Thursday, January 24, 2013

RAHSIA SOLAT DHUHA...



Majoriti daripada kita mungkin tidak berkesempatan atau meringan-ringankan solat dhuha. Tetapi ada beberapa perkara yang mungkin kita tak ketahui atau terlepas pandang.....

Allah Ta'ala dalam beberapa ayat bersumpah dengan waktu Dhuha. Dalam pembukaan surat As-Syams, Allah berfirman, "Demi matahari dan demi waktu Dhuha." Bahkan, ada surat khusus di Alquran dengan nama Addhuha.

Pada pembukaannya, Allah berfirman, "Demi waktu Dhuha." Imam Arrazi menerangkan bahwa Allah Ta'ala setiap kali bersumpah dengan sesuatu, itu menunjukkan hal yang agung dan besar manfaatnya. Bila Allah bersumpah dengan waktu Dhuha, berarti waktu Dhuha adalah waktu yang sangat penting. Benar, waktu Dhuha adalah waktu yang sangat penting. Di antara doa Rasulullah SAW: Allahumma baarik ummatii fii bukuurihaa. Artinya, "Ya Allah berilah keberkahan kepada umatku di waktu pagi."


Ini menunjukkan
bahwa orang-orang yang aktif dan bangun di waktu pagi (waktu Subuh dan Dhuha) untuk beribadah kepada Allah dan mencari nafkah yang halal, ia akan mendapatkan keberkahan. Sebaliknya, mereka yang terlena dalam mimpi-mimpi dan tidak sempat shalat Subuh pada waktunya, ia tidak mendapat  bahagian keberkahan itu.

Abu Dzar meriwayatkan sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda, ''Bagi tiap-tiap
ruas anggota tubuh kalian hendaklah dikeluarkan sedekah baginya setiap pagi. Satu kali membaca tasbih (subhanallah) adalah sedekah, satu kali membaca tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, satu kali membaca takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh berbuat baik adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan, semua itu bisa diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha.'' (HR Muslim)

Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah SAW selalu melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat.
Dalam riwayat Ummu Hani', "Kadang Rasulullah SAW melaksanakan shalat Dhuha sampai lapan rakaat." (HR Muslim).

Imam Attirmidzi dan Imam Atthabrani meriwayatkan sebuah hadis yang menjelaskan bahwa bila seseorang melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu ia berdiam di tempat shalatnya sampai tiba waktu Dhuha, kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha, ia akan mendapatkan pahala seperti naik haji dan umrah diterima. Para ulama hadis merekomendasikan hadis ini kedudukannya hasan.

Jelaslah bahwa shalat Dhuha sangat penting bagi orang beriman. Penting bukan kerana--seperti yang banyak dipersepsikan-- shalat Dhuha ada hubungannya dengan mencari rezeki, melainkan ia penting kerana sumpah Allah SWT dalam Al-Qur'an. Maka, sungguh bahagia orang-orang beriman yang memulai waktu paginya dengan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu dilanjutkan dengan shalat Dhuha.


sumber:  zilzaal

Saturday, January 19, 2013

BASHAR ASSAD TINGGAL DI KAPAL PERANG....




Damaskus (SI ONLINE) -
Presiden Syria, Bashar Al Assad, dan keluarganya dikhabarkan telah tinggal di sebuah kapal perang yang dijaga Angkatan Laut Rusia. Demikian kata sejumlah laporan. Diktator yang dimusuhi itu dikatakan telah pindah bersama keluarganya dan sekelompok pembantu pilihan ke kapal perang di luar pantai Syria.

Langkah itu dikatakan terjadi setelah Assad kehilangan kepercayaan atas tentara keamanannya sendiri. Assad dilaporkan telah diangkut dengan helikopter ke Damaskus untuk menghadiri pertemuan di istana kepresidenan. Demikian dipetik Kompas.com.

Sumber-sumber intelijen mengatakan kepada harian Saudi, Al-Watan, Assad dilindungi Rusia. Menurut sumber-sumber itu, kata Al-Watan, ketakutan Assad akan kemajuan oposisi di Damaskus menjadi salah satu alasan mengapa dia pindah ke kapal perang.

Posisinya itu juga diduga demi memungkinkan evakuasi cepat ke Moscow  jika memang diperlukan. Rusia tetap menjadi sekutu rejim itu sejak pemberontakan rakyat pecah pada March 2011. Hingga saat ini, berdasarkan perkiraan PBB, lebih dari 60,000 orang terbunuh dalam konflik di negara itu.

Rusia juga mendukung pidato Assad minggu  lalu, saat dia menawarkan solusi untuk mengakhiri krisis, yaitu dengan menyerukan piliharaya nasional dan membentuk pemerintahan baru. Dalam pidato publik pertamanya selama enam bulan terakhir, Assad mendesak rakyat Syria untuk bergabung dalam "perang membela bangsa".

Pidato pembangkangannya itu berlangsung selama satu jam dan mendapat sambutan dari para loyalis di gedung opera di ibu kota Damaskus. Saat itu Assad menegaskan  apa yang dia klaim sebuah inisiatif perdamaian untuk mengakhiri pemberontakan terhadap pemerintahannya.

Namun, dia menyatakan tidak akan berbicara dengan orang-orang yang disebutnya sebagai ekstremis "yang hanya mengerti bahasa terorisme" atau "boneka" Barat.

Tidak berubah

Rusia sendiri pertengahan Disember lalu, untuk pertama kalinya secara terbuka mengakui bahwa Presiden Syria, Bashar al Assad, menghadapi kekalahan melawan pemberontak. Pernyataan itu disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, dalam pertemuan di lembaga penasihat Kremlin.

Dia mengatakan, Pemerintah Syria kehilangan kontrol ke atas wilayah demi wilayah, dan kemenangan oposisi tidak boleh dikesampingkan.

"Mengenai persiapan kemenangan bagi oposisi, tentu hal itu tidak boleh  dikesampingkan," kata Mikhail Bogdanov seperti dikutip pejabat  berita ITAR-TASS.

"Kita harus melihat kenyataan yang ada. Rejim pemerintah kehilangan kontrol atas wilayah demi wilayah di sebagian besar wilayah di negara itu," tambahnya.

Pada saat yang sama, Bogdanov menegaskan kembali seruan Rusia agar dicapai kompromi dengan mengatakan diperlukan waktu lama bagi oposisi untuk mengalahkan rejim, dan situasi itu akan menelan banyak korban.

"Pertempuran akan semakin sengit dan akan ada puluhan ribu, bahkan ratusan ribu korban nyawa," kata wakil menteri luar negeri.

Namun, Mikhail Bogdanov tidak mengeluarkan signal  bahwa Rusia boleh  mengubah pendirian dan berhenti memblokir boikot internasional terhadap Pemerintah Syria.

Wartawan BBC di Moskow, Steven Rosenberg, melaporkan posisi resmi Rusia terhadap sekutu pentingnya sejauh ini tidak berubah. "Rusia tetap berpendapat bahwa pengusiran  Presiden Assad akan memperdalam konflik," ujar Rosenberg.

Meskipun posisi Rusia belum berubah, wakil Menteri Luar Bogdanov mengatakan, Pemerintahan Rusia sedang merancang rencana aksi untuk mengevakuasi warganya di Syria  bila diperlukan.

Menurutnya, majoriti  warga Rusia di Syria adalah perempuan Rusia yang menikah dengan lelaki  Syria dan anak-anak mereka. Sampai saat ini belum ada rencana memulangkan para diplomat dan keluarga mereka.


red: shodiq ramadhan
sumber: wartakotalive.com

Wednesday, January 16, 2013

27 BAHAYA AKIBAT ZINA....

Dengan rasa sedih kita mendengar bayi dibuang sana-sini akibat perbuatan zina, namun masih berlaku hari demi hari. Beringat lah semua saudaraku beberapa perkara berikut:




Sangat  banyak efek negatif dari perbuatan zina.
Semua ini memberikan gambaran betapa buruk akibat  perbuatan nista ini dan alangkah rendah moral pelakunya.

Efek negatif perbuatan tak senonoh ini tidak hanya akan dirasakan oleh si pelaku tapi juga oleh si anak yang tidak tahu-menahu. Semoga Allah Azza wa jalla melindungi kita dan seluruh kaum muslimin dari perbuatan keji ini.

Diterjemahkan dari kitab "Khatarul Jarîmah al khuluqiya". Zina berisi seluruh kejelekan diantaranya:

1. Zina mengurangi agama seseorang

2. Zina menghilangkan sifat wara’

3. Zina merusak kehormatan dan harga diri

4. Zina mengurangi sifat cemburu

5. Penzina mendapatkan murka Allah Azza wa jalla.

6. Zina menghitamkan wajah dan menjadikannya gelap

7. Zina menggelapkan hati dan menghilang cahayanya

8. Zina mengakibatkan kefakiran yang terus menerus.

9. Zina menghilangkan kesucian pelakunya dan menjatuh nilainya dihadapan Rabbnya dan dihadapan manusia.

10. Zina menghilangkan  sifat dan julukan terpuji seperti ‘iffah, baik, adil, amanah dari pelakunya serta menyematkan sifat cela seperti fajir, pengkhianat, fasiq dan penzina.

11. Pezina menyeburkan diri pada adzab di sebuah tungku api neraka yang bagian atasnya sempit dan bawahnya luas. Sebuah tempat yang pernah disaksikan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menyiksa para pezina.
[HR al-Bukhâri dalam shahihnya dari sahabat Samurah bin Jundab Radhiyallahu anhu].

12. Zina menghilangkan nama baik dan menggantinya dengan al khabîts, sebuah gelar yang disematkan buat para pezina

13. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kegelisahan hati buat para pezina

14. Zina menghilangkan kewibawaan. Wibawanya akan di cabut dari hati keluarga, teman-temannya dan yang lain

15. Manusia memandangnya sebagai pengkhianat. Tidak ada seorangpun yang akan  mempercayainya mengurusi anak dan isterinya

16. Allah Azza wa jalla memberikan rasa resah-gelisah  dan susah dihati pezina

17. Penzina telah menghilangkan kesempatan dirinya untuk mendapatkan kenikmatan bersama bidadari di tempat tinggal indah di syurga

18. Perbuatan zina mendorong pelakunya berani durhaka kepada kedua orang tua, memutus kekerabatan, bisnes haram, menzhalimi orang lain dan menelantarkan isteri dan keluarga

19. Perbuatan zina dikelilingi oleh perbuatan maksiat lainnya. Jadi perbuatan nista ini tidak akan berlaku  kecuali dengan didahului, dibarengi dan diiringi beragam maksiat lainnya. Perbuatan keji menyebabkan keburukan dunia dan akhirat

20. Pelaku zina wajib diberi pemulauan; pezina yang belum menikah didera seratus kali dan diasingkan selama setahun dari daerahnya sedangkan pelaku yang pernah menikah atau masih berkeluarga direjam (dilempari) batu sampai mati

21. Zina merusak nasab

22. Zina menghancurkan kehormatan dan harga diri orang

23. Zina menyebabkan tersebarnya waba penyakit berbahaya, tha’un (lepra) dan tersebarnya penyakit kelamin yang umumnya sulit diubati, minimal penyakit syphilis

24. Perbuatan zina membuka peluang bagi keluarganya untuk terjerumus dalam perbuatan serupa. Dalam pepatah dikatakan :

كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ

Engkau akan dibalas sesuai dengan perbuatanmu


25. Zina menyebab balasan amalan shalihnya hilang sehingga ia bangkrap pada hari kiamat.

26. Dihari kiamat pelaku zina akan dihadapkan pada orang yang isterinya dizinai untuk diambil pahala kebaikannya sesuka si suami sehingga tidak tersisa kebaikan sedikitpun

27. Anggota tubuh seperti tangan, kaki, kulit, telinga, mata dan lisan akan memberikan persaksian yang menyakitkan. Allah Azza wa jalla berfirman :

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. [an-Nûr/ 24:24].


Diantara penyebab Zina adalah budaya berpasangan  yang merupakan budaya yang sangat diikuti  oleh anak muda zaman sekarang, bahkan ghairah hidup boleh  menjadi sirna jika tidak punya pasangan.

Cara berpasangan  sekarang sangat bervariasi dengan  adanya fasiliti handphone, telephon, komputer untuk chating atau face book. Bermula dari hubungan elektronik, lalu berjanji untuk bertemu dan akhirnya perjumpaan demi perjumpaan pun terjadi. Sehingga berakibat terjadinya perbuatan haram dan terkutuk. Awalnya, mereka lakukannya dengan penuh rasa takut, tapi akhirnya menjadi kebiasaan.

Syariat Islam sangat melarang budaya tersebut sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang melarang laki-laki dan wanita bukan mahram berdua-duan.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يَخْلُوَنَّ بِإمْرَأَةٍ لَيْسَ مَعَهَا ذِيْ مَحْرَمٍ مِنْهَا فإَِنَّ ثَالِثُهُمَا الشَّيْطَانُ

'Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah berdua-duaan dengan wanita yang tidak bersama mahramnya karena yang ketiga adalah syaitan.'
[Shahîh diriwayatkan Imam Bukhâri dalam Shahîhnya (1862) dan Imam Muslim dalam Shahîhnya (3259)]

Amir bin Rabi’ah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ إِلاَّ مَحْرَمٍ


'Ketahuilah, tidak boleh seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya, kerana yang ketiga adalah syaitan kecuali bersama mahramnya.'
(HR. Ahmad no:142) dan hadits serupa dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu telah dituturkan di atas.

sumber:  zilzaal

TINGGALKAN 10 PENGHAMBAT KEJAYAAN...





Saya taklah pandai sangat memotivasi ni, tapi, mungkin ini ada baiknya untuk kalian......

10 penghambat berikut perlu ditinggalkan untuk berjaya, iaitu:
1. Jangan biarkan pendapat atau cakap-cakap orang lain mengawal hidup kita.

2. Jangan malu dengan kegagalan masa lalu, sebaliknya jadikan ia sebagai panduan, pengajaran dan motivasi untuk berjaya.

3. Jangan tidak menetapkan matlamat, kedua-dua matlamat jangka pendek dan jangka panjang.

4. Jangan menunda-nunda tindakan atau usaha untuk mencapai matlamat yang ditetapkan.

5. Jangan buang masa begitu saja tanpa berbuat apa-apa yang berfaedah.

6. Jangan ingat diri sendiri saja yang betul, orang lain semua salah. Terima dengan senang hati pendapat atau nasihat orang lain yang berguna.

7. Jangan lari daripada masalah yang perlu diselesaikan.

8. Jangan pandai mencari alasan tetapi tidak pandai membuat keputusan yang baik.

9. Jangan terlepas pandang perkara-perkara positif dalam diri dan kehidupan.

10. Jangan tidak menghargai masa sekarang, sehingga disia-siakan.

tk: sitik's

 
Sumber

Tuesday, January 15, 2013

ROMANTIKA KEMISKINAN....



Oleh :Andi Wibisana

Romantika kemiskinan. Istilah ini baru saja saya dapatkan semalam. Sebuah istilah unik, cukup jenaka, namun cukup

tepat untuk menggambarkan mentaliti sebagian orang yang memang menyukai kemiskinan. Tidak senang hidup susah, tapi susah hatinya bila melihat orang hidup senang. Urat miskin, kata istilah orang di kampung tempat saya tinggal.


Mereka yang terpikat  dengan romantika kemiskinan ini menganggap bahwa umat Muslim harus miskin selama-lamanya. Para pemimpin kaum Muslimin pun dituduh  zalim bila kaya raya. Seorang Ahmadinejad 'penerima tuah' dari perspektif senget  ini terutama ketika  ia melelong Peugeot 504 tuanya untuk dihibahkan bagi tabung negara, tanpa ada yang  melihat prestasi pengurusannya sebagai presiden.

Mereka yang terpikat  dengan romantika kemiskinan ini menganggap harta harus dijauhi, kerana ia identik dengan hawa nafsu. Identik dengan hubbud dunya. Bersamaan dengan kenestapaan dihadapan mahkamah Yaumil Hisab. Kronisnya, asumsi ini dihubungkan dengan asumsi minor bahwa hanya dengan hidup miskin dan sederhana sajalah, kejayaan yang pernah dirasakan oleh umat ini di zaman dahulu dapat dicapai kembali.

Mungkin mereka lupa bahwa ketika Islam berjaya, umat ini sangat kaya-raya. Mungkin mereka lupa juga bahwa pernah ada masanya Khalifah Umar bin Abdul Aziz radhiyallaahu 'anhu kepayahan mencari penerima  zakat di seantero kekhilafahan Islam.

Atau mungkin banyak juga yang lupa bahwa selain orang-orang miskin yang hidup seadanya, di antara para sahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam juga ada saudagar-saudagar kaya seperti Abdurrahman bin 'Auf radhiyallaahu 'anhu dan 'Utsman bin 'Affan radhiyallaahu 'anhu yang dengan mudah dapat bersedekah dengan sekian ratus dinar, sepetak kebun atau sekian puluh ekor unta. Atau mungkin lupa  meneliti bahwa lapan dari sepuluh sahabat radhiyallahu 'anhuma yang dijamin masuk syurga oleh Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah saudagar kaya. Sejarah kaum Muslimin membuktikan bahwa APBN kekhilafahan ditopang oleh finansial beberapa orang saudagar saja. Sudah sejak lama.

Tidak semua orang punya duit, tapi semuanya punya cita-cita. Itulah sebabnya orang-orang miskin di zaman Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah 'protes', sebab mereka melihat para sahabat yang kaya dapat bersedekah banyak sekali, sedangkan mereka tidak mampu melakukannya. Meskipun akhirnya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam memberikan solusi berupa amalan-amalan yang dapat mereka lakukan untuk mengganti sedekah yang tak dapat mereka lakukan itu, hal ini menunjukkan pada kita bahwa mental mereka adalah mental orang kaya, bukan mental orang miskin. Mereka tidak suka terus-terusan menaruh tangannya di bawah, menerima zakat dan BLT. Semuanya punya mimpi besar agar di kemudian hari boleh  hidup berkecukupan dan membantu saudara-saudaranya yang masih kesusahan.

Sejak dulu memang ada orang-orang yang bakat bisnesnya begitu besar, sehingga apa pun yang ia usahakan selalu berhasil. Kekayaan mereka tidak mengandung dosa, kerana tidak diperoleh dengan cara-cara yang melanggar aturan agama, dan mereka pun selalu memenuhi hak-hak orang lain dari hartanya itu.

Masalah muncul ketika kita memelihara suatu penyakit yang sangat berpotensi mengundang penyakit-penyakit lainnya, iaitu hasad (iri dengki). Kalau sudah dengki, logika pun terancam mati. Menarik sekali menyemak penjelasan Dr. Mutawalli asy-Sya'rawi mengenai sifat hasad yang disebut dalam surah Al-Falaq. Menurut beliau, setiap Muslim harusnya tidak mengenal sifat hasad, dan kerana itu, mereka pun tak tahu bagaimana harus mengatasi hasad orang lain kepada dirinya. Oleh kerana itu, solusi satu-satunya hanyalah berlindung kepada Allah, sebagaimana pesan dalam surah Al-Falaq. Memang benar, kalau orang dengki pada kita, nampaknya tak ada yang boleh  kita lakukan selain berlindung kepada Allah.

Kesalahan pertama yang dilakukan oleh para pendengki ini adalah pemahamannya yang separuh2  tentang bagaimana Islam memposisikan harta. Mereka cenderung larut dalam ’romantika kemiskinan’ setelah membaca riwayat hidup Nabi saw. dan para sahabatnya yang hidup seakan 'serba kesusahan'. Mereka terkesan pada kisah ketika Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tidur di atas pelepah kurma, sehingga timbul bekas di badannya. Mereka menangis terharu mendengar bagaimana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam hanya meninggalkan secubit  harta ketika wafatnya, itu pun sebagiannya telah diwasiatkan untuk disedekahkan pada orang lain.

Akan tetapi
, ada riwayat-riwayat lain yang mereka lupakan. Mereka lupa bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam di Mekkah dahulu adalah seorang pedagang sukses sejak sebelum berusia 20 tahun, yang kemudian hidup berlimpah setelah menikah dengan Khadijah radhiyallaahu 'anha, seorang saudagar perempuan yang sangat terhormat. Mahar pernikahannya pun tidak main-main, mencapai jumlah yang cukup fantastik dan tak mungkin dipenuhi oleh orang miskin : 20 ekor unta merah. (Kurs harga seekor unta merah kini setara dengan harga satu unit Toyota Alphard ! Saat ini, amat jarang  dijumpai seorang pemuda usia 25 tahun yang memberikan mahar senilai 20 unit Toyota Alphard demi menikahi seorang janda usia 40 tahun). Itu belum termasuk catering dan bermacam-macam  biaya walimah lainnya.

Banyak juga yang lupa bahwa kaya dan miskin adalah fenomena yang sudah ada sejak dahulu kala. Adapun  Mush’ab bin

'Umair ra. yang gagah  dan kaya dahulunya, namun setelah berislam, ia hidup sederhana. Disebutkan dalam sejarah, ia tak mendapatkan kain kafan yang cukup untuk menutup tubuhnya ketika wafatnya. Di lain pihak ada pula para shahabat yang tetap menjadi saudagar kaya hingga akhir ajalnya, sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya.

Jika kita membaca riwayat yang mengatakan bahwa 'Umar radhiyallaahu 'anhu menyedekahkan sebuah kebun, ’Utsman radhiyallaahu 'anhu menyedekahkan sekian, Abu Bakar radhiyallaahu 'anhu menyedekahkan sekian, maka kita juga harus ingat bahwa harta yang disedekahkannya itu pernah menjadi miliknya. Artinya, sebelum menyedekahkan sepetak kebun, maka kebun itu adalah miliknya yang sah.

Jangan lupa : hanya dua dari lima Rukun Islam yang tidak perlu wang untuk melaksanakannya, yaitu syahadatain dan shalat. Bulan Ramadhan, demi melaksanakan puasa wajib dan kecantikan  tidak wajib seperti baju raya dan tambang-menambang , menjadikan anggaran belanja rumah tangga kaum Muslimin membengkak berkali lipat. Zakat harta tidak mungkin ditunaikan kecuali oleh mereka yang memeliki kelebihan harta. Apalagi ibadah haji ke Baitullaah, amat mustahil bila tidak dengan kekuatan finansial dan tubuh badan, kecuali bagi yang ditanggung orang lain.

Kerana itu, tak ada salahnya menjadi seorang taukeh  perkebunan, kerana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tak pernah melarang hal yang demikian. Orang tak mesti miskin, bahkan Islam membenci kemiskinan. ’Ali bin Abu Thalib radhiyallaahu 'anhu pernah berandai-andai : kalau kefakiran itu adalah seorang manusia, niscaya ia akan membunuhnya. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pun mencontohkan doa agar kita dijauhkan dari kefakiran dan kekufuran untuk dibaca sebagai wirid pagi dan petang.

Memang Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya selalu memelihara hidup yang zuhud dan selalu siap untuk hidup susah di jalan Allah, tapi mereka benar-benar mampu memenuhi keperluannya sendiri, paling anti menyusahkan orang lain, namun uniknya dapat  tetap membantu  orang lain.

Kesalahan kedua
adalah ketidakmampuan dalam memahami aspek fungsional dari harta yang dilihatnya. Blackberry, misalnya, bisa dikira  sebagai barang mewah atau pemborosan di tangan seorang siswa universiti atau murid sekolah. Akan tetapi di tangan seorang wirausahawan, ia boleh  menjadi sebuah alat yang sangat bermanfaat. Internet, bagi mereka yang hanya kenal Facebook dan chatting, memang cenderung disalahgunakan. Akan tetapi bagi mereka yang tahu bagaimana cara memanfaatkannya, ia dapat menjadi hal yang sangat positif.

Banyak orang tahu bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam punya unta merah yang sangat handal untuk tujuan  transportasinya, namun mereka ’gatal’ melihat seorang ustadz membeli kendaraan mewah. ”Wah, sudah banyak duit nih!”, sindir mereka. "Sudah tak sperti  dulu lagi ya, ... Mulai hubud dunya !", cemooh orang banyak. Padahal fungsi motor dan kereta  mereka sama saja dengan fungsi unta bagi Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Bezanya, unta tidak ada aircond atau alat keselamatan  airbag. Function. Not fashion. Kemewahan kereta  dibanding unta harus dilihat secara bersamaan dengan perbandingan kapasitinya. Kapasiti angkut kereta  jauh lebih besar daripada unta, demikian juga kecepatannya. Kalau orang susah untuk nyaman di atas punggung unta, sekarang orang boleh  tidur di dalam kereta , asalkan ada yang memandunya. Lebih mewah, asal menghasilkan hasilkerja yang lebih baik, tidaklah mengapa. Justru itulah yang disebut kemajuan zaman sekaligus wibawa ('izzah) seorang mu'min.

Kesalahan ketiga adalah membuat perbandingan yang tidak apple to apple. Dengan melihat kondisi kewangan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam ketika wafat, lantas orang berkesimpulan bahwa keadaan itulah yang paling baik buat kita. Padahal, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sendiri yang berpesan agar kita meninggalkan harta untuk keturunan kita, agar mereka tidak hidup susah sepeninggalan kita. Apakah ada kontradiksi dalam sikap Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam ? Yang terjadi bukanlah kontradiksi, melainkan kegagalan dalam memahami masalah. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mengetahui bahwa ajaran yang diwariskannya itu berlaku hingga akhir zaman. Oleh kerana itu, yang digunakan adalah standard kecukupan, bukan nilai nominal. Asalkan ahli waris dapat hidup ala kadar, maka itu sudah cukup. Kehidupan dizaman Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sangat berbeda dengan sekarang.

Dulu, kalau lapar, tinggal panjat pohon kurma di kebun sendiri, atau perah susu dari kambing milik sendiri, atau sembelih unta sendiri. Waktu itu belum ada sekolah, hanya ada shuffah yang 100% percuma. Oleh kerana itu, anak-anak tak perlu tabung pendidikan. Sekarang, segalanya harus dibeli dengan wang. Kecuali para taukeh, hampir tak ada yang punya kebun yang hasilnya boleh  dipetik sendiri atau ternak yang produktif di rumahnya. Untuk makan dan sekolah, semuanya harus dengan wang.

Kalau dulu orang naik unta, dan unta makan rumput, sekarang orang naik kereta  dan motor, sedangkan kereta  dan motor makannya petrol  dan gas. Semuanya perlu wang. Kerana itu, wafat dengan tidak mewariskan apa-apa akan sangat menyulitkan bagi ahli warisnya. Mengambil jenazah korban kecelakaan di hospital  pun hanya boleh  dengan membayar dengan wang. Nanti menguburnya pun harus keluar wang lagi. Apa yang cukup di zaman Rasulullah saw. belum tentu cukup dizaman sekarang.

Sudah masanya umat Islam meninggalkan cara berpikirnya yang dibumbui oleh romantika kemiskinan. Kita tidak harus miskin, bahkan seharusnya kita tidak miskin. Miskin adalah kondisi finansial aktual, yang boleh  saja berubah seiring waktu. Akan tetapi kalau miskin visi, miskin cita-cita, dan miskin keberanian, apalagi kalau dibumbui dengan dengki, kelihatannya memang tak ada masa depan bagi kalangan 'urat miskin' yang seperti ini.

Wallaahu a'lamu bish_shawaab.



sumber : zilzaal

Saturday, January 12, 2013

LALAT... MAKHLUK YANG BERMENAFAAT?




Semua kita pasti tahu, apa itu lalat! Ya, ia seekor makhluk Allah subhanahu wata’aala yang dikenal suka hinggap di tempat-tempat yang kotor  dan banyak membawa penyakit/kuman. Sekalipun begitu, ia ada disebutkan di dalam al-Qur`an dan juga hadits nabawi.
Lantas, apa keistimewaannya, sehingga Allah subhanahu wata’aala menyebut dan menyinggungnya? Adakah hikmah di balik itu? Bagaimana kedudukannya di dalam hadits nabi shallallahu ‘alahi wasallam? Adakah pernyataan ilmiah yang menunjukkan keistimewaannya? Melalui halaman yang singkat ini, Insya Allah subhanahu wata’aala kita akan menyinggung secara ringkas tema-tema tersebut.


Lalat di Dalam al-Qur`an

Lalat yang di dalam bahasa Arabnya, “adz-Dzubab” disinggung dalam satu ayat, iaitu ayat 73, surah al-Hajj. Allah subhanahu wata’aala berfirman, ertinya,
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun. Walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS.al-Hajj: 73)

Dalam ayat
ini terdapat seruan agar bertauhid kepada Allah subhanahu wata’aala dan kecaman terhadap kesyirikan dan orang-orang Musyrik. Sebagaimana dinyatakan Ibn Katsir rahimahullah dalam ayat ini Allah subhanahu wata’aala mengingatkan betapa hina-dinanya berhala-berhala itu dan betapa lemahnya akal para penyembahnya.

Apa yang disembah orang-orang jahil dan musyrik itu diberi perumpamaan dengan sesuatu yang hina, iaitu seekor lalat. Bahwa sekalipun semua sesembahan mereka yang berupa berhala-berhala dan patung-patung itu berkumpul untuk menciptakan seekor lalat saja, benda-benda mati itu tidak akan pernah mampu melakukannya.
Padahal apalah erti seekor lalat; makhluk yang sangat hina dan kotor. Bahkan, jangankan menciptakan, bila ada seekor lalat merampas sesuatu dari tubuhnya, berhala-berhala itu tak mampu untuk melindungi diri sendiri. Jadi alangkah lemah dan hinanya berhala-berhala itu, bilamana seekor lalat yang dikenal lemah dan kotor justeru lebih kuat darinya. Kerana itu, keduanya sama-sama lemah, baik lalat maupun berhala-berhala itu.

Syaikh Abu Bakar al-Jaza`iri
mengatakan, “Dibuatnya permisalan dengan seekor lalat itu merupakan sesuatu yang baik dalam bahasa Arab, kerana dapat lebih mendekatkan kepada pemahaman.”

Allah subhanahu wata’aala menyebutkan sesuatu di dalam al-Qur`an bukan asal sebut. Pasti ada nilai lebih dari apa yang disebutkan itu. Contohnya, Allah subhanahu wata’aala banyak bersumpah dengan makhluk ciptaan-Nya seperti matahari, waktu Dhuha, dan seterusnya. Itu semua kerana apa yang dijadikan objek sumpah itu memiliki nilai lebih di sisi Allah subhanahu wata’aala. Dan terbukti secara ilmiah kemanfaatannya bagi alam semesta ini, tak terkecuali penyebutan seekor lalat.

Lalat di Dalam Hadits Nabi shallallahu ‘alahi wasallam


Bilamana di dalam al-Qur`an hanya disebutkan dalam satu ayat saja, maka di dalam hadits nabi shallallahu ‘alahi wasallam penyebutannya lebih banyak. Salah satunya, terkait dengan adanya ‘dualisme’ dalam diri lalat itu. Ertinya, di satu sisi pada dirinya itu terdapat racun, namun di sisi yang lain justeru sebagai penawarnya alias pada kedua sayapnya.

Di antara hadits-hadits itu adalah sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,
“Jika lalat terjatuh di minuman salah seorang di antara kamu, maka benamkanlah ia, kemudian lepaskanlah (buanglah), kerana pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lainnya terdapat ubat (penawar).” (HR. al-Bukhari)

Hadits mengenai hal ini cukup banyak dan dipaparkan dengan redaksi yang hampir sama.

Sepintas lalu , hadits ini bagi kelompok yang berlebihan dalam mengkultuskan akal, seperti kelompok Mu’tazilah dan para Orientalis, hadits ini dianggap irrasional (tidak masuk akal). Sebab menurut akal mereka, bagaimana mungkin dapat diterima kenyataan bahwa lalat yang menjijikkan itu memiliki penyakit (racun) sekaligus ubat (penawar). Apalagi bila ia terjatuh pada minuman, maka harus dibenamkan semua badannya agar minuman tersebut dapat dikonsumsi lagi dan tidak membahayakan. Sungguh menjijikkan. !!

Tetapi realitinya, hadits tersebut dari sisi kualitinya adalah hadits yang shahih. Kerana itu, tidak ada tempat dan alasan untuk menolaknya, sebab yang mengucapkannya adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam yang tidak mengatakan sesuatu kecuali berdasarkan wahyu Allah subhanahu wata’aala (QS. an-Najm:3).

Bagi orang beriman, bilamana telah terbukti secara valid dan kuat keshahihan kualiti suatu hadits, maka terlebih dulu ia harus meyakini kebenarannya, terlepas apakah ada hikmah di balik itu ataukah tidak! Hadits ini termasuk mukjizat Nabi shallallahu ‘alahi wasallam dari sisi ilmiah. Lalu, apakah memang terbukti secara ilmiah demikian.?

Pernyataan Ilmiah Tentang Lalat

Seiring dengan perkembangan zaman dan majunya dunia ilmu pengetahuan, tampak jelaslah kebenaran hadits Nabi shallallahu ‘alahi wasallam tentang lalat. Dalam hal ini, dunia kedoktoran berhasil membuktikan keilmiahan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam itu.

Prof. Dr. Amin Ridha menjelaskan beberapa poin tentang kenyataan tersebut, di antaranya,
“… Ketiga, tidak benar kalau dikatakan bahwa dunia kedoktoran belum pernah mengadakan pengubatan suatu penyakit dengan menggunakan lalat. Lalat pernah digunakan sebagai ubat bagi penyakit ulser  menahun dan paru-paru (Frambosia Tropica), yang terjadi pada 30 tahun pertama abad ke-20, sebelum struktur kimia sulfa ditemukan.

Untuk keperluan itu, lalat dipelihara secara khusus. Penemuan membuktikan bahwa lalat mengandung virus pembunuh kuman (bakterial). Dari penelitian itu ditemukan, bahwa lalat di samping membawa kuman-kuman penyakit, ia juga membawa bakteria yang membunuh kuman-kuman. Penelitian ini terhenti kerana di saat yang bersamaan, ditemukan struktur kimia sulfa.

Keempat, Hadits tentang lalat menginformasikan adanya sejenis racun pada lalat. Kenyataan ini baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern dua abad belakangan. Sebelumnya, memang  orang tidak mempercayai kebenaran hadits tentang lalat ini. Jika sudah ditemukan bahwa lalat selain membawa penyakit, ia juga mengandung bakteria pembunuh kuman, maka ada beberapa hal yang perlu diketahui:

Tidak benar, kuman yang dibawa lalat berbahaya dan menyebabkan berbagai penyakit.

Tidak benar, banyaknya kuman yang dibawa oleh lalat cukup untuk menimbulkan penyakit bagi orang yang menelan kuman itu.

Tidak benar, tubuh manusia dapat terhindar sama sekali dari semua kuman berbahaya. Kalau seandainya begitu, justeru itulah yang sangat berbahaya bagi manusia. Sebab jika tubuh manusia berulang-ulang kemasukan kuman yang berbahaya dalam jumlah sedikit, maka kuman akan menjadi daya tahan terhadap kuman-kuman sejenisnya. Hadits tersebut memberikan informasi penting adanya kuman pada lalat, yang berlawanan dengan racun yang dibawanya.
Ini membuktikan bahwa bakteria, virus dan kuman sejenisnya saling berperang dan saling mematikan; yang satu membunuh yang lain dengan jalan mengeluarkan zat beracun. Zat beracun ini yang kemudian digunakan sebagai bahan pengubatan yang lazim disebut antibiotik, seperti: Penicilin dan Cloromicitin. Dan ini bukan saja ada pada lalat, hampir semua binatang berbisa ternyata bisanya itu malah menjadi penyembuh, jika dijadikan sebagai ubat. Segala sesuatu yang belum ditemukan dan belum diteliti oleh ilmu pengetahuan jangan diramalkan. Tetapi penelitian harus dilakukan selengkap dan sesempurna mungkin dan tidak boleh dihentikan. Oleh kerana itu, merupakan tindakan yang salah jika tergesa-gesa menilai ketidakrasionalan hadits tentang lalat ini tanpa bukti dari hasil penelitian ilmiah modern.”

Perlu diketahui, lalat hinggap pada barang-barang yang dipenuhi kuman-kuman, yang dapat menim-bulkan berbagai macam penyakit. Sebagian kuman itu berpindah ke organ tubuh lalat, dan sebagian lainnya dimakan. Dari kuman-kuman ini terbentuk unsur toxine di dalam tubuhnya, yang menurut istilah medik disebut antibakteria. Dialah yang bertugas membunuh berbagai kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini tidak mungkin bertahan hidup atau mempengaruhi tubuh manusia, selagi masih ada antibakteria, khususnya pada salah satu sayap lalat.

Kerananya, ia mampu mengarahkan bakteria ke arahnya, maka jika ada lalat yang jatuh pada makanan atau minuman, lalu kuman yang menempel pada sebagian organ tubuhnya berpindah ke makanan atau minuman, maka antibakteria yang juga dibawa lalat pada salah satu sayapnya akan bekerja membunuh kuman. Bila di sana ada penyakit, maka ubatnya juga tidak akan jauh dari penyakit itu. Maka lalat tersebut dapat dibenamkan secara keseluruhan, baru kemudian dibuang.
Hal ini sudah cukup untuk membunuh kuman yang dibawa lalat dan akan merusak kerja kuman tersebut. Selain itu, lalat boleh menyuburkan pembenihan kuman beberapa penyakit. Setelah beberapa saat kuman itu pun mati dan pengaruhnya tidak tampak. Kemudian dalam lalat itu terbentuk unsur yang membunuh kuman-kuman yang dinamakan anti-bakteria. Apabila inti lalat diletakkan pada larutan yang bersih, maka akan diketahui empat macam kuman yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, namun ada pula empat macam unsur yang mampu membunuh empat macam kuman itu, wallahu a’lam.

***

(Sumber: a. Tafsir Ibn Katsir, b. Aysar at-Tafasir karya Abu Bakar al-Jaza`iri, c. Majalah at-Tauhid,Vol. V, 1977; Musykilat al-Ahadits an-Nabawiyyah karya Abdullah Ibn Al Najdi al-Qushaimi [sasak].

MANFAAT LUAR BIASA LALAT YANG DICIPTAKAN ALLAH SWT

Selain mikrob atau cacing, ternyata ada haiwan lain yang dapat mengurai limbah/buangan  rumah tangga. Ini penting untuk mengurangi sampah bumi.

Sekelompok peneliti Universiti Alicante, Sepanyol, mengadakan projek penelitian yang membuktikan larva lalat dapat mengurai najis haiwan dan manusia. Artinya, larva lalat bermanfaat mengurangi jumlah limbah/buanagn biologi di muka bumi ini.

Kelompok peneliti riset terapan ini meneliti manfaat serangga dalam kehidupan sehari-hari. Dipimpin oleh Profesor Santos Rojo dan bekerja sama dengan perusahaan Flysoil SL, mereka bersama-sama mengembangbiakkan lalat Hermetia illucens untuk industri.

Lalat ini aslinya berasal dari wilayah tropika, tapi telah masuk ke kawasan Mediterania sejak 1960. Larva lalat ini mampu memakan dan mengurai berbagai material organik.

Mereka meneliti kotoran haiwan dari kebun binatang selama dua tahun di lokasi projek percontohan di Terra Natura Benidorm. Dari projek itu ditemukan bahwa larva lalat mampu mengurai 90% najis haiwan, sedangkan 10% sisanya dapat diubah menjadi pupuk kompos.

Projek ini terbagi menjadi dua kegiatan utama, iaini tempat pengembangbiakan dan penetasan larva, dan satu lagi adalah lokasi tempat larva bekerja mengurai najis.

Di tempat ini, sebanyak 20 juta larva dapat mengurai satu ton najis per hari. Ini menunjukkan cara tersebut jauh lebih efektif berbanding teknik komposting yang menggunakan cacing.

Sumber

Friday, January 11, 2013

BILAKAH NON-MUSLIM DIPERANGI?



Oleh : Dr. Mohd Asri Zainul Abidin

Sekalipun umat Islam di Malaysia telah hidup sekian lama bersama dengan mereka yang non-Muslim, namun di sana masih terdapat beberapa persoalan dasar yang tidak jelas dalam pemikiran sesetengah pihak. Ketidakjelasan itu boleh menatijahkan tindakan yang tidak tepat dalam keadaan tertentu. Dalam keadaan biasa, mungkin kesannya kurang kelihatan, tetapi apabila krisis tertentu melanda, kita akan merasai kesan salah tanggapan terhadap Islam dan prinsipnya khusus berkaitan hubungan Muslim dengan non-Muslim.

Saya ingin menggesakan pelbagai pihak untuk menganjurkan wacana dan dialog tentang hubungan Muslim dengan non-Muslim di sudut nas-nas Islam yang sebenar. Perbincangan yang bebas daripada ketamakan politik dan fanatik perkauman. Ini penting untuk nama baik Islam dan dakwah, serta masa depan negara ini.

Beberapa persoalan tentang prinsip interaksi antara Muslim dan non-Muslim seperti apakah asas hubungan antara Muslim dan non-Muslim; perdamaian ataupun permusuhan? Apakah sebabnya jihad dalam Islam difardukan; kerana kekufuran ataupun disebabkan permusuhan yang dilancarkan? Siapakah kafir zimmi dan harbi?, dan lain-lain lagi perlu didalami.

Disebabkan kegagalan memahami asas-asas ini dengan baik, maka sentimen agama yang kadangkala tidak tepat dimainkan. Apatah lagi ada pihak yang menangguk di air keruh mengambil kesempatan politik pilihanraya.

Kenapa non-Muslim diperangi?

Ini satu persoalan yang penting. Jika salah langkah, maka banyak darah yang dihalalkan atas nama Tuhan. Secara umumnya dua punca (‘illah) dibahaskan oleh sarjana ; non-Muslim diperangi atas sebab kekufuran ataupun peperangan yang mereka dilancarkan? Jawapan yang berbeza boleh memberikan implikasi yang berbeza terhadap sikap dan tindakan.

Para ulama usul al-Fiqh cuba untuk mencari `Illah (punca hukum) jihad disyariat. Maka para ulama dari mazhab al-Syafi`i dan al-Zahari berpendapat `illahnya ialah kerana kekufuran mereka. Ini bermaksud mereka diperangi kerana mereka kufur dengan Allah. Namun, pendapat ini dianggap lemah dan tidak boleh dipegang secara kefahaman dan praktikalnya. Sehingga Dr Yusuf al-Qaradawi dalam bukunya Fiqh al-Jihad meminta supaya ulama mazhab Syafi’i pada hari ini hendaklah menjelaskan kepada masyarakat awam bahawa pendapat al-Imam al-Syafi’i dalam hal ini adalah lemah dan ditolak. Ini bimbang digunakan oleh pihak tertentu untuk tujuan keganasan.

Senarai golongan non-Muslim yang tidak boleh dibunuh semasa peperangan yang disebut dalam nas-nas sahih seperti wanita dan kanak-kanak, ahli ibadah yang sedang beribadah dalam rumah ibadah mereka, pekerja dan petani yang tidak terlibat secara langsung dengan peperangan, para perwakilan diplomatik dan lain-lain menjadi bukti bahawa sekadar kekufuran atau tidak beriman belum melayakkan seseorang itu dibunuh. Islam tetap memelihara nyawa mereka. Jika kekufuran itu punca mereka diperangi, sudah tentu golongan tersebut juga diperangi.

Oleh itu jumhur (majoriti) ulama berpendapat `illah (punca) sebenar non-Muslim diperangi bukanlah kerana akidah mereka, tetapi kerana (al-Hirabah) iaitu menzahirkan permusuhan terhadap harta dan nyawa orang Muslim disebabkan Islam yang dianuti. Maka, bagi golongan non-Muslim yang tidak melancarkan peperangan dan permusuhan mereka terhadap umat Islam, mereka tidak diperangi. Kalaulah kekufuran yang menjadi alasan tentulah sewajar semua non-Muslim itu diperangi. Inilah pendapat yang dipegang dalam Islam. Antara dalil-dalil yang dikemukakan oleh majoriti ulama ialah firman Allah dalam Surah al-Baqarah, ayat 190 (maksudnya): “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai mereka yang melampaui batas”.

Juga firman Allah dalam Surah al-Taubah ayat 13: (maksudnya): “Mengapa kamu tidak memerangi golongan yang telah mencabuli perjanjian mereka, serta mereka pula telah berazam hendak mengusir Rasulullah, dan mereka jugalah yang mula-mula memerangi kamu? Apakah kamu takutkan kepada mereka padahal hanya Allah yang berhak kamu takuti, sekiranya kamu orang-orang yang beriman”.

Juga ayat 36 daripada Surah al-Taubah:(yang bermaksud): “Perangi golongan musyrikin itu keseluruhannya seperti mana mereka mereka memerangi kamu keseluruhan”.

Semua ayat-ayat di atas adalah jelas menunjukkan peperangan yang dilancarkan ke atas mereka adalah di atas sikap dan tindakan salah yang dilakukan mereka, bukan kerana kekufuran atau akidah mereka. Ayat-ayat ini menafikan hujah para ulama mazhab al-Syafi`i dan al-Zahiri.

Bersikap Baik

Bahkan dalam Surah al-Mumtahanah ayat 8-9 begitu jelas Allah menyatakan: (maksudnya) “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana agama (kamu), dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanyalah melarang kamu daripada menjadikan teman rapat orang-orang yang memerangi kamu kerana agama (kamu), dan mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu, serta membantu (orang lain) untuk mengusir kamu. Dan (ingatlah), sesiapa yang menjadikan mereka teman rapat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

Al-Imam al-Tabari
(meninggal 310H) setelah membentang pendapat-pendapat mengenai ayat di atas, berkata: “Pendapat yang lebih tepat ialah; ayat ini bermaksud Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan adil kepada sesiapa yang tidak memerangi kamu dari kalangan penganut semua agama. Ini kerana Allah menyebutnya secara umum dengan katanya “orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana agama (kamu), dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu” merangkumi sesiapa sahaja yang bersifat demikian” (Al-Tabari, Jami’ al-Bayan ‘an Takwil Aiy al-Quran 28/66 Beirut:Dar al-Fikr).

Juga telitilah firman Allah dalam Surah al-Taubah ayat 6-7 (maksudnya):“Dan jika seseorang dari kalangan musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka berilah perlindungan kepadanya sehingga ia sempat mendengar keterangan-keterangan Allah (tentang hakikat Islam itu), kemudian hantarlah dia ke tempat yang aman. Yang demikian itu (perintah tersebut) ialah kerana mereka itu kaum yang tidak mengetahui (hakikat Islam). Bagaimanakah dapat diakui adanya perjanjian (keamanan) di sisi Allah dan RasulNya bagi orang-orang musyrikin (sedang mereka mencabulinya)? Kecuali orang-orang (musyrikin) yang kamu telah mengikat perjanjian setia dengan mereka dekat Masjid Al-Haraam. Maka selagi mereka berlaku lurus terhadap kamu, hendaklah kamu berlaku lurus pula terhadap mereka; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang bertaqwa.

Pengarang al-Jihad fi al-Islam yang merupakan tokoh Mazhab Syafi’i di Syria iaitu Said Ramadan al-Buti dalam mengulas ayat di atas, berkata: “Dari dua ayat tersebut, kita dapat fahami dengan jelas ia meyanggahi apa yang difahami oleh ulama mazhab al-Syafi`i dan al-Zahiri. Dari sini kita kemukakan kepada mereka (para ulama tersebut) soalan-soalan yang mereka tidak mungkin dapat menjawabnya, iaitu; Sekiranya `illah (punca hukum) jihad atau peperangan ialah kekufuran, sedangkan perintah Allah agar kita melindungi kaum musyrikin sepanjang tempoh mereka berada di samping kita, dengan harapan mereka mendengar ayat-ayat Allah dan beriman denganNya. Kemudian diperintahkan agar kita menghantarkan mereka ke tempat yang aman sekiranya mereka ingin pergi tanpa beriman…andainya kekufuran adalah sebab yang membawa kepada kita membunuh mereka, apakah mungkin untuk kita membantu mereka dengan perlindungan yang seperti ini, sedangkan mereka itu musyrikin? Sekiranya kekufuran mewajibkan peperangan, apakah mungkin untuk kita berurusan seperti itu dengan golongan Allah perintahkan kita memerangi mereka?. Ternyata sebab (kita dibenarkan berurusan baik dengan mereka) kerana mereka tidak menzahirkan permusuhan dan cenderung kepada perdamaian”.( Sa`id Ramadhan al-Buti, al-Jihad fi al-Islam, m.s. 99, Beirut: Dar al-Fikr)

Dengan ini jelas, jihad berlaku hanya apabila mereka menzahirkan peperangan terhadap umat Islam kerana agama. Jika non-Muslim mengkritik atau mencabar Muslim melalui saluran undang-undang dalam negara Islam itu sendiri, ataupun membantah salahguna kuasa pihak umat Islam itu tidak dianggap memusuhi umat Islam kerana agama. Bahkan itu hak yang negara Islam berikan kepada mereka.

Siapakah Kafir Harbi?

Isu kafir harbi kadangkala disebut oleh sesetengah pihak tanpa memahami maksud sebenar istilah berkenaan. Istilah harb merujuk kepada peperangan. Dalam pembahagian silam tentang jenis-jenis negara; disebut Dar al-Islam dan Dar al-Harb. Juga ditambah oleh sebahagian penulis pembahagian ketiga Dar al- ‘Ahd.

Secara ringkasnya, Dar al-Islam mempunyai tiga ciri utama; kekuasaan politik berada di tangan Muslimin, zahir padanya hukum dan syiar Islam sekalipun tidak sempurna ataupun sebahagian sahaja dan kaum Muslimin aman beramal dengan agama mereka sementara ahl-zimmah aman berdasarkan perjanjian mereka. Manakala negara-negara yang mempunyai perjanjian dengan umat Islam maka mereka adalah Dar al-‘Ahd.

Atas asas ini Dr Yusuf al-Qaradawi menyimpulkan bahawa keseluruhan negara umat Islam yang wujud pada hari ini adalah Dar al-Islam ataupun negara Islam termasuklah Malaysia. Sementara kesemua negara bukan Dar al-Islam yang berada di bawah Bangsa-Bangsa Bersatu adalah Dar al-‘Ahd termasuklah Amerika. Hanya dikategori sebagai Dar al-Harb pada masa ini ialah Negara Zionis Israel disebabkan kerana permusuhan yang zahir dan berterusan dengan umat Islam (Lihat: al-Qaradawi, Fiqh al-Jihad, Cairo: Maktabah Wahbah, ms 888-908)

Setelah memahami hal tersebut, maka dalam istilah awal, warga non-Muslim yang hidup dalam masyarakat Muslim ataupun bawah Dar al-Islam (negara Islam) dengan mengikat perjanjian kewarganegaraan disebut sebagai ahl-zimmah. Dalam konteks moden setiap yang mendapat kerakyatan dalam Dar al-Islam itu seorang zimmi, bererti yang dipelihara atau dilindungi haknya. Walaupun begitu, istilah ahl-al-zimmah itu boleh elakkan di zaman kini dengan menyebut rakyat atau warga negara non-Muslim.

Sementara kafir harbi, berdasar yang dibincang di atas ialah non-Muslim yang menolak dan menentang seruan Islam, bersekongkol dengan musuh-musuh Islam, tiada sebarang perjanjian aman dengan Dar al-Islam dan mereka tinggal di negara mereka Dar al-Harb (Lihat: ibid, ms 912).

Maka non-Muslim yang mendapat kerakyatan dan dipelihara oleh undang-undang negara Muslim, tidak dinamakan dengan kafir harbi. Sehinggalah dia tiada lagi sebarang ikatan perjanjian dengan negara Islam dan tidak dilindungi lagi oleh undang-undang negara Islam. Dengan itu rakyat Malaysia yang bukan Muslim tidak boleh dikatagorikan kafir harbi yang boleh diperangi dan halal darahnya ditumpahkan selagi mereka mempunyai ikatan hubungan dengan negara!

sumber: Malaysiakini

Thursday, January 10, 2013

BANNER DENGAN SLOGAN DARI HADIS DI JERMAN.....





Islam
adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Manusia mencintai kebersihan , keramah – tamahan dan akhlak yang baik. Islam pun mengajarkan demikian. Maka, pantas lah ada nilai – nilai yang ditiru oleh barat dari Islam.

Rabu, 09 Januari 2013, pemerintah Jerman menyebarkan banner dan sejenisnya di jalan – jalan dan lorong-lorong , yang berisikan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:


” تبسمك فس وجه اخيك صدقة
'senyumanmu kepada saudaramu adalah sedekah.'


Dalam hal ini, para pengguna jejaring sosial “Facebook” mengecam ketidak beradaan slogan – slogan tersebut di negara mereka “Kami menuntut agar jalan – jalan memiliki slogan – slogan seperti itu yang mengingatkan kita moral yang baik yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.


sumber:  zilzaal

MEMILIH BERSIKAP ZUHUD.....

Ada orang takut bila mendengar perkataan 'zuhud'. Kerana mungkin fikirnya ia perlu meninggalkan segala pekerjaannya, dan harta  bendanya, lalu hidup dengan menahan diri dari segala-galanya. Namun, benarkah begitu?  Nabi kita adalah sebaik-baik contoh....



Terlalu mudah bagi Rasulullah Saw untuk hidup sebagai seorang millioner, tapi itu tidak beliau lakukan. Rasulullah lebih memilih sebagai seorang yang zuhud.

Bukanlah seorang zuhud itu orang yang terhalang dari memperoleh gemerlap dunia, lalu mengatakan,“Sesungguhnya akhirat itu lebih baik bagiku daripada dunia.” Dia tidak akan mengatakan seperti itu kecuali kerana ia tidak mampu untuk mencapai apa yang diinginkannya dari dunia. Demikian dikatakan Profesor Rawwas Qal’ah Jie dalam kitabnya, Dirasah Tahliliyah li Syakhsiyah ar-Rasul Muhammad.

Akan tetapi, lanjut Guru Besar sebuah Universitas di Quwait itu, orang zuhud itu sebenarnya adalah orang yang dianugerahi dunia sehingga hinggap di halaman rumahnya, lalu orang tersebut berkata pada dunia tersebut, “Wahai dunia, bujuklah orang yang selain aku, aku tidak memerlukanmu, sesungguhnya yang aku perlukan adalah pahala dari sisi Tuhanku.” Lalu orang tersebut pergi menggunakan dunia itu untuk meringankan beban orang yang menderita, memberi makan orang yang lapar dan fakir.

Inilah yang telah dinyatakan Rasulullah saw melalui sabdanya:

“Zuhud dari dunia itu bukanlah dengan cara mengharamkan yang halal atau menghilangkan harta. Akan tetapi, zuhud dari dunia itu adalah hendaknya apa yang ada di tangan Allah itu kamu lebih yakini daripada apa (dunia) yang ada di tangan kamu saat ini.”

Muhammad s.a.w
telah dianugerahi dunia tetapi beliau malah meninggalkannya untuk memenuhi keperluan orang yang kekurangan kerana menginginkan pahala di sisi Allah di akhirat. Beliau dengan senang hati lebih memilih kefakiran sehingga dapat lebih mendekatkan dirinya kepada Allah swt dan lebih mengutamakan Allah SWT daripada kelazatan kehidupan di dunia.

Bukankah Allah SWT telah menjadikan seperlima ghanimah (rampasan perang) sebagai bagian darinya, sebagaimana firman-Nya:

Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Anfal : 41)

Bukankah seperlima harta fai telah dianggarkan untuk beliau, sebagaimana firman-Nya:

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya. (QS. Al Hasyr : 7)

Bukankah beliau pernah mengatakan kepada Aisyah ra, “Sesungguhnya aku telah ditawari (apakah aku menginginkan) kerikil-kerikil yang ada di Makkah dijadikan emas untukku. Maka aku katakan, ‘Tidak, wahai Tuhanku. Aku lebih menginginkan lapar sehari dan kenyang sehari.”

Prinsip Rasulullah saw dalam sikap zuhudnya adalah bahwa dunia ini merupakan tempat untuk menumpang lewat, bukan tempat tinggal sebenarnya. Manusia hanya melaluinya dalam perjalanan menuju akhirat. Jadi, siapa saja yang tertipu oleh dunia dan menganggapnya kekal maka sungguh ia telah salah duga. Kerana itu, tidaklah seorang nabi seperti Muhammad saw akan melakukan hal seperti itu (tertipu dunia).

Abdullah bin Mas’ud pernah bertutur:
Aku pernah mengunjungi Rasulullah saw, sementara beliau sedang tidur di atas pasir yang dihamparkan –atau tikar yang dijalin – yang meninggalkan bekas di punggungnya. Aku lalu berkata, “Wahai Rasulullah, andai saja kami mengambilkan untukmu alas tidur yang dapat  diletakkan antara dirimu dan tikar itu, tentu ia akan menjagamu.”

Rasulullah bersabda:

“Tidaklah aku dan dunia ini melainkan aku seperti seorang pengendara (penunggang) yang bernaung di bawah sebuah pohon untuk beristirahat lalu pergi meninggalkannya.”

Demikianlah
, Rasulullah Saw adalah seorang nabi yang zuhud, teladan sepanjang masa bagi umatnya dan kehadirannya adalah rahmat bagi sekalian alam. [shodiq ramadhan]


sumber:  suaraIslamonline

Wednesday, January 9, 2013

LARANGAN BERSANGGUL BAGI WANITA...




Semua wanita
tahu apa itu sanggul. Tetapi ramai yang tidak tahu bahawa menayang sanggul itu walaupun di sebalik tudung adalah di larang. Apakah dalil dan buktinya?

Aisyah ra berkata, “Ada seorang budak perempuan dari Anshar telah menikah, tetapi ia dalam keadaan sakit, yang menyebabkan rambutnya gugur, lalu para keluarganya ingin menyambungnya. Namun, sebelumnya mereka bertanya dulu kepada Rasulullah saw. Setelah mendengar pertanyaan itu, beliau melaknat orang yang menyambung rambut dan yang minta disambungkan. (Muttafaq alaihi)

Al-Washilah (menyambung rambut) adalah orang yang menyambung rambutnya dengan rambut lain (palsu).

Al-Mustaushilah (yang minta disambungkan) adalah wanita yang meminta orang lain untuk menyambungkan rambutnya.

Al-Imam an-Nawawi berkata, “Hadits-hadits di atas itu jelas mengharamkan sanggul, dan secara mutlak orang yang menyanggul dan yang minta disanggul akan dilaknat.” (Syarhu shahih Muslim lin-Nawawi, 4/834)

Menurut kami, pekerjaan sanggul menyanggul merupakan dosa besar (al-Kabair), kerana ada yang menunjukkan atas terlaknatnya orang yang mengerjakannya. Namun, sungguh sangat menyedihkan, bahwa perbuatan yang jelas-jelas dilarang ini justru banyak dilakukan oleh para muslimah dengan berdalih untuk menambahkan kecantikan. Padahal bersolek dan merias kecantikan itu jika untuk selain suami, maka hukumnya haram, kerana ada larangan bagi wanita untuk tidak memperlihatkan atau mempertontonkan kecantikannya di depan para lelaki. Maka wanita tidak boleh bersolek dan merias diri kecuali untuk menyenangkan suami, namun kemudian melakukan hal-hal yang diharamkan dan dilarang oleh Allah SWT.

Ada seorang wanita bertanya tentang masalah ini, apakah masalah bersanggul hanya dikhususkan pada rambut saja, atau juga menyangkut benang sutera, anyaman rambut, atau yang bukan tergolong rambut?

Jawaban atas pertanyaan di atas adalah sebagai berikut:


Larangan yang disebutkan dalam hadits-hadits tersebut memang lebih dikhususkan pada rambut saja. Maka diperbolehkan bagi wanita untuk menyambung rambutnya dengan benang sutra, anyaman rambut, dan benang wol berwarna yang bukan mirip dengan rambut, dengan syarat tidak boleh diperlihatkan di depan laki-laki asing (bukan mahramnya).

Al-Qadhi ’Iyadh rahimahullah juga mengomentari masalah ini dengan ucapannya,
“Adapun mengikat dengan benang antara sutera berwarna atau yang sejenisnya yang tidak menyerupai rambut bukan termasuk yang dilarang, kerana ia tidak disebut dengan menyambung dan itu juga bukan yang dimaksud dengan bersanggul.”

Dinukil juga dari Al-Laits bin Sa’ad ungkapan berikut,
“Larangan itu lebih dikhususkan pada rambut saja, maka tidak apa-apa menyambungnya dengan wol atau yang sejenisnya.” (Syarah shahih Muslim, 4/836)

Abu Ubaid al-Qasim bib Salam rahimahullah berkata,
“Para fuqaha (ahli fiqh) telah memberikan keringanan pada anyaman rambut dan setiap sesuatu yang disambungkan pada rambut asalkan bukan berupa rambut.” (Ahkamun Nisa’ li Ibnil-Jauziy, hal.88)

(Sumber: Amr Abdul Mun'im, 30 Larangan Agama Bagi Wanita)

dari: SuaraIslamOnline

Saturday, January 5, 2013

MENILAI AMANAT TG. HAJI HADI DENGAN ADIL...










Dr Mohd Asri Zainul Abidin
8:58AM Jan 4 2013


Isu amanat Datuk Seri Abdul Hadi Awang sedang dibangkitkan menjelang pilihan raya ke-13 ini. Walaupun amanat tersebut lebih daripada 30 tahun usianya, namun seperti biasa politik mampu membangkit-ungkit apa sahaja.

Kedua belah pihak - kerajaan dan pembangkang memakai pendekatan yang hampir sama. Cumanya, ‘kelebihan' kerajaan di negara kita ini ia menggunakan media awam demi tujuan politik kepartian.

Saya tidak pasti apakah jika pembangkang hari ini jika berkuasa akan menggunakan pendekatan yang sama ataupun tidak?

Amanat Haji Hadi itu berbunyi:



"Saudara-saudara sekelian percayalah, Kita menentang Umno, bukan kerana nama dia Umno. Kita menentang Barisan Nasional bukan kerana dia lama memerintah kerajaan. Kita menentang dia ialah kerana dia mengekalkan perlembagaan penjajah, mengekalkan undang-undang kafir, mengekalkan peraturan jahiliah.

"Oleh kerana itulah kita menentang mereka. Oleh kerana itulah kita menghadapi mereka. Oleh itulah kita cuba berlawan dengan mereka. Percayalah saudara-saudara sekalian, perjuangan kita adalah jihad, ucapan kita adalah jihad, derma kita adalah jihad.

"Bergantunglah kita kepada Allah dengan (menghadapi) puak-puak ini kerana kalau kita mati melawan puak-puak ini, mati kita adalah syahid. Mati kita adalah Islam.

"Kita tidak perlu masuk Buddha, kita tidak perlu masuk Hindu, kita tidak perlu masuk Kristian, tapi kita menjadi kafir dengan mengamalkan 'politik suku, agama suku'."


Fatwa-fatwa Pantai Timur


Saya ingin mengajak pembaca melihat isu amanat ini di luar dari kerangka fanatik kepartian, sebaliknya menelusurinya secara fakta dan rasional.

Amanat Haji Hadi itu dibuat pada tahun 1981 dalam ceramahnya pada 7 April di Kampung Banggol Peradong. Ketika itu saya masih lagi bersekolah rendah. Saya rasa bukan Abdul Hadi yang menamakannya amanat, sebaliknya ia adalah inisiatif orang PAS sendiri.

Apakah amanat ini satu-satunya punca sebahagian orang PAS mengkafirkan Umno? Saya tidak pasti. Namun kita tahu, ramai guru-guru agama yang lain yang pro-PAS juga mengkafirkan Umno. Ada sesetengah tokoh agama yang mengkafirkan Umno ketika itu kemudiannya masuk Umno dan mendapat pelbagai jawatan.

Saya sendiri
pernah berjumpa orang PAS yang mengkafirkan Umno. Bahkan saya pernah berjumpa mereka yang mengharamkan bersekolah di sekolah kerajaan kerana kononnya ‘sekular' dan seumpamanya.

Ertinya, kafir-mengkafir disebabkan perbezaan parti politik telah berlaku dalam sejarah umat Islam dalam negara ini. Fatwa-fatwa PAS terutamanya dari Pantai Timur telah mencetuskan fenomena tersebut.

YB Dr Mujahid Yusuf
, seorang ahli Parlimen PAS, tokoh reformis dalam PAS dan anak bekas presiden dan mursyidul am PAS dalam bukunya Menuju PAS Baru menghuraikan isu ketika itu dengan menyebut:

"Akibatnya berlakulah isu kafir-mengkafir di mana tanggapan bahawa menyokong Umno adalah sesuatu yang bertentangan dengan sikap Islam dan dengan sebab itu boleh jatuh kufur kerana Umno parti sekular yang menolak Islam... penghujahan atas garis-garis fikah yang premisnya adalah batas-batas kekufuran telah membawa agenda politik menjadi terlalu pekat dengan adunan ‘fatwa' sehingga PAS diheret dalam kancah ini, malah ‘Amanat Haji Hadi' telah dijadikan alasan kepada berlakunya semua kemelut ini." (ms 115. Kuala Lumpur: Malaysian Insider Sdn Bhd).

Mungkin Abdul Hadi
sendiri tidak pernah menyebut Umno kafir secara jelas, namun sikap kebanyakan tokoh PAS yang tidak menangani isu-isu mengkafir ataupun seakan membiarkan orang awam PAS mengkafirkan orang Umno sehingga berlaku dua imam, tidak makan sembelihan, tidak menjawab salam dan lain-lain ketika itu, amat mendukacitakan.




Konteks         


Dalam memahami sesuatu teks, kita wajar melihat kepada konteks. Hakikatnya, pendekatan PAS ketika itu bukanlah asing jika dilihat kepada perkembangan gerakan Islam secara keseluruhan. Pada tahun 70-an dan 80-an kebangkitan Islam berlaku di Asia. Kesedaran tentang perlunya umat Islam kembali kepada Islam dan menghapuskan unsur-unsur penjajahan kedengaran di sana-sini.

Buku tokoh-tokoh gerakan Islam di Timur Tengah menjadi menu penting para aktivis ketika itu. Buku-buku itu ditulis oleh tokoh-tokoh berkenaan dalam keadaan tekanan yang berat oleh rejim-regim Arab yang sangat zalim dan khianat.

Mereka juga biadap terhadap Allah dan rasul-Nya. Mereka yang membaca buku-buku cuba menyamakan hal tersebut dengan keadaan setempat.

Isu takfir (mengkafirkan) juga timbul di Timur Tengah sehingga mursyidul am al-Ikhwanul al-Muslimin menulis buku Du‘aah La Qudah (Pendakwah Bukan Hakim) bagi tujuan menangani isu ini.

Fatwa-fatwa ulama juga dibaca kepada masyarakat. Antaranya, fatwa Mufti Saudi masa itu al-Sheikh ‘Abd al-‘Aziz ‘Abdillah bin Baz yang menyenaraikan perkara-perkara yang membatalkan Islam, dalam erti kata lain menjadikan seseorang kafir.

Abdul Hadi ketika itu antara yang mempopularkannya. Dalam fatwa itu antaranya menyebut:

"Berkeyakinan bahawa selain tuntutan Nabi Muhammad SAW itu lebih sempurna, atau berkeyakinan bahawa selain ketentuan hukum beliau itu lebih baik, sebagaimana mereka yang mengutamakan aturan-aturan manusia yang melampaui batas lagi menyimpan dari hukum Allah (aturan-aturan taghut), dan mengetepikan hukum Rasulullah SAW, maka yang berkeyakinan seperti ini adalah kafir.

"Sebagai contoh: Berkeyakinan bahawa aturan-aturan dan perundangan yang diciptakan manusia lebih utama daripada syariat Islam, atau berkeyakinan bahawa aturan Islam tidak tepat untuk diterapkan pada abad kedua puluh ini, atau berkeyakinan bahawa Islam adalah sebab kemunduran kaum Muslimin, atau berkeyakinan bahawa Islam itu terbatas dalam mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya saja, tidak mengatur urusan segi kehidupan lain.

"Berpendapat bahawa melaksanakan hukum Allah dalam memotong tangan pencuri, atau merejam pelaku zina yang telah kahwin (muhsan), tidak sesuai lagi di masa kini...."

Walaupun ini hanyalah kaedah umum yang perlukan perbahasan dan perinciannya, malangnya kalangan orang PAS ketika itu telah menggunakannya ketika secara ‘borong' untuk mengkafirkan setiap penyokong Umno.

Ia disuburkan lagi dengan kuliah-kuliah agama PAS yang menegaskan persoalan ini tanpa perbahasan yang mencukupi. Menerangkan tentang batasan iman dan kufur adalah suatu kewajipan, namun mengkafirkan individu memerlukan penelitian dan kecermatan.

Suatu perkara
yang tidak boleh disembunyikan juga, Umno pada era 70-an dan 80-an bukanlah seperti Umno hari ini. Ucapan-ucapan yang tidak selaras dengan Islam, ataupun dengan seakan menghina Islam kadang-kala kedengaran di sana-sini. Proses Islamisasi dalam Umno belum berlaku ketika itu.

Sikap angkuh dan dominasi yang melampau juga wujud. Orang PAS dapat merasai sikap tidak adil kepada mereka, bermula dari JKKK di kampung sehingga ke atas.

Ini menyuburkan lagi kecenderungan menghukum Umno dengan fatwa-fatwa yang keras. Ini tidaklah menghalalkan PAS mengkafirkan keseluruhan Umno, namun itulah realiti ketika itu. Sikap Umno ketika itu juga menyumbang kepada keadaan itu.

Pada masa tersebut kematangan PAS dan gerakan Islam yang lain juga amat terhad. Mereka belum ada pengalaman pemerintahan. Bahkan saya percaya, Abdul Hadi ketika itu tidak begitu mendalami hakikat Perlembagaan Malaysia seperti hari ini.

Hari ini jika kita membaca Mujahid menulis dalam bukunya Rejuvenasi PAS, beliau membincangkan tajuk ‘Islam Dalam Kerangka Perlembagaan', kita mendapati tokoh PAS ini melihat perlembagaan dengan harmoni yang mempunyai ruang untuk Islam. Hal ini 30 tahun lepas tidak pernah diungkapkan dalam PAS.

Ulama Umno juga mesti dikritik


PAS hari ini saya lihat banyak berubah. Saya percaya sudah ramai yang tidak beriktikad seperti Amanat Hadi termasuk diri Abdul Hadi sendiri. Jika PAS masih berpegang dengan Amanah lama Hadi itu, bererti mereka mengkafirkan diri sendiri dan rakan-rakan mereka dalam Pakatan Rakyat yang menerima dan mengiktiraf perlembagaan.


Sekalipun tiada penarikan rasmi, tetapi secara praktikal seakan penarikan telah dibuat. Pendekatan PAS sudah banyak yang berbeza. Kita harapkan semua pihak tidak melihat Islam dari kaca mata politik semata, Islam jauh lebih luas dari politik kepartian.

Namun, ini tidak bererti kita memandang ringan isu kafir-mengkafir. Jika terbukti masih ada orang PAS yang mengkafirkan Umno maka Abdul Hadi patut tampil menjelaskan kekeliruan mereka. Oleh kerana beliau diserang tanpa diberikan peluang menerang, maka itu sesuatu yang tidak adil.

Pihak media patut memberikan ruang yang mencukupi untuk beliau membuat penerangannya dalam media awam khususnya RTM. Mungkin ada perkara yang kita terlepas pandang.

Di samping PAS, jangan lupa dalam Umno juga ada yang ‘kaki pengkafir dan penyesat' orang lain. Seorang dua guru pondok yang masuk Umno, ada yang menghukum akidah menteri besar Kelantan sesat bahkan kufur.

Di Arab Saudi, tokoh penghukum sesat umat iaitu al-Madkhali terkenal menyesatkan begitu ramai tokoh-tokoh ilmuwan Islam dan aktivis umat.

Golongan ulama muda Umno amat terpengaruh dengan aliran ini maka kita boleh tonton dalam Internet dan tulisan mereka di akhbar menyesatkan tokoh-tokoh seperti Hasan al-Banna, Syed Qutb, Muhammad al-Ghazali, al-Qaradawi dan lain-lain. Ini juga mesti dikritik.

Media-media Umno juga kebelakangan ini sering menjadikan isu akidah sebagai isu politik seperti yang PAS lakukan dalam era 80-an. Umno hendaklah berhati-hati, jangan ulangi perkara yang sama. Umno hari ini seakan menuju PAS era Amanat Hadi.


Kembali pada politik membina negara


Maka kita tegaskan, bahawa kafir-mengkafir, ataupun sekadar sesat menyesat atas perbezaan parti satu kesalahan yang besar.

Nabi SAW bersabda: "Sesiapa yang memanggil orang lain dengan ‘kafir' atau ‘musuh Allah' sedang dia tidak begitu, maka tuduhan itu kembali kepadanya (penuduh)." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Syeikh al-Islam Ibn Taimiyyah
menyebut dalam Majmu‘at al-Fatawa:

"Sebetulnya, sesiapa yang berijtihad dalam kalangan umat Muhammad SAW dengan tujuan mencari kebenaran lalu tersilap, dia tidak kafir. Bahkan diampunkan kesilapannya. Sesiapa yang telah nyata kepadanya apa yang datang dari Rasulullah SAW, lalu dia menentang setelah terang untuknya petunjuk lalu dia mengikut selain jalan kaum mukminin, maka dia kafir.

"Sesiapa yang mengikut nafsu, kurang mencari kebenaran serta bercakap tanpa ilmu maka dia pemaksiat dan berdosa. Boleh jadi dia fasik, ataupun baginya kebaikan-kebaikan lain yang lebih banyak dari kesalahannya. Bukan semua yang bersalah, berbuat bidaah, jahil ataupun sesat itu menjadi kafir, bahkan mungkin tidak fasik dan tidak berdosa."

Semua pihak hendaklah berhenti memainkan isu kafir-mengkafir. Kembali kepada politik yang dapat membina negara.

Sumber : malaysiakini

Wednesday, January 2, 2013

HIKMAH LARANGAN HUBUNGAN INTIM SEMASA HAIDH....

Sahabat yang di kasihi sekalian,

Ada beberapa  hal dalam hidup berumahtangga yang perlu /wajib diketahui oleh pasangan suami -isteri. Baik yang baru , akan atau yang telah lama hidup berumahtangga.  Ini bukan saja bagi mengelakkan dari melanggar larangan Allah, namun disebaliknya dapat memelihara kesihatan suami-isteri.
 




Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”(QS. Al-Baqarah: 222)


Mukjizat al-Qur’an tidak terbatas pada keindahan estetika dan strukturnya yang tepat. Tapi, juga mencakupi 

 pada masalah-masalah seksual (hubungan suami isteri). Lebih dari itu, mukjizatnya tampak pada masalah-masalah preventif medik, sebagaimana ilmu kedoktoran menganjurkan agar menghindari berhubungan intim dengan wanita (isteri) dalam keadaan haid. Hal ini disebabkan dinding kulit vagina pada waktu haid lebih sensitif.

Sehingga, bila tetap dipaksakan melakukan hubungan badan (intim) akan terasa sangat pedih, terluka dan dinding vagina terasa terkelupas. Akibatnya, daya tahan (imuniti) dari virus pun sangat lemah. Akhirnya, menjadi tempat bersarangnya bakteria, kerana darah merupakan tempat yang paling subur untuk berkembang biaknya.

Oleh kerana itu, melakukan hubungan seksual pada waktu haid dilarang. Sebabnya, masa itu sangat rawan akan penyakit dan bakteria mudah menyerang rahim yang sedang dalam kondisi lemah (Dr. Muhammad ‘Abdullah Syarqawi, al-Mahidh baina Isyaarati al-Qur’an wa Haqaaiqi ath-Thibb,majalah Al-Wa’yu al-Islami, edisi Mei 1985).

Ketika  itu daya tahan (imuniti) rahim tidak berfungsi sehingga bakteria tumbuh subur, bahkan penyakit itu dapat menyebar ke leher rahim, sehingga dapat menutup salurannya yang memberi kesan  pada proses pembuahan ke rahim. Yang demikian itu akan mengakibatkan kemandulan dan kehamilan di luar rahim.

Selain itu, rasa sakit yang ditimbulkan sangat parah, juga dapat mengakibatkan pecahnya rahim. Sehingga darah akan menyebar ke sekitar perut, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kadangkala menyebar ke saluran kencing, sehingga bahkan merebak  ke alat salurannya. Boleh  jadi hal ini mengakibatkan serangan kanser pada mulut rahim. Sedangkan, penderita laki-laki akan mengalami rasa sakit yang parah, bakteria akan menigkat semakin banyak jumlahnya, dan rasa nyilu  pada saluran kencing.

Penyakit ini sangat berpengaruh pada kejiwaan dan fizik penderita wanita. Kejiwaannya menyimpang serta mengalami depresi dan penurunan mental. Sehingga, kedaan jiwanya menjadi tidak normal yang dapat berpengaruh pada kondisi fiziknya. Akibatnya, dapat menurunkan daya seksualnya dan bahkan boleh  berakibat impotensi sehingga dapat mengganggu hubungan suami-isteri yang pada akhirnya berakibat depresi, fiziknya pun menjadi lemah.

Oleh kerananya, seorang isteri dalam keadaan seperti ini,  bila melayani suaminya dianggap tidak mempunyai hasrat terhadap suaminya. Sehingga, akan mengakibatkan terputusnya tali kasih sayang di antara keduanya, bila suami tidak mengerti keadaan fizik dan kejiwaan si isteri.

Dengan demikian, kita lihat bahwa syari’at (hukum/aturan) Islam yang tertuang dalam ayat yang disebutkan di atas merupakan pelopor ilmu pengetahuan yang sedang meniti jalannya. Hal ini juga menunjukkan mukjizat dari ayat tersebut.

(Sumber:الإعجاز العلمي في الإسلام والقرآن الكريم oleh Muhammad Kamil ‘Abdush Shomad, edisi Indonesia penerbit Akbar hal.278-279 dengan sedikit perubahan. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)

via: zilzaal