Monday, January 30, 2012

ANDA CEPAT MARAH?


Mari kita bermuhasabah diri, kenapa kita cepat marah atau cepat naik darah? Sebelum mendidik hati supaya tidak cepat marah, kita perlu tahu puncanya supaya mudah ditangani atau dirawat.

Di antara punca yang biasa ialah:

1. Tidak dapat mengawal emosi

Orang yang cepat marah adalah orang yang tidak dapat mengawal emosi dan membiarkan perasaan marah menguasai dirinya. Orang yang cepat marah mudah diperbodoh-bodohkan atau dimain-mainkan oleh orang lain, iaitu dengantidak keruan dan tidak lagi berfikir panjang.

2. Kurang sabar

Hati yang kurang sabar selalu cepat saja melenting apabila berhadapan dengan kata-kata atau tindakan-tindakan pihak lain mencabar kesabarannya. Oleh itu, perlulah dilatih hati supaya lebih bersabar dan berfikir berulang-ulang kali sebelum mengeluarkan kata-kata kesat bagi memuaskan hati yang sedang marah.

3. Ego, bangga diri, riak dan merasa diri lebih hebat daripada orang lain

Orang yang cepat marah juga disebabkan oleh ego. Orang ini akan rasa tercabar apabila dipersenda-sendakan. Ia akan rasa kalah dan tidak dihormati. Orang yang mempunyai sifat-sifat ego, bangga diri dan riak merasa dirinya lebih hebat daripada orang lain. Oleh itu, ia akan cepat marah sebab ia tidak mahu dipandang rendah, benci apabila tidak dihormati, merasa terhina apabila terjumpa orang yang lebih hebat daripadanya. Marah sebegini biasanya wujud dalam bentuk emosi tidak puas hati.

4. Berfikiran negatif

Orang yang berfikiran negatif ialah orang yang memandang buruk terhadap sesuatu, bersangka buruk pada orang lain serta bertanggapan buruk terhadap apa jua perkara. Orang seperti ini cepat marah kerana dihatinya tidak wujud istilah maaf. Ia tidak mahu memberi maaf dan malu untuk meminta maaf kerana merasa ia saja yang betul, walaupun kadang-kadang dalam hati kecilnya mengaku akan kelemahan diri, tapi disebabkan ego diri atau takut maruah tercabar, ia tiak akan minta maaf walaupun berada di pihak yang salah.

5. Berdendam

Jika seseorang itu masih menyimpan perasaan dendam atau irihati kepada seseorang lain, ia akan cepat naik darah atau marah walaupun hanya disebabkan oleh kesilapan yang sedikit, yang pada mata kasar boleh dimaafkan saja.

Bagaimana pula menangani masalah cepat marah secara total dan berpanjangan?

* Di antara kaedah biasa yang boleh digunakan ialah dengan dengan mempelajari dan mengamalkan ilmu agama, terutamanya ilmu tasawuf, untuk membersihkan hati daripada segala sifat mazmumah, termasuk sifat cepat marah ini. Apabila telah diketahui punca kemarahan tersebut, carilah jalan untuk mengatasinya, walaupun secara perlahan-lahan, nanti akhirnya akan berjaya juga.

* Membaca Al-Quran dengan memahami makna, berzikir dan bersolawat juga dapat melembutkan hati yang keras dan secara tak langsung dapat melunakkan hati dan mudah menjadi pemaaf tanpa ada rasa marah dan dendam.

* Sentiasa bermuhasabah diri, jika boleh muhasabah diri setiap malam sebelum tidur. Ulang tayang balik dalam pemikiran kita apa yang dilakukan sepanjang hari. Cari di mana kelemahan dan pencapaian pada hari tersebut. Jika masih lemah, dalam kes ini, masih cepat marah maka carilah puncanya dan tangani puncanya dahulu dengan cara yang bijak.

Semoga tips yang diberikan bermanfaat....

Saturday, January 28, 2012

TUJUAN HIDUP KITA:



Banyak orang tidak mengetahui tujuan hidupnya, sehingga kehidupannya tidak jelas dan tidak mempunyai arah yang pasti, barulah ia sedari tujuan hidupnya, pada saat yang tiada gunanya lagi kesadaran tersebut, sehingga sia-sialah segala penyesalan pada waktu itu.


Tidak sedikit juga orang yang telah mengetahui tujuan hidupnya, namun sayang ia sering lalai dan tidak konsisten dan konsekuen dalam menetapkan tujuan hidupnya, sehingga ia sering terbawa arus, karena lemahnya pendiriannya. Kelompok seperti ini, terbagi menjadi dua bagian:
-ada yang kembali kepada pendiriannya,
- dan ada yang tersesat dan terperosok kedalam jurang sehingga ia tidak dapat kembali lagi.


Sungguh beruntung, orang-orang yang mengetahui tujuan hidupnya, dan berpendirian kuat dengan tujuan hidupnya tersebut, sehingga ia konsisten dan konsekuen dalam menjalankannya, tidak mudah dan tidak lemah terbawa arus, bangkit jikalau terjatuh, dan berusaha kembali mengukuhkan tujuan hidupnya.


Allåh subhanahu wa ta’ala berfirman:
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ( tanpa pertanggungjawaban)?”
(Al Qiyamah: 36)


Allåh berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
(Al-Mukminun: 115)


Allåh berfirman,
لَوْ أَرَدْنَا أَنْ نَتَّخِذَ لَهْوًا لَاتَّخَذْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا إِنْ كُنَّا فَاعِلِي
“Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah Kami telah melakukannya).”
(Al-Ambiyaa: 17)


Allåh berfirman,
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main.
(Ad-Dukhaan: 38)


Dari ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dan yang ada di langit serta apa yang ada di antara keduanya tidak ada yang sia-sia. Lalu untuk apakah semuanya itu?


Mari kita melihat keterangan Allah di dalam Al Qur’an:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dialah yang telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untuk kalian, karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.”
(Al Baqarah: 22)


Allåh berfirman,
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا
”Dia Allah yang telah menjadikan segala apa yang di bumi untuk kalian.”
(Al Baqarah: 29)


Dia berfirman,
اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ ۖ فَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap, lalu membentuk kalian, membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yang baik-baik yang demikian itu adalah Allah Råbbmu, Maha Agung Allah, Råbb semesta alam.”
(Ghååfir: 64)


Semua nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia tidak lain hanya untuk membantu manusia dalam mewujudkan tugas dan tujuan yang mulia ini.


Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin dalam kitab Al Qaulul Mufid (1/27) mengatakan:
“Dengan hikmah inilah manusia diberikan akal dan diutus kepada mereka para rasul dan diturunkan kepada mereka kitab-kitab, dan jika tujuan diciptakannya manusia adalah seperti tujuan diciptakannya binatang, niscaya akan hilang hikmah diutusnya para rasul dan diturunkannya kitab-kitab. Karena yang demikian itu akan berakhir bagaikan pohon yang tumbuh lalu berkembang dan setelah itu mati.”


Lalu apakah tujuan kita diciptakanNya?
Allåh subhanahu wa ta’ala berfirman;
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengibadahi/menyembah kepada-Ku.
(Adz-Dzaariyat: 56)


Abdurrahman As Sa’di dalam tafsir beliau mengatakan:
“Inilah tujuan Allah menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus seluruh para rasul untuk menyeru menuju tujuan ini yaitu ibadah yang mencakup di dalamnya pengetahuan tentang Allah dan mencintai-Nya, bertaubat kepada-Nya, menghadap dengan segala yang dimilikinya kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.”


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Majmu’ Fatawa (1/4) mengatakan:
“Maka sesungguhnya Allah menciptakan manusia untuk menyembah-Nya sebagaimana firman Allah,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
‘Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.’ 


Ibadah kepada Allah hanya dilakukan dengan cara mentaati Allah dan Rasul-Nya dan tidak dikatakan ibadah kecuali apa yang menurut syariat Allah adalah sesuatu yang wajib atau sunnah.”


Setelah mengetahui tujuan hidup kita, yang diberitahukan Råbb Yang Menciptakan kita, maka marilah kita jadikan tujuan hidup tersebut (yakni mengibadahi-Nya) menjadi sandaran dan prioritas utama dalam hidup kita.


Maka hal yang pertama, adalah mengetahui bagaimana menjalani tujuan hidup tersebut, sehingga kita memiliki pedoman yang jelas untuk meraihnya.


Menuntut ‘ilmu syar’i untuk meraih tujuan hidup:


Maka TUNTUTLAH ‘ILMU SYAR’I, yang membimbing kita bagaimana menjalani kehidupan ini.
Inilah yang kita namakan ikhlash dalam menuntut ‘ilmu, karena tidaklah kita mencari ‘ilmu tersebut, melainkan agar dapat memuluskan jalan kita dalam meraih tujuan hidup kita.


Lalu ‘ilmu apakah yang kita utamakan?
Sesuai dengan tujuan utama hidup kita, maka ‘ilmu yang kita utamakan  adalah ‘ilmu tauhid, yaitu ‘ilmu untuk dapat memudahkan kita mengetahui segala yang berkaitan dari apa yang telah kita tetapkan, yakni hanya semata-mata mengibadahinya dan menjauhi segala kesyirikan.


Sebagaimana firman Allåh subhanahu wa ta’ala berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
“Maka ketahuilah (ilmuilah), bahwa sesungguhnya tidak ada (sesembahan yang berhak diibadahi) selain Allah..”
(Muhammad: 19)


Maka dari sini telah jelas apa saja ‘ilmu yang harus kita utamakan , diantaranya:
1. Belajar untuk mengetahui  makna dan tujuan  syahadatain (dua syahadat) yang telah kita ikrarkan, serta belajar bagaimana meng-esa-kan-Nya dalam beribadah kepada-Nya (yang bebas dari syirik; baik syirik besar maupun syirik kecil).
2. Belajar mengenal cara peribadatannya, bagaimana cara beribadah yang benar sesuai yang  diInginkan-Nya. (belajar beribadah sesuai sunnah, mutaba’ah)
3. Mengenal batasan-batasan dari kedua hal diatas, agar kita tidak menyimpang dalam menjalankannya.
Imam Ahmad rahimahullah berkata:
“Ada Tiga hadits yang merupakan  tunjang agama, yaitu hadits Úmar, hadits Aísyah, dan hadits Nu’man bin Basyir.”


1. Hadits ‘Umar yakni mengenai niat
[Pelajaran yang dapat kita petik dari hadits ini yaitu, bagaimana kita memurnikan ibadah kita hanya kepada-Nya, serta meninggalkan segala sesuatu apapun yang dapat merusak kemurnian tersebut, dalam arti lain, yakni memurnikan dan memperkokoh tauhid serta membersihkan dan menjauhkan dari segala bentuk kesyirikan]


2. Hadits ‘Aisyah
[yakni bagaimana cara beribadah dengan benar (melakukan peribadatan sesuai dengan yang Di-Inginkan-Nya, yakni mengikuti peribadatan yang telah dituntunkan dan di dan tidak melakuakan bid'ah]


3. Hadits Nu’man:
Yakni mengenal batasan-batasan dalam perintah dan larangan, baik dalam peribadatan ataupun selainnya.


Maka benarlah kata al-imam Ahmad råhimahullåh, inilah tiga pokok ‘ilmu yang paling penting dan paling dasar yang harus kita  utamakan  untuk meraih tujuan hidup kita. Maka marilah, kita, yang telah mengetahui tujuan hidup kita, menjadikan tujuan tersebut sebagai pegangan kita dalam hidup, dan sesegera mungkin kita mulai 


berusaha untuk menempuhnya, yang seperti dikatakan diatas, yaitu memulainya dengan menuntut ‘ilmu, agar dengan ‘ilmu tersebut, kita dapat mengamalkannya dengan sebaik-baiknya untuk menjalankan dan mengarahkan hidup kita, serta mengajak keluarga, orang-orang dibawah tanggung jawab kita, serta orang-orang terdekat kita untuk sama-sama meniti tujuan hidup tersebut…

 (sumber: Abu Zuhriy)


Thursday, January 26, 2012

MAKSIAT MEMBAWA KEPADA MAKSIAT YANG LAIN



nur_muslimin menulis:

 "Sesungguhnya kemaksiatan yang dilakukan seorang hamba akan melahirkan kemaksiatan-kemaksiatan yang lain, sehingga pelakunya susah dan berat meninggalkannya. 
Sebagian salaf mengatakan:
 “Sesungguhnya diantara hukuman keburukan adalah terjadinya keburukan setelahnya, dan sesungguhnya di antara pahala kebaikan adalah kebaikan setelahnya”.

 Jika seorang hamba telah melakukan sebuah kebaikan, maka kebaikan yang berada di dekatnya mengatakan: “Hendaklah engkau mengamalkan aku juga!”.
Jika dia telah mengamalkan kebaikan kedua, maka kebaikan ketiga akan mengatakan seperti itu juga , dan begitu seterusnya. Sehingga kebaikan selalu bertambah dan keuntungan berlipat ganda.

 Sebaliknya, keburukan juga seperti itu. Maka akhirnya ketaatan dan kemaksiatan itu menjadi sifat yang melekat dan keadaan yang tetap ada pada pelakunya.

Jika seorang muhsin (orang yang sudah terbiasa berbuat ketaatan dengan sebaik-baiknya) meninggalkan ketaatan-ketaatan, maka jiwanya tertekan, bumi yang luas terasa sempit, dan dia merasa seperti ikan yang meninggalkan air. Sampai dia kembali melaksanakan ketaatan-ketaatan, maka jiwanya akan menjadi tenang dan hatinya menjadi tenteram. 

Sebaliknya, jika seorang mujrim (orang yang sudah terbiasa melakukan kemaksiatan-kemaksiatan yang besar) meninggalkan kemaksiatan dan menuju ketaatan, maka jiwanya tertekan, dadanya terasa sempit, sampai dia terbiasa melaksanakan ketaatan-ketaatan (Lihat Ad-Da' wa Dawa' karya Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah)

Hal ini diisyaratkan di dalam sebuah hadits Nabi Muhammmad saw dengan sabda Beliau:

“Hendaklah kamu selalu jujur, karena sesungguhnya jujur itu akan menuntun menuju kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akan menuntun kepada surga. Dan tidaklah seseorang selalu berkata jujur dan berusaha menetapi kejujuran, sampai dia ditulis di sisi Allah swt sebagai orang yang sangat jujur.
Dan hendaklah kamu selalu menjauhi dusta, karena sesungguhnya dusta itu akan menuntun menuju kemaksiatan, dan sesungguhnya kemaksiatan itu akan menuntun menuju neraka. Dan tidaklah seseorang selalu berkata dusta dan selalu memilih kedustaan, sampai dia ditulis di sisi Allah swt sebagai orang yang pendusta" (Hadith Muslim dari 'Abdullah bin Mas'ud)

Oleh karena itu Allah swt melarang kemaksiatan dan sarana-sarananya. Allah swt telah mengharamkan perbuatan-perbuatan keji, baik yang nampak maupun yang tidak nampak.Allah swt juga melarang mendekati perbuatan-perbuatan keji itu dan sebab-sebab yang menghantarkan kepadanya. Semua itu sebagai rahmat-Nya kepada para hamba dan menjaga mereka dari perkara yang membahayakan mereka di dunia dan akhirat.

Diantara perbuatan keji yang telah Allah swt haramkan di dalam Kitab-Nya dan melalui  lisan Rasul-Nya adalah zina. Allah swt berfirman yang artinya “Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra:32)

Sarana-sarana yang menghantarkan menuju zina juga diharamkan, seperti wanita keluar rumah memakai parfum, membuka aurat kepada orang lain, berbicara manja kepada laki-laki yang bukan mahram, bersafar tanpa mahram, ikhtilath (campur baur laki-laki dan perempuan), khalwat (laki-laki berduaan dengan wanita yang bukan mahramnya), tabarruj (perbuatan wanita yang memamerkan dandanan dan perhiasan), membiar pandangan kepada wanita yang bukan mahram, dan lain-lain.


Ketika larangan Allah swt diterjang, maka apakah yang terjadi? Kemaksiatan berantai membelenggu sang pelaku. Akhirnya berakhir  kepada zina. Ketika si wanita telah hamil karena zina, pengguguran ditempuh sebagai solusi. Dengan banyaknya perzinaan, maka pengguguran  juga semakin meningkat pesat. 

Padahal di dalam perbuatan pengguguran terdapat berbagai bahaya dan pelanggaran syariat yang dilakukan. Maka perlu ada usaha bersama untuk membendung perilaku menyimpang dari agama ini, sehingga harapan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dapat  diraih oleh umat ini dengan ridha ilahi.

(Dipetik dari Ukhwah.com)

Wednesday, January 25, 2012

MUFLIS SEBENAR!


Daripada Abu Hurairah r.a, Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:
 “Tahukah kamu, siapakah gerangan orang yang muflis itu?” Lalu jawab sahabat: “Pada pandangan kami, orang yang muflis itu ialah mereka yang tidak mempunyai wang dan harta.” 


Lantas Baginda s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya orang yang muflis di kalangan umatku ialah mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala sembahyang, puasa dan zakat. Dia juga (dalam masa yang sama) datang dengan membawa dosa menghina, menyakiti orang, memakan harta orang lain, menumpahkan darah (membunuh), dan memukul orang. Lalu diberi segala kebajikan itu 


kepadanya dan ini adalah kebajikan-kebajikannya. Maka jika telah habis pahala kebajikannya sebelum dapat dibayar kepada orang yang menuntutnya (orang yang dihina, disakiti dan dizaliminya ketika di dunia dulu), maka dosa-dosanya itu akan dilemparkan kepadanya, lalu dia kemudiannya dicampakkan ke dalam api neraka.” (Hadith Riwayat Muslim)

Berdasarkan hadith itu, dapat kita fahami bahawa golongan yang menjadi muflis pada akhirat adalah berasal daripada orang yang memiliki pahala yang banyak. Bagaimanapun, semua pahala ibadat mereka itu habis kerana digunakan sebagai bayaran ganti rugi kepada insan yang pernah disakiti, difitnah, ditipu, dikhianati, dihina, dibunuh atau dizaliminya. Alangkah ruginya golongan muflis ini. Ganjaran pahala yang mereka kumpul dengan mengerjakan bermacam ibadat, akhirnya menjadi barang tukaran kerana denda yang perlu mereka bayar disebabkan kesalahan mereka terhadap orang lain. 


 Lebih-lebih lagi bagi penganiayaan atau kezaliman yang melibatkan  orang-ramai, atau rakyat atau pengikut.  Lagi banyak beban yang terpaksa ia tanggung seperti orang yang menjadi ketua, pemimpin, presiden, menteri dan lain-lain. Bayangkan 1000 orang yang ia zalimi, maka 1000 orang itu akan menuntutnya di akhirat nanti. Jika 1 juta orang?

      Sebab itu lah Nabi bersabda:

  Y
ang maksudnya : Ia (iaitu kepimpinan) adalah amanah dan di akhirat ia menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali mereka yang mengambilnya dengan hak dan melaksanakan tanggungjawab yang diamanahkan di dalamnya. (Riwayat Muslim).


Meskipun kita malu jika isytiharkan muflis di dunia ini, namun kita masih lagi beruntung kalau dibandingkan dengan situasi muflis di akhirat. Jika muflis di dunia, masih ada lagi orang yang bersimpati dan dapat membantu kita. Tetapi bagaimana pula hal keadaan kita apabila muflis di akhirat? Siapakah yang akan bersimpati? Siapakah yang bakal menolong kita dan siapakah pula yang akan menyelamatkan kita dari azab seksaan neraka Allah? Kuat beribadah dan memiliki pahala yang banyak tidak menjamin terpeliharanya seseorang itu daripada azab Allah jika pada masa sama dia masih melakukan penganiayaan, penindasan dan kezaliman kepada insan lain.


Firman Allah bermaksud:
“Pada hari itu Kami akan tutup mulut mereka dan memberi peluang tangan mereka memberitahu Kami (mengenai kesalahan masing-masing), dan kaki mereka pula menjadi saksi terhadap apa yang sudah mereka perbuatkan (ketika hidup di dunia).” (Surah Yaasin, ayat 65)
Selain itu, kita juga diingatkan agar bertanggungjawab terhadap amanah keluarga iaitu isteri dan anak-anak. Dibimbangi di akhirat kelak, mereka akan menuntut segala pertanggungjawaban yang tidak kita tunaikan kepada mereka. Tanggungjawab memberi mereka ilmu, pendidikan, perlindungan, makanan, kesihatan dan sebagainya akan dipersoalkan kepada kita sama ada terlaksana atau terabai. Jika kita perhatikan realiti hari ini, berapa ramai ibu bapa yang selalu solat berjemaah di masjid, mendengar ceramah, menghadiri kelas pengajian agama dan melakukan pelbagai amal kebajikan, sedangkan anak mereka terbiar tanpa mendapat pendidikan agama sempurna, terbabit dengan jenayah, gejala sosial, maksiat dan kegiatan kemungkaran?


Golongan ibu bapa (kita semua) seperti ini mengerjakan amal ibadat dengan penuh kesungguhan, tetapi mereka beribadah dalam situasi yang kurang bijak. Mereka lupa bahawa tanggungjawab memberikan pendidikan agama terhadap anak-anak juga ibadat besar dan mulia. Jika amanah dan tanggungjawab ini sengaja dibiarkan terabai, dikhuatiri ia akan menjadi penghalang untuk seseorang hamba itu memasuki syurga Allah, walaupun memiliki banyak pahala hasil daripada amal ibadatnya.  Apalagi jikalau ibubapa yang tidak berjemaah, atau langsung tidak solat, dua kali muflis lah di akhirat nanti!


Oleh itu marilah kita bertaubat dan memohon kemaafan kepada orang yang kita sakiti, aniayai, hina dan pelbagai perbuatan buruk yang telah dilakukan  dengan menghayati satu hadith dari Rasulullah s.a.w yang berbunyi:


Rasulullah s.a.w bersabda:
 “Sesiapa yang ada sebarang kesalahan dengan saudaranya maka hendaklah diselesaikan sekarang, kerana sesungguhnya di sana (di akhirat) tiada lagi wang untuk dibuat bayaran, (yang ada hanyalah) diambil hasanah (kebaikan) yang ada padanya, kalau dia tidak mempunyai kebaikan, diambil keburukan orang itu lalu diletakkan ke atasnya.” (Hadith Riwayat Bukhari)

Monday, January 23, 2012

HIKMAH DI SEBALIK MANDI WAJIB:




Adalah banyak diketahui oleh pakar sains bahawa di bawah kulit manusia terdapat banyak mikroorganisma yang hidup komensal. Mikroorganisma ini akan keluar dan berada di hujung rambut dan bulu roma setiap kali manusia berpeluh atau selepas melakukan hubungan kelamin dengan isteri @ suami. Sudah tentulah badan akan menjadi kotor dan organisma ini akan mudah berjangkit kepada orang lain apabila ia keluar dan berurusan tanpa mandi junub.

Bakteria ini jika sekiranya mempunyai peluang untuk menguasai badan kita ketika daya tahan badan manusia menjadi lemah,  akan mengambil kesempatan dan akan menjadi parasit dan boleh menyebabkan jangkitan di tubuh badan kita.

 Itulah sebabnya Islam menetapkan mandi junub sebagai cara pembersihan diri dan tubuh badan daripada tercemar daripada bakteria tadi. Keluar berjual-beli, makan, minum, berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam keadaan berjunub adalah makruh. Allah Yang Maha Mengetahui tentang makhluk yang diciptakannya ini telah menetapkan bahawa manusia mesti mandi wajib selepas setiap kali datang haid nifas dan bersetubuh.

Ia adalah bagi tujuan pembersihan dan penyucian diri. Apabila bakteria tadi terkena atau dikenakan padanya air yang dapat menghilangkanya dari badan ,ia akan mati dan tidak dapat menjangkiti orang lain. Maka terselamatlah manusia daripada jangkitan dan wabak penyakit sekaligus dan meneruskan hidup dalam keadaan bersih dan sihat.


Tayammum Pengganti Mandi Wajib

Kenapakah tayammum dapat menggantikan mandi junub dan wudu’( dua jenis penyucian diri dalam Islam ) dalam keadaan air di tempat yang kering-kontang?

“ Bakteria apabila terkena air akan mati disebabkan tekanan osmosis di dalam badannya sehingga air boleh menyerap masuk ke dalam badan dan akhirnya ia mati kerana mengalami overhydration.

 Begitu juga halnya apabila bakteria tadi didedahkan kepada keadaan yang terlalu kering dan kontang seperti apabila dikenakan padanya debu..Ia akan mati setelah air badannya keluar kerana tekanan osmosis lebih rendah daripada tekanan osmosis di luar badan menyebabkanya mati kerana air badan keluar dan kerana kekontangan fisiologi badan.” –
 Oleh: Dr Jamnul Azhar Hj Mulkan


Mandi Wajib Mengikut Sunnah Rasulullah SAW

Segala amal ibadah yang hendak dilakukan sebaik-baiknya perlu mengikut jejak langkah Rasulullah SAW.
Al-Bukhari dan Muslim daripada Aisyah r.ha. meriwayatkan sebuah hadis mengenai cara Rasulullah SAW mandi dengan katanya yang bermaksud:

“Apabila Nabi SAW mandi janabah, Baginda mulakan dengan membasuh kedua-dua tangannya.”
(Hadis riwayat Muslim)

Menurut riwayat Muslim, “Kemudian Baginda mencurahkan air dengan tangan kanannya keatas tangan kirinya, lalu membasuh kemaluannya.”

Munurut hadis di sisi al-Bukhari yang diriwayatkan dripada Maimunah r.ha.

“Rasulullah SAW apabila mandi jenabah, Baginda mulakan dengan membasuh kedua-dua tangannya. Kemudian Baginda menuang dengan tangan kanannya keatas tangan kirinya, lalu Baginda membasuh kemaluannya.
 Kemudian Baginda berwuduk sebagaimana wuduk sembahyang. Kemudian Baginda memasukkan jari-jarinya ke dalam air lalu menyelati dengannya pangkal-pangkal rambutnya. Kemudian Baginda mencurahkan air di atas kepala sebanyak tiga cebok tangannya ke seluruh badannya. Kemudian Baginda mencuci kedua-dua kakinya.”
(Riwayat Muslim)


Wallahu’alam….

Thursday, January 19, 2012

PUNCA DAN TIPS KEBAHAGIAAN


Rasulullah bersabda yg bermaksud: 4  perkara yang membawa kebahagiaan iaitu wanita yang solehah,rumah yang luas,jiran yang baik dan kenderaan yang selesa.(Riwayat Ibnu Hibban)

Semua orang mahukan kehidupan yg sempurna.Kehidupan yg selesa adalah sesuatu bentuk kehidupan yg dialu-alukan oleh Islam,yg memerlukan 4 elemen asas yg penting iaitu:
Wanita yang solehah; iaitu isteri yang baik yang dapat menguruskan keluarga dan rumahtangga dengan sempurna. 

Rumah yang  luas; yang boleh memberikan keselesaan untuk bermesra dengan keluarga dan anak-anak disamping dapat melapangkan fikiran dengan baik dan tenang. 
Jiran yg baik; kerana jiran merupakan orang yang paling rapat selepas sanak saudara dan keluarga,dapat menjamin keharmonian hidup bermasyarakat sehinggakan ikatan kejiranan itu boleh bertukar seakan-akan sebuah keluarga yang kasih-mengasihi dan saling mengambil berat di antara satu sama lain. 

Kenderaan yang selesa; kerana itu akan memberikan kemudahan dalam segala urusan.
Bagaimanapun antara tabiat buruk yg mengancam kebahagiaan hidup adalah sikap berfoya-foya dengan kehidupan mewah,boros harta dan membazir ketika berbelanja.Tabiat ini sering disebut dalam al-Quran sebagai punca kehancuran beberapa umat yang terdahulu.

Kemewahan hidup berbeza antara satu zaman dengan zaman yang lain.Mungkin mewah pada suatu ketika dahulu,tidak dianggap mewah pada hari ini,kerana perbezaan masa,suasana dan pendapatan menjadikan ukuran kemewahan turut berbeza.
Namun yg penting, bersederhanalah dalam  dalam setiap hal yang di buat.
(Petikan dari majalah NUR)


LAGI TIPS KEBAHAGIAAN:


Untuk membahagiakan kehidupan anda tidaklah sesukar yang difikirkan.   Saya  akan menyenaraikan 12 perkara yang insya Allah dapat membantu untuk meningkatkan rasa kebahagiaan dan membuat hidup anda lebih memuaskan.


1)    Rangkaian sosial atau perhubungan
 adalah cara mudah untuk kebahagiaan hidup anda. Setiap manusia adalah berbeza-beza, terima mereka seadanya, cuba elakkan pertengkaran, perselisihan faham, pergaduhan, permusuhan dan pasti anda akan merasai nikmat kebahagian.  Sesiapa yang dapat membahagiakan orang lain, maka ia akan mendapat kebahagiaan yang sama.

2) Bersyukur
adalah satu sikap yang terpuji. Sekiranya anda sentiasa mempunyai sifat ini, pasti anda tidak akan pernah rasa kesal terhadap apa yang anda miliki sekarang. Ia juga membantu seseorang untuk lebih bersikap positif tanpa banyak memikirkan kekurangan diri masing-masing. Apabila anda bersyukur, pasti bebanan yang anda tanggung dapat dikurangkan dan ini membantu untuk kebahagian hidup anda.


3)Berita
 (akhbar/media masa) boleh memberikan anda tekanan, Fokuskan kepada pencarian maklumat yang berunsur motivasi atau yang tidak melibatkan permasalahan.


4) Agama
 adalah penting untuk pegangan hidup seseorang. Dekatkan diri dengan agama dan pasti anda bahagia.  Ayat suci al Quran adalah kata-kata yang paling tinggi dan tiada yang lebih tinggi darinya.  Ia adalah kata-kata dari Allah swt. Maka dengan  sentiasa membaca   berterusan akan memberi  ubat, penawar kepada jiwa manusia.


5) Uruskan masa
anda dengan bijak. Masa adalah sesuatu yang bernilai yang tidak mampu dibeli dengan wang, Jangan sia-siakan masa anda. Penuhilah ia dengan perkara yang paling penting dahulu.  Anda tidak akan merasa kerugian jika masa anda telah digunakan dengan sebaik-baiknya.


6) Ketawa
 adalah satu resipi kebahagiaan. Lakukan sesuatu yang mampu membuatkan anda ketawa, janganlah terlalu bersikap serius.  Tetapi bukanlah dengan ketawa berdekah-dekah, kerana ketawa nabi hanyalah  setakat tersenyum sahaja.  Dan Nabi tidak bergurau, kecuali perkara yang benar sahaja.


7) Luahkan perasaan anda, kasih sayang, persahabatan dan semangat kepada orang-orang di sekeliling.


8) Jangan sesekali pendam perasaan marah.
 Cuba luahkannya dengan cara yang betul tanpa menyakiti diri anda sendiri dan orang lain. Marah adalah umpama api yang akan membakar. Jadi hindarilah dengan cara yang dianjurkan oleh nabi kita.


9) Bekerja keras
 memberi kepuasan peribadi. Ia juga mampu memberi keyakinan kepada anda untuk menyelesaikan tugasan yang perlu disiapkan. Apabila anda berkerja keras, pasti anda merasakan bahawa masa amat berharga.


10) Belajar
adalah suatu perkara yang sangat menyeronokkan. Pastikan anda sentiasa belajar mengenai perkara baru pada setiap hari. Jangan sesekali menjadikan faktor umur sebagai alasan untuk anda berhenti belajar, kerana ia bermakna anda menghadkan kebahagiaan diri sendiri.


11) Berlari, berjalan, bersenam, beriadah
 adalah salah satu fungsi tubuh anda dicipta. Jangan sesekali mensia-siakannya. Nikmatilah setiap detik hidup anda. Tubuh yang sihat akan mempengaruhi jiwa anda.


12) Elakkan pendedahan terhadap unsur-unsur negatif
 seperti bunyi bising, kesibukan kerja, dan tempat-tempat yang terlalu ramai orang. Kerana ia akan mengganggu ketenangan hidup anda.  Ini juga termasuk kata-kata yang buruk seperti mengumpat, fitnah dan kata bohong.  Jauhi dari perkara-perkara yang negatif  ini.

Monday, January 16, 2012

SOLAT SELEPAS HAID : PERKARA YG DIPANDANG RINGAN OLEH WANITA..!!

Pengetahuan Islam kepada sesiapa yang bernama wanita ISLAM!!!


Kebanyakan perempuan/wanita/ muslimah (wanita Islam) tak berapa perasan ATAU lebih malang lagi jika memang tak tahu menahu akan perkara ini... Ilmu Fekah, khususnya BAB HAID yang berkaitan dengan diri wanita itu sendiri amat kurang dikuasai atau difahami secara menyeluruh oleh kebanyakan wanita Islam...Kenapa hal ini boleh terjadi?? Amat susah untuk mencari seorang guru/ustazah/ ...yang betul-betul pakar dalam bab 'Orang-orang Perempuan ini' kecuali terpaksa@mesti dirujuk kepada lelaki/ustaz- ustaz yang bernama LELAKI jugak... (saya rasa ramai yang bersetuju dengan pandangan saya )


Contohnya yang paling simple ; bila ditanya kepada kebanyakkan wanita Islam ; "Adakah wajib bagi seorang wanita Islam menqhada'kan solat mereka yang ditinggalkan ketika haid?"Pastinya kita akan mendengar jawapan daripada kebanyakkan mereka mengatakan: "Alaa...itu soalan mudah jee..bila 'datang period' maka solat tu tak perlu qadha, yang perlu qadha hanya puasa jee..itulah yang kami belajar sejak mula-mula 'bergelar wanita' dulu"


Jika dibuat pantauan nescaya jawapan seperti di ataslah yang akan kita jumpa... Sebenarnya TAK SEBEGITU MUDAH bagi seorang muslimah nak meninggalkan solat mereka walaupun dirinya didatangi haid!!! sekalipun. Hal ini boleh dirujuk di dalam kitab Ihya' Ulumuddin karangan Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali yang masyhur.


Kitab yang padanya ada ilmu yang berkaitan Tasauf dan padanya juga perbahasan Fekah yang luas, inilah bukti kehebatan ulama' terdahulu..


Dalam BAB TIGA :

" Fi adab Mua'sharah Wama Yujzi Fi Dawamun Nikah..." perkara YANG KETUJUH disebut dengan jelas dalam kitab tersebut :

PERKARA YANG BERKAITAN DENGAN HAID :
Penjelasan (bayan) terhadap solat yang perlu diqadha bagi perempuan yang didatangi haid :



1. Jika perempuan dalam keadaan haid mendapati darah haid itu berhenti (dengan melihatnya) sebelum masuknya waktu Maghrib, kira-kira sempat dia solat asar sebanyak satu rakaat, maka baginya wajib qadha solat zohor dan asar.


2. Jika perempuan mendapati darah haidnya kering sebelum masuknya waktu subuh, kira-kira sempat baginya solat Isya' sebanyak satu rakaat, maka wajib baginya qadha solat maghrib dan Isya'. " Dan hal ini (qadha solat yang ditinggalkan semasa haid) adalah sekurang-kurang perkara yang wajib diketahui oleh setiap wanita Islam" (Imam Al-Ghazali)




HURAIAN MASALAH :

1. Kenapa perlu diqadha solat Asar dan Zohor?
- Kerana perempuan itu hanya menyedari keringnya haid masih dalam waktu Asar, maka baginya wajib solat asar (selepas mandi hadas)


2. Kenapa pula solat Zohor juga perlu diqadha sama?
- Kerana di dalam hukum menjama' (menghimpun solat bagi orang musafir) solat Asar boleh dijama' dan diqosarkan bersama solat Zohor.
- Kerana kecuaian wanita itu sendiri (dari melihat haidnya kering atau tidak), boleh jadi haidnya sudah kering dalam waktu Zohor lagi, langkah Ihtiyat ( menjaga hukum) maka perempuan itu juga perlu mengqhada solat Zohor.


3. Dalam perkara solat subuh pun sama : -perempuan itu hanya menyedari darah haidnya kering, sebelum masuk waktu subuh, kira-kira sempat solat Isyak satu rakaat (selepas mandi hadas) maka wajib baginya solat Isya' sebab darahnya kering masih dalam waktu Isya'.
-Solat Isya' juga boleh dijama' (bagi musafir) dengan solat Maghrib, maka baginya juga perlu diqadha solat maghrib.
-Di atas kecuainnya (tidak betul-betul melihat darahnya kering atau tidak dalam setiap waktu solat) maka boleh jadi darahnya sudah kering dalam waktu maghrib lagi (sebab proses keringnya darah itu berlaku secara perlahan-lahan, mungkin perempuan itu hanya menyedarinya dalam waktu subuh, hakikatnya proses pengeringan itu sudah lama berlaku)
-maka langkah ihtiyat (menjaga hukum) maka adalah bagi perempuan itu perlu di qadha juga solat maghribnya.


Sila rujuk : Kitab Ihya' Ulumuddin (Jilid ke 2) cetakan Darul Nahwan Nil / Darul Haram Lil Turath, Kaherah.

Diharapkan tulisan ini memberi kesedaran kepada seluruh yang bergelar Muslimah untuk lebih mendalami diri mereka dengan ilmu 'Fiqhul Nisa' ini yang berkaitan dengan diri mereka sendiri!!!

TOLONG SEBARKAN KEPADA ORANG LAIN DEMI SAHAM AKHIRAT ANDA !!!

(Sumber dari teman-teman di facebook)

Sunday, January 15, 2012

Kelebihan Sedekah:




1. Hadith daripada Abu Hurairah ra, katanya : Aku dengar Rasulullah saw bersabda : “Jangan kamu tolak orang yang meminta walaupun dia kafir.” Kata seorang sahabat : Ya Rasulullah! Bahawa kami bersedekah dengan sesuatu dari harta kami kepada orang kafir : Jawab Nabi : “ Bahawa mereka adalah makhluk Allah, sebenarnya sedekah itu jatuh pada tangan kudrat Tuhan yang Rahman.”

2.                      Malaikat berseru : Hai Tuhanku! Segerakanlah gantikan harta orang yang bersedekah dan segerakanlah bala bagi orang yang enggan ( bakhil ) bersedekah hartanya .                              (Al-Hadith)

3.                      Sedekah bersembunyi itu memadamkan kemarahan Tuhan dan sedekah berterang-terangan itu pengadang neraka.                                  (Al-Hadith)

4.                      Kata ulama : Sedekah itu 10 kepujian, lima di dunia dan lima di akhirat .

·    Lima di dunia

-       Mencucikan hartanya
-       Mencucikan badannya
-       Menolak bala dan penyakit
-       Menggembirakan orang miskin dan menggembirakan orang mukmin adalah semulia-mulia amal .
-       Berkat hartanya dan diluaskan Allah rezekinya .

·    Lima di akhirat :

-       Dinaungkan Allah orang yang bersedekah di hari Qiamat ketika sangat panas
-       Ringan hisabnya
-       Berat timbangannya (amalan) di akhirat
-       Mudah melalui titian Siratal-Mustaqim
-       Bertambah darjatnya di dalam syurga

5.                        Sedekah itu menutup tujuh puluh pintu kejahatan 
                            (al hadith)


6.                       Takutlah neraka walaupun dengan bersedekah sebelah kurma, kiranya tidak berupaya, maka bercakaplah dengan perkataan yang baik (menjadi sedekah juga bagimu )                        (Al-Hadith)

7.                            Bersedekahlah kamu ke atas dirimu dan atas orang yang mati daripada kamu walaupun dengan semangkuk air.  Kalau tiada berkemampuan, bacalah satu ayat Kitab Allah, kalau tidak tahu membacanya, maka berdoalah kamu kepada mereka dengan minta diampuni dan dirahmati Allah kepada mereka .

8.                            Jangan menghinakan berbuat kebajikan (sedekah) walau sedikit sekalipun.  Bersedekahlah pada awal-awal hari, kerana bala itu tiada melangkah ia akan sedekah.  Apabila datang peminta sedekah kepadamu, janganlah ditolak akannya dengan jahat walaupun sedikitpun.  Berbahasalah dengan manis muka.  Jangan mencaci dan menengking kepada peminta sedekah, kerana dosamu menyakiti hatinya lebih besar dosanya daripada pahala sedekahmu itu separuh daripada hartamu.  Dan jangan kamu menolak orang yang mula-mula meminta padamu itu, kerana kadang-kadang yang datang kepadamu itu bukan manusia, hanya jin hendak melihat betapa kamu lakukan pada barang yang diberi Allah daripada nikmatNya (rezeki) kepadamu .

9.                          Barangsiapa menengking kepada peminta sedekah nescaya ditengking akannya oleh Malaikat pada hari Qiamat .                                   (Al-Hadith)

10.              Maskahwin bidadari itu (sedekah) segenggam buah kurma dan sebelah roti .           (Al-Hadith)

11.              Tiada kurang harta dari sedekahnya itu. (Di dunia ditambah berkat hartanya dan menolak bala, di akhirat diberi pahala, diampun dosanya dan dikurniakan Syurga )                       (Al-Hadith)

12.              Sabda Nabi saw :
.
“ Sedekah itu adalah sesuatu yang amat besar.”diulangi oleh Nabi  tiga kali .(Begitu sekali Nabi menekan kebesaran kelebihan bersedekah )

13.              Sedekah menolak bala dan memanjangkan umur                      (Al-Hadith )

14.              Dari sebuah Hadith mengisahkan : Bahawa seorang membuat jamuan (kenduri) maka Allah menyuruh Malaikat datang empat puluh hari sebelum diadakan jamuan.  Malaikat itu merupakan burung putih, dua sayapnya panjang di antara masyriq dan maghrib.  Dia berhenti di pintu rumah, lalu menyeru ahli rumah, lalu dijawab oleh Jibril : Apa maksudmu dengan ahli rumah itu? Maka jawab Malaikat itu : Aku diutus oleh Allah kepada ahli rumah ini untuk menggembirakan mereka bahawa jamuan (kenduri) mereka pada hari…. Inilah rezeki bersamaku dari syurga dan bersama burung itu surat termetri pada mulutnya.  Bertanya Jibril : Surat apakah ini? Jawabnya : Di dalamnya tertulis mereka ahli rumah itu terlepas daripada neraka.  Lalu diambil oleh Jibril surat itu dan dibukanya –tertulis di dalamnya : “ Allahul Wahidul Qahhar melepaskan ahli rumah daripada api neraka .     Bagaimana, adakah menggembirakan engkau? Jawab Jibril : Ya, menggembirakan aku-gembira Jibril dan bercahaya mukanya kerana umat Nabi Muhammad saw terlepas daripada api neraka.  Kata Jibril : Allah utuskan aku, bahawa aku tulis bagi mereka beberapa kebajikan, aku gugurkan mereka beberapa kejahatan, aku angkatkan mereka beberapa darjat sehingga berhenti jamuan itu.  Maka Allah ampunkan dosa-dosa mereka yang hidup dan yang mati dari ahli rumah itu dan yang hadir dalam jamuan itu .
(dari kitab Raudhul Ulama’)

15.              Orang yang taat kepada Allah dengan lidahnya dan taat kepada ibu bapanya, tetapi bakhil- ia tiada bersedekah, maka ia diazab atas dosa bakhilnya di akhirat.  Dia dimasukkan ke dalam neraka .

16.              Berfaedah sedekah apabila sedekahnya daripada harta yang halal, maka diampunkan dosanya, diberi pahala kepadanya, dilepaskan daripada bala, dilepaskan daripada neraka dan dimasukkan ke dalam syurga.  Apabila ia bersedekah dengan harta yang haram tiadalah apa-apa faedah baginya melainkan azab Allah ke atasnya, kerana memberi yang haram kepada orang. Bersabda Nabi saw :

“ Di dalam neraka jahanam ada sebuah rumah yang bernama ‘Baitul Huzni’ disediakan oleh Allah bagi orang yang bersedekah daripada harta haram.”
                                                                                                               (Al-Hadith )

17.              Telah bersabda Nabi saw :
“ Orang yang memberi makan atau sedekah dengan satu suap daripada yang haram maka Allah akan memberi kepadanya daripada besi yang dihancurkan daripada api neraka jahanam hingga cair seperti air.  Apabila dimakannya putuslah isi perutnya.  Masuk makanan itu daripada mulutnya, keluar daripada duburnya.  Maka berserulah Malik Zabaniah : Inilah balasan orang yang berusaha mendapatkan rezeki yang haram dan memakan ia daripadanya dan bersedekah ia daripadanya.”       (Al-Hadith)

18.              Yang lebih afdal bersedekah ialah barang yang disayanginya.  Firman Allah Taala : “ Tidak kamu peroleh kebajikan sehingga kamu belanjakan (sedekah,hadiah) dari apa yang kamu sayangi .”  (Al Quran)



Thursday, January 12, 2012

40 Nasihat Saidina Ali ibn Abi Talib k.w


Berikut adalah 40 nasihat Saiyidina Ali sebagaimana yang terdapat di dalam kitab Nahjul Balagh dan Al-Bayan Wattabyeen r.a.






1. Pendapat seorang tua (yg taqwa dan berhikmah) adalah lebih baik daripada tenaga seorang muda


2.Menyokong kesalahan adalah menindas kebenaran


3.Kebesaran seseorang itu bergantung dengan qalbunya yang mana adalah sekeping daging


4.Mereka yang bersifat pertengahan dalam semua hal tidak akan
menjadi miskin


5.Jagalah ibubapa kamu,nescaya anak-anakmu akan menjaga kamu


6.Bakhil terhadap apa yang ditangan adalah tidak mempunyai
kepercayaan terhadap Allah


7.Kekayaan seorang bakhil akan turun kepada ahli warisnya atau ke angin.Tidak ada yang terpencil (yang menguntungkan) dari seorang yang bakhil


8.Seorang yang arif adalah lebih baik daripada kearifan. Seorang yang jahat adalah lebih jahat daripada kejahatan


9.Ilmu adalah lebih baikdaripada kekayaan kerana kekayaan harus dijagai , sedangkan ilmu menjaga kamu.


10.Jagalah harta bendamu dengan mengeluarkan zakat dan angkatkan kesusahan mu dengan mendirikan sembahyang


11. Sifat menahan kemarahan adalah lebih mulia daripada membalas dendam


12.Mengajar adalah belajar


13.Berkhairat lah mengikut kemampuan mu dan jangan lah kamu jadikan keluargamu hina dan miskin


14.Insan terbahagi kepada 3 :

a.  mereka yang mengenal Allah
b.  mereka yang mencari kebenaran
c.  mereka yang tidak berpengetahuan dan tidak mencari kebenaran.

Golongan yang terakhir inilah yang paling rendah dan tak baik sekali dan mereka akan ikut sebarang ketua dengan buta seperti kambing


15.Insan tak akan melihat kesalahan seorang yang bersifat tawadhu' dan lemah


16.Janganlah kamu takut kepada sesiapa melainkan dosamu terhadap Allah


17.Mereka yang mencari kesilapan dirinya sendiri adalah selamat dari mencari kesilapan orang lain


18.Harga diri seseorang itu adalah berdasarkan apa yang ia lakukan untuk memperbaiki dirinya


19.Manusia sebenarnya sedang tidur tetapi akan bangun bila ia mati


20.Jika kamu mempunyai sepenuh keyakinan akan Al-Haq dan kebenaran, nescaya keyakinanmu tetap tidak akan berubah walaupun terbuka rahsia-rahsia  kebenaran itu.


21.Allah merahmati mereka yang kenal akan dirinya dan tidak melampaui batas


22.Sifat seseorang tersembunyi disebalik lidahnya


23.Seorang yang membantu adalah sayap bagi seorang yang meminta


24.Insan tidur di atas kematian anaknya tetapi tidak tidur di atas
kehilangan hartanya


25.Barangsiapa yang mencari apa yang tidak mengenainya nescaya hilang apa yang mengenainya


26.Mereka yang mendengar orang yang mengumpat terdiri daripada golongan mereka yang mengumpat


27.Kegelisahan adalah lebih sukar dari kesabaran


28.Seorang yang hamba kepada syahwatnya adalah seorang yang lebih hina daripada seorang hamba kepada hamba


29.Orang yang dengki, marah kepada orang tidak berdosa


30.Penuh harapan adalah satu kebebasan , mengharap (kepada manusia) adalah suatu kehambaan


31.Sangkaan seorang yang berakal adalah suatu ramalan


32.Seorang akan mendapat tauladan di atas apa yang dilihat


33.Taat kepada perempuan(selain ibu) adalah kejahilan yang paling besar


34.Kejahatan itu mengumpulkan kecelaan yang memalukan


35.Jika berharta, berniagalah dengan Allah dengan bersedekah


36.Janganlah kamu lihat siapa yang berkata tetapi lihat apa yang
dikatakannya


37.Tidak ada percintaan dengan sifat yang berpura-pura.


38.Tidak ada pakaian yang lebih indah daripada keselamatan


39.Kebiasaan lisan adalah apa yang telah dibiasakannya


40.Jika kamu telah menguasai musuhmu,maafkanlah mereka, kerana perbuatan itu adalah syukur kepada kejayaan yang telah kamu perolehi.

Monday, January 2, 2012

Meninggalkan Solat Jemaah, Meninggalkan Sunnah

❤• بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ ❤•




Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

MELAKSANAKAN SOLAT JEMAAH.

Muslim yang baik cuba sedaya upaya untuk solat berjemaah di Masjid walau di manapun dia berada, kerana Rasulullah s.a.w. bersabda : ‘Jika seorang muslim itu berwuduk dengan sempurna, kemudian keluar dengan niat untuk solat di Masjid,maka setiap langkah yang diambilnya, akan ditinggikan kedudukannya dalam syurga dengan satu tingkatan dan dihapus dosa-dosanya.

Bila dia solat, malaikat sentiasa mendoakannya :

‘Ya Allah, rahmatilah dia, kasihanilah dia’selagi dia tetap berada di tempat solatnya dan wudhuknya masih ada, dia dikira sedang solat sepanjang menanti waktu solat tiba’.(H.R. Bukhari Muslim)

Rasulullah s.a.w. menjanjikan syurga kepada orang yang suka solat berjemaah di Masjid pada waktu pagi dan malam. Baginda bersabda : ‘ Allah akan mnyediakan sebuah tempat di Syurga untuk orang yang pergi Masjid di waktu pagi dan malam, setiap kali dia pergi masjid’. (H.R Bukhari Muslim).

Para sahabat selalu menghadiri solat berjemaah di Masjid.
Mengenai hal ini Abdullah bin Mas’ud r.a berkata :
‘Sesiapa ingin bertemu Allah sebagai seorang Muslim, maka hendaklah dia tetap ke Masjid bila sampai waktu solat. Allah telah menunjukkan jalan yang lurus kepda Nabimu, dan solat ini ( di Masjid) adalah sebahagian daripadanya. Sekiranya kamu solat di rumah-rumah kamu seperti orang ini yang solat di rumahnya, maka kamu telah meninggalkan sunnah Nabimu, maka kau telah SESAT.

Telah ada masa apabila hanya orang munafik yang solat di rumahnya. Pada masa itu, seorang lelaki dipimpin oleh dua sehingga dia berdiri dalam saf’. (H.R. Muslim).

Rasulullah s.a.w. sangat memberi perhatian terhadap pentingnya solat berjemaah di Masjid sehingga Baginda mahu membakar rumah-rumah mereka yang enggan ke Masjid.

‘ Demi Dia yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, aku ingin menyuruh supaya dikumpulkan kayu api dan dibawa kepadaku, lalu menyuruh supaya azan, kemudian menyuruh aku menyuruh seseorang menjadi Imam, maka aku pergi ke rumah orang-orang yagn enggan datang berjemaah lalu aku bakar rumah-rumah mereka.(H.R. Bukhari Muslim).

Para sahabat tidak pernah menjadikan jauh tempat tinggal mereka sebagai alas an untuk tidak berjemaah di Masjid. Mereka tetap datang apabila mendengar seruan azan, tidak kira berapa jauh pun jarak rumah mereka dari Masjid. Solat berjemaah sangat disukai mereka sehingga mereka gembira dengan jarak jauh antara rumah mereka dengan Masjid yang terdekat. Kerana hal itu dicatit sebagai amalan yang memberi ganjaran pahala yang besar.

Ubay bin Ka’ab berkata :
‘ seorang lelaki Ansar yang yang rumahnya agak jauh dari Masjid berbanding rumah orang lain yang aku tahu, tetapi dia tidak pernah tinggal solat berjemaah. Seseorang bertanya kepadanya :’ ‘ Mengapa kamu tidak membeli keldai untuk ditunggangi bila malam atau ketika cuaca sangat panas?’ Dia menjawab : ‘Aku tidak suka rumahku bersebelahan dengan Masjid, kerana aku mahu berjalan kaki semasa pergi dan pulang agar dicatit sebagai perbuatan yang mulia’. Rasulullah s.a.w bersabda : ‘Allah telah memberi kamu pahala untuk hal itu’.

Oleh itu , dengan sekuat hati saya mengajak diri saya dan saudaraku sesama muslim supaya bersegera mendirikan solat berjemaah di mana sahaja azan dilaungkan demi mematuhi saranan Nabi kita s.a w yang sangat2 menuntut supaya kita mendirikan solat secara berjemaah. Apabila kita lulus dalam hal ini maka Allah akan permudahkan dalam hal yang lain. Insya Allah..

Wassalam.