Wednesday, June 26, 2013

10 FITNAH (UIJIAN) AGAMA DI FACEBOOK...



Facebook dan beberapa media sosial  sudah menjadi keperluan asas  bagi sebahagian orang. Bagi mereka sehari saja tidak membuka facebook seakan-akan ada yang kurang sekali dalam kehidupan. Alhamdulillah jika bijak, maka facebook dan media sosial boleh  sangat bermanfaat bagi agama dan masyarakat.

Berikut 10 fitnah dan ujian agama yang sering terjadi bagi pengguna facebook:



1.Fitnah berlainan jantina


Di facebook dan dunia maya orang-orang bebas berinteraksi dan bermuamalah. Bagi mereka yang peduli dengan batasan syariat maka mereka akan patuh dengan aturan syariat iaitu membatasi dan meminimakan interaksi lawan jenis yang bukan mahram, berinteraksi jika ada keperluan yang mendesak saja. Nah di dunia nyata mungkin mereka akan malu dan tidak berani akan tetapi di dunia maya lebih mudah dan tersembunyi.



Fitnah tersebut boleh  jadi virus merah jambu, panah cinta dan racun  asmara yang boleh  membuat mengganggu fikiran dan agama seseorang. Fitnah yang lainnya lagi berupa penipuan yang berakhir perceraian dan kerosakan rumah tangga, ada juga kita  dengar berita seorang wanita yang diperkosa oleh teman facebooknya setelah janjian bertemu, dan berbagai kes lainnya.


Yang berkata mengenai bahaya fitnah lawan jenis bukan siapa-siapa tetapi Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang berkata, beliau bersabda,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cubaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki iaitu (fitnah) wanita.”


Wanita pun demikian, ia saudara kandung laki-laki memiliki perasaan yang sama, memiliki keperluan yang sama, lebih-lebih ditambah buaian pujian dan janji angan-angan dari laki-laki.

Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إنما النساء شقائق الرجال

“Sesungguhnya wanita itu saudara kandung laki-laki.”



2.Fitnah gambar dan pandangan

Di facebok dan dunia maya, gambar-gambar begitu mudahnya didapati dan terlihat. Pandangan yang boleh  memacu syahwat dan melemahkan hati dan iman. Misalnya di facebook ada gambar-gambar para wanita atau akhwat yang menayangkan  foto mereka (entah asli atau sudah diedit), bagi laki-laki yang saat itu imannya tidak kuat, mereka boleh  saja menikmati gambar tersebut, bagi yang sudah mempunyai isteri maka mereka akan membanding-bandingkan sehingga tidak qanaah dan bersyukur dengan apa yang ada pada isteri mereka bahkan rasa sayang akan  berubah menjadi sikap kasar.


Belum lagi gambar-gambat iklan di sebelah  kanan facebook yang gambar dan judulnya membuat laki-laki tergoda untuk membukanya dan memang hal itu disengaja agar meningkatkan kunjungan ke laman  mereka.


Bahaya pandangan yang haram sudah diingatkan oleh syariat dan memang jika terkena hanya kenikmataan sesaat yang berakhir penyesalan dan ketidaktenangan hati bagi mereka yang berjiwa hanif.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Ali,

يَا عَلِىُّ لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ

“Wahai `Ali, Janganlah kamu ikuti pandangan (pertama) itu dengan pandangan (berikutnya). Pandangan (pertama) itu boleh buat kamu, tapi tidak dengan pandangan selanjutnya.”


Beliau juga bersabda,

النظر إلى محاسن المرأة سهم من سهام إبليس مسموم,  فمن صرف بصره عنها رزقه الله تعالى عبادة يجد حلاوتها

“Memandang kecantikan seorang wanita adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan pandangan  darinya, maka Allah akan memberikan di dalam hatinya sebuah kelazatan sampai pada hari Kiamat.”



3.Tidak amanah ilmiah

Alahmdulillah facebook dan media sosial lainnya  menjadi medium untuk berlumba-lumba menyebarkan kebaikan. Ada yang sering share status nasihat dan share note. Akan tetapi terkadang amanat ilmiah kurang diperhatikan dalam hal ini. Ada yang sering atau bahkan setiap hari membuat note tentang agama dengan cara copy-paste akan tetapi ia tidak mencantumkan sumbernya, atau ia sekadar komentar sedikit kemudian menisbatkan tulisan tersebut pada dirinya.


Hal ini dapat  kita ketahui ketika ada seseorang yang kecewa ketika tulisan yang ia susun kemudian di posting dalam bentuk note oleh orang lain, kemudian yang membuat note mengaku bahwa ini adalah karyanya. Setelah ditelusuri dan di'track', caranya dengan memblok satu paragraf tulisan yang ia copy  kemudian kita paste di mesin pencari misalnya google. Maka akan keluar bahwa note yang ia buat tiap hari bersumber dari situs dan blog tertentu.

Ini adalah fitnah dalam agama, ujian yang lebih parah dari orang yang ingin dipuji manusia, riya’ dan sombong dengan ilmu agamanya, akan tetapi orang seperti ini –wal’iyadzu billah- ingin dipuji dan riya’ bukan kerana ilmunya akan tetapi dengan membohongi.


Orang yang berilmu agama kerana ingin dipuji manusia hukumannya keras di akhirat dan termasuk orang yang paling pertama diadili kemudian dicampakkan dalam api neraka.

Dari Abi Hurairah Radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ : إِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ …وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأََ اْلقُرْآنَ فَأُُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْآنَ, قَالَ:كَذَبْتَ, وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ وَقَرَأْتَ اْلقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِىءٌٌ ، فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ,


“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah… Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah kerana engkau.‘ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. “


Jika mereka yang berilmu kerana ingin dipuji saja seperti ini apalagi yang mengaku-ngaku berilmu membohongi dengan modal copy-paste tulisan orang lain?


4.Fenomena “Mendadak ustaz” dan “ustaz  google”

Awalnya mungkin boleh  jadi niatnya tulus dan ikhlas ingin meyebarkan ilmu agama melalui  facebook dan media sosial. Akhirnya beberapa orang awam menilai ia adalah seorang yang berilmu dan seorang ustaz yang boleh  menjadi rujukan masalah agama. Padahal beberapa tulisan dan status yang ia buat awalnya copy-paste. Ia tidak belajar ilmu ushul dan tidak mempunyai dasar ilmu agama yang kuat. Akan tetapi gelar “ustaz” yang disematkan pada dirinya serta pujian orang awam membuat ia lupa dan terfitnahlah agamanya.


“jazakallahu khair atas ilmunya ustaz”

“syukron ustaz”

“sangat bermanfaat ustaz”

Itulah komentar-komentar berupa pujian yang boleh  menjadi fitnah bagi dirinya. Sehingga jika ada yang bertanya pada ia –dengan keterbatasan ilmunya- ia tidak mahu  menjawab “tidak tahu”. Akan tetapi ia mencari jawabannya di mesin pencari seperti google, kemudian baru ia berfatwa. Padahal jelas belum tentu rujukan yang ia dapat benar, belum tentu kesimpulan yang ia ambil benar dan belum tentu ia tahu ternyata ada pendapat lain dalam masalah tersebut.


Semoga kita dilindungi dari hal ini. Kerana hal ini termasuk berkata-kata atas nama Allah tanpa Ilmu yang merupakan dosa terbesar bahkan dosanya di atas kesyirikan.


Allah Subhana wa Ta’ala berfirman,

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ


“Katakanlah, “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (Al A’raf [7] : 33)



5.Debat  masalah agama

Ini juga sering terjadi di dunia maya bagi mereka yang kurang berilmu dan kurang imannya. Berdebat baik masalah agama atau masalah dunia.

Dunia maya adalah wadah yang aman bagi mereka yang berjiwa kerdil dan pengecut. Terkadang juga debat disertai kata-kata kasar dan tidak layak bahkan akan sampai memutuskan  bid’ah dan sesat bahkan kafir. Hal ini membuang-buang waktu dan tidak bermanfaat apalagi lawan debatnya adalah orang yang bodoh, maka bagaimanapun ia akan kalah dan tidak ada jalan keluar.

Sebaiknya hal ini dihindari dan langsung menutup diri atau keluar jika ada yang mulai mengajak. Kerana sebagai seorang muslim niat kita adalah menasihati dengan cara yang baik. Jika diterima Alhamdulillah, jika tidak diterima maka ia masih saudara kita seagama yang berhak mendapatkan hak-hak persaudaraan bukan terus  dianggap musuh dan tiada ampun.

Hal ini sudah peringatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوْا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوْا الْجَدَلَ، ثُمَّ قَرَأَ : مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً

“Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah kecuali yang suka berdebat, kemudian beliau membaca (ayat) “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja””

Imam Asy-Syafi rahimahullah berkata,

الْمِرَاءُ فِي الْعِلْمِ يُقَسِّي الْقُلُوبَ وَيُوَرِّثُ الضَّغَائِنَ .

“Berdebat dalam ilmu akan membuat keras hati dan mewariskan dendam.”

6.Ketagihan  facebook dan membuang-buang waktu


Mungkin gambaran ketagihannya seperti ini:

-Setelah sholat subuh terus buka laptop kemudian login, membuka-buka status yang sudah di update tadi malam (padahal statusnya kurang bermanfaat, sekadar berlawak atau main-main)

-Kemudian di tempat kerja, ada waktu rehat  sedikit, langsung buka facebook, update status saat kerja, terkadang status mengeluh dengan pekerjaan, membicarakan atasan, membicarakan hal-hal yang kurang penting

-sore hari setelah istirahat juga langsung buka facebook lagi, mencari-cari berita terbaru dari link-link yang ada, awalnya berniat membuka link-link bermanfaat, akan tetapi ada juga yang friend yang menaruh link kurang bermanfaat, rasa ingin tahu  muncul akhirnya sibuk dengan hal yang kurang bermanfaat. Atau akhirnya terlalu sibuk mengikuti perkembangan politik dan artis. “kes ini, kes itu, skandal ini, skandal itu”. Boleh sekadar tahu tetapi terkadang kita terjerumus rasa ingin tahu  akhirnya terlalu mengikuti dan lalai. Padahal jika mendengar hal2  tersebut kebanyakan kita sakit hati dengan kes2 korupsi, ketidakadilan hukum dan kriminal yang telalu bebas disiarkan.

-magribnya juga terkadang ada saja yang buka update status

-kemudian ba’da isya menjelang tidur, buka facebook lagi, mencurahkan perasaan , kejadian dan pengalaman selama sehari, terkadang status yang dapat  menghapus pahala kita kerana riya’, seperti kita sudah melakukan ibadah ini dan itu, baru selesai buka puasa sunah dan lain-lainnya.

Jika seperti ini, bila  kita menuntut ilmu, berdakwah, waktu untuk keluarga, bersosialisasi dengan masyarakat dan beramal. Memang berniat menuntut ilmu di dunia maya, tetapi menuntut ilmu di dunia nyata waktunya harus lebih banyak, jelas berbeda keutamaannya menghadiri majlis ilmu. Memang berniat berdakwah didunia maya, tetapi  berdakwah didunia nyata nisbahnya harus lebih besar, kepada orang tua, kerabat dan lain-lain.

Hal ini buang-buang waktu, padahal waktu sangat berharga.

Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sihat dan nikmat waktu terluang”.

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,

ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ.

“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”

Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,

أدركت أقواما كان أحدهم أشح على عمره منه على درهمه

“aku menjumpai beberapa kaum, salah satu dari mereka lebih kikir terhadap umurnya (waktunya) dari pada dirham (harta) mereka”

7. Masbuk (ketinggalan shalat berjamaah) sibuk facebook


Inilah fitnah facebook, keasyikan bermain-main dan berbual  atau membuka berbgai  link membuat lupa dan lalai untuk shalat, sering menunda shalat berjamaah di masjid padahal adzan bahkan iqamat telah dikumandangakn. Begitu besar godaan syaitan untuk menggoda, padahal shalat adalah tiang agama dan amalan yang pertama kali dihisab, jika baik maka baiklah seluruh amalnya dan sebaliknya. Begitu besar juga keutamaan bersegera ke masjid.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,                                                                                 

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِى التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ

“Jikalau orang-orang mengetahui apa yang ada di dalam mengumandangkan adzan dan shaf pertama (berupa pahala), kemudian mereka tidak mendapatkan (orang yang berhak atas itu) kecuali mereka berundi atasnya, maka niscaya mereka berundi, dan jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam bersegera pergi ke masjid (berupa pahala), maka mereka niscaya akan berlumba-lumba kepadanya”

Dan lihat juga teladan ulama kita,

Waki’ bin Al-Jarrah rahimahullahu Berkata,

قَالَ وَكِيْعُ بنُ الجَرَّاحِ: كَانَ الأَعْمَشُ قَرِيْباً مِنْ سَبْعِيْنَ سَنَةً لَمْ تَفُتْهُ التَّكْبِيْرَةُ الأُوْلَى.

“Al-A’masy  ketika mendekati umur 70 tahun namun tidak pernah tertinggal takbir pertama [takbiratul ihram shalat berjamaah].”

Muhammad bin Sama’ah rahimahullahu berkata,

عن محمد بن سماعه قال مكثت أربعين سنة لم تفتني التكبيرة الأولى إلا يوما واحدا ماتت فيه أمي ففاتتني صلاة واحدة في جماعة فقمت فصليت خمسا وعشرين صلاة أريد بذلك التضعيف

“Saya tinggal selama 40 tahun tidak pernah luput dari takbir pertama melainkan satu hari saja iaitu hari ketika Ibuku meninggal maka luput dari saya satu shalat berjamaah, kemudian saya shalat sebanyak 25 kali kerana menginginkan dilipatgandakan [pahala]…”

8.Ruang  Cari jodoh dan ta’aruf yang tidak syar’i


Dunia  maya adalah jalan yang paling aman bagi mereka yang mencari jodoh tidak pada jalurnya yang tepat. Atau dimanfaatkan bagi mereka yang sekadar ingin bermain “bara api cinta” padahal tidak ada tujuan menikah. Jadilah pacaran bertopeng ta’aruf atau TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Dunia maya bukan tempat yang bagus untuk mencari jodoh kerana peribadi, sikap dan ilmu agamanya belum tentu nyata dan sama di dunia yang sebenarnya.

9.Sering update status nasihat tetapi tidak berusaha dilaksanakan


Sebagian ada orang yang sering membagikan nasihat dan status ilmu agama, baik dari dirinya atau share dari status orang lain. Akan tetapi ia tidak berusaha melakukan nasehat tersebut, bahkan ia yang melakukan berbagai larangan dalam nasihat tersebut. Sudah banyak sekali nasihat yang ia nasihatkan kepada orang lain akan tetapi ia lupa dengan dirinya sendiri.

Semoga Allah melindungi kita dari hal seperti ini. Kerana hal ini ancamannya besar dan keras.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Hal (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Ash-Shaff: 3)

10.Malas  dan lalai menuntut ilmu agama di majlis ilmu dunia nyata

Banyaknya cara  untuk mendapatkan ilmu di dunia maya membuat orang merasa cukup. Banyak tulisan-tulisan di web dan blog, tinggal mencari kata kunci maka yang ingin dicari akan didapatkan. Begitu juga dengan link-link kajian dan rakaman kajian membuat orang merasa malas dan mencukupkan diri dengan menuntut ilmu agama di dunia maya.

Padahal menunutu ilmu agama total di dunia maya berbahaya bagi mereka yang pemula dan tidak punya dasar ilmu agama yang baik dan benar. Kemudian berbagai macam keutamaan menghadiri majlis ilmu langsung, bertemu dengan teman yang shalih dan shalihah atau melihat akhlak ustadz atau guru. Maka ini tidak kita dapati di dunia maya.

1 comment:

  1. Assalamualaikum...JazakauLLAH hu hoiran...ana telah share dalam Facebook ana.....

    ReplyDelete