masing-masing pada hari raya Aidilfitri adalah sebahagian daripada syiar Islam. Suasana kegembiraan ini berbeza mengikut adat setempat. Bagi kita di Malaysia, kegembiraan sambutan hari raya Aidilfitri dapat dilihat dengan memakai baju-baju baru yang indah, seluruh ahli keluarga berkumpul, ziarah-menziarah sesama umat Islam dan pelbagai lagi. Di sesetengah negara Timur Tengah, cuti umum hari raya Aidilfitri dipergunakan untuk membawa ahli keluarga bersiar-siar serta berkelah di tempat-tempat peranginan. Semua bentuk suasana kegembiraan dan kemeriahan ini adalah sebahagian dari tuntutan agama Islam sempena menyambut hari raya Aidilfitri selagi ia dilaksanakan sesuai dengan lunas-lunas syarak. Syeikh Sayyid Sabiq berkata dalam Kitabnya Fiqh Al-Sunnah :<br /><br />“Mengadakan permainan serta kegembiraan yang tidak melanggar aturan agama, termasuk pelbagai bentuk nyanyian yang baik (dari segi makna), semua itu termasuk syiar agama yang disyariatkan oleh Allah pada hari raya untuk melatih tubuh jasmani dan memberi kepuasan serta kegirangan hati.” <br /><br /><br /><b>Mengerjakan Puasa Sunat Enam Hari Pada Bulan Syawal</b><br /><br />Sabda Rasulullah saw : <br /><br />“Sesiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan lalu diiringi dengan puasa enam hari di bulan Syawal, seolah-olah dia telah berpuasa setahun.” (Riwayat Muslim)<br /><br />Demikianlah keutamaan puasa sunat enam hari di bulan Syawal. Cara yang paling afdal untuk melaksanakannya adalah memulakan berpuasa sesudah hari raya Aidilfitri secara berturut-turut (bermula pada 2 Syawal) sebagaimana yang ditetapkan oleh para ulama. Ini juga merupakan pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i. Namun, seseorang bebas memilih mana-mana hari sepanjang bulan Syawal sama ada di awal, pertengahan mahupun di akhirnya bahkan dia juga boleh mengerjakan secara berturut-turut atau berpisah-pisah. <br /><br /><b>Penutup</b><br /><br />Inilah sebahagian daripada hukum-hakam dan amalan yang disunnahkan ketika menyambut bulan Ramadan al-Mubarak dan hari raya Aidilfitri menurut al-Quran dan sunnah yang sepatutnya dijadikan contoh ikutan bagi seluruh umat Islam. Mudah-mudahan, sambutan hari raya Aidilfitri yang akan menjelma nanti disambut dengan penuh keikhlasan, kemeriahan dan selari dengan perintah Allah serta Rasul saw.<br /><br /><br /><a href="http://www.ustaznoramin.com/2010/09/menyambut-perayaan-cara-islam-dan.html">sumber</a></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-85163801949513916252014-07-23T17:32:00.000+08:002014-07-23T17:32:11.802+08:00KELEBIHAN MATI SYAHID<span style="font-size: large;"> <br /> <br /> <br /> <a href="http://3.bp.blogspot.com/-Bm0LSlooIOw/ULVbLP4r9rI/AAAAAAAAE68/HrYHtN5K8Gw/s1600/1-6.jpg"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-Bm0LSlooIOw/ULVbLP4r9rI/AAAAAAAAE68/HrYHtN5K8Gw/s320/1-6.jpg" /></a> <br /> <br /><br />Orang yang mati syahid atau syuhada' ialah mereka yang ikhlas berperang dengan orang-orang kafir untuk membela agama Islam, lalu dia terbunuh dalam peperangan itu. Demikian juga orang yang terluka dalam peperangan tersebut lalu dia mati (di luar peperangan) hasil akibat luka tersebut, juga dianggap syahid sebagaimana orang yang terbunuh dalam peperangan.<br /> </span><br />
<span style="font-size: large;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><br /><br /> Golongan inilah yang dimaksudkan di dalam Firman Allah dan Hadis Nabi sallallahu `alaihi wa sallam yang dinyatakan di bawah : <br /> <br /> Dari al-Miqdam Ibn Ma’di Karib, Nabi shallaAllahu `alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang mati syahid di jalan Allah diberi 7 keistimewaan:<br /> 1. diampuni dosanya ketika permulaan darahnya memancar keluar.<br /> 2. dapat melihat tempat duduknya di Syurga,<br /> 3. dihiasi dengan perhiasan iman, <br /> 4. akan ditemani 72 bidadari syurga,<br /> 5. diamankan dari azab kubur,<br /> 6. diamankan dari goncangan dahsyat hari qiamat,<br /> 7. Dipakaikan mahkota kehormatan di atas kepalanya di mana satu permata daripadanya adalah lebih baik daripada dunia dengan segala isinya serta dapat memberi syafaat kepada 70 orang dari kalangan ahli keluarganya.”<br /> (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Baihaqi. Shahih al-Jami’: 5182)<br /> <br /> Dari Jabir, dia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallaAllahu `alaihi wa sallam mengumpulkan dua orang lelaki di antara orang-orang yang gugur dalam perang Uhud dalam satu kain. Lalu baginda bersabda, ‘Siapakah di antara mereka yang paling banyak menghafal al-Quran?’ Apabila baginda ditunjukkan kepada salah seorang dari keduanya, lalu baginda mendahulukannya ke dalam liang lahad. Baginda bersabda, “Aku adalah saksi bagi mereka” dan baginda memerintahkan dikebumian mereka dengan darah mereka. Mereka tidak disolatkan dan tidak dimandikan”. (HR Bukhari)<br /> <br /> Nabi shallaAllahu `alaihi wa sallam bersabda tentang orang-orang yang terbunuh dalam perang Uhud:<br /> “Selimutilah mereka dengan darah mereka dan janganlah kalian memandikan mereka kerana tidak ada seorang pun yang terluka di jalan Allah kecuali dia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan darahnya mengalir berwarna darah sedangkan baunya adalah bau kasturi”. (HR. An-Nasa’i)<br /> <br /> Dari Anas bin Malik r.a, dari Nabi shallaAllahu `alaihi wa sallam sabdanya:<br /> ”Tidak ada seorang pun yang telah masuk syurga ingin kembali semula ke dunia walaupun seluruh isi bumi ini diberikan kepadanya kecuali orang-orang yang mati syahid. Orang yang mati syahid itu ingin kembali ke dunia lalu dia ingin syahid di dunia hingga sepuluh kali, kerana dia telah menyaksikan bagaimana mulianya orang yang mati syahid. (HR Muslim)<br /> <br /> Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah shallaAllahu `alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang mati syahid itu tidak menderita kesakitan ketika terbunuh, melainkan hanya seperti seseorang di antara kamu terkena gigitan semut.” (HR Tirmidzi)<br /> <br /> Rasulullah shallaAllahu `alaihi wa sallam bersabda, "Sesiapa menginginkan mati syahid dengan sebenarnya, nescaya Allah akan menyampaikan hajatnya itu pada kedudukan mati syahid, walaupun dia mati di tempat tidurnya." (HR Muslim) <br /> <br /> <br /> Wallahu a'lam.<br /><br /><br /><a href="http://lenggangkangkung-my.blogspot.com/2009/01/palestin.html">Sumber</a><br /> <br /> </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-23619509434192734822014-07-19T11:00:00.000+08:002014-07-19T11:00:09.524+08:00KENALI BRIGED AL QASSAM<br /><span style="font-size: large;"><img alt="SIAPA ITU BRIGED AL QASSAM?" border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-RXkcTEjEndo/U8BcOnAyDWI/AAAAAAAAGv0/6vNtxfi5EBA/s1600/BRIGED+AL+QASSAM+-+MAZEERMOHAMAD.jpg" title="SIAPA ITU BRIGED AL QASSAM?" /><br /><br />BRIGED AL QASSAM: GENERASI MUDA PERINDU SYAHID | Kewujudan para pemuda yang memperjuangkan kemuliaan Islam secara ketenteraan di bumi Gaza dan Tebing Barat bukanlah satu yang rahsia lagi. Merekalah sebenarnya yang merupakan ketumbukan angkatan tentera yang menjadi perisai di barisan depan yang akan mempertahankan Palestin daripada terus dijajah dan diratah oleh regim Zionis Israel selama ini. <br /> <br /> <a name='more'></a><br /> Briged Izzuddin al-Qassam atau lebih dikenali sebagai al-Qassam adalah barisan pejuang bersenjata Palestin yang telah diasaskan penubuhannya oleh Sheikh Ahmad Yassin (Pengasas HAMAS), Dr Ibrahim al Maqadema dan Sheikh Salah Shehada sejak tahun 1984 lagi. <br /> <br /> <br /> Pasukan bersenjata HAMAS yang begitu digeruni oleh Israel ini telah diberikan nama sebagai Briged al-Qassam bersempena dengan nama Sheikh Izzuddin al-Qassam, seorang tokoh pejuang yang berasal dari Syria yang telah terkorban syahid di Ya’bad, Palestin bagi mempertahankan bumi ini daripada penjajahan Inggeris pada tahun 1935. <br /> <br /> <br /> Di kesempatan yang ada ketika menyertai misi kemanusiaan di Gaza kali ini, saya telah mendapatkan seberapa banyak maklumat mengenai pergerakan ini daripada masyarakat setempat di sana. Beberapa kali mendengar bunyi letupan di sana sini sepanjang keberadaan kami di Gaza, Namun masyarakat umum termasuk Israel juga amat mengetahui bahawa Briged al Qassam adalah satu pergerakan ketenteraan yang bekerja dengan kerahsiaan yang kuat dan mampu membuat pelbagai kejutan. <br /> <br /> <br /> Alhamdulillah dengan takdir yang ditentukanNya pula, saya berpeluang untuk mengenali Briged al-Qassam ini dengan lebuh dekat melalui kunjungan ke pusat latihan mereka setelah mendapat jemputan daripada pimpinan kerajaan yang memerintah Semenanjung Gaza. Saya berpeluang menyaksikan sebuah satu demonstrasi latihan ketenteraan yang jarang-jarang sekali dibuka kepada rakyat Palestin apatah lagi kepada pengunjung dari luar Negara. <br /> <br /> <br /> <b>Objektif penubuhan al Qassam </b><br /> <br /> <br /> Objektif utama penubuhan al Qassam adalah untuk menaikkan semangat jihad di kalangan orang-orang Palestin, orang-orang Arab dan juga umat Islam sejagat. Briged ini bertanggungjawab untuk mempertahankan tanah suci Palestin daripada penjajahan dan kezaliman Zionis dan seterusnya membebaskan Palestin dan keseluruhan tanahnya yang telah dirampas oleh penjajah Zionis Israel. <br /> <br /> <br /> Pada peringkat awalnya mereka enggan memberikan maklumat lanjut mengenai kekuatan sebenar briged ini tetapi akhirnya menjelaskan bahawa mereka mempunyai ahli battalion yang terlatih seramai kira-kira 25,000 orang di kalangan pemuda-pemuda yang berumur antara 18-30 tahun. Sejak intifadah al Aqsa yang berlaku pada tahun 2000, seramai kira-kira 800 ahli briged ini telah syahid bagi mempertahankan Palestin. Briged al Qassam amat mementingkan latihan dan kualiti ahli Briged yang menjadi tulang belakang perjuangan pembebasan Palestin. <br /> <br /> <br /> <br />Di antara syarat utama yang dikenakan sebelum mereka dipilih ialah :<br />Gigih berpegang dengan ajaran Islam<br />Kuat mengamalkan sunnah Rasulullah saw<br />Menjaga solat 5 waktu secara berjamaah<br />Mengimani perjuangan pembebasan al Aqsa dan Palestin<br />Berdisiplin dan mentaati kepimpinan<br />Mencintai dan bersedia untuk syahid <br /> <br /> <br /> <br /> Saya telah diberitahu bahawa briged ini juga mempunyai skuad wanita walau pun mereka tidak berada di barisan depan ketenteraan. <br /> <br /> <br /> Pernah sekali tentera al Qassam yang berpakaian lengkap ketenteraan dikepung oleh tentera Israel di dalam sebuah masjid, mereka telah menghantar tentera wanita yang tidak berpakaian seragam pada ketika itu untuk masuk ke masjid bagi menyerahkan baju lain kepada anggota yang terkepung, Tentera al Qassam ini kemudiannya berjaya keluar dengan berlakon sebagai orang-orang awam. <br /> <br /> <br /> Walaupun Briged al Qassam kehilangan tiga anggota wanitanya dalam operasi tersebut tetapi mereka tetap berjaya kerana ramai di kalangan anggota utamanya yang dapat diselamatkan. Sudah menjadi perkara biasa apabila kedengaran letupan dan bunyi tembakan di wilayah Gaza bukan kerana serangan ketentaraan Israel sebaliknya adalah daripada sesi latihan al Qassam. <br /> <br /> <br /> Briged al Qassam ini juga sangat terkenal dengan roket artileri al-Qassam yang merupakan roket buatan sendiri. Roket ini sering membawa kemusnahan musuh di tanah suci Palestin yang dijajah serta memberikan kesan trauma mental kepada masyarakat penjajah Israel. Saya juga berkesempatan menyaksikan satu sesi latihan ketenteraan Brideg al Qassam ini yang menggunakan peluru hidup, bom tangan, senapang AK-47, mesingan dan roket grenad. Bergegar rasanya hati kecil ini ketika menyaksikan demonstrasi yang cukup membuktikan kehebatan generasi muda Palestin ini. <br /> <br /> <br /> Sesudah sesi latihan itu, kesemua pemuda-pemuda ini berkumpul dan bersujud syukur sebagai satu amalan penting pada setiap kali tamat satu pertempuran melawan tentera Zionis. Dengan pelbagai maklumat dan diikuti oleh pertemuan yang bermakna ini, saya pasti bahawa mereka adalah generasi pemuda perindu syahid yang begitu digeruni oleh pasukan tentera penjajah Israel yang berjumlah seramai 720,000 orang yang turut mempunyai pelbagai kelengkapan teknologi ketenteraan yang canggih. Pemuda Briged Al-Qassam melakukan sujud syukur setiap kali pulang daripada bertempur dengan tentera Israel. <br /> <br /> <br /> Sebelum berpisah, seorang pemuda al Qassam menghampiri saya dan bertanya asal usul kami. Apabila diberitahu daripada Malaysia, dia lantas menjawab bahawa tanah ini juga milik umat Islam di Malaysia. <br /> <br /> <br /> Tentunya jawapan ini begitu mendalam dan menggugah hati sanubari saya. Ketika berpeluang untuk mengajukan soalan kepada beberapa anak muda Palestin di Gaza samada mereka adalah daripada al Qassam atau tidak, kebanyakan mereka hanya tersenyum kerana mereka biasanya tidak mengistiharkan diri mereka sebagai al Qassam secara terbuka. <br /> <br /> <br /> Subhanallah…merekalah generasi anak muda yang merindui kemuliaan mati syahid dan masing-masing bekerja kuat.<br /><br /><br /><a href="http://www.mazeermohamad.com/2014/07/jom-kenali-briged-al-qassam.html">Sumber</a></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-49833954833888264422014-07-03T09:57:00.000+08:002014-07-03T09:57:30.659+08:00RAMADHAN PESTA MAKANAN?<br /><span style="font-size: large;"><img class="irc_mut" height="393" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT85v0C2NUKmDp_bFCUs4mIXHoZfEVK3xSq-AJ1LrXpV-VZdLfv" style="margin-top: 0px;" width="419" /><br /><br /> -Di zaman kegemilangan Islam, puasa adalah kemuncak kekuatan. Bulan Ramadhan adalah pesta ibadah. Banyak peristiwa besar berlaku seperti perang Badar, dan berbagai lagi menunjukkan kekuatan ummat<br /><br /><br /> - Kini Ramadhan dikaitkan dengan keletihan, kelemahan, mengantuk, kurangnya produktiviti dan kini ianya adalah pesta makanan <br /><br /><br /> -Ramadhan adalah bulan kesihatan, bulan silaturrahim, musim perubahan, masa hilang ketagihan, bulan lembut hati, bulan keluasan rezeki, bulan membaiki institusi keluarga<br /> <br /><br /> Mengikut kajian kesilapan besar dalam berpuasa:<br /><br /> <a name='more'></a><br /> 1. Menghimpunkan makan malam dengan berbuka puasa adalah kesilapan.<br /> Nabi buka puasa dengan 3 biji kurma (atau makanan yang tinggi pottasium seperti makanan bergula perang....bukan bergula putih) dan air kosong. Sebab buka puasa bukan untuk perut tetapi untuk beri tenaga kepada hypotanamos (otak dalam otak). Satu cara elakkan hidang makan malam didepan semasa berbuka. Hypotanamos yang keletihan berfungsi sepanjang hari akan tidak berfungsi dengan betul sekiranya makanan masuk dengan banyak semasa berbuka. Ianya menyebabkan masalah serius kesihatan<br /> <br /><br /> 2. Jangan window shopping ke bazar ramadhan.<br /> Ia akan mengganggu fungsi kawalan hypotanamos. Ianya menyebabkan kita hilang perhitungan untuk terus membeli makanan yang kita tidak perlu<br /> <br /><br /> 3. Jangan lewatkan solat maghrib.<br /> -makanan yang dimakan menghasilkan tenaga untuk diagihkan keseluruhan tubuh melalui sel. 1 kilo berat badan mempunyai 10000 trilion sel. Tenaga ini perlu ditolak oleh tenaga yang dilakukan oleh solat yang disegerakan. Allahuakbar...... <br /> <br /><br /> 4. Selepas solat maghrib, sel sudah dapat tenaga. Balik terus makan malam. Fully auto kita akan makan secara baik. Jangan lebih lima jenis makanan dalam satu hidangan. Nasi, lauk, sayur, buah dan air<br /> <br /><br /> 5. Selepas makan malam, sangat baik kita mandi dengan air sejuk. Jangan pakai heater. Boleh pakai air batu tambah sejuk. Jangan risau mandi malam dengan paru-paru berair. DONGENG. Dalilnya jika kita berhadas besar, feqah suruh segera mandi tanpa menunggu pagi. Jangan mandi macam burung untuk elak paru-paru berair. Burung mandi dengan cara basahkan rambut tapi badan tak basah.<br /> <br /> 5. Selepas mandi, sebelum pergi solat isyak minum setengah cawan air campuran 3 biji kurma, satu sudu teh madu lebah dan susu segar yang di kisar (blended).<br /> <br /><br /> 6. Solat Isyak berjemaah. Lepas tu sembahyang terawih solat dengan perlahan dan santai. Jangan cari yang gopoh gapah.<br /> <br /><br /> 7. Pastikan ringan ambil moreh. Makan selepas pukul 10.30 malam adalah kemudharatan yang besar. Masa ini tenaga sudah cukup penuh dalam badan. Masa tu aktiviti terbaik adalah tadarrus. Masa ini tenaga akan bawa input terbaik kedalam otak dan hati. Kalau masa ini diisi dengan aktiviti atau info yang lalai, maka otak dan hati akan merakam perkara yang kita isi dan boleh menjadi pegangan kita seterusnya<br /> <br /><br /> 8. Selepas itu sebaiknya tidur sebelum pukul 12 mlm untuk kerehatan. Jangan pasang lampu semasa tidur kerana pasang lampu meningkatkan kadar kolestrol 4 kali ganda<br /> <br /><br /> 9. Selepas itu bangun pukul 3 pagi untuk qiamullail. Sunat kejutkan ahli keluarga dengan renjis air sejuk dengan ujung jari. Boleh mandi. Tiada masalah kesihatan.<br /> <br /><br /> 10. Sempurnakan 13 rakaat solat. Sunat wuduk, taubat, tahajjud, hajat dan witir<br /> <br /><br /> 11. Selepas qiam, boleh tidur tetapi ringankan seperempat. Masa ni di langit ada spektro bewarna merah jambu antara 3 hingga 5 pagi. Masa ini Allah anugerahkan kesembuhan kepada banyak penyakit.<br /> <br /><br /> 12. Sahur. <br />Sebaik</span><span style="font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;">-baik sahur adalah seperlapanbelas (1/18) dari makan malam iaitu lebihan makan malam. Lewatkan masa masak untuk elak cepat basi. Lebihkan masak masa makan malam, jangan campur garam dan simpan sikit untuk sahur. Bila nak sahur, panaskan dan baru campur garam<br /> <br /><br /> 11. Selepas sahur, terus solat subuh berjemaah.<br /> <br /><br /> 12. Jangan tidur selepas subuh kerana gangguan kepada hypotanamos. Ia akan menyebabkan masalah kesihatan<br /> <br /><br /> 13. Tidur qailullah ( 1 jam sebelum zohor). 1 minit waktu ini menyamai tenaga tidur sejam waktu biasa. <br /> <br /><br /> <b>Cara makan kurma....</b><br />60% kebaikan berada pada selaput permukaan luar kurma. Masukkan sebiji kurma dan last sekali keluar biji. Jangan kupas di luar. Kurma terbaik ada 4 jenis.....ajwa, mabrom, sapawi, mariami<br /> Tips utk dapat maximum impact during ramadhan...selalu time puasa kita agak letih anda maybe kurang focus on the productivity...so lets try above tips from great people..mudah2han dapat manfaat<br /><br />Selamat berpuasa!<br />Dari ku , Abusyafie<br /><br />sumber: </span><span data-ft="{"tn":"K"}">Kuliah puasa dari sudut kesihatan. Oleh Dr Norhissam Mustafa, <br /> CEO IPKIM (Institut Pengurusan Kesihatan Islam Malaysia)<br /> </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-22471759251193169342014-06-27T16:21:00.001+08:002014-06-27T16:21:33.269+08:00AMALAN BUKAN DARI AJARAN ISLAM<br /><span style="font-size: large;"><img alt="Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya tidak pernah mengadakan majlis kenduri tahlil untuk anak, isteri atau saudaranya yang meninggal. - Foto: Internet" height="368" src="http://www.sinarharian.com.my/polopoly_fs/1.294200.1403847076%21/image/image.jpg_gen/derivatives/landscape_490/image.jpg" title="Photo: N/A, License: N/A" width="490" /><br /><br />Oleh: Dr. Fathul Bari Mat Jahya</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /> ISLAM itu sunnah dan sunnah itu Islam, demikian ungkapan masyhur ulama salaf, Imam Al-Barbahahi Rhm (wafat 329H) dalam kitabnya, Syarh Al-Sunnah yang menjadi rujukan Ahli Sunnah wal Jamaah hingga ke hari ini. Daripada kaedah ini, dapat difahami apa jua urusan ibadat secara khususnya yang menyelisihkan sunnah Nabi Muhammad SAW dan sahabat RA adalah bukan daripada ajaran Islam.<br /> </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><br /> Ini kerana agama mulia ini datang daripada wahyu disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada golongan sahabat. Generasi inilah yang mengajar mengenai Islam kepada generasi berikut dan seterusnya. Kepada mereka kita kembali merujuk hal berkaitan agama dan amal ibadat secara khususnya.<br /> <br /><br /> Sebagaimana diperintahkan ALLAH SWT: “Dan jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu urusan, maka kembalikanlah ia kepada ALLAH (al-Quran) dan Rasul (Sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada ALLAH dan hari kemudian.” (Surah Al-Nisaa: 59)<br /> <br /><br /> Tidak dapat disangkal sesiapa pun amalan tahlil arwah sempena kematian tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, keluarga mahupun sahabat Baginda SAW dan seluruh generasi awal umat Islam.<br /> <br /><br /> Kita dapati tidak ada satu pun riwayat yang menunjukkan Nabi Muhammad SAW melakukan tahlil arwah sempena kewafatan isterinya, Khadijah yang amat dicintai. Juga tidak ada riwayat menunjukkan Nabi Muhammad SAW dan sahabat melakukan tahlil sempena kematian anak Baginda SAW dan sekian ramai sahabat Baginda SAW yang wafat dalam peperangan dan sebagainya.<br /> <br /><br /> Bahkan golongan sahabat dan isteri Baginda SAW yang paling mendalam cinta mereka kepada Rasulullah SAW juga tidak pernah melakukan tahlil arwah untuk Rasulullah SAW setelah Baginda SAW wafat. Jika hal ini baik, sudah pasti mereka mendahului kita dalam melakukannya.<br /> <br /><br /> <b>Berasal agama lain</b><br /> <br /> Kita ketahui kenduri arwah pada hari tertentu tidak wujud dalam al-Quran mahupun hadis. Sebaliknya, tercatat dalam kitab Hindu. Tidak mustahil amalan ini diwariskan nenek moyang kita apabila mereka memeluk agama Islam.<br /> <br /> Dewasa ini, kita melihat ada masjid dan ustaz mengambil kesempatan atas kejahilan umat dengan ‘menswastakan’ amalan ini; sedekahkan pahala bacaan al-Quran, doa, jamuan, agar arwah diberi pengampunan, dibebaskan dari neraka, dengan mengenakan bayaran tertentu. Borang tahlil diedarkan kepada jemaah masjid/surau lebih-lebih lagi tibanya Ramadan ini.<br /> <br /> Hal ini bukan saja tidak ada dalam ajaran Islam, malah lebih menyerupai amalan Nasrani yang menjual ‘surat pengampunan dosa’. Sedangkan ALLAH berfirman: “Dan bahawasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (ketika hidup).” (Surah Al-Najm: 39)<br /> <br /> Dia berfirman lagi: “Dan tidaklah engkau dibalas kecuali apa yang telah engkau kerjakan (semasa hayatmu) dahulu.” (Surah Yasin: 54)<br /> <br /> Sabda Rasulullah SAW: “Apabila mati manusia, terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya.” (Riwayat Muslim)<br /> <br /> Jelaslah hanya amalan dilakukan semasa hidup sahaja bermanfaat bagi si mati. Anak soleh yang beribadah dan berdoa termasuk pahala yang terus mengalir setelah mati kerana ia hasil didikan ibu bapa sehingga si anak menjadi anak soleh. Namun apabila si anak menyerahkan urusan doa itu kepada pihak ketiga dengan bayaran tertentu, jelas ini tidak bermanfaat.<br /> <br /> Dosa pahala bukanlah suatu yang boleh diganti dengan wang dan harta. Mana mungkin agama yang adil memberi kelebihan kepada orang yang berharta, sedangkan golongan berharta boleh mengupah sebanyak mungkin tok imam, pelajar tahfiz, untuk buat ibadah dan kirim pahala kepadanya setelah mati, manakala orang miskin tidak mendapat kelebihan ini?<br /> <br /> Ia juga menyalahi adab zikir (termasuk zikir adalah tahlil - lailahaillallah) iaitu zikir hendaklah dilakukan secara individu dan suara yang perlahan – bukan dengan meninggikan suara atau beramai-ramai.<br /> <br /> Firman-Nya: “Dan berzikirlah kepada Tuhanmu pada dirimu dengan merendah diri serta dengan perasaan takut, dengan tidak menguatkan suara.” (Surah Al-A’raaf: 205)<br /> <br /><br /> <b>Tahlil arwah, ratapi mayat</b><br /> <br /> Golongan sahabat RA dan juga ulama ASWJ mengkategorikan majlis sempena kematian pada hari-hari tertentu termasuk dalam meratapi mayat yang dilarang. Bahkan semua imam mazhab fikah juga tidak menganjurkannya sama sekali.<br /> <br /> Ini berdasarkan riwayat sahabat Nabi Muhammad SAW, Jarir bin Abdillah RA. Beliau berkata: “Kami berkumpul di rumah keluarga si mati, dan membuat makanan (untuk tetamu) adalah daripada niyahah (meratapi si mati).” (Riwayat Ahmad 6905 & Ibnu Majah 1612)<br /> <br /> Riwayat ini menceritakan keadaan zaman Rasulullah SAW, di mana mereka sepakat acara seperti ini termasuk meratapi mayat dan tindakan itu adalah dilarang.<br /> <br /> Berkata Imam Al-Syafi’i RHM: “Dan antara bidaah yang mungkar ialah kebiasaan orang melahirkan rasa sedih sambil berkumpul beramai-ramai melalui upacara (kenduri arwah) pada hari keempat puluh padahal semua ini adalah haram.” (I’anatu Al-Thalibin, juz 2, hlm. 146-147)<br /> <br /> Imam Al-Syafi’i juga menegaskan: “Apa yang diamalkan oleh manusia dengan berkumpul di rumah keluarga si mati dan menyediakan makanan adalah termasuk perbuatan bidaah yang mungkar”. (I’anatu Al-Thalibin, juz 2, hlm. 146)<br /> menyalahi sunnah<br /> <br /> Mungkin ada menganggap ini isu remeh dan jangan dipersoalkan kerana sudah menjadi budaya masyarakat. Bahkan tidak berlebihan dikatakan masyarakat Islam di Nusantara khususnya, melihat tahlil arwah adalah kewajipan, sehingga mereka mencela orang yang tidak mengadakan tahlil apabila ahli keluarganya meninggal, juga mencela orang yang tidak hadir ke majlis tahlil.<br /> <br /> Ini adalah masalah besar melibatkan kepercayaan akidah dan ibadah. Setiap Muslim wajib mengetahui perkara akidah dan ibadah tidak boleh dilakukan sembarangan atau ikut-ikutan tanpa petunjuk al-Quran dan Sunnah.<br /> <br /> ALLAH memberi ancaman kepada mereka yang melakukan ibadat kerana mengikut apa dilakukan bapa dan nenek moyang mereka. <br /><br /> Firman ALLAH: “Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Ikutilah apa diturunkan ALLAH!’ Mereka menjawab: ‘(Tidak), sebaliknya kami mengikuti apa yang kami dapati dari nenek moyang kami’. Apakah walaupun syaitan sebenarnya menyeru mereka kepada azab yang menyala-nyala?” (Surah Luqman: 21)<br /> <br /> Ketahuilah, Nabi Muhammad SAW tidak diutuskan melainkan untuk mengajarkan manusia cara beribadat. Baginda SAW tidak diutuskan untuk mengajarkan hal duniawi, sebaliknya mengajar cara ibadat yang benar kepada ALLAH, iaitu mesti menepati dua syarat; 1. Ikhlas (mentauhidkan ALLAH dalam ibadat), 2. Ittibaa’ (mengikuti sunnah Baginda SAW di dalam ibadat).<br /> <br /> Kaedah fikah menetapkan: “Hukum asal semua jenis ibadat adalah haram, kecuali ada dalil yang memerintahkan.”<br /> <br /> Berbeza dengan hal dunia, kaedah menetapkan: “Hukum asal muamalat (hal-hal dunia dan adat) adalah harus (dibolehkan) kecuali apabila ada dalil yang melarang.” Kaedah ini cukup makruf dalam kalangan ulama yang membahaskan sesuatu hukum.<br /> <br /><br /> Oleh itu, apa juga ibadat adalah terlarang melainkan dengan tatacara ibadat yang diajar Baginda SAW sama ada melalui perkataan Baginda SAW, perbuatan Baginda SAW, atau iqrar (perakuan Baginda SAW dengan diam) terhadap amalan sahabatnya.<br /> <br /><br /> Selain itu, semua bentuk ibadat adalah tertolak. Ini sepertimana diriwayatkan daripada Aisyah RA. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang mengada-adakan suatu yang baru dalam urusan kami ini (urusan agama) apa yang bukan bersumber padanya (bukan daripada sunnah kami), maka ia tertolak.” (Riwayat Al-Bukhari)<br /> <br /><br /> Daripada Sa’id bin Musayyib RA, dia melihat seseorang melakukan lebih daripada dua rakaat solat setelah terbit fajar lalu dia melarangnya. Maka orang itu berkata, “Wahai Sa’id, apakah ALLAH akan menyeksa aku kerana solat?” Sa’id menjawab, “Tidak, tetapi ALLAH akan menyeksamu kerana menyalahi Sunnah.” (Riwayat Al-Baihaqi dalam Al-Sunan Al-Kubra, sahih).<br /><br /><br /><a href="http://www.sinarharian.com.my/rencana/amalan-bukan-dari-ajaran-islam-1.294195">Sumber</a></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-58321429635089255412014-06-13T07:32:00.002+08:002014-06-13T07:32:48.610+08:0010 CARA MENYAMBUT RAMADHAN...<span style="font-size: large;"> </span><br /><span style="font-size: large;"><img height="371" id="irc_mi" src="http://2.bp.blogspot.com/-odet41CCNng/UcuFxTknzJI/AAAAAAAAGeo/C5NAjWP1gwo/s1600/Ramadhan.jpg" style="margin-top: 11px;" width="495" /><br /> <br /><br /> Ramadhan bakal menjelang tak lama lagi. Ia adalah bulan yang dinanti-nantikan bagi orang yang beriman. Kerana di sana terdapat banyak kelebihan dan kurniaan daripada Allah s.w t. Mereka menunggu-nunggu sejak setahun yang lepas. Agar mereka dapat bertemu di ramadhan kali ini.<br /><br /> <br /><a name='more'></a><br /> Oleh itu, bagaimanakah cara terbaik menyambut ketibaan bulan yang mulia ini? Hal ini supaya seorang muslim itu tidak leka di dalam musim beramal ini dan semoga dia termasuk orang yang berlumba-lumba dan bersaing di dalam beramal ibadah di dalam bulan ini.<br /><br /><br /> Firman Allah: “Maka hendaklah berlumba-luomba orang yang berlumba-lumba”. (Al-Mutaffifin: 26) .<br />Seorang muslim sewajarnya menyambut Ramadhan dengan melakukan perkara berikut: <br /><br /><br />1.Berdoa supaya Allah menyampaikan anda ke bulan Ramadhan dalam keadaan yang sihat sejahtera supaya cergas beribadah kepada Allah; berpuasa, qiam, zikir.<br /> Dari Anas bin Malik r.a berkata: “Nabi saw apabila tiba bulan Rejab baginda akan berdoa: “ Ya Allah berkatilah kami di bulan Rejab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan”. (HR. Ahmad dan Tabrani)<br /><br /><br /> Para Salafussoleh berdoa kepada Allah supaya mempertemukan mereka ke bulan Ramadhan, kemudian berdoa supaya mereka dapat menyambut Ramadhan. Apabila kelihatan anak bulan Ramadhan mereka bergegas berdoa dengan berkata: “Allah Maha Besar, Ya Allah anugerahilah kami keamanan, keimanan, keselamatan dan Islam. Limpahkanlah kami taufik seperti yang Engkau sukai dan redhai, Tuhanku dan TuhanMu adalah Allah”. (HR. Termizi, Darimi dan disahihkan oleh Ibn Hibban)<br /><br /><br /> 2. Panjatkan pujian dan syukur kerana mempertemukannya kepada Ramadhan. Menurut Imam Nawawi Rahimahullah di dalam Kitab Al-Azkar: “Ketahuilah bahawa Allah sangat menyukai orang yang apabila memperolehi nikmat yang zahir dan mengelakkan daripada terkena sesuatu kecelakaan yang zahir dia akan bersujud dan memuji-muji Allah kerana syukur kepadaNya”.<br /><br /> Di antara nikmat yang paling besar yang Allah kurniakan kepada hamba ialah taufik dan hidayah untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Justeru suatu nikmat yang besar apabila seorang tiba bulan Ramadhan dalam keadaan kesihatan yang baik. Dengan itu sewajarnya dia bersyukur dan memuji Allah sebagai pemberi nikmat dan kelebihan kepadanya. Berilah pujian sebanyak-banyaknya sepertimana yang patut dilakukan kepada Allah SWT yang memiliki keagungan dan ketinggian kekuasaan. <br /><br /><br />3. Bergembira dan suka dengan kedatangan Ramadhan. <br />Satu riwayat yang sahih dari Rasulullah saw, bahawa baginda akan menggembirakan para sahabat dengan kedatangan bulan Ramadhan sambil bersabda: “Telah datang bulan Ramadhan, bulan yang pernah keberkatan yang Allah wajibkan puasa di dalamnya, di bulan ini dibuka pintu syurga dan ditutup pintu neraka”. <br />(HR. Ahmad) <br /><br />Para Salafussoleh yang terdiri dari para Sahabat dan Tabien sangat memberi perhatian dengan kedatangan bulan Ramadhan serta bergembira dengan ketibaannya kerana menerima berita yang paling besar tentang hampirnya bulan Ramadhan yang merupakan musim ibadat dan turunnya rahmat.<br /><br /><br /> 4. Berazam dan merancang aktiviti supaya dapat mengambil manfaat dari Ramadhan. Apa yang menyedihkan ramai orang termasuk orang yang beragama merancang dengan teliti tentang urusan dunia, tetapi tidak ramai yang berbuat demikian dalam urusan akhirat. Ini disebabkan kurang kesedaran tentang tugas dan tanggungjwab mukmin di dalam kehidupan ini, lupa atau leka bahawa seorang muslim memperolehi peluang yang banyak bersama Allah dan temu janji penting untuk mendidik jiwanya sehingga teguh di atas urusan ini.<br /><br /><br /> Di antara contoh rancangan kepada akhirat ialah rancangan untuk memenuhi Ramadhan dengan ketaatan dan ibadah. Justeru seorang muslim hendaklah menentukan agenda atau program praktikal untuk memenuhi siang dan malam Ramadhan dengan ibadah kepada Allah. Pesanan yang anda tatap ini membantu anda untuk memenuhi Ramdhan dengan ibadah dan ketaatan kepada Allah. Insya Allah. <br /><br /><br />5. Menyematkan tekad dan azam yang teguh untuk memenuhi dan memaksimakan masa di bulan Ramadhan dengan amalan soleh. Oleh itu orang yang benar dengan keimanan kepada Allah pastilah Allah akan menolong dan memudahkan untuknya berada di jalan yang baik. Firman Allah: “Padahal jika mereka benar-benar (beriman) kepada Allah, pastilah yang demikian itu lebih baik baginya”.(Muhammad: 21)<br /><br /><br /> 6. Berilmu pengetahuan tentang hukum-hakam Ramadhan kerana seorang mukmin yang menyembah Allah wajib mempunyai pengetahuan dan tidak dibenarkan sama sekali jahil tentang perkara-perkara fadhu yang telah Allah wajibkan ke atas hambaNya. Oleh itu tentang puasa Ramadhan, seorang muslim sewajarnya mempelajari permasalahan dan hukum puasa supaya ibadah puasanya betul dan diterima Allah.<br /><br /> Firman Allah: “Maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui”. (Al-Anbiya’: 7)<br /><br /><br /> 7. Kita hendaklah menyambut ketibaan Ramdhan dengan azam untuk meninggalkan noda dan dosa serta bertaubat dengan sebenar-benarnya daripada semua keburukan, menyesal dan tidak mengulanginya semula. Ramadhan adalah bulan taubat. Justeru jika tidak bertaubat pada bulan ini bila lagi mahu bertaubat?<br /> Firman Allah:“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung”. (An-Nur: 31)<br /><br /><br /> 8. Mempersiapkan jiwa dan ruh melalui pembacaan dan ulangkaji ke atas buku, artikel dan mendengar kaset dan cd ceramah agama berkenaan fadilat dan hukum-hakam puasa sehingga jiwa benar-benar bersedia untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Nabi saw ketika mempersiapkan jiwa para sahabatnya untuk merebut kelebihan bulan ini dengan telah berpesan semasa di penghujung Sya’ban: “Telah datang kepada kamu bulan Ramadhan..” (Ahmad dan Nasai)<br /><br /><br /> 9. Bersedia dengan sebaik-baiknya untuk gerak kerja dakwah: - Menyampaikan beberapa pesanan dan tazkirah dengan pengisian yang baik di masjid dan surau tempatan. - Mengedarkan risalah dan buletin ringkas yang berkaitan Ramadhan kepada para jemaah dan penduduk tempatan - Menyediakan hadiah Ramadhan sekadar kemampuan anda dan yang bersesuaian seperti hadiah cd, buku, majalah dan sebagainya. Tulislah ini adalah hadiah Ramadhan. - Mengingati orang miskin dan fakir dan sentiasa bersedekah dan berzakat kepada mereka.<br /><br /><br /> 10.Kita menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran putih dan bersinar bersama: - Allah dengan bertaubat - Rasul saw dengan mentaati apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang dan ditegah - Ibubapa, jiran tetangga, kaum kerabat, suami isteri, anak-anak dengan berbuat baik dan menghubungkan silaturrahim. - Masyarakat yang anda hidup bersamanya dengan menjadi hamba yang soleh dan berguna.<br /><br /> Sabda nabi saw: “Sebaik-baik manusia ialah yang paling berguna kepada manusia (masyarakat)”. Demikian langkah yang diambil oleh seorang muslim semasa menyambut Ramadhan seakan-akan seperti bumi yang kemarau menantikan hujan, pesakit yang menantikan kedatangan doktor yang akan merawat dan kekasih yang menanti kedatangan kekasih yang berjauhan. Ya Allah, sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui<br /><br /><br /><a href="http://muharikah.com/10-cara-menyambut-ramadhan/">sumber</a></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-10249868898925319122014-06-01T18:30:00.002+08:002014-06-01T18:30:57.296+08:00HIDAYAH DARI AZAN SUBUH: SEORANG BUDDHA MASUK ISLAM <br /><span style="font-size: large;"><img class="irc_mut" height="334" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQV7gb01yJCXVF19HgjvMOpbAxiWKv-X-kuzSkxw_Qdw2-Km-zKEw" style="margin-top: 30px;" width="495" /><br />Bermula dari terdengarnya adzan subuh setiap pagi, Johan Silitonga, seorang asal Medan tergerak untuk masuk Islam. Melalui perenungannya tentang sebuah ketentuan bahwa Allah mematikan manusia pada malam hari dan menghidupkan pada pagi hari, Johan meyakini bahwa Adzan Subuhlah menjadi pertanda bahwa Allah menghidupkan kembali manusia.<br /><br /><br /> Tidak hanya itu, Johan juga merenungi betapa Maha Pemurahnya Allah yang sudah memberikan rezeki, bukan berupa wang atau logam mulia tetapi udara untuk bernafas, yang sungguh tak terhitung banyaknya, apalagi jika kita mau membandingkan dengan oksigen di hospital.<br /><br /><br /><br />Dengan keyakinannya itu, pemuda yang lahir 35 tahun yang lalu sebagai Buddha, melangkahkan kakinya menuju masjid An Nahl PT. Samsung Electronics Indonesia untuk mengikrarkan syahadat sebagai pertanda dirinya masuk Islam. Ditemui oleh Ketua Harian DKM AN NAHL Bapak Masud, Johan menceritakan jalan hidayah yang datang kepada dirinya. Pemuda yang bergiat menjual pernak-pernik di seputaran Lippo Cikarang dan tinggal di Tangerang ini pun akhirnya dibantu untuk mengucapkan syahadat. <br /><br /><br /><br />Dengan bimbingan Ustadz Dendy Wahyono, yang sebelumnya menanyakan keyakinan Johan, Johan pun mengucapkan dua kalimat syahadat. Johan yang mengaku sudah sempat belajar mengucapkan kalimat syahadat, dengan relatif lancar mengucapkan kalimat syahadat disaksikan oleh jamaah sholat dzuhur masjid An Nahl. Pasca pengucapan syahadat, Johan pun mendapatkan ucapan selamat dan doa dari para jamaah masjid An Nahl. <br /><br />Selamat datang di dunia baru saudaraku, dunia Islam yang penuh keindahan.<br /><br /><br />Sumber:<span style="font-size: small;"> http://senyumislam.wordpress.com/2012/10/12/hidayah-dari-adzan-subuh-seorang-budha-masuk-islam/</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-81552329448733147532014-05-22T13:01:00.001+08:002014-05-22T13:01:16.552+08:00KEUTAMAAN SEDEKAH<span style="font-size: large;">Oleh: Dr Zaharuddin Abd Rahman<br /></span><br /><span style="font-size: large;"><img alt="" class="spotlight" height="240" src="https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc3/t1.0-9/p552x414/10305042_767296869976665_4934666535264811817_n.jpg" width="320" /><br /><br /><b>KEUNTUNGAN 'MEMBERI' :</b><br /> 1- Ketinggian martabat dan darjat pemberi sedeqah.<br /> 2- Memadamkan kemarahan Allah taala.<br /> 3- Memberi perlindungan kepada pemberinya dari bala dan kesusahan.<br /> 4- Penawar kepada kebanyakan penyakit rohani/hati.<br /> 5- Besarnya ganjaran dan pahalanya berlipat ganda<br /> 6- Menghapuskan kesalahan dan menebus dosa<br /> 7- Sedeqah membawa keberkatan kepada harta dan menambahkan rezeqi.<br /> 8- Pencegah dari azab dan jalan memasuki syurga.<br /> 9- Bukti kebenaran iman.<br /> 10- Menanggalkan sifat buruk dan menghiasinya dengan sifat terpuji.<br /> 11- Pintu segala amalan kebaikan.<br /> 12- Berada di bawah naungan sedeqahnya pada hari qiamat.<br /><br /> <br /> <b>BENTUK SEDEQAH YANG TERBAIK</b><br /> 1. Sedeqah yang disembunyikan.<br /> 2. Amalan sedeqah ketika sihat dan kuat lebih baik dari wasiat selepas kematian atau ketika sakit dan nazak. <br /> 3. Amalan sedeqah yang dilakukan selepas menunaikan amalan wajib<br /> 4. Sedeqah kepada kaum kerabat, khususnya yang yatim dan yang kita tidak rapat atau kita kurang suka.<br /> 5. Pemberian sedeqah kepada jiran tetangga<br /> 6. Sedeqah yang diberikan kepada rakan sejawat/seperjuangan dan kawan yang berjuang di jalan Allah.<br /> 7. Sedeqah di jalan jihad pada jalan Allah sama ada jihad menentang orang kafir mahupun orang munafiq. <br /> 8. Sedeqah jariah/ sedeqah yang berterusan.<br /> 9. Pada waktu yang tepat dan terpilih<br /> </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-72847224893200558752014-05-05T10:44:00.000+08:002014-05-05T10:47:13.094+08:00NASIHAT KEPADA SUAMI....<br />
<span style="font-size: large;"><img class="irc_mut" height="389" id="irc_mi" src="https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/558630_511325972229951_1583787389_n.jpg" style="margin-top: 2px;" width="495" /><br />"Kalau isteri sakitkan hati suami, tandanya<br /> derhaka pada suami.<br /><br /><br /> Tapi bagaimana jika suami sakiti hati isteri.?"<br /> Jawapan Ustaz :<br /> "BERDOSA juga lah. Cuma tidak ada istilah<br /> suami derhaka pada isteri, tapi suami akan<br /> ditanda Malaikat sbgai derhaka pd Allah<br /> SWT."</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><br /><br /> Kerana isteri, rezekimu bertambah.<br /> Kerana isteri, maka lahirlah zuriatmu.<br /> Kerana isteri, makan pakai mu dijaga.<br /> Kerana isteri, tenang hati mu.<br /> Kerana isteri, lembut pemandangan mata mu.<br /> Kerana isteri adalah satunya manusia yang<br /> boleh melihat cacat cela mu yang<br /> tersembunyi dari pandangan mata mu dan<br /> masih menerima mu seadanya.<br /><br /><br /> Janganlah sakiti hati mereka, ingatlah setiap<br /> pngorbanan mereka, walaupun kecil dimata<br /> mu, ianya besar bagi dirinya.<br /> Setiap peluh yang menitik, yang dikerja<br /> untuk keluarganya, setiap airmata yang<br /> menitis untuk anak-anak dan suaminya<br /> adalah salah satu tanda, dia isteri yang<br /> terbaik buat anda wahai yang bergelar<br /> suami.<br /> renungan sepintas lalu...<br /><br /> <br /> Mengapa WANITA sering menangis?<br /> Jawab Tuhan :<br /> Kerana WANITA itu unik.<br /> Aku ciptakan ia sebagai makhluk istimewa.<br /> KU kuatkan bahunya utk menjaga anak2nya,<br /> KU lembutkan hatinya utk memberi rasa aman,<br /> KU kuatkan rahimnya utk menyimpan benih manusia,<br /> KU teguhkan peribadinya utk terus berjuang saat yg lain<br /> menyerah,<br /> KU beri dia naluri utk tetap menyayangi, walau dikhianati oleh<br /> teman, walau disakiti oleh orang yg disayangi.<br /> WANITA makhluk kuat.<br /> Tapi jika suatu saat dia menangis itu kerana KU beri air mata utk<br /> membasuh luka batin & memberi kekuatan baru.<br /> WANITA sangatlah istimewa...<br /> Kirimkan pada WANITA yang kamu sayangi...<br /> Kirimkan juga pada lelaki agar mereka menghargai WANITA dan<br /> agar tau bahwa WANITA.....ciptaan Tuhan yg istimewa..<br /><br /><br />sumber: ariffin noor 63</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9036238222443849732.post-43351907792719879802014-05-02T12:01:00.001+08:002014-05-02T12:01:16.703+08:0055 AMALAN SUNNAH RASULULLAH s.a.w<span style="font-size: large;"><br /><br /><img height="400" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ-MZSM4TGsrXWKSyha1K5EzYrtwHrV0hBcXJ2v1d8Q1x8B-GMEVw" width="400" /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <b>1. PANDANGAN MATA</b><br /> Pandangan mata adalah anak panah iblis. Lihat bukan muhrim sekali saja. Lihat kali kedua akan hilang nikmat ibadah 40 hari. Tiada kusyuk.<br /> <br /> <b>2 MAKAN GARAM</b><br /> Celup jari kelingking dalam garam, menghisapnya sebelum dan selepas makan. Garam adalah penawar paling mujarab keracunan dan boleh menghalang sihir.<br /> <br /><a name='more'></a><br /> <b>3. MINUM TANGAN KANAN</b><br /> Sentiasa minum memegang gelas dengan tangan kanan. Iblis minum dengan tangan kiri.<br /> <b><br /> 4. SESAAT DI JALAN ALLAH</b><br /> Sesaat berdiri di jalan Allah lebih baik dari solat di depan hajarul aswad pada malam Qadar walaupun hanya sekadar "hai kawan ayuhlah kita solat"<br /> <br /> <b>5. LANGKAH KANAN</b><br /> Masuk masjid kaki kanan, keluar kaki kiri. Masuk rumah kaki kanan, keluar rumah kaki kiri. Masuk tandas kaki kiri, keluar kaki kanan.<br /> <b><br /> 6. MAKAN TIGA JARI</b><br /> Nabi s.a.w makan kurma dengan 3 jari iatu jari ibu, telunjuk dan hantu. Kita makan nasi kalau susah bolehlah dengan 3 suapan pertama ikut sunnah.<br /> <b><br /> 7. JAMINAN ALLAH</b><br /> 3 orang mendapat jaminan Allah iaitu orang yang memberi salam sebelum masuk rumah, orang yang keluar ke masjid dan orang yang keluar ke jalan Allah.<br /> <br /> <b>8. GUNTING BULU</b><br /> Apabila lelaki dan perempuan tidak menggunting, mengemas bulu kemaluan dan ketiak selama 40 hari, maka iblis akan bersarang dan berbuai di situ.<br /> <b><br /> 9. JANGAN BERSIUL</b><br /> Jangan bersiul kerana sewaktu mula-mula dibuang ke dunia, iblis mengembara sambil bersiul-siul dan orang yang bersiul itu adalah penghibur iblis.<br /> <b><br /> 10. CARA POTONG KUKU TANGAN</b><br /> Mula dari jari telunjuk yang kanan terus ke kanan sampai kelingking kanan, disambung dari kelingking kiri ke ibu jari kiri hingga ibu jari kanan.<br /> <br /> <b>11. CARA POTONG KUKU KAKI</b><br /> Mula dari kelingking kanan ke sebelah kiri sampai kelingking sebelah kiri.<br /> <br /> <b>12. PANJANG LENGAN BAJU</b><br /> Panjang lengan baju Rasulullah SAW adalah hanya sampai pergelangan tangan sahaja.<br /> <br /> <b>13. PAKAIAN KESUKAAN</b><br /> Pakaian kesukaan Rasulullah SAW adalah gamis iaitu baju labuh atau kurta.<br /> <br /> <b>14. BERSIWAK</b><br /> Jika didahului dengan bersiwak (bersugi), satu kali anda bertasbih maka Allah hitung 70 kali bertasbih. Jika bersol<br /> at akan dihitung 70 kali solat.<br /> <b><br /> 15. DOA DALAM SUJUD</b><br /> Saat yang paling hampir antara seseorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika bersujud kerana itu hendaklah kamu memperbanyakkan doa di dalamnya.<br /> <br /> <b>16. ADAB DI TANDAS</b><br /> Masuk tandas kaki kiri, pakai alas kaki dan tutup kepala.<br /> <b><br /> 17. ADAB MAKAN</b><br /> Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas. Sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas.<br /> <b><br /> 18. TIGA JENIS ORANG</b><br /> 3 jenis orang yang tidak akan dipandang oleh Allah SWT pada hari kiamat iaitu orang tua penzina, Raja yang berdusta, orang miskin yang sombong.<br /> <br /> <b>19. PAKAI MINYAK WANGI</b><br /> Memakai minyak wangi adalah Sunnah maka pakailah terutama ketika hendak bersolat, ke masjid atau ke mana sahaja.<br /> <b><br /> 20. AMBIL WUDUK SEBELUM TIDUR</b><br /> Gosok gigi dan ambil wuduk sebelum tidur malam kerana menjadi amalan yang sangat dirahmati dan menghindar gangguan iblis dan syaitan.<br /> <b><br /> 21. CINCIN PERAK</b><br /> Pakai cincin perak di kelingking kanan atau kiri. Akan mendapat pahala Sunnah berterusan selama memakainya.<br /> <b><br /> 22. SOLAT FARDHU DI MASJID</b><br /> Nabi SAW tidak pernah solat fardhu di rumah. Setiap langkah kanan ke masjid akan diangkat satu darjat dan langkah kiri akan dihapus satu dosa.<br /> <b><br /> 23. PAKAI CELAK</b><br /> Gunakan celak ismid (dari galian) kerana ia menguatkan penglihatan dan menumbuhkan bulu mata. Setiap malam dicalit tiga kali pada mata kanan dan kiri.<br /> <b><br /> 24. PANJANG PAKAIAN</b><br /> Panjang pakaian , jubah atau seluar seorang muslim adalah antara setengah betis dan tidak melebihi buku lali .<br /> <b><br /> 25. SOLAT FARDHU BERJEMAAH</b><br /> Solat fardhu berjemaah di masjid dibayar 27 kali lipat dari solat sendirian di rumah. Jika anda waras dan sempurna akal, di manakah anda akan solat?<br /> <br /> <b>26. MENGUAP</b><br /> Menguap adalah dari syaitan. Bila rasa hendak menguap, tahanlah atau tutuplah mulut dengan belakang tangan kerana syaitan akan masuk melalui mulut.<br /> <b><br /> 27. MENYIMPAN JANGGUT</b><br /> Memotong misai dan menyimpan janggut. Lebih afdal dengan jambang sekali. Diberi pahala amal berterusan selama menyimpannya.<br /> <b><br /> 28. JANGAN MENGHADAP KIBLAT KETIKA BUANG AIR</b><br /> Jangan menghadap / membelakang Kiblat ketika buang air kecil / besar. Dibolehkan bila dalam bangunan, itupun kalau terpaksa.<br /> <b><br /> 29. WARNA PAKAIAN RASULULLAH</b><br /> Disunatkan memakai pakaian berwarna putih kerana Rasulullah SAW menyukai pakaian berwarna putih.<br /> <br /> <b>30. POSISI TIDUR</b><br /> Posisi tidur yang dianjurkan ialah mengereng di atas rusuk kanan, muka dan badan mengadap kiblat dan tapak tangan kanan di bawah pipi.<br /> <br /> <b>31. MINUM LEPAS MAKAN</b><br /> Lepas makan nasi jangan terus minum. Tunggu sebentar anggaran selama berjalan 40 langkah barulah minum.<br /> <br /> <b>32. TIDUR SEBELUM ZOHOR</b><br /> Tidur sebentar sebelum Zohor kerana ianya membantu ibadah di malam hari dan bangun sebelum gelincir matahari untuk solat Zohor.<br /> <br /> <b>33. BERDIRI HORMAT</b><br /> Rasulullah SAW membenci perbuatan orang bangun dari tempat duduk dan berdiri memberi hormat apabila baginda lalu atau masuk ke suatu majlis.<br /> <br /> <b>34. PAKAIAN BERWARNA</b><br /> Dilarang memakai pakaian warna kuning kemerahan seperti yang dipakai oleh sami Hindu / Buddha khususnya bagi lelaki.<br /> <b><br /> 35. MAKAN DENGAN ORANG MISKIN</b><br /> Rasulullah SAW suka memberi makan atau makan bersama orang miskin. Jika kita makan bersama orang miskin, hendaklah kita mendahulukan mereka.<br /> <b><br /> 36. MENU RASULULLAH</b><br /> Rasulullah SAW membuka menu sarapannya dengan segelas air sejuk yang dicampur dengan sesendok madu asli.<br /> <b><br /> 37. PEMBERIAN YANG TIDAK BOLEH DITOLAK</b><br /> Ada 3 pemberian yang tidak boleh ditolak iaitu bantal, minyak wangi dan susu.<br /> <b><br /> 38. KETAWA RASULULLAH</b><br /> Ketawa Rasulullah SAW hanyalah senyuman.<br /> <b><br /> 39. MINUMAN RASULULLAH</b><br /> Minuman yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah minuman yang manis dan dingin.<br /> <b><br /> 40. HISAP AIR DALAM HIDUNG</b><br /> Ketika membersihkan diri setelah bangun tidur jangan lupa menghisap air ke dalam hidung 3x kerana syaitan bermalam dalam lubang hidung.<br /> <b><br /> 41. BERI MAKAN ANAK YATIM</b><br /> Nabi SAW suka memberi makan anak yatim. Sesiapa yang duduk makan bersama anak yatim dalam satu bekas, syaitan tidak akan menghampiri bekas tersebut.<br /> <br /> <b>42. LARANGAN PAKAI CINCIN</b><br /> Dilarang memakai cincin di jari telunjuk dan jari tengah.<br /> <br /> <b>43. BANGUN TIDUR</b><br /> Nabi SAW bangun tidur lalu duduk seraya mengusap muka dengan telapak tangan agar hilang ngantuknya dan membaca doa bangun tidur.<br /> <br /> <b>44. KONGSI MAKANAN</b><br /> Jangan kedekut berkongsi makanan. Nabi SAW suka makan makanan yang banyak tangan memakannya.<br /> <b><br /> 45. 4 RAKAAT SEBELUM ZOHOR</b><br /> Solat 4 rakaat setelah gelincir matahari sebelum zohor. Saat itu pintu langit dibuka untuk menerima amal soleh dan tertutup ketika solat zohor.<br /> <b><br /> 46. ISTIGHFAR</b><br /> Nabi SAW beristighfar kepada Allah mohon keampunan dosa dan bertaubat setiap hari lebih dari 70 kali.<br /> <br /> <b>47. JANGAN MENCACI MAKANAN</b><br /> Jangan mencaci makanan. Jika suka, makanlah , jika tidak suka biarkan sahaja.<br /> <br /> <b>48. APABILA BERTAMU</b><br /> Apabila bertamu, jangan berdiri memberi salam di depan muka pintu tetapi dari sisi agar terpelihara pandangan dari melihat terus ke dalam rumah.<br /> <b><br /> 49. JAWAB SALAM DALAM TANDAS</b><br /> Tidak diperkenan menjawab salam ketika di dalam tandas kerana ada lafaz Allah dalam kalimah jawab salam. Cukup dengan berdehem atau isyarat suara.<br /> <b><br /> 50. MAKANAN PANAS</b><br /> Rasulullah SAW melarang meniup makanan panas. Hendaklah biarkan sejuk sedikit hingga mudah untuk dimakan.<br /> <b><br /> 51. GILIRAN MINUM</b><br /> Jika berkongsi minum dalam satu bekas atau botol, hendaklah memberi giliran minum yang berikut kepada orang yang di sebelah kanan.<br /> <b><br /> 52. 3 AMAL</b><br /> Nabi SAW menasihati jangan meninggalkan 3 amal iaitu puasa 3 hari sebulan (afdal 13,14,15 hb Hijrah), solat Dhuha dan solat sunat Witir.<br /> <b><br /> 53. JANGAN TIDUR MENIARAP</b><br /> Jangan tidur meniarap kerana ia adalah posisi tidur ahli neraka dan yang dibenci Allah.<br /> <br /> <b>54. CARA PEGANG MISWAK</b><br /> Miswak dipegang dalam keadaan jari kelingking dan ibu jari di bawah miswak dan jari lain di bahagian atas.<br /> <b><br /> 55. DUA RAKAAT SEBELUM SUBUH</b><br /> Dua rakaat sunat sebelum solat fardhu Subuh itu adalah lebih baik dari dunia dan segala isinya.<br /><br /><br />sumber: ariffin noor 63</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02837173197920087585noreply@blogger.com0