Wednesday, March 5, 2014
SEJARAH BANI UMAYYAH YANG DISELEWENGKAN
Sejarah Bani Umayyah adalah sebuah fasa sejarah yang paling banyak diseliti berita-berita bohong dan pengubahan. Oleh kerana itu, kita dapati banyak tulisan-tulisan yang memberikan kesan negatif dan kurang baik, padahal banyak sekali jasa Bani Umayyah yang semestinya boleh ditonjolkan, seperti:
penyebaran Islam secara besar-besaran terjadi di berbagai belahan dunia: Islam mencapai Eropah melalui Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad, di wilayah Timur hingga ke Cina, Qutaibah bin Muslim membuat jutaan hati manusia mencintai Islam, orang-orang Hindustan yang akrab dengan berhala dan keyakinan-keyakinan animismenya dibuat mengenal tauhid melalui Muhammad bin Qashim ats-Tsaqafi.
Kemudian perkembangan dasar-dasar ilmu pengetahuan, ilmu fikih, dll. Sangat banyak sekali perkembangan progresif terjadi di masa ini, namun tampaknya sebagian penulis lebih senang menampilkan sisi-sisi negatifnya.
Penonjolan poin-poin negatif tersebut antara lain disebabkan: penulisan sejarah yang banyak terjadi di masa Abbasiyah, tersebarnya tulisan-tulisan sejarah yang dibuat oleh orang-orang Syiah yang membenci Bani Umayyah, dan para orientalis turut memanaskan suasana agar umat Islam membenci sejarah mereka dan menanamkan keraguan terhadap pendahulu-pendahulu mereka.
Daulah Bani Umayyah sama seperti daulah-daulah Islam lainnya, memiliki catatan putih dan hitam. Mereka memiliki jasa-jasa yang besar terhadap kaum muslimin, namun juga memiliki kesalahan. Di antara jasa besar Bani Umayyah adalah pada masa pemerintahan mereka jumlah orang-orang yang memeluk agama Islam terbilang fantastik. Dan dari sini saja, rasanya cukup membantah anggapan negatif terhadap daulah ini. Hal ini menunjukkan keberhasilan Bani Umayyah mewujudkan nilai-nilai Islam yang luhur di wilayah taklukannya sehingga orang-orang non-Islam tertarik dan berbondong-bondong memeluk Islam.
Jika diringkas, penyebaran Islam yang dilakukan oleh Bani Umayyah mencakup empat wilayah besar. Arah Barat yang berakhir di Eropah, Andalusia, Hindustan wilayah Pakistan dan sebagian wilayah India, wilayah Cina di Timur, dan wilayah Kaukasus di Selatan Afrika.
Buah dari penaklukan negeri-negeri ini, lahirlah tokoh-tokoh besar umat Islam dalam bidang fikih, tafsir, sastera, kedoktoran, geografi, teknik, kimia dan ilmu-ilmu lainnya. Sebut saja Imam Bukhari, Muslim, Tirmidzi, an-Nasai, ath-Thabari, Ibnu Khaldun, adz-Dzahabi, dan lainnya, mereka semua adalah buah dari dakwah Islam Bani Umayyah.
Pendapat Ulama Tentang Bani Umayyah
Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah, dalam kitabnya Minhaju as-Sunnah mengkritik perkataan orang-orang Syiah dan Mu’tazilah yang menganggap jeleknya keislaman Muawiyah bin Abu Sufyan dan khalifah Umayyah secara umum. Beliau menyatakan, secara umum, para khalifah Bani Umayyah tidak disifati dengan celaan. Secara umum, keislaman mereka baik, mereka adalah orang-orang terpilih dari kalangan umat Islam. Muawiyah, kemudian ayahnya Abu Sufyan dan ibunya Hindun binti Utbah adalah orang-orang yang baik keislamannya (Minhaju as-Sunnah, 4:328). Kemudian Ibnu Taimiyah mendudukkan perihal persitiwa terbunuhnya Husein bin Ali radhiallahu ‘anhu dan riwayat-riwayat bohong dan berlebihan yang dibuat-buat oleh orang-orang Syiah tentang peristiwa tersebut.
Menurut Ibnu al-Arabi, catatan sejarah tentang Bani Umayyah banyak disusupi syubhat yang merosak sejarah itu sendiri. Khalifah pertama Bani Umayyah yakni Muawiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu adalah orang yang istimewa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempercayainya sebagai penulis wahyu Alquran, kemudian Abu Bakar mengangkat saudaranya Yazid bin Abu Sufyan sebagai gabernur Syam (al-‘Awashim min al-Qawashim, Hal. 234).
Ketika membahas Muawiyah mengangkat Yazid menjadi khalifah, Ibnu al-Arabi menyebutkan bahwa Yazid adalah seorang yang adil dan memang memiliki kapasiti sebagai khalifah (al-‘Awashim min al-Qawashim, Hal. 224-234). Ia juga mengingkari fitnah bahwa Yazid adalah seorang peminum khamr, “Katanya Yazid adalah seoarang peminum khamr. Saya katakan, tidak halal mengatakan yang demikian kecuali dengan dua orang saksi. Diriwayatkan bahwa al-Laits bin Saad (ulama tabiut tabi’in) mengatakan, ‘Amirul mukminin Yazid bin Muawiyah wafat pada tahun…’al-Laits menyebut Yazid dengan amirul mukminin (al-‘Awashim min al-Qawashim, Hal. 227-228).
Ibnu al-Arabi tidak hanya membahas generasi awal Bani Umayyah, bahkan lebih dari itu, Ibnu al-Arabi pun meriwayatkan permasalahan fiqih dari khalifah Umayyah Abdul Malik bin Marwan (al-‘Awashim min al-Qawashim, 249-251).
Sikap pertengahan para ulama dalam menyifati Daulah Bani Umayyah tidaklah lantaran mereka cinta terhadap Bani Umayyah melebihi hak mereka. Para ulama ini hanya berusaha mendudukkan permasalahan pada tempatnya, menyanjung perbuatan baik mereka dan memperingatkan dari kekeliruan mereka. Di antara mereka ada yang mengalami masa pemerintahan Umayyah seperti Imam Ibnu Hazm dan Ibnul Arabi. Dua tokoh ulama ini menyaksikan bagaimana jasa-jasa Bani Umayyah di Andalusia.
Bersamaan dengan kebaikan yang mereka miliki, tentu saja Bani Umayyah memiliki kesalahan sebagaimana orang lain memiliki kesalahan. Namun apabila dibandingkan dengan jasa mereka terhadap umat Islam, maka tidak pantas kita katakan –secara umum- Daulah Bani Umayyah adalah masa kegelapan atau kemunduran Islam, lebih pantas kita katakan –secara umum- dakwah Islam kian tersebar di masa Daulah Bani Umayyah.
Oleh kerana itu, janganlah kita termakan isu-isu dusta yang dibuat oleh orang-orang Syiah, Mu’tazilah, dan para orientalis sehingga kita membenci sejarah emas pendahulu kita. Yang buruk dari bagian sejarah mereka, kita katakan itu buruk, namun kita tidak melupakan jasa-jasa baik mereka.
Disusun oleh Nurfitri Hadi
Artikel www.KisahMuslim.com
No comments:
Post a Comment