Penemuan ilmiah terbaru di Norwegia menyingkap, rutin kerja malam di kalangan wanita berkarier boleh menambah bahaya di serang kanser bagi mereka, khususnya kanser payudara.
Penemuan tersebut menganalisis beberapa kumpulan wanita yang terkena kanser di Norwegia selama 5 dekad lalu. Dari penemuan itu disimpulkan, banyak faktor yang ikut serta dalam menyebabkan terjadinya penyakit tersebut (di luar faktor-faktor keturunan atau yang berkenaan dengan kesuburan dan usia), khususnya setelah proses kelahiran pertama bagi kaum wanita.
Analisis itu menjelaskan, hampir 15% wanita yang diserang penyakit kanser payudara pernah bekerja pada jam-jam malam atau masa-masa pergantian antara siang dan malam.
Seorang peneliti wanita yang melakukan penemuan tersebut memantau kondisi para perawat yang bekerja pada jam-jam malam, wanita-wanita yang bekerja di bagian rontgen (radiasi ion) ,wanita-wanita yang dalam setiap aktivitinnya selalu berinteraksi dengan ‘kawasan-kawasan magnetik’ atau pun mereka yang tinggal di tempat-tempat yang dekat dengan arus letrik bervoltan tinggi .
Dalam pemantauannya, peneliti itu menemukan kelompok-kelompok wanita tersebut lah yang paling banyak mengalami risiko diserang penyakit kanser payudara. Ia menegaskan, kelompok wanita yang paling sedikit mengalami kanser payudara adalah wanita-wanita yang mengalami kebutaan (tuna netra).
Lebih jauh peneliti Norwegia itu menyimpulkan , wanita-wanita yang bekerja pada malam hari sepanjang waktu selalu berinteraksi dengan sinar yang menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh untuk memproduksi hormon ‘Milanonin’ yang terbentuk pada malam hari ketika sedang tidur. Hormon inilah yang berfungsi menjaga sel-sel tubuh dan pori-pori melawan kanser dan kesan negatif sinar tersebut.
Seperti yang sudah terbukti secara medis, intensiti astrogen akan meningkat ketika intensity milanonin berkurang sehingga mengakibatkan diserang penyakit kanser payudara.
Inilah salah satu sisi mukjizat ilmiah dari firman Allah SWT, “Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS.an-Naba’:11)
Penemuan tersebut menganalisis beberapa kumpulan wanita yang terkena kanser di Norwegia selama 5 dekad lalu. Dari penemuan itu disimpulkan, banyak faktor yang ikut serta dalam menyebabkan terjadinya penyakit tersebut (di luar faktor-faktor keturunan atau yang berkenaan dengan kesuburan dan usia), khususnya setelah proses kelahiran pertama bagi kaum wanita.
Analisis itu menjelaskan, hampir 15% wanita yang diserang penyakit kanser payudara pernah bekerja pada jam-jam malam atau masa-masa pergantian antara siang dan malam.
Seorang peneliti wanita yang melakukan penemuan tersebut memantau kondisi para perawat yang bekerja pada jam-jam malam, wanita-wanita yang bekerja di bagian rontgen (radiasi ion) ,wanita-wanita yang dalam setiap aktivitinnya selalu berinteraksi dengan ‘kawasan-kawasan magnetik’ atau pun mereka yang tinggal di tempat-tempat yang dekat dengan arus letrik bervoltan tinggi .
Dalam pemantauannya, peneliti itu menemukan kelompok-kelompok wanita tersebut lah yang paling banyak mengalami risiko diserang penyakit kanser payudara. Ia menegaskan, kelompok wanita yang paling sedikit mengalami kanser payudara adalah wanita-wanita yang mengalami kebutaan (tuna netra).
Lebih jauh peneliti Norwegia itu menyimpulkan , wanita-wanita yang bekerja pada malam hari sepanjang waktu selalu berinteraksi dengan sinar yang menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh untuk memproduksi hormon ‘Milanonin’ yang terbentuk pada malam hari ketika sedang tidur. Hormon inilah yang berfungsi menjaga sel-sel tubuh dan pori-pori melawan kanser dan kesan negatif sinar tersebut.
Seperti yang sudah terbukti secara medis, intensiti astrogen akan meningkat ketika intensity milanonin berkurang sehingga mengakibatkan diserang penyakit kanser payudara.
Inilah salah satu sisi mukjizat ilmiah dari firman Allah SWT, “Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS.an-Naba’:11)
Subhaanallah!!
(Sumber: Majalah ‘Hooryea, volume III, Dzulhijjah 1426, hal.7)
No comments:
Post a Comment