Laman web islamicbulettin.com melaporkan Streich penganut kristian yang taat. Dia dibesarkan dengan ajaran Kristian dan semasa kecil pernah bercita-cita menjadi paderi . Namun ketika remaja niatnya berubah. Ia mulai gemar berpolitik dan tanpa ragu terjun langsung menjadi anggota parti ternama di Swiss.
SVP bukan parti sembarangan. Di dalamnya terdiri dari cendekiawan, ilmuwan, pelajar, dan pegiat bukan dari kalangan Muslim. Partai ini menjadi penentang nombor wahid penyebaran Islam di Swiss. Dan Streich adalah sosok yang paling vokal menyerukan penutupan masjid di seantero Negeri Coklat ini.
Streich mempropagandakan anti-Islam ke seluruh negaranya. Ia menaburkan benih-benih kemarahan dan cemohan bagi umat Islam di Swiss. Ia merasa mimbar dan kubah masjid tidak cocok dengan budaya negara itu. Ia juga menuding Islam sebagai agama teroris, pembuat onar, dan kekerasan.
Dalam usahanya menyingkirkan Islam dari Swiss, lelaki ini malah mempelajari Al-Qur’an dan Islam. Ia berharap dengan memahami ajaran Nabi Muhammad itu, dia mampu meruntuhkan iman kaum Muslimin. Yang terjadi, ia malah terpesona dengan ajaran rahmatan lil ‘alamin ini.
Semakin jauh Streich belajar Islam, semakin tenggelam dia dalam keindahan ad-Din samawi itu. “Banyak perbezaan saya dapatkan ketika mempelajari Islam. Ajaran Islam memberikan saya jawaban logik atas pertanyaan hidup penting, dan tidak saya temukan di agama saya,” katanya.
Presiden Organisasi Konferensi Islam (OKI) Abdul Majid Aldai mengatakan, orang Eropah sebenarnya memiliki keinginan besar mengetahui Islam dan hubungan antara Islam dengan terorisme, sama halnya dengan Streich.
'Semoga lebih ramai lagi yang akan terbuka pintu hatinya kepada Islam....'
sumber: zilzaal
No comments:
Post a Comment